KOTA GORONTALO
2018
LAPORAN HAIs
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TRIWULAN II
I. Pendahuluan
Infeksi rumah sakit yang saat ini di sebut sebagai Health care
Associated infections (HAIs), merupakan masalah di seluruh dunia baik di
Negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang, termasuk
Indonesia. HAIs sangat merugikan rumah sakit maupun pasien itu sendiri.
HAIs mengakibatkan lama hari rawat meningkat, meningkatkan angka
kesakitan bahkan kematian sehingga biaya bertambah, produktifitas pasien
menurun, menurunkan mutu dan citra rumah sakit, dimana pada masa
mendatang akan muncul tuntutan hokum bagi rumah sakit maupun
pelayanan kesehatan lainnya.
Kerugian yang ditimbulkan sangat membebani rumah sakit maupun
pasien, menurut survey yang di lakukan WHO di 24 negara paling sedikit 9
% (variasi 3 -21 %) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia menderita infeksi rumah sakit. Upaya pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di rumah sakit perlu
dilaksanakan untuk menurunkan angka kejadian infeksi antara lain dengan
melakukan surveilans secara teratur, sehingga dapat diketahui dengan cepat
bila ada kejadian infeksi serta dapat dilakukan tindak lanjut dengan cepat
pula. Untuk itu perlu adanya monitoring dan evaluasi terhadap laporan
surveilans dan bila ada kejadian infeksi dapat dikoordinasikan dengan pihak
terkait.
A. ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) menurut CDC: Infeksi Saluran Kemih
atau Urinary Tract Infection (UTI) adalah infeksi pada urethra dan
permukaan kandung kemih atau organ-organ pendukung saluran kemih
(ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar retro
peritonial atau rongga perinefrik). Dari penentuan komite mutu RS,
target angka kejadian ISK minimal < 5%.
1
B. IADP
IADP atau Infeksi Aliran Darah Primer adalah ditemukannya organisme
dari hasil kultur darah semi-kuantitatif/kuantitatif disertai tanda klinis
yang jelas serta tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat lain
dan/atau dokter yang merawat menyatakan telah terjadi infeksi, akibat
pemasangan kateter intra vaskuler, setelah> 48 jam.( Buku Pedoman
Surveilans Kemkes 2011).
C. Pnemonia Nosokomial/ VAP dan HAP
Pneumonia adalah suatu peradangan jaringan atau parenkim paru-paru.
2 jenis Pneumonia yang berhubungan dengan HAIs,
- Pneumonia akibat perawatan yang lama dikenal sebagai Hospital
Acquired Pneumonia (HAP).
- Pneumonia akibat pemakaian ventilasi mekanik dikenal sebagai
Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Dari penentuan komite mutu RS, target angka kejadian VAP/HAP
minimal < 15 ‰.
D. IDO
Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah Infeksipadalukainsisi
(kulitdansubcutan) akibat suatu tindakan pembedahan. Surveilans IDO
dilakukan selama 30-90 hari atau sampai 1 tahun untuk pasien dengan
implant. Dari penentuan komite mutu RS, target angka kejadian IDO
minimal < 5 %.
E. Plebitis
Flebitis adalah peradangan vena disebabkan oleh kateter atau iritasi
kimiawi zat dan obat-obatan yang diberikan secara intra vena.Dari
penentuan komite mutu RS, target angka kejadian flebitis < 15 ‰.
II. Tujuan
Evaluasi ini dilakukan agar dapat dilakukan kejadiani nfeksi di rumah
sakit, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut dengan cepat.
2
III. Waktu Pelaksanaan
Evalusi terhadap surveilans dilakukan setiap 3 bulan oleh komite PPI
IV. Metode
Melakukan evaluasi dari laporan bulanan surveilans infeksi, laporan
dari medis dan paramedic, laporan hasil laboratorium mikrobiologi
V. Evaluator
Komite PPI
-
APRIL MEY JUNI TARGET
Grafik 1. Dari Grafik Diatas Tidak Ada Kejadian Isk Dari Setiap Bulan di
setiap ruangan
3
Grafik 2. Jumlah VAP April – Juni
6.00
5.00
-
APRIL MEY JUNI TARGET
Grafik 2. Dari Grafik Diatas Tidak Ada Kejadian VAP Dari Setiap Bulan di
setiap ruangan
5.00
-
APRIL MEY JUNI TARGET
Grafik 3. Dari Grafik Diatas Tidak Ada Kejadian IDO Dari Setiap Bulan di
Ruang Nifas
4
Grafik 4. Jumlah FLEBITIS April - Juni
6.00
5.00
4.00
GRAFIK FLEBITIS APRIL -
3.00 JUNI 2018 VK
2.00 GRAFIK FLEBITIS APRIL -
JUNI 2018 NIFAS
1.00
GRAFIK FLEBITIS APRIL -
- JUNI 2018 ANAK
APRIL MEI JUNI TARGET
Grafik 4. Dari grafik diatas terlihat ada kejadian Flebitis pada pasien yang
dirawat di ruang Nifas pada Bulan April berjumlah 1 orang, Mei 1
Orang dan Juni 1 Orang. Kejadian Flebitis di Ruang Anak pada bulan
April berjumlah 2 orang, Mei 2 Orang dan Bulan Juni 1 orang.
8.00
6.00
4.00
2.00
-
ISK VAP IDO FLEBITIS
TARGET 5.00 5.00 5.00 5.00
JUNI - - - 2.00
MEI - - - 3.00
APRIL - - - 3.00
Grafik 5. Dari grafik diatas terlihat angka infeksi tertinggi adalah Flebitis 8
kejadian, pada bulan April 3 orang, Mei 3 orang dan Juni 2 orang.
Tidak ada kejadian ISK, VAP dan IDO pada triwulan kedua tahun
2018
5
Grafik 6. Kepatuhan Cuci Tangan
40.0
30.4
20.0 23.2
18.6
13.0
0.0 2.4
MOMENT I MOMENT II MOMENT III MOMENT IV MOMENT V
6
VII. EVALUASI DAN DAN REKOMENDASI
REKOMENDASI/TINDAK UNIT
NO PERMASALAHAN
LANJUT TERKAIT
3 • Plebitis yang terjadi di ruangan adalah flebitis kimiawi karena obat-obatan • Tim PPI dan Kepala
yang harusnya di masukkan lambat lewat vena central dimasukkan di perifer. Ruangan melakukan
Ada beberapa faktor penyebab flebitis: monitoring kepatuhan
• Usia
kewaspadaan standar
• Jenis kelamin
• Kondisi dasar yakni dehidrasi • Kepala Ruangan
• Faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan melakukan monitoring
• Agent infeksius dankepatuhan kebersihan
• Kejadian plebitis di sebabkan karena tidak semua petugas melakukan tangan
hand hygiene saat melakukan prosedur invasive dari hasil audit ditemukan • Kepala Ruangan
petugas kesehatan tidak melakukan kebersihan tangan sebelum melakukan melakukan monitoring
tindakan dengan konsisten
dan evaluasi sterilisasi
• Kapas yang digunakan masih kapas disiram denganal kohol di wadahter
buka peralatan
• Pemenuhan kelengkapan
logistic keperawatan
sesuai standar
7
VIII. PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya Kementrian Kesehatan RI Tahun 2009