Anda di halaman 1dari 22

KALKULUS PEUBAH BANYAK

Dosen Pembimbing: KHAIRUNNISA,S.Pd,M.Pd


Tugas : Turunan Parsial

Disusun Oleh:

SEFTIA INDAH PERMATA SARI


1802030030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


KELAS III A SORE PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah kalkulus peubah banyak. Yang
berjudul TURUNAN PARSIAL

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 5 September 2019

Penulis

SEFTIA INDAH PERMATA SARI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalkulus lanjut merupakan mata kuliah lanjutan dari kalkulus I yang telah

dipelajapada semester sebelumnya. Proses perkuliahan di kampus sangatlah minim,

karena waktu yang tidak cukup, sehingga mahasiswa sangat dituntut untuk memiliki

keterampilan di dalam mempelajari sendiri semua materi yang dipelajari. Dengan

demikian mahasiswa sangat dituntut aktif dalam perkuliahan maupun dituntut aktif

mencari bahan materi yang dipelajari.

Makalah ini merupakan salah satu syarat di dalam mengikuti atau melakukan

diskusi diskusi dalam perkuliahan. Sehingga pemahaman terhadap bahan kuliah bisa

kebih menjadi maksimal. insyaAllah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Turunan Persial?

2. Apakah kegunaan dan lambang dari Turunan Persial?

3. Apa itu keterdeferensialan?

4. Apa itu turunan total?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian, kegunaan dan lambang turunan persial;

2. Menjelaskan penyelesaian turunan parsial fungsi implisit;

3. Menjelaskan penyelesaian diferensial total.

4. Menjelaskan penyelesain turunan total.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi, kegunaan, dan lambang turunan Persial

a. Definisi Turunan Persial


Dalam matematika, turunan parsial sebuah fungsi matematika peubah banyak adalah
turunannya terhadap salah satu peubah (variabel) dengan peubah lainnya dipertahankan
(konstan). Ini dibedakan dengan turunan total, yang membolehkan semua variabelnya
untuk berubah. Misalkan f(x,y) adalah fungsi dua peubah x dan y.

1. Turunan parsial pertama dari f terhadap x (y dianggap konstan) didefinisikan sebagai


berikut
f ( x  h, y )  f ( x, y )
f x ( x, y )  lim
h 0 h

2. Turunan parsial pertama dari f terhadap y (x dianggap konstan) didefinisikan sebagai


berikut
f ( x, y  h )  f ( x, y )
f y ( x, y )  lim
h 0 h

Contoh:
Tentukan fx dan fy f ( x, y)  x2 y  4 xy2
3 2

Jawab : fx(x,y) = 3 x y + 4 y

Fungsi dua peubah atau lebih


Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit. Jika
fungsi dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit, maka secara umum ditulis dalam
bentuk z = F(x,y). Sebaliknya jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit, secara umum
ditulis dalam bentuk F(x,y,z) = 0.

Contoh:

1. z = 2x + y
2. z = ln x2  2y4

1
3. z = 1 – 2
2 sin x  sin y
4. xy + xz – yz = 0
5. xy - e x sin y = 0
y
6. ln x 2  y 2  arctan =0
x
y
7. arc tan - 2z = 0
x
Pada contoh di atas, fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit adalah pada contoh 1,2,
dan 3. Sedangkan contoh 4, 5, 6, dan 7 adalah fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit.
Semua fungsi dalam bentuk eksplisit dengan mudah dapat dinyatakan dalam bentuk
implisit. Akan tetapi tidak semua bentuk implisit dapat dinyatakan dalam bentuk
eksplisit.

Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu koordinat,
yaitu sumbu x, sumbu y, dan sumbu z seperti gambar berikut:

Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah


Misal z = F(x,y) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y. Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu:

1. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.


2. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah
3. x dan y berubah bersama-sama sekaligus.
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah, sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial.

Definisi
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu, turunan
z z
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan
x y
oleh

Z F ( x  x, y )  F ( x, y )
= Lim
x x  0 x

dan

Z F ( x, y  y )  F ( x, y )
= Lim
y y  0 y

Asalkan limitnya ada.

Contoh :

Tentukan turunan parsial pertama dari

a. z = x2  y2

Jawab

Z F ( x  x, y )  F ( x, y )
= Lim
x x  0 x

( x  x) 2  y 2  x 2  y 2
= Lim
x  0 x

( x  x) 2  y 2  x 2  y 2 ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2
= Lim .
x  0 x ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2
( x  x) 2  y 2  ( x 2  y 2 )
= Lim
x  0 x

2 xx  x 2
= Lim
x  0
x ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2

2 x  x
= Lim
x  0
( x  x) 2  y 2  x 2  y 2

2x
=
2 x2  y2

x
=
x  y2
2

Z F ( x, y  y )  F ( x, y )
= Lim
y y  0 y

( x 2  ( y  y)2  x 2  y 2
= Lim
x  0 y

( x 2  ( y  y)2  x 2  y 2 ( x 2  ( y  x) 2  x 2  y 2
= Lim .
x  0 y ( x2  ( y 2  x2  y 2

( x  x) 2  y 2  ( x 2  y 2 )
= Lim
x  0 x

2 xx  x 2
= Lim
x  0
x ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2
2 x  x
= Lim
x  0
( x  x) 2  y 2  x 2  y 2

2y
=
2 x2  y2

y
=
x  y2
2

Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan


menggunakan metode sederhana sebagai berikut. Andaikan z = F(x,y) maka untuk
z
menentukan sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap
x
z
konstan dan selanjutnya y diturunkan. Demikian pula untuk menentukan sama artinya
y
dengan menurukan variable y dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan.

Dengan cara yang sama, andaikan W = F(x,y,z) adalah fungsi tiga peubah yang
W W
terdefinisi dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan ,
x y
W
, dan yang secara berturut didefinisikan oleh:
z

W F ( x  x, y, z )  F ( x, y, z )
 Lim
x xo x

W F ( x, y  y, z )  F ( x, y, z )
 Lim
y y o y

W F ( x, y, z  z )  F ( x, y, z )
 Lim
z z  o z

Asalkan limitnya ada.


Contoh:

 y
1. Ditentukan F(x,y,z) = xyz + 2 tan  
x
Untuk latihan para pembaca tentukan turunan persial fungsi-fungsi di bawah ini:

Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan
parsial ke n, untuk n  2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi.

Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2,
3 dan seterusnya.

Jadi andaikan z = F(x,y) maka:

2 z 2 z 2 z 2 z
Turunan parsial tingkat dua adalah , , , dan
x 2 y 2 xy yx

Demikian pula, jika W = F(x,y,z)

 2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W
Turunan parsial tingkat dua adalah , , , , , , , ,
x 2 y 2 z 2 xy xz yz yx zx zy

Demikian seterusnya. Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m n , dimana m


banyaknya variabel dan n menunjukkan turunan ke-n

Contoh

2 z 2 z
Tentukan 2 dan 2 dari fungsi berikut:
x y

xy
1. z =
x y
Jawab

xy z y( x  y)  xy(1)
Dari z = , diperoleh 
x y x ( x  y)2

 y2
=
( x  y) 2
z x( x  y )  xy(1)

y ( x  y) 2

x2
=
( x  y) 2

 2 z   z 
Sehingga   
x 2 x  x 

   y2 
=  
x  ( x  y) 2 

0( x  y) 2  ( y 2 )( 2)( x  y)(1)
=
( x  y) 4

2 xy2  2 y 3
=
( x  y) 4

2 z   x2 
Dan =  
y 2 y  ( x  y) 2 

0( x  y) 2  x 2 (2)( x  y)(1)  2 x 3  yx 2
= =
( x  y) 4 ( x  y)4

b. Kegunaan Turunan Persial


Turunan parsial berguna dalam bidang kalkulus vektor dan geometri diferensial.
Turunan parsial sebuah fungsi f terhadap variabel x dituliskan oleh berbagai sumber rujukan
sebagai

c. Lambang turunan parsial


Lambang bilangan persial ∂ adalah huruf bundar, diturunkan namun berbeda dengan huruf
Yunani delta, dan dibedakan dengan notasi turunan total d (dan dari huruf ð)
B. Differensial Total dan Turunan Total

Diferensial total dua variabel

Misalkan z= f(x,y), dengan f suatu fungsi yang terdeferensial, dan andaikan dx dan dy disebut
diferensial dari x dan y. diferensial dari peubah tak bebas dz disebut juga diferensial total dari f
dan ditulis df(x,y), maka dapat didefenisikan sebagai berikut:

Contoh:
1). Misalkan z = x2y2 + x3 +y3x maka tentukanlah diferensial totalnya. Jawab

= (2xy2 + 3x2 + y3 ) dx + (2x2y +3y2x)dy

2). Tentukan diferensial total untuk z= e- ½ (x + Y) Jawab:

= ( - ½ e – ½ (x + y ))dx + (-1/2 e-1/2( x + y ))dy

2. Diferensia total tiga variabel


Misalkan fungsi w = f(x,y,z) adalah fungsi tiga peubah, maka diferensia total dari f
dinyatakan dalam bentuk

Contoh:
1). Carilah diferensial total dari w= 2x2 y + y2 x z +xz2 Jawab:

= (4xy +y2z +z2)dx + (2x2 + 2yxz) dy + (y2x + 2 xz) dz


2). Suatu balok mempunyai panjang 20 cm dengan kesalahan pengukuran 0,01 cm , lebar 15
cm dengan kesalahan pengukuran 0,02 cm dan tinggi 10 cm dengan kesalahan pengukuran
0,01 cm. tentukanlah nilai pendekatan kesalahan pengukuran terbesar dari volume balok
serta tentukan kesalahan relatifnya dalam persentase!
Jawab:
Misalkan panjang balok = x, lebar = y, dan tinggi = z, maka volume balok = x y z. nilai
kesalahan sesungguhnya adalah ∆𝑉 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑉 sebagai nilai pendekatan untuk ∆𝑉. Jadi

Diketahui ∆𝑥 =0,01 ,∆𝑦=0,02 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑧=0,01 jadi kesalahan pengukuran pada panjang
balok dx = 0,01 lebar dy= 0,02 dan tinggi =0,01. Jadi

Jadi ∆𝑉 ≅8,5 𝑐𝑚3 artinya kesalahan terbesar yang mungkin terjadi pada pengukuran
volume balok adalah 8,5 cm3. Kemudian diketahui:

Jadi kesalahan relative dari pengukuran volume balok adalah

3. Diferensial total n variable Jika z = f( x1 ,


x2,…. xn ) maka

Jika f(x1 , x2,…. xn ) = c maka df = 0, catatan x1 , x2,…. xn bukan merupakan variabel


independent

Misal z = F(x,y), dan fungsi tersebut dapat diturunkan terhadap variable x dan y, maka
diperoleh turuna parisal terhadap x dan turunan parsial terhadap y yang secara berturut-turut
dinotasikan dengan

z F ( x, y )
 ------------- (1) dan
x x
z F ( x, y)
 ------------- (2)
y y

Dari (1) dan (2) diperoleh:

F ( x, y ) F ( x, y )
dz  dx dan dz  dy
x y

Jumlah diferensialnya diperoleh:

F ( x, y ) F ( x, y )
dz = dx + dy
x y

Bentuk di atas disebut diferensial total.

Contoh.

1. Jika r = x 2  y 2 dengan x = panjang sisi yang pendek, y = panjang sisi yang panjang

Differensial total

r r
dr = dx  dy
x y

dimana dr  r , dx  x , dx  y

didapat

r r
r  x  y
x y

2x 2y
= x  y
2 x2  y2 2 x2  y2

15 5 20  5
=     
152  202  8  152  202  16 

15 5 20 5
= 
25 8 25 16

1
= cm
8
Turunan Parsial Fungsi Implisit

Turunan Fungsi Implisit 2 Peubah

Fungsi implisit dua peubah secara umum dinyatakan dengan F(x,y) = 0.

Contoh

1. xy + yz + xz = 0
x
2. exy – sin    0
 y
3. x2 + y2 + z2 – 25 = 0

Untuk menentukan turunan parsialnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah


differensial total.

Karena f(x,y) = 0, maka df(x,y) = d(0)

Atau

f ( x, y ) f ( x, y )
dx  dy = 0
x y

f ( x, y ) f ( x, y ) dy
  0
x y dx

f ( x, y ) dy f ( x, y )
 
y dx x

f ( x, y )
  x
dy

dx f ( x, y )
y

dy
Carilah dari
dx
b. f(x,y) = xy-ex sin y = 0 (FUNGSI IMPLISIT 2 PEUBAH X DAN Y)

dy
akan dicari , menurut definisi turunan total
dx
f ( x, y )
=  x
dy
dx f ( x, y )
y

y  e x sin y
=
x  e x cos y

 y
2. ln(x 2  y 2 ) - arc tan   = 0 (FUNGSI IMPLISIT 2 PEUBAH X DAN Y)
x
f ( x, y )
=  x
dy
dx f ( x, y )
y

2x  y
x2  y2
=
2y  x
x2  y2

2x  y
=
x  2y

Turunan Fungsi Implisit 3 Peubah

Fungsi Implisit 3 peubah secara umum dinyatakan dalam bentuk f(x,y,z) =0

Contoh:

Contoh

1. xy + yz + xz = 0
x
2. exyz – zsin    0
 y
3. x2 + y2 + z2 – 25 = 0

Fungsi Implisit 4 Peubah

BU dinyatakan dengan
 F ( x, y , u , v )  0

G ( x, y, u, v)  0
Atau ditulis dalam bentuk

F(x,y,u,v) = 0 dan G(x,y,u,v) = 0

dengan x,y variable berpasangan dan u,v variabel berpasangan dan F(x,y,u,v) = 0 serta
G(x,y,u,v) = 0 tidak dapat berdiri sendiri.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Contoh


 x  y  2uv  0
2

1.  2

 x  xy  y  u  v  0
2 2 2

Atau ditulis dengan x+y 2 + 2uv = 0, x 2  xy  y 2  u 2  v 2  0


2u  v  x  xy  0
2

2. 

u  2v  xy  y  0
2

u 2  v 2  2 x  3 y  0
3.  dan seterusnya.
uv  x  y  0

Turunan Parsial dilakukan dengan menggunakan metode substitusi.

Dalam F(x,y,u,v) = 0 dan G(x,y,u,v)= 0, u,v variabel sejenis, x,y variabel sejenis sehingga
x y u v
tidak dapat ditentukan , , , dan .
y x v u

x v
Sehingga turunan parsialnya adalah , dan seterusnya.
u y

Untuk menentukan turunan parsial 4 peubah, langkah ditempuh adalah menurunkan fungsi
terhadap peubah yang dimaksud.

Contoh:

u x
1. Tentukan dan dari
x u
x+y2 +2uv = 0 dan x2-xy+y2+u2+v2 = 0 didapat

 x   y   v u 
1    2 y   2 u  v   0 ----- 1
 x   x   x x 

v u v u
 1  0  2u  2v  0 atau 2u  2v  1
x x x x

 x   y x  y u v
2x     x  y   2 y  2u  2v  0 ---- 2
 x   x x  x x x

u v u v
 2x-0-y+0+2u  2v  0 atau 2u  2v  y  2 x
x x x x

v
Setelah di eliminasi didapat
x

u  v  u ( y  2 x)

x 2(v 2  u 2 )

v  u ( y  2 x)
=
2(u 2  v 2 )

x+y2 +2uv = 0 dan x2-xy+y2+u2+v2 = 0 didapat

x v
diturunkan terhadap (yang tidak boleh  0)
u u

x y
1  2y  2v  0 atau
u u

x y
1  2y  2v -----  (1)
u u

x  y x  y u
2x x  y   2y  2u  0  0 atau
u  u u  u u

x y
 (2 x  y )  (2 y  x)  2u -------  (2)
u u

Berdasarkan persamaan (1) dan (2), dengan metode eliminasi diperoleh

x y
1  2y  2v ................................... . (2y-x)
u u
x y
 (2 x  y )  (2 y  x)  2u …………. (2y)
u u

Didapat

x y
 (2y-x) 1  2 y (2 y  x)  2v(2 y  x)
u u

x y
 (2 x  y )2 y  (2 y  x)2 y  2u (2 y )
u u

--------------------------------------------------------------- -

x
[(2y-x)-(2x-y)(2y)] = -2v(2y-x)+2u(2y)
u

Diperoleh

x  4vy  2vx  4uy



u (2 y  x)  (4 xy  2 y 2 )

4vy  2vx  4uy


= 
(2 y  x  4 xy  2 y 2 )

2. Cari turunan parsial pertama dari dan dari persamaan

, dan

1) Mencari

Persamaan 1)

….(1)
Persamaan 2)

.... (2)

dikali

dikali

Maka,

2) Mencari

Persamaan 1)
….(1)

Persamaan 2)

…(2)

dikali

dikali

Maka,

Jadi, , dan

Turunan Fungsi Implisit 6 peubah.

Bentuk Umumnya
F (u, v, w, x, y, z )  0

G(u, v, w, x, y, z )  0
H (u, v, w, x, y, z )  0

u,v,dan w variable sejenis


x,y, dan z variable sejenis

Contoh:
u  x  y  z

v  x  y  z
2 2 2

w  x 3  y 3  z 3

Atau

u  x  y  z  0

v  x  y  z  0
2 2 2

w  x 3  y 3  z 3  0

x
Akan dicari
u
Dari persamaan di atas, diperoleh
x y z
1-   0
u u u
0 – 2x
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10131596/Makalah_Turunan_Parsial_Keterdiferensialan_dan_Turunan
_total

https://id.scribd.com/document/342674187/Makalah-Turunan-Parsial-Keterdiferensial

Anda mungkin juga menyukai