Anda di halaman 1dari 24

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Rerangka Teoritis

2.1.1.1 Attribution Theory


Attribution Theory atau teori atribusi pertama kali diusulkan oleh Heider
dan diuraikan oleh Kelley yang kemudian muncul sebagai paradigma dominan
dalam psikologi sosial pada tahun 1970 (Graham dan Folkes, 2014). Teori
Atribusi merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang
didalam sebuah organisasi. Teori atribusi membantu dalam memahami bagaimana
dan mengapa orang terlibat dalam suatu organisasi, sebagai contoh atribusi dapat
membantu kita dalam menjelaskan penyebab dari agresi karyawan, keberhasilan
wawancara pelamar, perilaku seorang pimpinan, dan masih banyak fenomena
lainnya (Harvey dkk, 2014).
Teori atribusi telah mengungkapkan bahwa ada kecendrungan untuk
menghubungkan tindakan yang baik dengan orang yang dianggap baik. Sumber
atribusi yang dirasakan dapat ditentukan oleh kekuatan motivasi yang akan
menghasilkan perilaku yang positif (Graham dan Folkes, 2014). Penelitian ini
menggunakan teori atribusi karena peneliti akan menguji faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi efektivitas auditor internal pada sektor swasta yang ada di
Indonesia.

2.1.1.2 Resource Based View (RBV) Theory


Resource Based View merupakan pandangan yang dimiliki oleh suatu
organisasi yang menganggap bahwa organisasi memiliki ketergantungan terhadap
sumberdaya ketika mereka berhadapan dengan para pesaingnya (Rengkung,
2015). Menurut Rengkung (2015), organisasi akan berupaya untuk menonjolkan
dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk bersaing dengan para
pesaingnya.
Organisasi dipengaruhi oleh sumber daya dan dan kemampuan internal
untuk dapat berkompetisi dilingkungan eksternalnya. Kemampuan perusahaan
11

yang memungkinkan untuk menambah nilai dalam value chain konsumen,


diversifikasi produk, atau pengembangan pasar baru inilah yang dikenal sebagai
konsep pandangan yang berbasis sumber daya atau resource based view (RBV)
theory (Khotimah, 2017).
Khotimah (2017) mengemukakan bahwa pandangan sumber daya yang
dikemukakan juga bisa merupakan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah dengan memiliki citra
merek, tenaga kerja terampil dan masih banyak lagi. RBV mendorong perusahaan
untuk memiliki keunikan tersendiri. RBV memberikan gambaran bagi perusahaan
untuk kemudian menjadi unggul. Ini menunjukan bahwa, apabila perusahaan
memiliki dan mengetahui kekuatannya, maka perusahaan kemudian bisa menjadi
lebih unggul diantara para pesaingnya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
dapat menjadi keunggulan kompetetif tersendiri bagi organisasi tersebut
(Rengkung, 2015).
RBV mengkonseptualisasikan organisasi sebagai kumpulan sumber daya
gabungan berdasarkan daya saing. Teori RBV juga mengemukakan bahwa
masing-masing perusahaan memiliki sumber dayanya dan fungsi yang berbeda-
beda, yang membuat perusahaan itu berbeda dari perusahaan lannya. Resource
based view theory ini juga yang kemudian dikembangkan agar lebih memahami
organisasi dalam merencanakan dan mencapai keunggulan yang kompetetif
(Barney dalam Alkebsi dan Aziz, 2017).
Menurut Alkebsi, Aziz, Dhaifallah, dkk (2014) teori RBV adalah cara
untuk memandang bahwa perusahaan terdiri dari sekumpulan sumber daya. Teori
ini dikembangkan untuk merencanakan keunggulan kompetetif mengenai sumber
daya yang ada di perusahaan. Suatu organisasi perlu untuk membedakan dirinya
dari para pesaingnya agar memiliki keunggulan kompetetifnya, organisasi perlu
untuk memiliki sumber daya yang bernilai dan langka untuk mendapatkan
keunggulan kompetetifnya, tetapi untuk mempertahankan keunggulan itu dari
waktu ke waktu, sumber daya juga harus sulit untuk ditiru dan tidak dapat
disubstitusikan oleh sumber daya perusahaan lain (Hitt, Xu dan Carnes, 2015).
Penelitian ini mengadopsi teori RBV untuk menjelaskan bahwa teknologi
informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang auditor
12

internal merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat
meningkatkan efektivitas audit internal serta menciptakan keunggulan bagi
perusahaan.
2.1.1.3 Efektivitas Audit Internal
Audit internal tidak hanya penting untuk sektor swasta, melainkan penting
juga untuk sektor pemerintahan. Kegiatan di lingkungan perusahaan akan lebih
mudah dipantau dengan adanya audit internal, karena kita dapat mengetahui
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau tidak.
Untuk dapat mengetahui apakah tujuan organisasi sudah tercapai atau tidak adalah
dengan menggunakan efektivitas. Efektivitas juga merupakan aspek utama dan
penting yang dapat memengaruhi tujuan perusahaan. Efektivitas audit internal
sendiri adalah ukuran dalam melakukan evaluasi apakah fungsi dari audit internal
telah mampu mencapai tujuan organisasi (Mustika, 2015).

Auditor Internal merupakan salah satu profesi yang menjadi komponen


utama untuk menunjang kegiatan organisasi secara efektif dan efisien (Inapty dan
Martiningsih, 2016). Selain itu, auditor internal juga memiliki fungsi untuk
membantu manajemen khususnya dalam pencegahan, pendeteksian dan
menginvestigasi adanya kecurangan didalam organisasi agar organisasi dapat
berjalan efektif dan efisien (Zelmiyanti dan Anita, 2015). Audit internal juga hadir
untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi dari suatu
organisasi (Astuti, 2015).

Audit Internal modern dibangun berdasarkan 3(tiga) E yaitu Efektivitas,


Efisiensi dan Ekonomis. Efektivitas artinya adalah melakukan sesuatu dengan
benar, Efisiensi artinya melakukan dengan baik, dan Ekonomis artinya melakukan
dengan murah. Lalu kemudian efektivitas dipandang sebagai E yang paling
penting, jika internal audit tidak efektif, akhirnya akan sia-sia terlepas dari
seberapa efisien ataupun ekonomisnya layanan dari organisasi yang diberikan
(Lenz dan Hahn, 2015).

Audit internal kini tidak lagi hanya profesi yang memfokuskan diri untuk
masalah teknis akuntansi, namun sudah berkembang menjadi profesi yang
13

berorientasi untuk memberikan jasa yang memiliki nilai tambah untuk


manajemen. Peran dari audit internal penting untuk menunjang efektivitas
organisasi (Kholilah, 2014).

Auditor internal diperlukan oleh suatu perusahaan agar manajemen dapat


mengelola transaksi bisnis dan aktivitas bisnis sehingga dapat menghasilkan
efektivitas dan efisiensi dari operasi organisasi. Efektivitas dan efisiensi suatu
perusahaan yang terwujud dari pengendalian internal tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada auditor internal yang mengendalikan aktivitas bisnis
organisasi. Auditor internal menekankan pada kegiatan pengawasan dengan tujuan
membina dan memberi bantuan kepada manajemen dalam memberikan
rekomendasi untuk manajemen terkait efektivitas dan efisiensi organisasi (Umar
dan Tatiana, 2018).

Menurut Rondonuwu dan Rundengan (2018) audit internal adalah bagian


dari suatu organisasi yang memiliki fungsi untuk melihat dan memeriksa catatan
laporan keuangan dalam organisasi, dan mengawasi jalannya kegiatan dalam
suatu organisasi agar berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan
yang ada dalam suatu organisasi.

Efektivitas artinya adalah membawa hasil, efektivitas kemudian menjadi


penting karena dapat memberikan pandangan atau gambaran mengenai
berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan
(Fauzi, dkk, 2017). Kemudian Suratini, dkk (2015) mendefinisikan efektivitas
adalah ukuran atas gambaran tercapainya suatu target yang diterapkan oleh
organisasi. Efektivitas juga digunakan untuk menunjukan tercapai atau tidaknya
sasaran yang ditetapkan organisasi, artinya jika hasil dari suatu kegiatan
organisasi semakin mendekati sasaran, artinya efektivitasnya semakin meningkat.

Menurut Mahmudah dan Riyanto (2016) efektif artinya adalah


mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan target. Auditor internal sendiri
artinya adalah kegiatan independen suatu organisasi yang tujuannya untuk
memberikan nilai tambah bagi organisasi. Dalam konteks efektivitas audit internal
14

berarti, kemampuan dari internal auditor dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh organisasinya. Internal auditor sendiri dianggap dapat mencegah dan
mendeteksi kecurangan dan penipuan lebih cepat dari pada eksternal auditor,
karena internal auditor mendapatkan informasi lebih awal dan menemukan
masalah dalam tahap awal. Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap efektivitas audit internal, maka organisasi dapat meningkatkan empat
proses pentingnya yaitu memberikan pengajaran atau panduan kepada masing-
masing anggotanya untuk bekerja dengan baik (learning), memberikan motivasi
agar kinerjanya dapat meningkat serta memperbaiki kekurangan yang ada
(motivation), mencegah adanya penyalahgunaan (deterrence), dan juga
meningkatkan keyakinan bahwa anggota organisasi melakukan hal dengan benar
(process improvements).
Seperti yang sudah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa peran
penting audit internal bertujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi
perusahaan dari segala resiko yang ada. Audit Internal yang sukses adalah yang
memiliki analisa logis, dan evaluasi bagi perusahaannya untuk suatu periode
tertentu. Selain itu peran penting dari internal auditor adalah memastikan bahwa
sistem kontrol didalam perusahaan berjalan efektif dan efisien (Alkebsi dan Aziz,
2014). Menurut Rahaditya (2015) efektivitas audit internal itu sendiri merupakan
kemampuan dari seorang auditor internal dalam mencapai fungsi dari audit
internal, contohnya yaitu melalui tercapainya program-program yang dijalankan
oleh perusahaan, atau melakukan pengawasan atas kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
Menurut Sari dan Haryanto (2014), efektivitas sendiri erat kaitannya
dengan pencapaian tujuan, efektivitas internal auditor juga dapat dikatakan
menyediakan jasa-jasa internal auditor sehingga memungkinkan bagi manajemen
untuk menerapkan kebijakan dan tujuan perusahaannya. Kemudian, apabila
perusahaan telah berhasil mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan perusahaan
atau organisasi tersebut telah efektif. Efektivitas audit internal menurut The
Institute of Internal Audit (IIA) dalam Komalasari (2018) merupakan derajat
15

pengukuran pencapaian tujuan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau


organisasi.
Suatu perusahaan perlu untuk memiliki audit internal yang efektif, karena
audit internal yang efektif akan menghasilkan tata kelola yang baik bagi
perusahaan dan akan mengurangi praktik-praktik akuntansi yang tidak sehat.
Audit internal yang efektif juga dapat diketahui dengan melihat selarasnya tujuan
audit dengan tujuan perusahaan. (Arles, Anugrah, dkk. 2017).
Jika audit internal pada suatu perusahaan bertindak independen, objektif
dan memberi nilai tambah bagi perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa audit
internal di perusahaan tersebut sudah berjalan dengan efektif (Fransisca,
Anantadjaya, dkk. 2017).

2.1.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Dewasa ini, teknologi informasi mempunyai peranan yang cukup penting


dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi. Penyusunan laporan keuangan yang
dulu dirasa kurang akurat karena dibuat secara manual, kini tingkat keakuratannya
dapat ditingkatkan dengan adanya penggunaan teknologi. Penggunaan teknologi
informasi sendiri merupakan kemampuan untuk mencari, mengolah dan
menyebarkan informasi sebagai sarana dalam meningkatkan kinerja organisasi
(Komarasari, 2017).
Teknologi informasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengartikan
teknologi yang membantu manusia dalam membuat, mencari, menyimpan, dan
memberikan informasi. Teknologi informasi atau yang biasa kita singkat dengan
TI,IT atau Infotech dapat mengumpulkan, menyimpan dan mengubah data
menjadi informasi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan. Informasi yang dapat digunakan haruslah informasi yang relevan,
dapat diandalkan, akurat dan tepat waktu. Penggunaan teknologi informasi ini
yang kemudian diharapkan dapat menjadi penunjang efektivitas dan efisiensi dari
proses bisnis perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan bisnisnya
dengan meminimalisir risiko-risiko yang mungkin ada. Penggunaan teknologi
informasi dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan yaitu dengan
mengganti pengendalian yang biasa dilakukan secara manual yang rentang dengan
16

human error, dengan pengendalian yang dilakukan oleh komputer. Tetapi, tidak
selalu berarti penggunaan teknologi informasi di suatu perusahaan datang tanpa
risiko, risiko atas sistem teknologi informasi ada, dan dapat diatasi dengan
pengendalian khusus terhadap sistem teknologi informasi (Amani, Vidyastutik,
dan Hudzafidah, 2017).
Teknologi informasi diungkapkan sebagai alat yang digunakan untuk
membantu manusia untuk membuat, menyimpan, mengolah, mengubah serta
menyebarkan informasi. Penerapan atau penggunaan dari teknologi informasi saat
ini kemudian menjadi penting untuk para manajemen sebagai pertimbangan untuk
mengambil keputusan (Purba, 2018).
Menurut Setiawan (2017) teknologi pada masa sekarang, telah mampu
mempermudah manusia untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini, cenderung membuat manusia
memiliki gaya hidup baru yang bergantung kepada perangkat elektronik.
Penggunaan teknologi memang semakin memudahkan kehidupan manusia, namun
kita juga harus mengendalikan dalam menggunakannya.
Antasari dan Yuniarta (2015) berpendapat bahwa apabila karyawan dalam
suatu perusahaan mahir dalam menggunakan komputer, maka penggunaan
teknologi informasi di perusahaan tersebut berjalan dengan efektif. Bagi
organisasi, penggunaan teknologi informasi di zaman yang serba canggih ini
merupakan suatu keharusan agar organisasi mampu menguasai informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Sari dan Witono (2014) organisasi didalam penggunaan teknologi
informasi perlu untuk mengoptimalkan penggunaan pada kemajuan teknologi agar
dapat membangun jaringan sistem kerja dan menyederhanakan sistem kerja
tersebut diantara unit kerja organisasi. Penggunaan teknologi informasi juga sudah
barang tentu akan meminimalkan kesalahan, karena aktivitas pengelolaannya akan
lebih sistematis, dan akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal.

Sudrajat dan Ompungsunggu (2015) juga berpendapat bahwa penggunaan


dari teknologi informasi akan dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada
tugas yang biasa dilakukan manusia kini dapat digunakan dengan tenaga mesin
17

atau elektronik. Teknologi informasi sendiri merupakan teknik dalam


menghasilkan informasi yang berkualitas, dimana informasi ini relevan dan akurat
serta tepat waktu yang akan digunakan oleh organisasi dalam pengambilan
keputusan.

Teknologi informasi tidak hanya berarti teknologi komputer yang


digunakan untuk mendapatkan dan juga memproses informasi, melainkan
teknologi gabungan antara komputasi komputer dengan komunikasi yang
membawa data, suara dan video. Teknologi informasi yang efektif dan efisien
sangat penting bagi organisasi untuk mengawasi kinerja organisasinya
(Rakhmansyah, Al Musadieq, dkk, 2015).

Salah satu hal paling penting didalam perkembangan studi teknologi


informasi adalah bagaimana teknologi informasi dapat digunakan untuk
mengubah lingkungan bisnis. Untuk menghadapi tantangan internasional dari
organisasi, sebagian besar organisasi bergantung kepada Electronic Data
Processing (EDP) yang canggih untuk dapat mengolah transaksi bisnis harisn
mereka (Alkebsi dan Aziz, 2017).

Lebih lanjut, Alkebsi dan Aziz (2017) juga mengungkapkan bahwa


teknologi informasi dapat membantu fungsi audit. Ada banyak perangkat lunak
yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses audit. Salah satu perangkat
lunak yang dapat meningkatkan fungsi audit ini adalah CAAT, dimana CAAT
dapat membantu audit dalam melakukan tugas-tugasnya yang kompleks. Oleh
karena itu, didalam penelitian ini, penggunaan teknologi informasi mengacu
kepada perangkat lunak yang digunakan oleh auditor intenal untuk membantu
pekerjaan mereka dan juga perangkat audit khusus seperti CAAT.

2.1.1.5 Dukungan Manajemen Puncak

Setiap perusahaan perlu untuk mengukur keberhasilan dari tujuan yang


ingin dicapainya, untuk mencapai tujuan tersebut, penting untuk adanya dukungan
dari manajemen puncak. Manajemen puncak dapat didefiniskan orang-orang yang
memiliki komitmen atas waktu, biaya dan sumberdaya untuk menjaga ataupun
18

menjalin kerja sama dengan supplier atau orang-orang diluar organisasi untuk
jangka panjang agar perusahaan dapat berproses secara stabil. dapat pula
dikatakan bahwa manajemen puncak adalah orang-orang atau pihak yang
menyediakan dan bertanggung jawab atas pedoman yang dimiliki perusahaan
dalam setiap kegiatannya (Susetyo dan Suherman, 2016).
Dukungan manajemen dikonsepkan sebagai keterlibatan, partisipasi dan
juga komitmen dan panduan dari eksekutif atau manajemen atas sumber daya
yang diperlukan organisasi (Ratnaningsih dan Suaryana, 2014). Felekoglu dan
Moultrie (2014) mengatakan bahwa top management juga dapat disebut senior
management, mengacu kepada sekelompok manajer yang menempati posisi
penting atau memiliki otoritas yang sudah ditetapkan secara formal oleh
organisasi yang memiliki tanggung jawab terkait pengambilan keputusan atas
kegiatan organisasi. Tindakan dan dukungan manajemen juga tergantung kepada
gaya kepemimpinan mereka (Shao, Feng, dkk. 2015).

Peran dan partisipasi dari manajemen sangat diperlukan dalam hal


perencanaan dan pengendalian demi tercapainya target dari perusahaan,
khususnya dalam menenentukan implementasi kebijakan dan pengembangan
prosedur suatu perusahaan. Manajemen juga berfungsi sebagai controller dan
memiliki tanggung jawab yang besar untuk perusahaan (Ratnaningsih dan
Suaryana, 2014).

Manajemen puncak merupakan orang-orang yang memiliki tanggung


jawab dalam menetapkan serta mengarahkan jalannya kegiatan di organisasi.
Manajemen puncak juga dapat diartikan yaitu direktur, kepala divisi, presiden
dalam suatu organisasi yang menentukan keberhasilan jalannya organisasi (Ikhsan
dan Bustamam, 2016).
Dilain sisi, Saebani dan Muliawati (2016) mengungkapkan bahwa
dukungan manajemen puncak mencerminkan hak, kewajiban, tugas, tanggung
jawab serta attitude seseorang yang dianggap berpengaruh disebuah organisasi
yang akan membawa keberhasilan bagi organisasi.
19

Selain itu, dukungan manajemen juga dapat disimpulkan sebagai


keterlibatan dari pimpinan divisi atau manajer, atau orang-orang yang
berkedudukan tinggi dalam suatu organisasi dalam menyediakan sumber daya
yang diperlukan bagi perusahaan atau organisasi. dukungan manajemen juga
sangat diperlukan dalam suatu inovasi perusahaan karena manajer memiliki
kekuasaan atas sumber daya (yang diperlukan) perusahaan (Sahusilawane, 2014).
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi adalah
dengan adanya dukungan dari top management. Dukungan top management dapat
dilihat dalam beberapa bentuk yaitu membantu tim dalam menghadapi tantangan,
menunjukan komitmennya terhadap pekerjaan, serta mendorong pekerjaan
bawahannya. (Iqbal, Long, dkk. 2015).

Dukungan manajemen puncak sangat penting dalam menciptakan suasana


yang mendukung dalam perusahaan dan dapat menyediakan sumber daya yang
memadai dalam mefasilitasi keberhasilan suatu perusahaan (Pillania 2014).

Manajemen puncak dapat mengambil berbagai bentuk keputusan seperti


menunjukkan kesediaan untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan, dan
menyumbangkan pengetahuan tersebut kepada rekan kerja atau pegawai
perusahaan, untuk terus belajar, dan untuk mencari pengetahuan dan ide baru
(Pillania 2014).

Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pegawai


atau karyawan terlibat cukup awal dalam pengembangan sistem mencapai
keberhasilan sistem informasi/teknologi informasi. Semakin banyak pengguna
pegawai atau karyawan terlibat dalam dua proses ini, semakin banyak peluang
untuk dimasukkan dalam penggunaan teknologi informasi dan dengan demikian
dapat meningkatkan kegunaan sistem. Pentingnya dukungan manajemen sebagai
rangsangan motivasi dalam keberhasilan perusahaan. Atiyyah (Roibah, 2016).

Manajemen puncak selalu mendukung karyawan, membantu mereka


dalam penyelesaian masalah, menciptakan interaksi yang harmonis dan kerja
sama di antara berbagai fungsi pekerjaan, mendorong peningkatan dan insentif
20

dan membimbing manajer unit untuk memperjuangkan inovasi dengan jelas dan
konsisten dengan meletakkan dasar yang jelas. dukungan manajemen puncak
adalah pendorong utama untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan
kemampuan teknologi perusahaan untuk berhasil mengadopsi atau menerapkan
layanan atau produk baru (Rodríguezetal. , 2014).

Kemudian Alzeban dan Gwilliam (2014) mengungkapkan bahwa untuk


dapat meningkatkan dukungannya, manajemen memberikan sumber daya yang
cukup agar anggotanya dapat melaksanakan kewajibannya, termasuk dalam hal ini
adalah manajemen merekrut staff yang berkualitas dan memberikan pelatihan
untuk mereka secara berkala.

2.1.1.6 Kompetensi Auditor Internal

Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian baik dari segi
pendidikan dan juga pelatihan teknis yang cukup. Maka seorang auditor perlu
memiliki kompetensi, karena walaupun ia memiliki kemampuan yang tinggi
dalam bidang lain seperti bisnis dan keuangan, jika tidak dapat memenuhi
keahlian dan tidak memiliki pelatihan teknis maupun pendidikan dibidang audit
maka akan dianggap tidak cukup kompeten (Nugraha, 2018).

Agar audit yang dihasilkan oleh auditor berkualitas, auditor diharapkan


memiliki kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Auditor yang memiliki kompetensi adalah auditor yang berpengalaman dan
memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai serta dapat melakukan audit
secara objektif. Ketika auditor sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup, maka auditor akan lebih mudah memahami dan mengetahui masalah lebih
dalam (Anugerah dan Akbar, 2014).

Menurut Ilhamsyah (2018), kompetensi merupakan salah satu sikap yang harus
dimiliki oleh seorang auditor internal. Kompetensi dapat didefinisikan yaitu
pemanfaatan oleh seorang auditor internal terhadap pengetahuan, keahlian dan
perilaku auditor internal dalam bekerja. Dengan kata lain, kompetensi merupakan
implementasi dari kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang berkaitan satu
21

dengan yang lain dimana kemampuan, keahlian dan pengetahuan tersebut dapat
diperoleh melalui pendidikan, dan pelatihan yang sudah ditempuh.

Senada dengan pengertian diatas, Ariani dan Badera (2015) juga


mengungkapkan pemahaman mengenai kompetensi yaitu pengetahuan dan
pemahaman objek yang diaudit yang dimiliki oleh seorang auditor dalam
melaksanakan auditnya. Selain itu, kemampuan dalam menganalisa masalah dan
mampu bekerja sama dengan tim juga termasuk kompetensi auditor. Kompetensi
auditor juga berfokus pada pengalaman yang dimiliki auditor, apabila seorang
auditor memiliki pengalaman yang cukup, maka auditor sudah semakin peka dan
cepat dalam menganalisis kesalahan. Gamayuni (2016) juga turut mendefinisikan
kompetensi auditor internal sebagai pengetahuan, keterampilan, kemampuan serta
pengalaman yang cukup yang harus dimiliki dalam menjalankan pekerjaannya.
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah
auditing, akuntansi, administrasi dan juga komunikasi. Berbekal pengetahuan
yang dimiliki auditor itulah maka seorang auditor dapat menyusun dan
melaksanakan prosedur audit dengan efektif.(Fauzi, dkk, 2017). Audit merupakan
salah satu pekerjaan yang beresiko tinggi apabila auditor tidak memiliki
pengetahuan bagaimana melakukan perencanaan audit, menyusun program audit
yang efektif, serta menganalisis kondisi yang terjadi dalam organisasi, maka akan
berdampak pada organisasi tersebut, sehingga penting bagi seorang organisasi
untuk memilih auditor yang kompeten (Rosiana, dkk, 2019).

Sari dan Haryanto (2016) mendefinisikan kompetensi auditor internal


sebagai kemampuan auditor internal dalam pengimplementasian pengetahuan
yang dimiliki pada saat proses audit berlangsung. Seorang auditor internal yang
kompeten dapat diukur dengan tiga komponen yaitu tingkat pendidikannya, lama
bekerja dalam dunia audit dan juga pelatihan yang didapat.
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu dimiliki untuk dapat
menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Sehingga kompetensi auditor internal
dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki seorang auditor untuk
22

bertanggung jawab atas pengendalian kegiatan organisasi (Inapty dan


Martiningsih, 2016).
Kompetensi auditor internal sendiri maksutnya adalah kualifikasi yang
dibutuhkan oleh auditor untuk dapat melaksanakan audit dengan benar.
Kompetensi auditor sendiri berkaitan erat dengan keahlian yang dimiliki sebagai
hasil dari pendidikan formal, ujian profesional, serta keikutsertaan dalam
pelatihan, seminar, dan simposium. Selain itu seorang auditor perlu untuk
mengetahui jenis serta jumlah bukti yang dikumpulkan untuk menghasilkan
sebuah kesimpulan yang tepat, sehingga penting bagi seorang auditor untuk
memiliki kompetensi (Widodo, Pramuka, dan Herwiyanti, 2016).

Seorang auditor yang kompeten, yakni auditor yang memiliki pengetahuan


dan pemahaman akan bisnis perusahaannya, dengan mengetahui secara pasti
bisnis yang dijalankan oleh perusahaannya, auditor dapat mengambil keputusan
yang tepat (Purwanda dan Harahap, 2015).
Menurut Ariany (2017) kompetensi merupakan standard minimal
kemampuan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu mencakup Knowledge,
Skill dan Attitude, agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu,
kompetensi sendiripun dapat ditingkatkan yaitu dengan melalui sertifikasi profesi.

2.1.2 Penelitian Terdahulu


Adapun penelitian terdahulu didalam penelitian ini adalah:
Tabel 2.1
23

Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
1 Chen, dkk Variabel dalam penelitian Hasil penelitian ini
(2018) yaitu: Information menunjukan bahwa IT
Technology Capability, capability secara langsung
Internal Control mengurangi kenaikan audit
Effectiveness, and audit fees, tetapi tidak
Fees and Delays. meningkatkan audit delay, ini
menunjukan IT capability
yang tinggi menandakan
resiko bisnis yang rendah
terkait dengan penggunaan IT
dan mengurangi resiko audit.
Kemudian, IT capability
memiliki dampak pada
internal control effectiveness
yang akan menahan fee audit
dan meningkatnya audit delay.
2 Alkebsi dan Variabel dalam penelitian Hasil Penelitian ini
Aziz ini yaitu: Information menunjukan bahwa
(2017) Technology Usage, Top Information Technology
Management Support, Usage dan Top Management
Internal Audit Support berhubungan secara
Effectiveness. Sampel dari positif dan signifikan dengan
penelitian ini adalah Internal Audit Effectiveness,
auditor internal di sedangkan Top Management
perusahaan swasta di Support tidak memoderasi
Yaman dengan total hubungan antara Information
responden sebanyak 104. Technology Usage dan
Internal Audit Effectiveness

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
3 Amani, Penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini
24

Vidiyastutik, bersifat kualitatif menunjukan bahwa


dan berdasarkan kajian teori- penggunaan teknologi
Hudzafidah teori yang ada dan hasil- informasi dapat
(2017) hasil penelitian terdahulu meningkatkan pengendalian
dikumpulkan,dianalisa, dan internal dengan
dibuat kesimpulan. menambahkan prosedur
pengendalian baru yang
dilakukan oleh komputer,
meskipun disisi lain teknologi
informasi juga dapat
menimbulkan resiko-resiko
baru tetapi hal ini bias diatasi
dengan menggunakan
pengendalian khusus
terhadap sistem teknologi
informasi.
4 Arles, Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
Anugrah, dan yaitu: Kompetensi Audit bahwa Kompetensi Audit
Andreas Internal, Independensi Internal tidak memiliki
(2017) Audit Internal, Dukungan hubungan terhadap
Manajemen, dan efektivitas audit internal,
Efektivitas Audit Internal. Dukungan manajemen tidak
Pengujian hipotesis mempengaruhi hubungan
menggunakan Least Square hubungan kompetensi audit
parsial. Responden dalam internal dengan efektivitas
penelitian ini yaitu audit internal, Independensi
sebanyak 80 yang terdiri Audit Internal dan Dukungan
dari Manajer, Auditor Manajemen memiliki
Internal dan Akuntan di hubungan dan signifikan
Bank Pembangunan terhadap Efektivitas Audit
Daerah (BPD) di Sumatera. Internal, Dukungan
Manajemen juga berpengaruh
namun memperlemah
hubungan Indpendensi Audit
Internal dengan Efektivitas
Audit Internal.

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
5 Sari dan Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
25

Haryanto yaitu: Kompetensi Auditor, bahwa Kompetensi Auditor


(2016) Hubungan antara Auditor Internal secara signifikan
Internal dan Eksternal, berpengaruh positif terhadap
Dukungan Auditee, efektivitas auditor, Hubungan
Independensi Auditor, antara Auditor Internal dan
Efektivitas Auditor Eksternal tidak berpengaruh
Internal. Populasi dari terhadap Efektivitas Auditor
penelitian ini yaitu 51 Internal, Dukungan Auditee
auditor internal yang berpengaruh positif terhadap
bekerja di kantor Efektivitas Auditor Internal,
Inspektorat di Profinsi dan Independensi Auditor
Yogyakarta. berpengaruh secara positif
terhadap Efektivitas Auditor
Internal.
6 Santoso Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
ini yaitu: Hubungan antara bahwa hubungan antara
(2016) Auditor Internal dan auditor internal dan eksternal
Eksternal, Dukungan serta pengukuran kinerja
Manajemen, Persepsi berpengaruh secara positif
auditee, Pengalaman dan signifikan terhadap
Auditor, Pengukuran efektivitas audit internal,
Kinerja, dan Efektivitas sedangkan dukungan
Audit Internal. Responden manajemen, persepsi auditee,
dalam penelitian ini yaitu dan pengalaman auditor tidak
45 pegawain inspektorat berpengaruh terhadap
dan 29 pegawai dinas di efektivitas audit internal.
Kabupaten dan Kota
Magelang.
7 George, Penelitian ini menyelidiki Hasil Penelitian menunjukan
Theofanis, faktor-faktor spesifik yang bahwa Internal Audit Quality,
dan terkait dengan efektivitas Competence of Internal Audit
Konstantinos audit internal dalam Team, Independence of
lingkungan bisnis Yunani. Internal Audit, Support of
(2015) Internal Audit by Senior
Manager berpengaruh
terhadap Effectiveness of
Internal Audit.

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
8 Alkebsi, dkk Variabel dari penelitian ini Hasil penelitian menunjukan
(2014) yaitu: Information bahwa Information
26

Technology Usage, Top Technology Usage dan Top


Management Support, Management Support
Internal Audit berhubungan positif dengan
Effectiveness. Sampel dari Internal Audit Effectiveness,
penelitian ini adalah tetapi Top Management
auditor internal di Support tidak memoderasi
perusahaan swasta di hubungan antara Information
Yaman. Dan didapat 104 Technology Usage dan
responden. Internal Audit Effectiveness
9 Baharud-din, Studi ini menyelidiki Hasil penelitian menunjukan
Shokiyah, dan faktor-faktor yang bahwa Auditors Competency,
Ibrahim berkontribusi terhadap Independece/Objectivity of
(2014) efektivitas audit internal di Internal Audit, dan
sektor publik Malaysia. Management Support,
berpengaruh terhadap
Internal Audit Effectiveness.
10 Alzeban dan Studi ini menilai faktor- Hasil penelitian menunjukan
Gwilliam faktor yang mempengaruhi bahwa Competencey of
(2014) efektivitas audit internal Internal Audit Staf, Size of
(IAE) di Arab Saudi. Data Internal Audit Department,
diperoleh dari 203 manajer Relationship between Internal
dan 239 auditor internal and External Auditors,
dari 79 organisasi sektor Independence of Internal
publik Arab Saudi. Audit dan Managegement
Support for Internal Audit
berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap
Internal Audit Effectiveness.
11 Hadi Variabel penelitian yaitu: Hasil penelitian menunjukan
Mahmudah Efektivitas Sistem bahwa Sistem Pengendalian
(2014) Pengendalian Internal, Internal dan Dukungan
Dukungan Manajemen, Manajemen berpengaruh
Audit Profesionalism dan secara positif terhadap
Keefektifan Audit Internal. keefektifan Audit Internal,
Sampel dari penelitian ini penelitian gagal memberikan
yaitu 39 Inspektorat bukti empiris Audit
Daerah dari enam provinsi. Profesionalism berpengaruh
Penelitian menggunakan terhadap Keefektifan Audit
regresi berganda. Internal.

2.2 Rerangka Konseptual


Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini menggunakan variabel
dependen yaitu: Efektivitas Audit Internal variabel independen yaitu: Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Kompetensi Auditor Internal menggunakan variabel
27

moderasi yaitu: Dukungan Manajemen Puncak. Maka rerangka konseptual pada


penelitian ini adalah:

Gambar 2.1
Rerangka Konseptual

Dukungan
Manajemen
Puncak
H3 H4

Pemanfaatan
H1
Teknologi Informasi
Efektivitas Audit
Internal
H2
Kompetensi Auditor
Internal

2.3 Pengembangan Hipotesis


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian-penelitian terdahulu, serta
rerangka konseptual penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Efektivitas Audit Internal, maka pengembangan hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Efektivitas


Audit Internal:

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi didalam organisasi


telah mengubah lingkungan bisnis. Teknologi informasi diperlukan untuk
menghadapi tantangan organisasi, bukan hanya yang berasal dari lingkup
nasional, namun juga tantangan tersebut timbul dari lingkup internasional. Untuk
menghadapi tantangan tersebut, setiap organsisai dewasa ini bergantung kepada
sistem pemrosesan data yang canggih dalam mengelola transaksi bisnis hariannya.
28

Salah satu fungsi dari organisasi yang bergantung pada sistem ini adalah
fungsi audit. Audit sangat terbantu dengan berkembangnya teknologi informasi ini
untuk memelihara transaksi dan informasi dalam bentuk elektronik. Organisasi
mengharapkan auditor untuk tidak hanya mahir dalam aspek keuangan tetapi juga
mahir dalam menerapkan sistem elektronik. Operasi audit pada komputer
mengontrol keamanan dan keandalan dalam melakukan audit. Pengendalian
internal yang dilakukan oleh auditor bergantung kepada banyaknya data dan
informasi, selain itu, auditor harus terampil dalam mengakses data yang
disediakan oleh sistem dalam rangka melakukan evaluasi untuk organisasi.

Fasilitas teknologi informasi, seperti infrastruktur dan perangkat lunak


yang dipekerjakan oleh perusahaan, merupakan sumber daya strategis bagi
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang lebih besar. Kualitas
teknologi informasi dan pekerjaan audit internal terkait dengan efektivitas.
Evolusi audit dan perkembangan teknologi yang cepat, yang secara terbuka
berkontribusi pada audit. Sistem teknologi informasi telah mengubah cara
organisasi menjalankan bisnisnya, meningkatkan efisiensi operasional, dan
membantu dalam proses pengambilan keputusan, oleh karena itu diharapkan
terdapat hubungan positif antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan
Efektivitas Audit Internal.

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017)
mengungkapkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi memainkan peran
penting dalam fungsi audit internal yaitu pada saat tahapan perencanaan,
pengujian dan pelaporannya. Hubungan antara internal audit dan penggunaan
teknologi informasi juga penting untuk melakukan kinerja yang efektif. Fasilitas
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan terkait dengan teknologi informasi dapat
menjadi sumber daya untuk mencapai keunggulan perusahaan. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang
dalam hal ini menyangkut fungsi dari audit internal.

Penelitian yang dilakukan oleh Alkebsi, Aziz, Dhaifallah, dkk (2014)


mengatakan bahwa mungkin sebaiknya organisasi memiliki auditor sistem
29

informasi karena untuk menjalankan sistem informasi akuntansi perlu keahlian


khusus. Atau dapat juga dengan auditor memiliki keterampilan atau pengetahuan
terkait TI yang bisa didapatkan dengan pelatihan ataupun sertifikasi agar dapat
melakukan pekerjaannya secara efektif. Perkembangan pesat dari teknologi
informasi menyebabkan evolusi pada fungsi audit yang akan memberikan
kontribusi terkait fungsi audit internal. Technology Information System dan
Electronic Data Processing dapat membantu organisasi dalam proses
pengambilan keputusan.
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amani, Vidyastutik, dan
Hudzafidah (2017) mengatakan bahwa dewasa ini, kehadiran teknologi informasi
telah mengubah strategi organisasi dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan
juga dalam membuat keputusan. Selain itu, dampak dari adanya teknologi
informasi memaksa auditor internal untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuannya terkait penggunaan teknologi informasi karena dengan adanya
teknologi informasi akan berdampak pula pada sistem laporan keuangan.
Information Technology Usage pada suatu perusahaan mampu meningkatkan
pengendalian internal dengan adanya prosedur pengendalian baru yang dilakukan
melalui komputer dan mengganti pengendalian yang dilakukan secara manual
oleh manusia dengan yang dilakukan melalui komputer. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H1: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap


Efektivitas Audit Internal.

2.3.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit


Internal
Dari penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Haryanto (2016) mengatakan
bahwa seorang auditor yang memiliki kompetensi artinya auditor internal tersebut
diharapkan memiliki pendidikan tinggi, pengalaman seorang auditor juga
30

menentukan kehandalan mereka, selanjutnya auditor internal juga perlu diberikan


pelatihan secara rutin sebagai salah satu faktor penentu kompetensi. Jika seorang
auditor internal sudah memenuhi kualifikasi tersebut, maka auditor internal dapat
mencapai efektivitasnya.

Dari penelitian yang dilakukan Alzeban dan Gwilliam (2014) mengatakan


bahwa salah satu elemen kunci dari Efektivitas Audit Internal adalah dengan
adanya kompetensi yang dimiliki oleh staff auditor internal. Untuk mencapai
keefektifan yang tinggi, diperlukan kualifikasi yang tepat. Kurangnya staff auditor
internal yang memenuhi kualifikasi, akan berdampak pada fungsi audit internal.
dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa staf audit internal perlu memiliki
kompetensi agar dapat menghasilkan efektivitas audit internal yang akan
menghindarkan perusahaan dari kesalahan dan penyimpangan.

George, Theofanis dan Konstantinos (2015) melakukan penelitian, yang


mengungkapkan bahwa kompetensi dianggap sebagai elemen penting bagi audit
internal. Kompetensi dapat dimiliki oleh auditor internal dengan mendapatkan
pelatihan secara berkelanjutan yang merupakan syarat penting untuk efektivitas
audit internal.

Seorang auditor internal yang memiliki kekurangan kualifikasi seperti


pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan akan menghambat pekerjaannya
didalam melakukan audit. Sehingga ketika seorang auditor internal memiliki
kompetensi didalam dirinya, maka akan meningkatkan efektivitas audit
internalnya, sehingga diharapkan terdapat hubungan positif antara kompetensi
yang dimiliki auditor internal dengan efektivitas audit internal. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H2: Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas


Audit Internal

2.3.3 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh


antara Penggunaan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal
31

Alkebsi, Dhaifallah, dkk (2014) melakukan penelitian yang mengatakan


bahwa praktik sumber daya manusia dalam suatu organisasi dapat menciptakan
perilaku karyawan yang positif. Adanya dukungan dari organisasi yang dirasakan
oleh karyawan, akan menghsilkan tercapainya tujuan dari organisasi. Selain itu
auditor internal sebaiknya menunjukan profesionalisme mereka, seperti mengikuti
perkembangan terbaru dalam profesi auditor internal. Untuk itu, adanya dukungan
dari Top Management ini dapat mendorong para auditor internal dalam
memanfaatkan penggunaan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan
pekerjaan mereka. RBV teori menjelasan karyawan dan Top Management yang
memiliki wewenang dapat mengendalikan sumber daya apapun. Sebagai imbalan
atas adanya dukungan dari Top Management, maka karyawan akan bekerja lebih
keras untuk mencapai tujuan organisasi. Adanya dukungan dari Top Management
dalam mengendalikan sumber daya yang ada akan mengarah pada tercapainya
tugas dan fungsi dalam organisasi secara efektif.
Dukungan manajemen puncak terhadap penggunaan teknologi informasi
mengacu pada sejauh mana manajemen puncak memahami pentingnya fungsi dari
teknologi informasi dan sejauh mana manajemen puncak terlibat dalam kegiatan
teknologi informasi. Dukungan manajerial tingkat tinggi untuk implementasi
teknologi informasi tidak hanya akan menunjukkan komitmen dan dukungan
yang berkelanjutan untuk suatu proyek tetapi juga dapat digunakan untuk
mengembangkan lingkungan yang positif dalam perusahaan, implementasi yang
kondusif dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan seperti waktu, ruang,
peralatan, dan orang-orang. Para peneliti juga menyarankan bahwa ketika visi atau
tujuan dibagi dalam komunitas organisasi dan terus dikomunikasikan dan
didukung oleh manajemen puncak, akan mengarah pada tujuan yang jelas menuju
kemajuan yang lebih modern dengan menggunakan teknologi. para peneliti secara
konsisten menemukan bahwa dukungan manajemen puncak merupakan penentu
kuat keberhasilan teknologi informasi (Bajwa dan Ross, 2014).

Dari penelitian yang dilakukan Alkebsi dan Aziz (2017) mengatakan bahwa
adanya Top Management Support yang besar terhadap peran dari auditor internal,
akan mencapai tujuan organisasi. Top Management dianggap sebagai moderator
32

untuk mencapai keunggulan kompetetif organisasi, untuk mencapai keunggulan


kompetetif organisasi, diperlukan pemanfaatan sumber daya secara maksimal
serta peningkatan kinerja organisasi.
Manajemen dapat mendukung teknologi informasi dengan mengevaluasi
dan memutuskan adopsi atau peningkatan teknologi informasi. Dukungan
manajemen puncak memperkuat upaya karyawan dalam organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasi. Resource based view membantu menjelaskan
hubungan antara karyawan dan manajemen puncak yang memiliki wewenang
untuk mengendalikan sumber daya. Teori RBV menjelaskan hubungan antara
karyawan dengan manajemen puncak dalam memanfaatkan sumber daya yang
dalam hal ini adalah teknologi informasi. Sebagai imbalan atas dukungan tingkat
tinggi, perusahaan menemukan karyawan bekerja lebih keras untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya. Dukungan penuh dari manajemen puncak
mengarah pada pencapaian tugas atau fungsi dalam organisasi secara efektif

.Oleh karena itu Dukungan Manajemen Puncak diharapkan dapat


memperkuat hubungan dari Pemanfaatan Teknologi Informasi dangan Efektivitas
Audit Internal, dengan mengupayakan dukungan manajemen dalam menggunakan
teknologi informasi dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Berdasarkan
penjelasan diatas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H3: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat pengaruh Pemanfaatan


Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.

2.3.4 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh


antara Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit Internal:
Dukungan manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Auditor internal harus menunjukkan
kemahiran dalam profesi mereka. Peran manajemen puncak diperlukan untuk
dapat mendukung auditor internal dengan memberikan pelatihan secara berkala,
tujuannya adalah agar auditor internal memiliki kompetensi sehingga dapat
membawa organisasi untuk mencapai tujuannya.
33

Seperti yang diungkapkan oleh Arles, Anugrha dan Andreas, (2017) bahwa
kompetensi sebagaimana yang diungkapkan sebelumnya, membuat seorang
auditor internal untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dalam rangka
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Serta, dengan adanya kompetensi
dapat menghasilkan audit internal yang efektif. Dengan adanya peran dari
Manajemen Puncak akan semakin memperkuat kompetensi dalam mempengaruhi
efektivitas audit internal.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Gamayuni (2016) dikatakan bahwa
komitmen dari organisasi untuk menggunakan rekomendasi dari auditor internal
serta dukungan dari Top Management adalah penting untuk efektivitas audit
internal itu sendiri. Hasil pekerjaan auditor internal berupa temuan dan
rekomendasinya akan lebih berfungsi apabila terdapat dukungan dari Top
Management. Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu yang
mengungkapkan bahwa Kompetensi Auditor Internal dan Dukungan Manajemen
Puncak berhubungan positif dengan Efektivitas Audit Internal, maka penelitian ini
ingin menguji peran dari Dukungan Manajemen Puncak sebagai variabel moderasi
yang memperkuat hubungan Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit
Internal. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah:

H4: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat pengaruh Pemanfaatan


Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.

Anda mungkin juga menyukai

  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Facebook
    Facebook
    Dokumen103 halaman
    Facebook
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Okokok
    Okokok
    Dokumen8 halaman
    Okokok
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Ookoko
    Ookoko
    Dokumen21 halaman
    Ookoko
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Thesis Revisi Bu Harti 05 Sep 19
    BAB I Thesis Revisi Bu Harti 05 Sep 19
    Dokumen9 halaman
    BAB I Thesis Revisi Bu Harti 05 Sep 19
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN Valid Dan Reliabel
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Okokok
    Okokok
    Dokumen8 halaman
    Okokok
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Bab V Thesis Windy
    Bab V Thesis Windy
    Dokumen3 halaman
    Bab V Thesis Windy
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ikd
    Makalah Ikd
    Dokumen10 halaman
    Makalah Ikd
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Ok
    Ok
    Dokumen3 halaman
    Ok
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • Akses Online
    Akses Online
    Dokumen1 halaman
    Akses Online
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat
  • AQIDAH
    AQIDAH
    Dokumen11 halaman
    AQIDAH
    Zamrajjasa Randi
    Belum ada peringkat