Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Managing Training & Development
Disusun Oleh :
( 1418104010)
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
PERAN MSDM
Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Suksesnya suatu Organisasi
Tingkat efektivitas manajemen Sumber Daya Manusia dipandang mempengaruhi kinerja
suatu organisasi. Mathis dan Jackson memberikan comtoh perusahaan General Electrik dan GE
Fanuc (Perusahaan yang memproduksi otomatisasi pabrik dan kontrol). Pada awalnya
perusahaan tersebut memanfaatkan departemen Sumberdaya Manusia sebagai pendukung
utama kegiatan administrasi perusahaan, kemudian melakukan restrukturasi dan desentralisasi
untuk pengenalan manajer Sumber Daya Manusia dengan menempatkan Manajer Sumber
Daya Manusia pada setiap fungsi perusahaan. Dengan sistem tersebut, Manajer Sumber Daya
Manusia ikut berperan dalam pengembangan straregi usaha dan menjadikan dimensi Sumber
Daya Manusia sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Mathis dan Jackson menyebutkan tugas manajer Sumber Daya Manusia memiliki tugas
mengkontribusikan keputusan mengenai alur pekerjaan, produksi, penjadwalan, dan keputusan
lain yang menyangkut produksi. Oleh karena itu, seorang Manajer Sumber Daya Manusia harus
memiliki kredibilitas dari tenaga kerjanya.
Mathis menjelaskan diperusahaan tersebut seorang manajer dan supervisor yang dapat
dihilangkan kemudian ditawarkan promosi, pindah jabatan atau pensiun dini, juga dijanjikan
memperoleh pembagian keuntungan dari hasil usaha. Hasilnya, pendapatan perusahaan
tersebut meningkat dan angka keluar-masuk tenaga kerja rendah. Selain itu, dengan
memberikan kesempatan tumbuh dan belajar untuk semua tenaga kerja mendorong kesuksesan
perusahaan. Dengan program dari Manajer Sumber Daya Manusia dalam perusahaan mampu
meningkatkan daya saing dan kesuksesan bagi perusahaan. Dengan demikian, peranan Manajer
Sumber Daya Manusia penting untuk mensukseskan perusahaan atau organisasi.
Sumber Daya Manusia semakin besar peranannya bagi kesuksesan organisasi, maka kini
keunggulan “manusia” semakin bersaing. Hal ini membuat tantangan dalam lingkungan
Manajer Sumber Daya Manusia. Dalam buku ini dijelaskan tantangan-tantangan Manajer
Sumber Daya Manusiadari penelitian Hudson Institur dalam Workforce 2020, yakni terdiri dari
empat hal:
Perekonomian dan perkembangan Teknologi
Di Amerika Serikat terjadi perubahan pola ketenagakerjaan dari bidang manufaktur dan
pertanian menjadi bidang industri jenis pelayanan dan telekomunikasi. Ini mengartikan
terdapat perusahaan yang mengurangi, menarik, dan mempertahankan tenaga kerja yang
kemampuan semula tidak diperlukan sebelumnya. Bahkan beberapa perusahaan menghentikan
kegiatan pekerjaan sebelumnya dan beradaptasi dalam manajemen dan meningkatkan
produktivitas, serta menekan biaya upah tenaga kerja untuk mampu bersaing. Ditambah pula
dengan eksistensi internet yang menjadi daya tarik masyarakat di bidang teknologi informasi
telah memaksa perusahaan melakukan perubahan secara keseluruhan.
Perubahan pola ketenaga kerjaan ini berdampak pergeseran jenis pekerjaan,
yakni merosotnya jumlah dan lapangan pekerjaan di bidang manufaktur dan meningkatnya
pertumbuhan jenis pekerjaan bidang teknologi informasi. Hal ini dipengaruhi globalisasi dalam
bidang ekonomi yang saat ini lebih ekstensif sehingga produksi dan transportasi dapat
dikoordinasikan secara lebih luas.
Restrukturisasi Organisasi
Untuk memiloki daya saing, beberapa perusahaan melakukan restrukturisasi, merger, dan
akuisisi. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh manajer Sumber Daya Manusia atas
restrukturisasi organisasi adalah berhubungan denan konsekuensipada perubahan manusianya.
Pada saat perusahaan besar mengurangi jumlah tenaga kerja, banyak perusahaan kecil yang
terus menciptakan tenaga kerja.
Sasaran menejemen Sumber Daya Manusia adalah meningkatkan nilai Sumber Daya
Manusia. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia adalah dengan mendayagunakan semua
bakat tenaga keja yang ada dalam organisasi dan menarik orang-orang terbaik di luar organisasi.
Praktisi Sumber Daya Manusia harus mampu meyakinkan tenaga kerja tidak melihat latar
belakang mereka dan menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas mereka.
Praktisi Sumber Daya Manusia berperan sebagai kontributor strategis yang menyediakan
psokan tenaga kerja yang cukup dengn kapabilitas yang diperlukan. Jika terjadi kurangnya
kemampuan tenaga kerja maka akan menurunkan keunggulan daya saing mereka.
PERMINTAAN SDM
Perencanaan SDM sering hanya diartikan sebagai kegiatan penentuan jumlah dan jenis
karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal.
Teknik-Teknik Forecasting
Forecast SDM pada sisi permintaan berupaya memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
organisasi di waktu y.a.d. Terdiri atas:
1. Ahli (tergantung pada orang2 yang ahli untuk mengestimasi kebutuhan SDM)
o Teknik Delphi(sekelompok ahli, biasanya para manajer)
o Survei ahli secara formal
o Keputusan informal dan segera
2. Analisis trend
o Analisis statistik
o Ratio produktivitas (standar-standar)
o Ekstrapolasi (berdasarkan tingkat perubahan di masa lalu untuk membuat
proyeksi di waktu y.a.d. Misalnya bila rata2 2 karyawan bagian produksi
diterima sertiap bulan dalam dua tahun yang lalu maka berarti ada 24 karyawan
yang akan diterima selama satu tahun y.a.d)
o Indeksasi (adalah metode estimasi kebutuhan karyawan di waktu y.a.d. dengan
menandai tingkat perkembangan karyawan dengan indeks. Contohnya rasio
antara karyawan produksi dengan penjualan. Contohnya, para perencanaan
bisa menyimpulkan bahwa untuk setiap sepuluh juta rupiah kenaikan
penjualan, departemen produksi memerlukan satu tambahan karyawan baru)
3. Lainnya
o Analisis anggaran dan perencanaan
o Model-model komputer (merupakan serangkaian formula matematis yang
dapat digunakan secara simultan untuk menghitung kebutuhan-kebutuhan
SDM di waktu yang akan datang.
o Analisis usaha baru(mengamati jumlah kebutuhan karyawan pada usaha
sejenis yang telah lebih dahulu berdiri)
o Analisis beban kerja
o Pendekatan normatif (berdasarkan struktur organisasi, departemen atau devisi)
Kendala-Kendala Penarikan
1. Kebijaksanaanan-kebijaksanaan organisasional yang akan mempengaruhi
penarikan:
Kebijaksanaan Promosi(untuk memberikan karyawan sekarang kesempatan
pertama untuk mengisi lowongan2. Ini akan meningkatkan moral dan
partisipasi karyawan, serta membantu kegiatan pemeliharaan karyawan)
Kebijaksanaan kompensasi(penggajian/pengupahan akan mempengaruhi mina
pencari kerja untuk menjadi pelamar serius)
Kebijaksanaan Status Karyawan(misalnya status honorer, musiman/sementara,
atau part time, bisa saja menyebabkan perusahaan menolak karyawan yang
qualified yang menigninkan status kerja full-time)
Kebijaksanaan penerima tenaga lokal(tujuannya untuk menjalin hubungan
baik dengan lingkungan masy di sekitar perus)
2. Rencana – rencana SDM
Dengan merinci persediaan keterampilan, renana latihan dan pengembangan serta
promosi dan transfer, rencana personalia menguraikan pekerjaan2 yang harus dipenuhi
melalui penarikan dan mana yang akan diisi secara internal.
3. Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Kekuatan suplai dan permintaan yang berinteraksi di pasar tenaga kerja. Hal tersebut
menentukan harga tenaga kerja. Makin besar jumlah suplai tenaga kerja yang qualified,
maka harganya akan cenderung lebih murah.
4. Kondisi2 lingkungan eksternal
Misalnya tingkat pengangguran, kondisi dan tingkat pertumbuhan ekonomi, hukum
perburuhan, proyeksi angkatan kerja oleh Depnaker, kelangkaan tenaga kerja dengan
keterampilan2 tertentu, dan kegiatan penarikan para pesaing.
5. Persyaratan2 jabatan
6. Kebiasaan2 pelaksana penarikan
SALURAN-SALURAN PENARIKAN
Metode2 penarikan sering disebut sebagai saluan2 (channels). Ada perusahaan yang
menungu secara pasif para pelamar yang datang, namun kebanyakan perus lain menggunakan
pendekatan lebih agresif dalam penarikan karyawan potensial. Mereka menggunakan saluran2
sbb:
1. Walk-Ins
Pelamar datang sendiri dan mengisi blangko lamaran. Lamaran tersebut disimpan
dalam suatu file sampai ada lowongan pekerjaan atau sampai lamaran dinyatakan tidak
valid lagi.
2. Rekomendasi dari karyawan (employee referrals). Kebaikan dari metode ini yaitu:
o Karyawan yang memberi rekomendasi berarti telah melakukan penyaringan
pendahuluan
o Perusahaan memperoleh informasi lengkap dari pemberi rekomendasi tentang
pelamar
o Karyawan akan cenderung merekomendasikan teman2nya yang mempunyai
kebisaan dan sikap yang hampir sama.
o Pelamar telah mengetahui karakteristik organisasi dari karyawan pemberi
rekomendasi.
Kekurangan metode ini ialah kecenderungan diskriminasi, misalnya agama,
daerah atau suku yang sama sebagai penyebabnya.
3. Pengiklanan, dipengaruhi oleh:
o Pengiklanan bisa dipasang pada media yang hanya dibaca oleh kelompok
tertentu
o Informasi lebih banyak tentang perusahaan, pekerjaan dan spesifikasi jabatan
yang dapat dicakup dalam iklan memungkinkan penyaringan diri sebelum
mengajukan lamaran.
4. Agen2 penempatan tenaga kerja, baik pemerintah maupun swasta.
5. Lembaga2 pendidikan.
6. Organisasi2 karyawan
7. Leasing(penarikan karyawan honorer yang dibayar secara harian atau perjam)
8. Nepotisme
9. Asosiasi2 profesional
10. Operasi2 militer(misalnya memanfaatkan keahlian para veteran)
11. Open house(orang2 disekitar perus diundang mengunjungi dan melihat fasilitas2 perus,
mendapat penjelasan dan pemutaran film tentang perus)
PROSES SELEKSI
Proses seleksi adalah pusatnya manajemen personalia, dimana serangkaian langkah
kegitan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah-
langkah ini mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi.
Dalam banyak departemen personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan disebut
employment function. Seleksi adalah kunci sukses manajemen personalia, bahkan sukses
organisasi
Tantangan-Tantangan dalam Proses Seleksi:
1. Tantangan-tantangan suplai (biasanya disebabkan oleh kurangnya pelamar yang
qualified. Hal tersebut diukur dengan rasio seleksi yang merupakan hubungan antara
jumla pelamar yang diterima dan jumlah total pelamar yang tersedia)
2. Tantangan-tantangan ethis (terkadang keputusan2 seleksi sangat dipengaruhi oleh etika
karyawan, seperti hubungan keluarga, pemberian komisi dari kantor penempatan tenaga
kerja, atau karena suap)
3. Tantangan organisasional (misalnya keterbatasan anggaran, kebiasaan memilih calon
karyawan laki2 dibanding wanita, dsb)
Langkah-langkah dalam proses seleksi:
Bagi pelamar yang berasal dari suplai internal, kadang kadang tidak perlu melalui
beberapa langkah seperti halnya seleksi untuk suplai eksternal. Adapun langkah-langkah
umum yang dilakukan dalam proses seleksi ialah:
1. Penerimaan pendahuluan pelamar
2. Tes-tes penerimaan
3. Tes-tes psikologis
4. Tes-tes pengetahuan
5. Performance test
6. Wawancara seleksi
7. Wawancara individual
8. Wawancara kelompok
9. Pengarahan atau penciptaan hubungan
10. Pewawancara perlu menciptakan hubungan yang relaks dengan pelamar dan suasana
yang ‘enak’.
11. Pertukaran informasi
12. Merupakan inti proses wawancara
13. Terminasi
14. Pewawancara perlu memberi isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri.
15. Evaluasi
Pewawancara harus mencataat jawaban2 tertentu dan kesan2 umum mengenai pelamar.
Ada catatan yang terstandar yang akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik
seleksi
PROGRAM ORIENTASI
1. Sering disebut induksi, memperkenalkan para karyawan baru dengan
peranan/kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan para karyawan lain.
2. Beberapa hal yang tercakup dalam program orientasi:
A. Masalah2 organisasional
Sejarah singkat organisasi
Organisasi perusahaan
Nama dan jabatan para direktur
Jabatan karyawan dan departemen
Layout fasilitas2 fisik
Periode percobaan
Kebijaksanaan dan aturan perusahaan
Peraturan2 disiplin
Prosedur keamanan
Buku pedoman karyawan
Proses produksi
Lini produk atau jasa yang dibuat
B. Perkenalan
Dengan penyelia (atasan)
Dengan para pelatih
Degnan rekan sekerja
Dengan bagian bimbingan karyawan
C. Tunjangan-tunjangan karyawan
Skala pengupahan/penggajian
Cuti dan liburan
Jam istirahat
Latihan dan pendidikan
Konseling
Asuransi
Program pensiun
Pelayanan organisasi terhadap para karyawan
Program rehabilitasi
D. Tugas-tugas jabatan:
Lokasi pekerjaan
Tugas2 pekerjaan
Kebutuhan keamanan
Fungsi jabatan
Sasaran2 pekerjaan
Hubungan dengan pekerjaan2 lain
2. Teknik-teknik presentasi informaisi dan metode2 simulasi (Off the Job Training)
Simulasi
A. Metoda studi kasus
Deskripsi tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata disediakan.
Aspek2 organisasi terpilih diuraikan pada lembar kasus. Karyawan yang
terlibat dalam latihan diminta untuk mengidentifikasikan masalah2,
menganalisa situasi dan merumuskan penyelesaian2 alternatif. Dengan
metode ini, karyawan dapat mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan.
B. Role playing
Peserta memaninkan berbagai peran yang berbeda. Ia memerankan
individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan diminta untuk
menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Efektivitas metode
ini bergantung pada kemampuan peserta memainkan peranan yang
ditugaskan padanya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta seperti lebih
toleransi pada perbedaan individual dan mengembangkan keterampilan2
antar pribadi (interpersonal skills).
C. Business games
Adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat
sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata. Jika permainan lebih
kompleks, biasanya digunakan komputer untuk mengerjakan perhitungan2.
Permainan dominan menggunakan teori2 ekonomi. Tujuannya adalah
melatih para karyawan atau manajer dalam pengambilan keputusan dan
cara mengelola operasi2 perusahaan.
D. Vestibule training
Latihan ini dilaksanakan oleh pelatih2 khusus. Area2 terpisah dibangun
dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan pada
pekerjaan sebenarnya.
E. Latihan laboratorium
Adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi. Contohnya
ialah latihan sensitivitas.
F. Program pengembangan eksekutif
Biasa diselenggarakan di lembaga2 pendidikan. Organisasi mengirimkan
para karyawannya mengikuti pakket2 khusus yang ditawarkan atau bekerja
sama dengan suatu lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan secara
khusus suatu bentuk penataran, pendidikan atau latihan sesuai kebutuhan
organisasi.
Presentasi informasi
A. Metoda kuliah
Metode tradisional dengan kemampuan penyampaian informasi, banyak
peserta dan biaya relatif murah. Peserta diasumsikan sebagai pihak yang
pasif. Kelemahannya ialah tidak atau kurang adaya partisipasi dan umpan
balik.
B. Programmed instruction
Menggunakan mesin pengajar atau komputer untuk memperkenalkan pada
peserta topik yang harus dipelajari, dan memerincin serangkaian langkah
dengan umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah.
C. Self study
D. Analisis transaksional
E. Presentasi video
F. Metoda konferensi
Metode ini analog dengan bentuk kelas seminar di perguruan tinggi sebagai
pengganti metode kuliah.
Tidak ada satu teknik yang selallu paling baik, metode terbaik tergantung pada sejauh
mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas biaya
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas2
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktor atau pelatih
6. Prinsip2 belajar
Tingkat pentingnya keenam “trade-off” tersebut tergantung pada situasi. Contohnya,
efektivitas biaya mungkin merupakan faktor minor (bukan utama) dalam latihan manuver
darurat pilot pesawat erbang. Bagaimanapun juga, manajer perlul mengenal semua teknik
latihan dan pengembangan yang tersedia, agar dapat memilih teknik yang paling tepat untuk
kebutuhan, sasaran dan kondisi tertentu.
PEMBERIAN KOMPENSASI
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja karyawan.Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka. Tujuan-tujuan administrasi kompensasi:
o Memperoleh personalia yang qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk emnarik para pelamar. Karena
perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan
harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-
kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar
cakap yang sudah bekerja di berbagai perusahaan lain.
o Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang
Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan baik akan
keluar. Nuntuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar
tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
o Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip
keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting
diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
o Menghargai perlikau yang diinginkan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi
kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku2 lain
dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
o Mengendalikan biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan SDM pada tingkat biaya yang layak. Tanpa
struktur pengupahan dan penggajian sistematik organisasi dapat membayar
utang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.
o Memenuhi peraturan-peraturan legal
Seperti aspek2 manajemen personalia lainnya, adminstrasi kompensasi
menghadapi batasan2 legal. Program kompensasi yang baik memperhatikan
kendala2 tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur
kompensasi karyawan.
Tantangan-tantangan yang mempengaruhi kebijaksanaan kompensasi (yang
mempengaruhi besarnya kompensasi):
o Suplai dan permintaan tenaga kerja
Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada yang
ditunjukkan oleh nilai relatifnya karena desakan kondisi pasar. Misalnya tahun
1970, kelangkaan tenaga akuntan menyebabkan perusahaan harus memberi
tunjangan kelangkaan di samping kompensasi dasar untuk memperoleh tenaga
kerja akuntan.
o Serikat karyawan
Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan organisasi
karyawan tersebut untuk menggunakan kekuatan pengaruh mereka pada
penentuan tingkat kompensasi. Semakin kkuat kekuatan serikat berarti semakin
kuat posisi perundingan karyawan dalam penetapan tingkat upah mereka.
o Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan
tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bisa lagi bersaing. Oleh karena
itu, perusahaan tidak dapat membayar para karyawan melebihi kontribusi
mereka pada perusahaan melalui produktivitas mereka. Bila ini terjadi (bisa
karena kelangkaan atau kekuatan serikat karyawan), perusahaan biasanya
merancang kembali pekerjaan-pekerjaan, melatih para karyawan baru untuk
menaikkan suplai, atau melakukan otomatisasi.
o Kesediaan untuk membayar
Bukan merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan
sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh karena itu,
perusahaan juga merasa bahwa para karyawan seharusnya melakukan pekerjaan
sesuai dengan upah yang mereka terima. Manajemen perlu mendorong para
karyawan untuk meningkatkan produktivitas mereka agar kompensasi yang
lebih tinggi dapat dibayarkan.
o Kemampuan untuk membayar
Tanpa memperhatikan semua faktor lainnya, dalam jangka panjang, realisasi
pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan membayar perusahaan.
Seperti telah disebutkan di atas, kemampuan membayar tergantung pada
pendapat dan laba yang diraih, di mana hal ini dipengaruhi oleh produktivitas
karyawan yang tercermin dalam biaya tenaga kerja.
o Berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian
Hampir semua organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan yang
umum adalah memberikan kenaikan upah yang sama besarnya kepada para
karyawan anggota serikat buruh maupun karyawan yang bukan anggota serikat.
Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan pembayaran bonus (premium)
di atas upah dasar untuk meminimumkan perputaran karyawan atau untuk
menarik para karyawan terbaik. Perusahaan2 lain mungkin juga menetapkan
kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik.
o Kendala-kendala pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. peraturan upah minimum,
upah kerja lembur dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak
merupakan beberapa contoh kendala kebijksanaan kompensasi yang berasal
dari pemerintah
Umumnya karyawan akan menerima perbedaan-perbedaan kompensasi yang
berdasarkan pada perbedaan tanggung jawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas atau
kegiatan2 manajerial. Keadilan atau konsistensi internal berarti bahwa besarnya kompensasi
harus dikaitkan dengan nilai relatif pekerjaan2.
Proses Kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan
maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk
memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen2
proses ini adalah pembayaran upah dan gaji dan pemberian kompensasi pelengkap, seperti
pembayaran asuransi, cuti, sakit dsb. Upah biasanya bersangkutan dengan pembayaran atas
dasar jam kerja untuk kelompok2 karyawan seperti produksi dan pemeliharaan (karyawan
berkrah biru), sedangkan gaji berarti pembayaran tetap secara bulanan atau mingguan untuk
karyawan2 klerikal, administratif, manajerial dan profesional (karyawan berkrah putih)
Berbagai peralatan, sistem dan kebijaksanaan secara khusus digunakan untuk
mempermudahh administrasi proses kompleks itu. Di antara sarana2 tersebut adalah analisis
pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survei pengupahan dan penggajian, rencana-rencana
kompensasi variabel, penilaian prestasi kerja, dan banyak kebijaksanaan yang menyangkut
tingkat dan administrasi upah dan benefits.
Evaluasi pekerjaan adalah berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai relatif
pekerjaan-pekerjaan. Contohnya seorang atasan dibayar lebih tinggi daripada bawahan, maka
pengupahan dapat dikatakan konsisten. Jadi, salah satu tujuan evaluasi pekerjaan adalah untuk
mengidentifikasikan pekerjaan2 mana yang harus dibayar lebih tinggi dari yang lain, dan juga
menentukan besarnya upah diferensial antara dua pekerjaan tersebut. Evaluasi sebaiknya
dilakukan oleh para ahli/kelompok ahli yang sering disebut panitia evaluasi pekerjaan. Panitia
ini mulai mereview informasi analisis pekerjaan untuk empelajari tugas2, tannggung jawab dan
berbagai kondisi kerja yang menjadi dasar evaluasi. Dengan pengetahuan akan hal2 tersebut,
nilai relatif masing2 pekerjaan ditentukan dengan menggunakan suatu metode evaluasi
pekerjaan yang dipilih. Metode-metode evaluasi pekerjaan:
o Metode sederhana
Job ranking (simple ranking)
Paling sederhana dan paling kecil ketepatannya. Panitia evaluasi pekerjaan
mereview informasi analisis pekerjaan untuk masing2 pekerjaan. Kemudian
setiap pekerjaan ditentukan ranking atau tingkatannya secara subjektif
berdasarkan pada tingkat kepentingan relatif dalam perbandingan dengan
pekerjaan-pekerjaan lain. Ini merupakan penyusunan urut2an pekerjaan secara
keseluruhan, meskipun para penilai bisa mempertimbangkan keterampilan,
tenaga, tanggung jawab dan kondisi kerja masing-masing pekerjaan.
Kelemahannya ialah sangat mungkin elemen2 penting berbagai pekerjaan
diabaikan sedangkan item2 tidak penting justru diberi bobot terlalu besar.
Selanjutnya, ranking2 tersebut tidak membedakan nilai relatif di antara
pekerjaan2.
Job grading (job classification)
Adalah metode yang sedikit lebih canggih dibanding job ranking. Perusahaan
menyusun deskripsi2 standar untuk kelompok2 pekerjaan yag akan digunakan
untuk menilai pekerjaan2 yang ada. Misalnya, kelas pekerjaan I adalah jenis2
pekerjaan dengan definisi standar berupa pekerjaan yang sederhana dan
bersifat sangat rutin( pengulangan), dilakukan di bawah supervisi yang ketat,
memerlukan latihan minimal san sedikit tanggng jawab atau inisiatif. Misalnya
penjaga gudang dan petugas pengarsipan. Pekerjaan2 yang lebih penting
dibayar lebih tinggi, tetapi ketidakakuratan perbedaan di antara kelas2 dapat
mengakibatkan tingkat upah yang tidak tepat.
o Metode dengan pendekatan lebih terperinci (kuantitatif)
Metode perbandingan faktor (factor comparison)
Metode pembandingan faktor secara esensial merupakan suatu aplikasi sistem
pennilaian prestasi orang ke orang pada evaluasi pekerjaan. Metode ni
mengharuskan panitia evaluasi pekerjaan membandingkan komponen2
pekerjaan kritis. Komponen2 kritis tersebut adalah faktor2 yang umum untuk
semua pekerjaa yang sedang dievaluasi. Faktor2 yang paling luas digunakan
adalah keterampilan, tanggung jawab, upaya mental, upaya fisik dan kondisi
kerja. Masing2 faktor suatu pekerjaan dibandingkan dengan faktor yang sama
pada pekerjaan2 lain. Evaluasi ni memungkinkan panitia untuk menentukan
nilai relatif setiap pekrjaan. Metode pembandingkan faktor mencakup
langkah2 sebagai berikut:
Memilih dan menentukan faktor2 pekerjaan kritis
Memilih dan menentukan pekerjaan2 kunci
Membagi tingkat gaji/upah sekarnag untuk pekerjaan2 kunci
Menyusun bagan pembandingan faktor
Mengevaluasi pekerjaan2 lain