BAB II
internal merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat
meningkatkan efektivitas audit internal serta menciptakan keunggulan bagi
perusahaan.
2.1.1.3 Efektivitas Audit Internal
Audit internal tidak hanya penting untuk sektor swasta, melainkan penting
juga untuk sektor pemerintahan. Kegiatan di lingkungan perusahaan akan lebih
mudah dipantau dengan adanya audit internal, karena kita dapat mengetahui
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau tidak.
Untuk dapat mengetahui apakah tujuan organisasi sudah tercapai atau tidak adalah
dengan menggunakan efektivitas. Efektivitas juga merupakan aspek utama dan
penting yang dapat memengaruhi tujuan perusahaan. Efektivitas audit internal
sendiri adalah ukuran dalam melakukan evaluasi apakah fungsi dari audit internal
telah mampu mencapai tujuan organisasi (Mustika, 2015).
Audit internal kini tidak lagi hanya profesi yang memfokuskan diri untuk
masalah teknis akuntansi, namun sudah berkembang menjadi profesi yang
13
berarti, kemampuan dari internal auditor dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh organisasinya. Internal auditor sendiri dianggap dapat mencegah dan
mendeteksi kecurangan dan penipuan lebih cepat dari pada eksternal auditor,
karena internal auditor mendapatkan informasi lebih awal dan menemukan
masalah dalam tahap awal. Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap efektivitas audit internal, maka organisasi dapat meningkatkan empat
proses pentingnya yaitu memberikan pengajaran atau panduan kepada masing-
masing anggotanya untuk bekerja dengan baik (learning), memberikan motivasi
agar kinerjanya dapat meningkat serta memperbaiki kekurangan yang ada
(motivation), mencegah adanya penyalahgunaan (deterrence), dan juga
meningkatkan keyakinan bahwa anggota organisasi melakukan hal dengan benar
(process improvements).
Seperti yang sudah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa peran
penting audit internal bertujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi
perusahaan dari segala resiko yang ada. Audit Internal yang sukses adalah yang
memiliki analisa logis, dan evaluasi bagi perusahaannya untuk suatu periode
tertentu. Selain itu peran penting dari internal auditor adalah memastikan bahwa
sistem kontrol didalam perusahaan berjalan efektif dan efisien (Alkebsi dan Aziz,
2014). Menurut Rahaditya (2015) efektivitas audit internal itu sendiri merupakan
kemampuan dari seorang auditor internal dalam mencapai fungsi dari audit
internal, contohnya yaitu melalui tercapainya program-program yang dijalankan
oleh perusahaan, atau melakukan pengawasan atas kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
Menurut Sari dan Haryanto (2014), efektivitas sendiri erat kaitannya
dengan pencapaian tujuan, efektivitas internal auditor juga dapat dikatakan
menyediakan jasa-jasa internal auditor sehingga memungkinkan bagi manajemen
untuk menerapkan kebijakan dan tujuan perusahaannya. Kemudian, apabila
perusahaan telah berhasil mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan perusahaan
atau organisasi tersebut telah efektif. Efektivitas audit internal menurut The
Institute of Internal Audit (IIA) dalam Komalasari (2018) merupakan derajat
15
human error, dengan pengendalian yang dilakukan oleh komputer. Tetapi, tidak
selalu berarti penggunaan teknologi informasi di suatu perusahaan datang tanpa
risiko, risiko atas sistem teknologi informasi ada, dan dapat diatasi dengan
pengendalian khusus terhadap sistem teknologi informasi (Amani, Vidyastutik,
dan Hudzafidah, 2017).
Teknologi informasi diungkapkan sebagai alat yang digunakan untuk
membantu manusia untuk membuat, menyimpan, mengolah, mengubah serta
menyebarkan informasi. Penerapan atau penggunaan dari teknologi informasi saat
ini kemudian menjadi penting untuk para manajemen sebagai pertimbangan untuk
mengambil keputusan (Purba, 2018).
Menurut Setiawan (2017) teknologi pada masa sekarang, telah mampu
mempermudah manusia untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini, cenderung membuat manusia
memiliki gaya hidup baru yang bergantung kepada perangkat elektronik.
Penggunaan teknologi memang semakin memudahkan kehidupan manusia, namun
kita juga harus mengendalikan dalam menggunakannya.
Antasari dan Yuniarta (2015) berpendapat bahwa apabila karyawan dalam
suatu perusahaan mahir dalam menggunakan komputer, maka penggunaan
teknologi informasi di perusahaan tersebut berjalan dengan efektif. Bagi
organisasi, penggunaan teknologi informasi di zaman yang serba canggih ini
merupakan suatu keharusan agar organisasi mampu menguasai informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Sari dan Witono (2014) organisasi didalam penggunaan teknologi
informasi perlu untuk mengoptimalkan penggunaan pada kemajuan teknologi agar
dapat membangun jaringan sistem kerja dan menyederhanakan sistem kerja
tersebut diantara unit kerja organisasi. Penggunaan teknologi informasi juga sudah
barang tentu akan meminimalkan kesalahan, karena aktivitas pengelolaannya akan
lebih sistematis, dan akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal.
menjalin kerja sama dengan supplier atau orang-orang diluar organisasi untuk
jangka panjang agar perusahaan dapat berproses secara stabil. dapat pula
dikatakan bahwa manajemen puncak adalah orang-orang atau pihak yang
menyediakan dan bertanggung jawab atas pedoman yang dimiliki perusahaan
dalam setiap kegiatannya (Susetyo dan Suherman, 2016).
Dukungan manajemen dikonsepkan sebagai keterlibatan, partisipasi dan
juga komitmen dan panduan dari eksekutif atau manajemen atas sumber daya
yang diperlukan organisasi (Ratnaningsih dan Suaryana, 2014). Felekoglu dan
Moultrie (2014) mengatakan bahwa top management juga dapat disebut senior
management, mengacu kepada sekelompok manajer yang menempati posisi
penting atau memiliki otoritas yang sudah ditetapkan secara formal oleh
organisasi yang memiliki tanggung jawab terkait pengambilan keputusan atas
kegiatan organisasi. Tindakan dan dukungan manajemen juga tergantung kepada
gaya kepemimpinan mereka (Shao, Feng, dkk. 2015).
dan membimbing manajer unit untuk memperjuangkan inovasi dengan jelas dan
konsisten dengan meletakkan dasar yang jelas. dukungan manajemen puncak
adalah pendorong utama untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan
kemampuan teknologi perusahaan untuk berhasil mengadopsi atau menerapkan
layanan atau produk baru (Rodríguezetal. , 2014).
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian baik dari segi
pendidikan dan juga pelatihan teknis yang cukup. Maka seorang auditor perlu
memiliki kompetensi, karena walaupun ia memiliki kemampuan yang tinggi
dalam bidang lain seperti bisnis dan keuangan, jika tidak dapat memenuhi
keahlian dan tidak memiliki pelatihan teknis maupun pendidikan dibidang audit
maka akan dianggap tidak cukup kompeten (Nugraha, 2018).
Menurut Ilhamsyah (2018), kompetensi merupakan salah satu sikap yang harus
dimiliki oleh seorang auditor internal. Kompetensi dapat didefinisikan yaitu
pemanfaatan oleh seorang auditor internal terhadap pengetahuan, keahlian dan
perilaku auditor internal dalam bekerja. Dengan kata lain, kompetensi merupakan
implementasi dari kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang berkaitan satu
21
dengan yang lain dimana kemampuan, keahlian dan pengetahuan tersebut dapat
diperoleh melalui pendidikan, dan pelatihan yang sudah ditempuh.
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
1 Chen, dkk Variabel dalam penelitian Hasil penelitian ini
(2018) yaitu: Information menunjukan bahwa IT
Technology Capability, capability secara langsung
Internal Control mengurangi kenaikan audit
Effectiveness, and audit fees, tetapi tidak
Fees and Delays. meningkatkan audit delay, ini
menunjukan IT capability
yang tinggi menandakan
resiko bisnis yang rendah
terkait dengan penggunaan IT
dan mengurangi resiko audit.
Kemudian, IT capability
memiliki dampak pada
internal control effectiveness
yang akan menahan fee audit
dan meningkatnya audit delay.
2 Alkebsi dan Variabel dalam penelitian Hasil Penelitian ini
Aziz ini yaitu: Information menunjukan bahwa
(2017) Technology Usage, Top Information Technology
Management Support, Usage dan Top Management
Internal Audit Support berhubungan secara
Effectiveness. Sampel dari positif dan signifikan dengan
penelitian ini adalah Internal Audit Effectiveness,
auditor internal di sedangkan Top Management
perusahaan swasta di Support tidak memoderasi
Yaman dengan total hubungan antara Information
responden sebanyak 104. Technology Usage dan
Internal Audit Effectiveness
Gambar 2.1
Rerangka Konseptual
Dukungan
Manajemen
Puncak
H3 H4
Pemanfaatan
H1
Teknologi Informasi
Efektivitas Audit
Internal
H2
Kompetensi Auditor
Internal
Salah satu fungsi dari organisasi yang bergantung pada sistem ini adalah
fungsi audit. Audit sangat terbantu dengan berkembangnya teknologi informasi ini
untuk memelihara transaksi dan informasi dalam bentuk elektronik. Organisasi
mengharapkan auditor untuk tidak hanya mahir dalam aspek keuangan tetapi juga
mahir dalam menerapkan sistem elektronik. Operasi audit pada komputer
mengontrol keamanan dan keandalan dalam melakukan audit. Pengendalian
internal yang dilakukan oleh auditor bergantung kepada banyaknya data dan
informasi, selain itu, auditor harus terampil dalam mengakses data yang
disediakan oleh sistem dalam rangka melakukan evaluasi untuk organisasi.
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017)
mengungkapkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi memainkan peran
penting dalam fungsi audit internal yaitu pada saat tahapan perencanaan,
pengujian dan pelaporannya. Hubungan antara internal audit dan penggunaan
teknologi informasi juga penting untuk melakukan kinerja yang efektif. Fasilitas
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan terkait dengan teknologi informasi dapat
menjadi sumber daya untuk mencapai keunggulan perusahaan. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang
dalam hal ini menyangkut fungsi dari audit internal.
Dari penelitian yang dilakukan Alkebsi dan Aziz (2017) mengatakan bahwa
adanya Top Management Support yang besar terhadap peran dari auditor internal,
akan mencapai tujuan organisasi. Top Management dianggap sebagai moderator
32
Seperti yang diungkapkan oleh Arles, Anugrha dan Andreas, (2017) bahwa
kompetensi sebagaimana yang diungkapkan sebelumnya, membuat seorang
auditor internal untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dalam rangka
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Serta, dengan adanya kompetensi
dapat menghasilkan audit internal yang efektif. Dengan adanya peran dari
Manajemen Puncak akan semakin memperkuat kompetensi dalam mempengaruhi
efektivitas audit internal.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Gamayuni (2016) dikatakan bahwa
komitmen dari organisasi untuk menggunakan rekomendasi dari auditor internal
serta dukungan dari Top Management adalah penting untuk efektivitas audit
internal itu sendiri. Hasil pekerjaan auditor internal berupa temuan dan
rekomendasinya akan lebih berfungsi apabila terdapat dukungan dari Top
Management. Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu yang
mengungkapkan bahwa Kompetensi Auditor Internal dan Dukungan Manajemen
Puncak berhubungan positif dengan Efektivitas Audit Internal, maka penelitian ini
ingin menguji peran dari Dukungan Manajemen Puncak sebagai variabel moderasi
yang memperkuat hubungan Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit
Internal. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah: