PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak sepuluh tahun terakhir, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia berada pada tingkat
tertinggi diantara negara berkembang di dunia dan belum menunjukkan adanya kecenderungan
untuk menurun walaupun sudah cukup banyak intervensi dalam bebagai macam program yang
diajukan. Angka kematian Ibu (AKI) menurut survey 1986 adalah 460 per 100.000 kelahiran
hidup mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995). Angka ini 3-5 kali lebih besar dari negara ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di
Negara maju. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia 1997 adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, dengan angka kematian neonatal 25 per
1000 kelahiran hidup. Dibandingkan Negara ASEAN lainnya, AKB Indonesia 2-5 kali lebih
tinggi. Menurut SKRT 1995, gangguan perinatal merupakan penyebab utama kematian bayi
(33,5 %) di pulau Jawa-Bali dan merupakan penyebab kematian ke dua (26,9 %) di luar Jawa-
Bali
Puskesmas Kotabunan sebagai Puskesmas Induk dengan fasilitas tambahan pelayanan Unit
Gawat Darurat ( UGD ) 24 jam dan sumber daya manusia tenaga kesehatan yang mencukupi dari
berbagai macam profesi kesehatan, merasa perlu untuk lebih mengembangkan diri dan
kemampuannya untuk turut membantu upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
cukup tinggi di kecamatan Simpang Empat, khususnya diwilayah kerja Puskesmas Kotabunan
Puskesmas dengan pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar ( PONED ) yaitu Puskesmas
yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan memandang kasus-kasus kegawatdaruratan
obstretrik dan neonatal tingkat dasar.
Sesuai inisiatif safe motherhood, setiap pilar yang merupakan penyangga program harus
berfungsi seperti diharapkan. Sumber daya manusia disadari memiliki peranan cukup penting
dalam upaya ntuk membuat seluruh komponen dan system pelayanan kesehatan bekerja secara
sempurna .sebagai bagian dari program dan system pelayanan kesehatan yang komprenhensif,
kesiapan pelayanan kegawatdaruratan harus dipersiapkan dan dikembangkan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kualifikasi dalam bidang tersebut, terutama terhadap pelayanan
kesehatan primer.
Sejal awal tahun 2013, Puskesmas Kotabunan engan fasilitas UGD 24 jam telah menjalankan
kegiatan PONED walaupun akhirnya ditemui beberapa keterbatasan dan kendala yang dihadapi,
terutama keterbasan SDM yaitu tenaga bidan di desa serta dokter yang terlatih PONED. Sesuai
semangat kebersamaan dan kerjasama antar bidan yang ada, kendala dan masalah yang dihadapi
mampu teratasi
B. DATA DASAR
Puskesmas Kotabunan merupakan Puskesmas Rawat Inap yang ada di Desa Kotabunan,
Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang berjarak 8 Km dari Ibukota
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yaitu Tutuyan dan berjarak 200 Km dari Ibukota
Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado, dengan Luas Wilayah Puskesmas Kotabunan 112.920
km2 dengan batas wilayah : - Di Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buyat kecamatan
Kotabunan
- Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan ibukota kabupaten Bolaang Mongondow Timur
yaitu Kecamatan Tutuyan.
Wilayah kerja Puskesmas Kotabunan Kecamatan Kotabunan meliputi 8 Desa yang terbentuk
dari hasil pemekaran desa yang pada tahun sebelumnya, dengan pusat pemerintahan di desa
Kotabunan. Adapun desa – desa wilayah kerja puskesmas Kotabunan yaitu :
7. Desa Paret
DATA KETENAGAAN
Sumber : Sub Unit. Puskesmas Kotabunan tahun 2019 ( terhitung sampai Desember 2019)
DATA KEUANGAN
1. Pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur berupa
dana operasional kegiatan Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis (PKD-
G) 24 jam
2. Pendanaan yang bersumber dari BPJS dalam bentuk dana penunjang pelayanan
kesehatan keluarga Miskin
3. Pendanaan yang bersumber dari dana Dekonsentrasi pemerintah Pusat ( APBN ) dari
Departemen Kesehatan.
PERALATAN
1. Telah menjalankan pelayanan PONED terintegrasi dengan UGD 24 UGD tidak hanya
melakukan pelayanan emergensi/ gawat darurat saja, juga kasus-kasus kebidanan dan
penyakit umum lainnya
2. Petugas pelaksana :
1. Dokter umum 1 orang
2. Bidan 1 orang
3. Perawat 1 orang
4. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED :
1. Dr.Jimmy M Longinsi
2. Rini Loway Amd.Kep
3. Prily Modeong Amd.Keb
4. Telah mempunyai hubungan kerjasama yang baik dengan Dokter
Spesialis Obgyn sebagai pembina
HASIL KEGIATAN
A. CAKUPAN KEGIATAN
1.
1. 1. PENDUKUNG
2. a. KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA )
KEGIATAN SASARAN TARGET HASIL %
KIA Bumil K 1 murni
Bumil K 1 Akses
Bumil K 4
Bumil Kunj.Lama
Persalinan Nakes
Persalinan DK
Kunj. Neonatus K 1
Kunj. Neonatus K 2
Resti Bumil : Nakes
Resti Bumil:Masykat
Kunj.Bayi : Baru
Kunj.Bayi : Lama
Kunj.Balita : Baru
Kunj.Balita : Lama
Kunj.Bufas :
Kunj.Buteki Baru
Kunj.Buteki lama
Det.Dini Tumbang
- Bayi
- Balita
Pembinaan TK
b. PERBAIKAN GIZI
1. 2. KEGIATAN PONED
NO TINDAKAN JUMLAH
1 Persalinan Normal 94
2 Persalinan dgn penyulit 5
3 Perdarahan ante partum 3
4 Perdarahan Post Partum 1
5 Abortus 3
6 Retensio Plasenta 0
7 Rujukan Ke RS 8
8 Kematian Bayi 2
9 Kematian maternal 1
B. MASALAH
4. Masih rendahnya peran serta masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas PONED disebabkan
faktor budaya lebih senang melahirkan di rumah
C. PEMECAHAN MASALAH
1. Permohonan tenaga bidan baru untuk Puskesmas dan desa-desa yang kosong ke BKD
Kotabunan melalui Dinkes Kab.BOLTIM
2. Usulan pelatihan PONED untuk petugas ( dokter, bidan dan perawat ) ke Dinas
Kesehatan Kabupaten BOLTIM
3. Sosialisasi keberadaan fasilitas PONED kepada masyarakat pada berbagai kesempatan
melalui promosi kesehatan di tiap-tiap kesempatan terutama Posyandu.
Kami menyadari pelaksanaan kegiatan PONED yang telah kami jalankan masih belum optimal
sebagaimana diharapkan, untuk itu demi kesempurnaan pelaksanaan dan pembuatan laporan
tahun mendatang, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak. Kritik
dan saran dapat secara tertulis
Demikian laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar
( PONED) Puskesmas Kotabunan tahun 2019 ini kami buat untuk dipergunakan semestinya.
Novita Halla