Anda di halaman 1dari 9

Analisis Pengaruh durasi ayakan Terhadap Distribusi Ukuran Partikel Produk Vibrating Screen

1Aldo Azzana Zuhuri

1MiningEngineering Department, Faculty Of Engineering, University of Padang , Prof


Hamka Street, Padang 25131,Indonesia

Abstrak. Crushing dan Grinding Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih
bersatu dengan pengotornya. Untuk meningkatkan kadar mineral tersebut maka perlu
dilakukan proses pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian merupakan proses
dimana bahan galian diolah dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk
memperoleh produk yang dapat dijual dan produk yang tidak berguna dengan tidak
mengubah sifat fisik / kimia dari bahan galian yang bersangkutan. Kominusi merupakan
salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk memperkecil
ukuran agar memudahkan untuk proses selanjutnya,untuk membebaskan mineral berharga
dari gangue mineral dan memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi
pelarutan dapat berlangsung dengan lebih baik. Kominusi dapat dibagi menjadi dua tahap
yaitu peremukan/pemecahan (crushing) dan pengerusan/penghalusan (grinding). Untuk
melakukan hal ini digunakan alat jaw crusher dan top grinding. Percobaan crushing
dilakukan dengan tujuan memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta
memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat. Sedangkan percobaan grinding
dilakukan untuk memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari
pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus. Didapatkan nilai p80 untuk jaw
crusher adalah 22,067mm, p80 untuk ayakan 3,5,dan 8 menit adalah 4.61mm , 4.74 mm dan
4.75 mm

Kata kunci: Crushing, Grinding

A. Pendahuluan berbeda-beda. Produk hasil proses sizing dibagi


Untuk meningkatkan harga jual material menjadi 2 (dua) yaitu produk oversize (tertahan
hasil kegiatan penambangan maka dapat pada ayakan) dan undersize (lolos ayakan)
dilakukan dengan pengolahan, dengan tujuan
memperoleh ukuran yang diinginkan atau B. Tinjauan pustaka
sesuai dengan kebutuhan dan pasar. Adapun 1. Teori dasar
proses pengolahan umumnya meliputi tahapan Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah
pengecilan ukuran, dan sizing atau suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik
pengelompokan sesuai dengan ukurannya agar sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari
mudah untuk melakukan proses selanjutnya mineral pengotornya dengan didasarkan pada
atau memenuhi permintaan pasar. Proses sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan
pengecilan sendiri dapat dilakukan mineral.
menggunakan alat peremuk seperti jaw crusher, Bijih yang dilakukan pengolahan bahan
apabila masih ada material dengan ukuran yang galian akan dapat ditingkatkan kadarnya,
belum memenuhi untuk proses beriktnya atau sehingga dari hasil pengolahan tersebut
belum memenuhi kebutuhan pasar maka dapat diharapkan diperoleh keuntungan antara lain
dilakukan proses secondary crusher. Untuk adalah :
pengelompokan ukuran biasanya dilakukan a) Mengurangi ongkos transport dari tempat
dengan alat scereening dengan ukuran screen pengolahan sampai tempat peleburan. Hal ini
yang sudah disesuaikan dengan kebutuhannya, karena mineral pengotor (gangue mineral) sudah
biasanya dalam alat screening terdapat beberapa dapat dipisahkan sehingga tidak ikut
deck dengan berbagai ukuran, karena hasil dari terangkut.
peremukan itu sendiri memiliki ukuran
b) Mengurangi biaya peleburan. Dengan naiknya peleburan akan lebih banyak jika dibanding
kadar bijih maka logam berharga semakin dengan peleburan bijih kadar rendah.
banyak untuk setiap berat yang sama, sehingga c) Mengurangi bahan imbuh (flux) selama
dalam satuan waktu tertentu logam hasil peleburan. Semakin tinggi kadar bijih berarti
kadar mineral pengotor semakin kecil,
sehingga flux yang dibutuhkan juga semakin Umumnya distribusi uuran produk dari
sedikit. peremuk maupun penggerus sudah standar dan
Bijih dari tambang umumnya masih dinyatakan dalam bentuk grafik yang dikeluarkan
berukuran relatif besar, sehingga mineral berharga oleh pabrik pembuat alat peremuk / penggerus
belum terliberasi, maka perlu direduksi yang bersangkutan.
ukurannya dengan menggunakan alat peremuk Perbandingan antara ukran / dimensi
(crusher) dan alat penggiling/penggerus (grinding terbesar umpan dengan ukuran / dimensi terbesar
mill). Supaya hasil peremukan dan penggilingan produk disebut nisbah reduksi (reduction ratio).
mempunyai ukuran yang sama, maka perlu Untuk tahap primary crushing nisbah reduksi
dilakukan pengelompokan ukuran (sizing) yaitu berkisar 4 – 7, secondary crushing berkisar 8 – 50,
dengan cara pengayakan (screening) maupun dan tertiary crushing / fine crushing biasanya lebih
classifying. Kominusi adalah suatu proses untuk besar 50. Pembatasan harga nisbah reduksi ini
mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi dimaksudkan agar kerja alat peremuk maupun
lebih kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan penggerus lebih efektif untuk menghasilkan
atau melepaskan bahan galian tersebut dari produk sesuai dengan target produksi.
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Pada Bijih yang berupa padatan (solid ore),
kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang umumnya antara mineral berharga dengan yang
berukuran besar lebih daripada 1 meter dapat tidak berharga saling terikat satu sama lain, oleh
dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang sebeb itu perlu dilakukan peremukan dan
daripada 100 mic. Pada umumnya bijih, mineral penggerusan. Operasi pembebasan dari ikatan
atau bahan galian dari tambang masih berukuran masing-masing mineral sering disebut liberation /
cukup besar. Sehingga sangat tidak mungkin unlocking. Bijih berukuran bongkah diremuk
dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih dengan menggunakan peremuk (crusher) maupun
lanjut. Untuk dapat diolah dan untuk dapat penggerus / penggiling (grinder), sehingga
meningkatkan kadar mineral tertentu harus didapat produk yang berukuran lebih kecil /
melalui operasi pengecilan ukuran terlebih halus.
dahulu. Kominusi dilakukan untuk :
a) Membebaskan atau meliberasi (to liberate) Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun
mineral berharga dari material pengotornya. penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap,
b) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yaitu :
yang sesuai dengan kebutuhan pada proses 1. Peremukan / pemecahan (crushing)
berikutnya. Crushing adalah suatu proses yang
c) Memperluas permukaan partikel agar dapat bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor
reagen flotasi. yang lain. alat yang digunakan :.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :  Jaw Crusher
a) Peremukan / pemecahan (crushing) Crusher jenis ini terdiri dari dua buah
b) Penggerusan / penghalusan (grinding) jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw)
Kominusi (crushing dan grinding) ke arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini
umumnya dilakukan dalam 3 tahap, sebab merupakan contoh paling umum dari mesin
kemampuan alat peremuk atau penggerus peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip
terbatas, yaitu : rahang atas dan rahang bawah dari seekor
1) Primary crushing, umumnya ukuran umpan 5 binatang,untuk melakukan permukaan,batuan
cm – 225 cm ( 2 inchi – 90 inchi) yang yang mengandung mineral dijepit di antara dua
merupakan bijih hasil bongkaran dari tambang. buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing
Alat yang digunakan dapat berupa jaw crusher, jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan
gyratory crusher, maupun cone crusher. remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung
2) Secondary crushing, umumnya ukuran umpan kepada titik tumpunya,bila titik tumpunya di atas
2,5 cm – 7,5 cm ( 1 inchi – 3 inchi) yang disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah
merupakan produk dari primary crusher. Alat disebut dodge.
yang digunakan dapat berupa gyratory crusher,
cone crusher, roll crusher.
3) Tertiary crushing / fine crushing / grinding,
umumnya ukuran umpan 0,5 cm – 1 cm ( 1/4
inchi – 3/8 inchi) yang merupakan produk dari
secondary crusher. Alat
yang digunakan dapat berupa ball mill, rod
mill, tube mill.
3. Tahapan Pekerjaan

Menyiapkan Contoh
siltstone

Menjalankan Jaw Crusher


Gambar 1. Jaw Crusher

Mengamati Cara Kerjanya


2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan
pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 Memasukkan Umpan
cm menjadi ukuran yang lebih halus.
Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari : Mengamati Hasil
 Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic Peremukan
balls).
 Batang-batang baja (steel rods). Mengayak dengan seri 25 mm , 16 mm ,
 Campuran bola-bola baja dan bahan galian 12,5 mm, 4,75mm
atau bijihnya sendiri yang disebutsemi
autagenous mill (SAG).
Menimbang Per Fraksi
 Tanpa media penggerus, hanya bahan galian
Ayakan
atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill. Memasukan hasil jaw
Sizing merupakan suatu proses crusher ke top grinding
pengelompokkan mineral berdasarkan ukuran
lubang ayakan sehingga ukurannya seragam. Alat
untuk melakukan screening disebut screen. Screen
Mengamati Hasil
sendiri merupakan alat pengayakan yang Penggerusan
permukaannya memiliki lubang yang banyak
dengan ukuran tertentu yang bisa disesuaikan. Mengayak dengan seri 2.36 mm
Digunakan untuk pemilahan ukuran butir , 1.18 mm , 0.85 mm, 0.71 mm
material dengan cara melewatkan material dari
atas ayakan, material yang lebih kecil dari lubang
ayakan dapat lolos kebawah ayakan sebagai halus
(under size) sedangkan partikel yang lebih kasar Menimbang Per Fraksi
dari ukuran ayakan tertahan di atas ayakan Ayakan
sebagai kasar (over size).
Membuat Grafik distribusi
2. Tujuan Penelitian partikel
Maksud dari pelaksanaan kegiatan penelitian
ini adalah Mengetahui secara umum gambaran
kegiatan Proses pengolahan bahan galian .
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini,
antara lain 4. Mekanisme Kerja Alat
1. Dapat melakukan pekerjaan pengolahan bahan Mekanisme pengecilan ukuran adalah gaya
galian luar yang diterapkan pada bijih, mineral atau
2. Mengetahui pengaruh waktu terhadap bahan galian. Gaya tersebut harus lebih besar dari
distribusi ukuran partikel produk oversize kekuatan bahan galian yang akan dikecilkan
vibrating screen
ukurannya yaitu dengan cara peremukan.
3. Mengetahui nilai P80
Mekanisme peremukan ini tergantung pada sifat
bahan galian dan bagaimana gaya tersebut
diterapkan pada bahan galian. Ada empat gaya
yang dapat digunakan untuk meremuk atau
mengecilkan ukuran bahan galian yaitu sebagai
%Berat
berikut: Ukuran Berat %Berat Berat % Berat
Kumulatif
Ayakan Tertahan Tertahan Kumulatif Kumulatif
1. Gaya tekan (Compression), yaitu peremukan Lolos
25,00 100,38 7,67 100,38 7,67 92,33
yang dilakukan dengan memberi gaya tekan
16,00 445,76 34,07 546,14 41,74 58,26
pada bahan galian. Peremukan ini dilakukan
12,50 194,48 14,87 740,62 56,61 43,39
diantara dua permukaan plat, gaya diberikan
4,75 236,87 18,11 977,49 74,71 25,29
oleh salah satu atau kedua permukaan plat.
-4,75 330,81 25,29 1308,3 100,00 0
Pada Kompresi, energi yang digunakan
hanya bekerja pada sebagian tempat. Alat Tabel 2. Data Hasil crushing selama “5” Menit
yang dapat menerapkan gaya tekan ini adalah dengan Jaw crusher
: jaw crusher, gyratory crusher dan roll
crusher. Particel size distribution
2. Gaya banting (Impact), merupakan 100.00
peremukan yang terjadi akibat adanya gaya 80.00 y = 3.3553x + 5.9558
banting yang bekerja pada bahan galian. Gaya
60.00 JAW
banting ini adalah gaya tekan yang bekerja
CRUSHER
dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya 40.00
banting ini, energi yang digunakan akan 20.00 Linear (JAW
berlebihan, sehingga akan berkerja pada CRUSHER)
0.00
seluruh bagian. Alat yang dapat menerapkan
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
gaya banting ini adalah Impactor dan hammer Ukuran ayakan (mm)
mill.
3. Kikisan (Abrasion), merupakan peremukan Gambar 2. Grafik PSD jaw crusher
atau pengecilan ukuran dengan gaya yang
P80 untuk Jaw Crusher
hanya bekerja pada daerah yang sempit
(dipermukaan) atau terlokalisasi. Energi yang y = 3,3553x + 5,9558
digunakan cukup kecil sehingga tidak cukup 80 = 3,3553x + 5,9558
untuk memecah/meremuk bahan galian. Alat x = 22,067
yang dapat memberikan gaya abrasi terhadap P80 = 22,067mm
bahan galian ini adalah ball mill dan rod mill.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan %berat


ukuran berat %berat berat % berat
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan ayakan tertahan tertahan kumulatif kumulatif
kumulatif
lolos
data hasil sebagai berikut
2,36 701,21 54,37 701,21 54,37 45,63

Ukuran ayakan Ukuran ayakan 1,18 186,18 14,44 887,39 68,81 31,19

Crushing Grinding
0,85 74,86 5,80 962,25 74,61 25,39

25 2,36
0,71 85,51 6,63 1047,76 81,24 18,76
16 1,18
-0,71 241,99 18,76 1289,75 100,00 0,00
12,5 0,85
Tabel 3. Data Hasil Screening selama “3”
4,75 0,71 Menit dengan Ayakan
Tabel 1 . Ukuran Ayakan
Particel size distribution"3"
%berat
50.00
ukuran berat %berat berat % berat
kumulatif
ayakan tertahan tertahan kumulatif kumulatif
% Berat Kumulatif Lolos

40.00
lolos
Grinding '3
30.00 2,36 685,46 53,24 685,46 53,24 46,76
menit"
20.00 y = 14.919x + 11.222
10.00 1,18 184,23 14,31 869,69 67,55 32,45
Linear
0.00
(Grinding '3 0,85 71,52 5,56 941,21 73,11 26,89
0.00 1.00 2.00 3.00
menit")
Ukuran ayakan (mm) 0,71 47,13 3,66 988,34 76,77 23,23

Gambar 3. Grafik PSD ayakan 3 menit -0,71 299,1 23,23 1287,44 100,00 0,00

P80 untuk ayakan selama 3 menit


Tabel 3. Data Hasil Grinding selama “8” Menit
y = 14,919x + 11,222 dengan top grinding
80 = 14,919x + 11,222
x = 4.61
P80 = 4.61mm
Particel Size Distribution"8"
ukuran berat %berat berat % berat
%berat 50.00
% Berat Kumulatif Lolos
kumulatif
ayakan tertahan tertahan kumulatif kumulatif
lolos 40.00
2,36 692,56 53,75 692,56 53,75 46,25 30.00 Particel Size
20.00 Distribution
1,18 184,68 14,33 877,24 68,08 31,92
"8"
10.00
0,85 72,76 5,65 950 73,73 26,27 y = 13.697x + 14.871
0.00
0,71 53,72 4,17 1003,72 77,90 22,10
0.00 2.00 4.00
Ukuran ayakan (mm)
-0,71 284,7 22,10 1288,42 100,00 0,00

Tabel 3. Data Hasil Grinding selama “5” Menit


dengan top grinding Gambar 5. Grafik PSD ayakan 8 menit

P80 setelah diayak selama 8 menit


Particel size distribution"5" y = 13,697x + 14,871
50.00
80 = 13,697x + 14,871
45.00
% Berat Kumulatif Lolos

40.00
x = 4.75
35.00
Particel size P80 = 4.75 mm
distribution"
30.00
5"
25.00
20.00
15.00
Linear
%berat kumulatif lolos

y = 13.937x + 13.864 (Particel size


10.00
distribution"
5.00
5")
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00
Ukuran ayakan (mm)

Gambar 4. Grafik PSD ayakan 5 menit

P80 untuk ayakan selama 5 menit ayakan 3Ukuran


menit ayakan mm
ayakan 5 menit
y = 13,937x + 13,864 ayakan 8 menit

80 = 13,937x + 13,864
Gambar 6. Grafik PSD ayakan 3,5,dan 8 menit
x = 4.74
P80 = 4.74 mm
D. Analisis Hasil Percobaan F. Daftar pustaka
Faktor - faktor yang mempengaruhi pada
jaw crusher adalah ukuran dan jenis batuan yang Anonim. 2011. “Pengertian Teori Tujuan Kominusi,
dimasukkan, keadaan batuan apakah basah atau Operasi Pengecilan Ukuran” ardra.biz_(Diakses
kering, reaksi antara material dengan air, gape, pada tanggal 15 desmeber 2019)
setting, dan angle of nip. Pada saat percobaan
terjadi material loss pada saat mengambil hasil dari Andra. 2012. Pengertian, teori, tujuan kominusi.
jaw crusher untuk diayak. Material tidak Google.com. (Diakses pada tanggal 15 desmeber
tertampung dan tidak terayak semua. Dari hasil 2019)
perhitungan tersebut, dapat dilihat bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil crushing Armand Kalvin T Situmeang. Kominusi.
adalah jarak antar Gape. Makin kecil jarak gape www.slideshare.net/JafaFathurizmeRozaqizme
pada jaw crusher, maka hasil peremukan /laporan-modul-1-kominusi-grinding (Diakses
seharusnya akan makin halus. pada tanggal 15 desmeber 2019)
Berdasarkan data percobaan, dapat
Armand Kalvin T Situmeang. Grinding.
diketahui bahwa pada percobaan kali ini terdapat
www.academia.edu/35187362/LAPORAN_M_
banyak material yang hilang (losses). Untuk tiap-tiap
-I_KOMINUSI_REDUKSI_ (Diakses pada
percobaan, digunakan feed yang sama, yaitu 1500
tanggal 15 desmeber 2019)
gram. Namun untuk tiap-tiap percobaan tersebut
diperoleh produk yang jauh lebih sedikit daripada Haikal..kominusi(reduksi).www.academia.edu/351
umpan. Pada percobaan pertama hasil anatara feed 87362/LAPORAN_M_-
dan prduk jaw crusher diperoleh 1308,3 gram I_KOMINUSI_REDUKSI_( Diakses pada
produk. Saat dilakukan penggerusan dan ayakan tanggal 15 desmeber 2019)
selama 3 menit , diperoleh 1289,75 gram. Adapun
saat dilakukan ayakan selama 5 menit, diperoleh Teuku muhammad Iqbal . kuminusi(crushing dan
1288,42 gram. Adapun saat dilakukan ayakan grinding).www.academia.edu/19510772/Lapor
selama 8 menit, diperoleh 1247,44 gram Hilangnya an_Modul_1_Kominusi_Crushing_dan_Grindi
material tersebut terjadi karena banyaknya material ng_(Diakses pada tanggal 15 desmeber 2019)
halus yang menempel pada alat . Selain itu, sejumlah
kecil material yang sangat halus hilang terbang G. Lampiran
bersama udara 1. Apa yang dimaksud dengan RR dan LRR ?
Dari grafik perbandingan jumlah material  Reduction ratio adalah perbandingan antara
yang lolos ayakan, dapat diketahui bahwa ketika ukuran umpan yang masuk dengan ukuran
digunakan waktu ayakan selama 8 menit, diperoleh produkta yang dihasilkan.
material yang lolos ayakan paling banyak  Limitting reduction ratio adalah
dibandingkan ketika digunakan waktu ayakan 3 perbandingan antara ukuran bukaan screen
menit atau 5 menit saja. Hal ini menunjukkan bahwa dimana semua feed bisa lolos terhadap
semakin lama waktu yang digunakan untuk ukuran bukaan screen yang sama dimana
mengayak, maka material lolos yang dihasilkan semua produkta bisa lolos.
akan semakin banyak. Hal ini dibuktikan dengan 2. Apa yang dimaksud dengan ARR ?
nilai p80 yang lebih besar di bandingankan dengan  Apparent Reduction Ratio adalah
yang lainnya Perbandingan antara efektif gape dengan
efektif set.
E. Kesimpulan 3. Apa Yang Dimaksud Dengan Throat Gape
1. Proses kominusi , yaitu proses pengecilan ukuran ,Closed Set Dan Open Set ,Serta Rip Angle Pada
bijih dengan cara peremukan dan penggerusan Jaw Crusher?
sehingga mineral berharga dapat terlepas dari  Gape: Jarak mendatar pada mouth yang
mineral gangue dan mempermudah proses diukur pada bagian mouth dimana umpan
konsentrat , mekanisme peremukan yang terjadi yang dimasukkan bersinggungan dengan
pada material adalah abrasi , kompresi dan mouth.
impact  Setting: Bagian dari jaw crusher untuk
2. mengatur agar lubang ukuran sesuai
3. Semakin lama waktu ayakan semakin banyak dengan yang dikehendaki. Bila setting block
material yg lolos dimajukan, maka jarak antara fixed jaw
4. Didapatkan nilai p80 untuk jaw crusher adalah dengan swing jaw menjadi lebih pendek
22,067mm, p80 untuk ayakan 3,5,dan 8 menit atau lebih dekat, dan sebaliknya. Pada jaw
adalah 4.61mm , 4.74 mm dan 4.75 mm crusher ada open setting dan close setting.
 Angle of nip: Sudut yang dibentuk dengan 7. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan Choke
garis singgung yang dibuat melalui titik Crushing Dan Arrested Crushing?
singgung antara jaw dengan batuan  Choke crushing adalah mekanisme
4. Jelaskan Yang Dimaksud Dengan RR80 Dan peremukan dimana dalam prosesnya
Factor Yang Mempengaruhi Besarnya Hasil material diremukkan oleh alat serta
Reduction Ratio? tumbukan dengan material itu sendiri.
 Reduction ratio adalah perbandingan antara Contoh alat: roll crusher.
ukuran umpan yang m  Arrested crushing adalah mekanisme
 asuk dengan ukuran produkta yang peremukan yang selama prosesnya material
dihasilkan. diremukkan oleh alat sampai material lolos
 Limitting reduction ratio adalah ke zona discharge. Contoh alat: jaw crusher.
perbandingan antara ukuran bukaan screen 8. Jelaskan Mekanisme Remuknya Material?
dimana semua feed bisa lolos terhadap  Abrasion (attrition)
ukuran bukaan screen yang sama dimana Terjadi bilamana energi yang kurang
semua produkta bisa lolos. mencukupi diterapkan pada partikel,
 Reduction Ratio 80% (RR 80): perbandingan menyebakan terjadinya localized stressing
antara ukuran screen yang meloloskan 80% dan remuknya sebagian kecil area sehingga
dari feed dengan ukuran bukaan screen yang menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
meloloskan 80% dari produkta. halus.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya  Compression(clevage)
reduction ratio di antaranya adalah Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
kekerasan, kandungan air, komposisi menghasilkan ukuran partikel ukurannya
mineral, ukuran butir, porositas, selain itu tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
juga dipengaruhi oleh discharge dari crusher.  Impact (shatter)
5. Ada Berapa Tipe Jaw Crusher Dan Diamana Energi sangat mencukupi untuk terjadinya
Letak Perbedaannya? peremukan partikel, menghasilkan banyak
 Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
desain, yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead 9. Kenapa penggunaan bijih pada pbg umumnya
Eccentric, dan Dodge. Perbedaan dari digunakan dalam keadaan basah?
keempat tipe tersebut adalah dalam hal  Penggerusan cara basah memerlukan
ukuran umpan, power, kecepatan putar, Dan energy lebih sedikit dibandingkan cara
Karakteristik, Serta Aplikasinya. kering.
6. Jelaskan Factor Partikel Melewati Permukaan  Klasifikasi cara basah lebih mudah dan
Ayakan? memerlukan ruang lebih kecil
 Ukuran bukaan ayakan dibandingkan cara kering.
Semakin besar diameter lubang bukaan  Lingkungan pada penggerusan cara basah
akan semakin banyak material yang lolos. lebih
 Ukuran relatif partikel  -betul kering, maka perlu proses
Material yang mempunyai diameter yang pengeringan lebih dulu. bersih dan tidak
sama dengan panjangnya akan memiliki memerlukan alat penangkap debu.
kecepatan dan kesempatan masuk yang  Penggerusan cara kering memerlukan
berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang material yang betul
satu melintang dan lainnya membujur. Selain itu, agar bijih tidak lengket pada liner, dan
 Pantulan dari material karena proses selanjutnya dalam pengolahan
Pada waktu material jatuh ke screen maka bahan galian adalah dengan cara basah.
material akan membentur kisi-kisi screen 10. Jelaskan mekanisme penggunaan ball
sehingga akan terpental ke atas dan jatuh mill,reymond mill dan top grinding?
pada posisi yang tidak teratur.  Ball mill: Jadi bola-bola baja yang besar
 Kandungan air berada pada diameter shell yang besar untuk
Kandungan air yang banyak akan menghancurkan partikel besar, sedang bola-
membantu tapi bila sedikit malah akan bola baja yang kecil (sudah aus) berada pada
menyumbat screen. cone section dekat ujung pengeluaran untuk
Faktor-faktor yang juga mempengaruhi laju menghancurkan partikel yang sudah halus.
partikel melewati permukaan diantaranya adalah Feed (umpan) untuk ball mill dapat
densitas bulk, permukaan ayak, persentase area berukuran 3 inci (max) dan digiling sampai
bukaan, bentuk partikel, ukuran jarak antar menjadi 50 mesh (0,29 mm). kalau feed
mantel, kelembapan permukaan, bentuk lubang, (umpan) makin kecil, maka produknya
ketebalan mantel, frekuensi, dan sudut inklinasi. dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074
mm). Dalam operasi ball mill kecepatan impact dan kompressi. Produk yang
perputan shell silinder harus dibuat setinggi dihasilkan berukuran relatif lebih kasar.
mungkin, tetapi dihindarkan agar muatanya  Putaran kritis
(grinding media dan batuan) tidak ikut Putaran mill dimana muatan mulai menempel
berputar bersama shell silinder. Pada ball pada dinding mill dan ikut
mill, bola akan ikut berputar dengan
tumbling mill. Kemudian di suatu titik ketika
kecepatannya sama dengan nol, bola akan
jatuh.
 Sebuah top grinding meremukkan
menggunakankompresi, dengan 1 mengenai
suatu poros, terhadap kesenjangan antara
roll. Kesenjangan antara gulungan diatur ke
ukuran produk yang diinginkan, dengan
kesadaran bahwa partikel pakan terbesar
hanya dapat 4 kali kesenjangan dimensi.
Partikel ditarik kedalam celah antara
gulungan oleh gerakan berputar dan
membentuk sudut gesekan antara gulung
dan partikel.
11. Jelaskan factor yang mempengaruhi keausan
ball mill?
Pada cara basah, biasanya bijih bersifat korosif
terhadap liner, sehingga liner terkorosi dan
membutuhkan pelumas,
 Gesekan antara liner dengan bijih yang
digiling bisa mengakibatkan abrasi untuk
liner berbahan baja.
 Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada
jenis materialnya.
Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner,
ketebalan liner, dan zona cascading
12. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan
aksi penggerusan?
Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat
dua mekanisme penggerusan yaitu, cascading dan
cataracting. Kedua mekanisme ini akan
menghasilkan distribusi ukuran produk yang
berbeda.
 Mekanisme Cascading
Pada putaram mill yang relatif rendah,
muatan akan bergerak naik tidak begitu tinggi
dan setelah mencapai titik kesetimbangan
muatan segera kembali menggelincir atau
menggelinding di atas muatan lain yang
sedang bergerak ke atas. Pada mekanisme ini
pengecilan ukuran terjadi akibat gaya abrasi.
Produk yang dihasilkan dengan mekanisme
ini adalah sangat halus.
 Mekanisme Cataracting
Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan
ikut berputar dan bergerak naik relatif tinggi
dengan kesetimbangan yang tinggi pula.
Setelah kesetimbangan tercapai, muatan akan
jatuh bebas ke dasar mill. Pada mekanisme ini
pengecilan ukuran akibat pengaruh gaya
berputar bersama mill. Pada kondisi ini
tidak terjadi mekanisme pengecilan ukuran

Anda mungkin juga menyukai