BAB I
PENDAHULUAN
sesuai dinamika pembangunan di Kota Magelang. Kajian evaluasi dan peninjauan kembali
Perda RTRW Kota Magelang sebagai identifikasi awal dan dasar untuk melaksanakan
perubahan rencana tata ruang, dimana kajian ini dilakukan untuk mengetahui secara awal
kualitas rencana tata ruang wilayah yang ada dan membandingkan rencana tata ruang
dengan realisasi pemanfaatan ruangnya untuk melihat kesesuaian dan/ atau simpangan
rencana tata ruang yang dipengaruhi faktor internal maupun eksternal.
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah yang sudah ditetapkan sehingga
nantinya akan diketahui perlu tidaknya revisi terhadap rencana tata ruang yang sudah
ditetapkan tersebut (Perda RTRW Kota Magelang Tahun 2011-2031).
1.3.2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kajian peninjauan kembali rencana tata ruang ini
adalah:
1. Tersusunnya dokumen evaluasi dan peninjauan kembali RTRW Kota Magelang Tahun
2011-2031; dan
2. Terumuskannya rekomendasi hasil evaluasi dan peninjauan kembali RTRW Kota
Magelang Tahun 2011-2031.
I- 3
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
I- 4
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
2. Evaluasi
Evaluasi terhadap RTRW dilakukan dengan melihat tiga hal, yaitu:
a. Tingkat kualitas RTRW
Tingkat kualitas RTRW dinilai dengan memperhatikan:
Kelengkapan muatan RTRW;
Kedalaman pengaturan muatan RTRW; dan
Kesesuaian antara muatan RTRW dan karakteristik daerah.
b. Tingkat kesahihan RTRW
Tingkat kesahihan RTRW dinilai dengan memperhatikan kesesuaian antara materi
muatan RTRW dan berbagai peraturan perundang-undangan terkait.
c. Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang
Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang dinilai dengan memperhatikan
kesesuaian antara RTRW dan pemanfaatan ruang di lapangan.
3. Penilaian
Penilaian dilakukan untuk memberikan rekomendasi setelah dilakukan evaluasi.
Penilaian ini berupa rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW atau
rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW.
Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika:
a. terjadi perubahan kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan RTRW;
b. terdapat dinamika pembangunan yang menuntut perlunya dilakukan revisi RTRW;
dan/atau
c. berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan tingkat kualitas RTRW tidak baik, tingkat
kesahihan rendah, dan/atau tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa
simpangan pemanfaatan ruang besar.
I- 5
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
I- 6
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA MAGELANG
Tabel 2.1
Rencana Struktur Ruang Kota Magelang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah
Aspek Rencana Pengembangan Kota Magelang
Sistem Perkotaan
Pusat Kegiatan Wilayah Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
(PKW) provinsi atau beberapa kabupaten/kota
Sistem Perwilayahan
Kawasan Purwomanggung Memiliki fungsi pengembangan sebagai pusat pelayanan lokal dan
(Purworejo, Wonosobo, Kota provinsi
dan Kabupaten Magelang,
dan Temanggung)
Sistem Jaringan Prasarana Transportasi
Sistem Prasarana a. Rencana pengembangan jalan arteri primer yaitu Bawen-
Transportasi Jalan Magelang-Perbatasan Yogyakarta
b. Rencana pengembangan jalan kolektor primer yaitu Magelang-
Salatiga
c. Rencana pengembangan terminal penumpang jalan Tipe A di
Kota Magelang
Prasarana Transportasi Rencana pengembangan kereta api komuter yaitu jalur Magelang-
Kereta Api Yogyakarta
Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Sistem Jaringan Prasarana Pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi meliputi:
Telekomunikasi a. Pembangunan jaringan telepon kabel
b. Pembangunan jaringan layanan internet pada fasilitas umum
Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air
Pengembangan Sungai Pengembangan sungai meliputi wilayah sungai progo opak serang
Pengembangan Embung Pengembangan embung meliputi:
a. Pembuatan embung-embung untuk kebutuhan air baku,
pertanian, dan pengendalian banjir
II- 1
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
2.1.2 Rencana Pola Ruang Kota Magelang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah
Secara umum rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Arahan pola ruang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah masih bersifat umum
sehingga harus diperjelas lagi di dalam rencana pola ruang di Kota Magelang. Rencana pola
ruang Provinsi Jawa Tengah dan terkait dengan rencana pola ruang Kota Magelang dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2
Rencana Pola Ruang Kota Magelang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah
Aspek Rencana Pengembangan Kota Magelang
Kawasan Lindung
Kawasan Yang Memberi Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan
Perlindungan Terhadap bawahannya meliputi kawasan lindung yang dikelola oleh
Kawasan Bawahannya masyarakat
Kawasan Perlindungan Kawasan perlindungan setempat meliputi:
Setempat a. Kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi
b. Kawasan ruang terbuka hijau
II- 2
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 3
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 4
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 5
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 6
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 7
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 8
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Strategi:
menetapkan kawasan Gunung Tidar sebagai kawasan strategis lingkungan hidup
yang berpengaruh pada fungsi lindung;
mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang di kawasan strategis kota yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di sekitar
kawasan strategis Kota Magelang yang dapat memicu perkembangan budidaya;
mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis
Kota Magelang yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan
kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan
merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis
Kota Magelang.
II- 9
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 10
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.3
Rencana Struktur Ruang Kota Magelang Tahun 2011-2031
Aspek Rencana Pengembangan Kota Magelang
Sistem Perkotaan dan Pusat BWP
Pusat pelayanan Kota Mempunyai cakupan pelayanan seluruh wilayah Kota Magelang dan regional yaitu Kawasan PURWOMANGGUNG
Magelang sebagai hinterland sehingga berfungsi sebagai pelayanan eksternal. Pusat pelayanan kota ditetapkan di BWP I yang
terdapat di Kawasan Alun-alun Kota Magelang. BWP I mencakup seluruh Kelurahan Panjang, sebagian Kelurahan
Rejowinangun Utara, seluruh Kelurahan Rejowinangun Selatan, sebagian Kelurahan Magelang, sebagian Kelurahan
Kemirirejo, sebagian Kelurahan Magersari, dan sebagian Kelurahan Cacaban. Fungsi utama adalah sebagai kawasan
pusat pelayanan sosial-ekonomi skala kota, rekreasi wisata perkotaan, dan permukiman dengan kepadatan tinggi.
Subpusat pelayanan Kota Direncanakan mempunyai cakupan pelayanan subwilayah kota dan terutama mempunyai skala pelayanan kota atau
Magelang sebagai pengungkapan fungsi kawasan dalam memberikan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam
kawasan atau masing-masing bagian wilayah kota (fungsi pelayanan internal).
Sub pusat pelayanan Kota Magelang terdiri dari:
a. Sub pusat pelayanan kota BWP II yaitu Kawasan Kebonpolo. BWP II mencakup seluruh wilayah Kelurahan
Potrobangsan; sebagian wilayah Kelurahan Wates, Gelangan, Cacaban dan Magelang. Fungsi utama dari BWP II
diarahkan untuk kegiatan permukiman, pendidikan tinggi, dan militer.
b. Sub pusat pelayanan kota BWP III yaitu Kawasan Taman Kyai Langgeng. BWP III mencakup seluruh Kelurahan
Jurangombo Utara dan Jurangombo Selatan, sebagian Kelurahan Magersari dan Kelurahan Kemirirejo. Fungsi
utama dari BWP III diarahkan untuk kegiatan rekreasi kota/wisata alam skala regional, pelestarian alam, pendidikan
angkatan darat, dan permukiman.
c. Sub pusat pelayanan kota BWP IV yaitu Kawasan Sukarno-Hatta. BWP IV mencakup sebagian Kelurahan
II- 11
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 12
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
b. Terminal Barang
Pengembangan terminal barang di Kota Magelang berada di Jalan Sukarno-Hatta. Arahan pengembangan terminal
barang di Kota Magelang adalah sebagai berikut:
terminal angkutan barang difungsikan untuk tempat peristirahatan dan/atau, membongkar barang, memuat
barang, serta perpindahan moda transportasi angkutan barang;
penyediaan sarana dan prasara pendukung terminal angkutan barang berdasarkan arahan penyediaan;
pengintegrasian kawasan terminal dengan fungsi kawasan Strategis Perekonomian Sukarno-Hatta; dan
optimalisasi menejemen pengelolaan kawasan.
Pengembangan Sarana dan Prasarana Angkutan Umum
Pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum di Kota Magelang terdiri dari rencana penetapan angkutan
umum dalam trayek, rencana penetapan angkutan umum tidak dalam trayek, dan rencana angkutan barang. Arahan
pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum adalah sebagai berikut:
a. Rencana Penetapan Angkutan Umum Dalam Trayek
Rencana penetapan angkutan umum dalam trayek meliputi Pengembangan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi
(AKAP), pengembangan Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), pengembangan angkutan kota, dan
pengembangan angkutan khusus.
II- 13
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 14
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
c. Penerangan Jalan
Arahan pengembangan penerangan jalan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan baik
melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun NSPK yang berhubungan dan bersifat teknis.
II- 15
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 16
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 17
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 18
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 19
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 20
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 21
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 22
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 23
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 24
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 25
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 26
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 27
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 28
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 29
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 30
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 31
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 32
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 33
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 34
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 35
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 36
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 37
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 38
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
B. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan
Hidup
Kawasan strategis ini secara umum merupakan tempat perlindungan keanekaragaman
hayati di Kota Magelang dan terdapat di Kawasan Gunung Tidar. Arahan
pengembangan kawasan strategis ini adalah sebagai berikut:
1) penegasan batas kawasan lindung Gunung Tidar dengan kawasan budidaya yang
ada di seputar kawasan;
2) revitalisasi kawasan Gunung Tidar sebagai kawasan plasma nutfah Kota Magelang;
3) reboisasi pohon di Kawasan Gunung Tidar secara bertahap dan berkala;
4) pengembangan kawasan sebagai kawasan pariwisata untuk wisata religi dan objek
studi ilmu pengetahuan alam masih dimungkinkan selama tidak mengganggu dan
mengurangi fungsi kawasan sebagai kawasan lindung; dan
5) pengembangan secara terbatas sarana dan prasarana pendukung seperti jaringan
air bersih, jaringan listrik, dan jalan setapak dan harus mempunyai kejelasan fungsi
dari pembangunan sarana dan prasarana tersebut.
II- 39
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
II- 40
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
b) Ketentuan Perizinan
Ketentuan perizinan adalah proses administrasi dan teknis yang harus dipenuhi sebelum
kegiatan pemanfaatan ruang dilaksanakan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan rencana tata ruang, mencakup:
1) izin prinsip;
II- 41
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
2) izin lokasi;
3) izin penggunaan pemanfaatan ruang;
4) izin mendirikan bangunan; dan
5) izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
II- 42
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MAGELANG
Gambar 3.1
Persentase Luas Wilayah Kota Magelang Tahun 2016
III- 2
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 3
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
3.1.2. Topografi
Secara topografi dan fisiografis, Kota Magelang merupakan wilayah dataran yang di
kelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing, Pegunungan Gianti,
Menoreh, Andong dan Telomoyo. Kota Magelang termasuk dataran rendah dengan sudut
kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran antar gunung api, medannya landai,
berelief sedang-halus. Kemiringan topografi yang terjal di bagian barat (sepanjang Sungai
Progo) dan di sebelah timur (di sekitar Sungai Elo) sampai dengan kemiringan 15 – 30 %. Di
sekitar daerah timur kompleks AKMIL ke Utara hingga daerah di sekitar RSJ Magelang,
dengan kemiringan 2 – 5 %. Di sekitar daerah timur kompleks AKMIL terdapat Gunung Tidar
yang merupakan hutan lindung sebagai daerah hijau kota (paru-paru kota) dengan
kemiringan hingga 30 - 40 %.
Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman pada umumnya
berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan kondisi luas lahan yang terbatas ada
kemungkinan arah pengembangan permukiman ke daerah-daerah yang bertopografi dan
kontur tajam. Bentuk fisik Kota Magelang saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan
arteri. Dengan kondisi fisik tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kota Magelang
adalah ke arah Utara dan Selatan dengan dominasi area terbangun di daerah yang
mempunyai topografi relatif datar.
Dilihat dari ketinggiannya, Kota Magelang berada di ketinggian antara 375 – 500
mdpl dengan titik ketinggian tertinggi pada Gunung Tidar yaitu 503 mdpl, dan
keberadaannya selain sebagai kawasan lindung juga berfungsi sebagai paru-paru kota yang
menjadikan iklim Kota Magelang selalu berhawa sejuk.
3.1.3. Geologi
Ditinjau dari satuan morfologi, pendataran alluvium tersebar sampai di bagian
selatan dan tempat-tempat di pinggir Sungai Progo dan Sungai Elo. Tersusun oleh batuan
hasil rombakan batuan yang lebih tua, yang bersifat lepas. Umumnya berada pada
ketinggian antara 250 – 350 m, berelief halus dengan kemiringan 3-8 %. Daerah ini dialiri
oleh Sungai Progo dan Sungai Elo yang mengalir dengan pola Sum Meander.
Litologi yang menempati daerah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir
lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang merupakan endapan kwarter.
Sifat batuan pasir dan breksi/konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta
penurunan terhadap beban kecil, mendekati nol (0). Daya dukung terhadap bangunan
berkisar antara 5kg/cm2 – 19 kg/cm2.
Dilihat dari kondisi yang ada di wilayah Kota Magelang berkaitan dengan keadaan
geologi maka di dalam pembangunan perlu diingat akan :
- Kelerengan alam yang cukup curam di sekitar Sungai Progo dan Sungai Elo
III- 4
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
3.1.5. Iklim
Menurut Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), rata-rata hari hujan per
bulan di Kota Magelang tahun 2014 adalah 14,67 hari dengan jumlah curah hujan rata-rata
257,92 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Desember sebesar 25 hari. Kota
Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 250 C - 270C. Untuk lebih jelasnya rata-
rata curah hujan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan
di Kota Magelang (mm) Tahun 2014
No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)
1 Januari 382 23
2 Februari 485 22
3 Maret 365 19
4 April 352 15
5 Mei 231 13
6 Juni 66 8
7 Juli 190 14
8 Agustus 27 5
9 September 7 3
10 Oktober 186 11
11 November 226 18
12 Desember 578 25
III- 5
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 6
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 7
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 8
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 9
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 10
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
3.1.6. Hidrologi
Kota Magelang mempunyai pasokan air yang cukup melimpah. Hidrologi Kota
Magelang akan ditinjau dari sumbernya meliputi air permukaan dan air tanah, karena
keduannya sebagai sumber daya air yang ada di Kota Magelang.
Sumber daya air permukaan di Kota Magelang ada tiga macam yaitu air sungai, air
irigasi, dan mata air. Sungai yang berada di Kota Magelang adalah Sungai Progo di sebelah
barat dan Sungai Elo di sebelah timur. Saluran Irigasi yang mengalir di Daerah yaitu Saluran
Kali Bening, Saluran Kali Manggis, Saluran Kali Kota, Saluran Kali Ngaran, Saluran Kali
Gandekan, dan Saluran Kali Kedali. Sedangkan Mata Air sebenarnya cukup banyak dan
tersebar namun yang sampai saat ini diketahui mempunyai debit besar adalah Tuk Pecah
dan Tuk Drajat.
Dua buah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Elo di sebelah timur dan Sungai
Progo di sebelah barat juga berfungsi sebagai batas administrasi Kota Magelang, Dua buah
sungai ini masuk kedalam Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang. Sungai Elo masuk kedalam
Daerah Aliran Sungai Progo karena muara sungai Elo bergabung dengan sungai Progo,
sehingga cukup dikatakan DAS Progo. Adapun secara umum menurut Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu-Opak, DAS Progo mempunyai panjang 138 km2 dengan luas area mencapai
2380 km2, dimana Kota Magelang hanya seluas 18,12 km2, DAS Progo mempunyai potensi
debit air 36,52 m3/detik.
Saluran irigasi merupakan saluran yang digunakan untuk mengaliri Daerah Irigasi
(DI) yang umumnya berupa lahan pertanian pangan (sawah) yang ada di Kota Magelang,
kecuali Saluran Kali Kota yang sebenarnya dibangun sebagai saluran penggelontor
drainase tingkat kota. Daerah Irigasi Kota Magelang berdasarkan sistem yang menjadi
kewenangan Provinsi Jawa Tengah digolongkan dalam DI Progo Bogowonto Luk Ulo
dengan sub sistem DI Progomanggis dengan luasan pada Tahun 2009 mengaliri lahan
seluas 3,635 Ha, sedangkan di Kota Magelang berdasarkan rencana masa tanam balai
PSDA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009/2010 sebesar 214 Ha.
Sumber mata air di Kota magelang ada 2 (dua) buah yang sudah teridentifikasi
dengan debit besar yaitu di Tuk Pecah dan di Sendang Drajat. Adapun, pemanfaatan
sumber tersebut sudah digunakan secara optimal adalah Mata Air Tuk Pecah yang dengan
kapasitas total 2.512.160 m3 dan debit aliran sebesar 969.196 liter/detik.
Air tanah Kota Magelang merupakan bagian dari Cekungan Air Bawah Tanah
(CABT) Magelang-Temanggung. Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Magelang-
Temanggung termasuk dalam wilayah administrasi Kota dan Kabupaten (Kab.) Magelang,
serta sebagian Kab. Temanggung. Wilayah ini terletak di antara garis 07010’ - 07040’ LS
dan antara 1100 00’- 110025’ BT, dengan luas sekitar 1.500 km2.
Wilayah potensi air bawah tanah Kota Magelang secara kuantitas dan kualitas air
III- 11
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
bawah tanah untuk air minum, yaitu termasuk Rendah pada Akuifer Tidak Tertekan dan
Akuifer Tertekan yaitu pada sekitar Gunung Tidar Magelang, sebagai berikut:
a) Akuifer tidak tertekan, umumnya dijumpai pada kedalaman kurang dari 40 mbmt, muka
preatik antara 0,5 - 35,0 mbmt, dan Qopt umumnya kurang dari 2,0 liter/detik. Kualitas
air bawah tanah umumnya baik untuk air minum;
b) Akuifer tertekan, umumnya dijumpai pada kedalaman lebih dari 40 mbmt dengan Qopt
kurang dari 2,0 liter/detik. Kualitas air bawah tanah umumnya baik untuk air minum;
dan
c) Mata air mempunyai debit berkisar 1,0 - 250 liter/detik, dengan kualitas air umumnya
baik untuk air minum;
Sedangkan menurut hasil penelitian geologi yang dilakukan PDAM Kota Magelang
didapat bahwa aquifer terdapat di kedalaman 10 – 30 m dan 90 – 120 m. Sumber air di Kota
Magelang dapat digolongkan dari air pemukaan dan air tanah. Air permukaan merupakan air
limbah dan air hujan. Potensi air hujan perlu dilestarikan dengan membuat sumur resapan.
Sedangkan potensi air tanahnya juga tergantung pada pelestarian pemanfaatan air
permukaan yaitu air hujan.
Daerah yang diperkirakan potensial adalah daerah kawasan Jurangombo, Bayeman,
Tidar, Nambangan, dan Magersari. Namun untuk pemanfaatan air tanah perlu dilakukan
penelitian lebih jauh mengingat penelitian geologi belum mencakup penelitian pengeboran
guna penentuan debit dan cadangan air tanah.
3.1.7. Rawan Bencana
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kota Magelang
dapat dikatagorikan sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana rendah di provinsi
Jawa Tengah. Namun demikian karena pengaruh dari kondisi topografi wilayah, terdapat
beberapa daerah yang merupakan daerah rawan bencana tanah longsor. Daerah-daerah
tersebut sebagian besar terletak di kawasan dengan kemiringan tanah yang relatif terjal.
Berikut luasan rawan bencana tanah longsor di Kota Magelang:
Tabel 3.3
Kerawanan Bencana Tanah Longsor
di Kota Magelang Tahun 2016
No Kelurahan Luas (Ha)
1 Kramat Selatan 8,89
2 Kedungsari 3,14
3 Potrobangsan 7,18
4 Wates 7,33
5 Gelangan 3,35
6 Panjang 7,59
7 Magelang 7,91
8 Rejowinangun Utara 6,61
9 Kemirirejo 0,93
III- 12
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 13
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 14
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 15
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 16
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.2
Persentase Penggunaan Lahan di Kota Magelang Tahun 2016
Berdasarkan data penggunaan lahan Kota Magelang diatas jumlah luas terbesar
598,41 Ha yaitu permukiman. Dan luas terkecil 0,028 Ha yaitu sarana persampahan. Untuk
perdagangan dan jasa sendiri di kota magelang memiliki luas kurang lebih 143,45 Ha yang
tersebar di seluruh bagian kota magelang. Sedangkan penggunaan untuk sawah memiliki
luas 188,44 Ha.
III- 17
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 18
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk dan Sex Ratio
di Kota Magelang Tahun 2015
Jumlah Penduduk Sex
No Kecamatan/Kelurahan
L P L+P Ratio
1 Magelang Selatan 20.543 20.048 40.591 102,45
1. Magersari 3.843 4.016 7.859 95,69
2. Rejowinangun Selatan 3.956 4.009 7.965 98,68
3. Jurangombo Utara 1.906 1.988 3.894 95,88
4. Jurangombo Selatan 4.393 3.305 7.698 132,92
5. Tidar Utara 3.770 3.966 7.736 95,06
6. Tidar Selatan 3.675 2.764 5.439 132,96
2 Magelang Tengah 21.391 22.631 44.022 94,52
1. Rejowinangun Utara 5.317 5.336 10.653 99,64
2. Kemirirejo 2.456 2.797 5.253 87,81
3. Cacaban 3.861 3.891 7.752 99,23
4. Magelang 3.386 3.700 7.086 91,51
5. Panjang 2.756 3.139 5.895 87,80
6. Gelangan 3.615 3.768 7.383 95,94
3 Magelang Utara 17.657 18.682 36.339 94,51
1. Wates 3.950 4.245 8.195 93,05
2. Potrobangsan 3.796 4.256 8.052 89,19
3. Kedungsari 3.402 3.593 6.995 94,68
4. Kramat Utara 2.927 2.800 5.727 104,54
5. Kramat Selatan 3.582 3.788 7.370 94,56
Jumlah 59.591 61.361 120.950 97,11
Sumber : Kota Magelang Dalam Angka 2016
III- 19
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan data diatas jumlah penduduk Kota Magelang pada tahun 2016 tercatat
sebesar 120.950 jiwa, terdiri dari 59.591 jiwa laki-laki (49,68%) dan 61.361 jiwa perempuan
(50,31%). Apabila dilihat penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi persentase
jumlah penduduknya adalah Kecamatan Magelang Tengah yakni sebesar 44.022 jiwa
(36,39%) dari jumlah penduduk yang ada di Kota Magelang. Sedangkan kecamatan yang
terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Magelang Utara sebesar 36.339 (30,04%).
Bila dilihat dari perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuannya, maka
diperoleh rasio jenis kelamin pada tahun 2016 sebesar 97,11% yang berarti bahwa setiap
100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki. Dengan demikian, penduduk laki-
laki lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk perempuan.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel dan piramida
berikut. Berdasarkan tabel dan piramida tersebut dapat diketahui bahwa jumlah usia
produktif di Kota Magelang lebih besar dari pada jumlah usia non produktif. Jumlah usia
produktif (15-59 tahun) sebanyak 67,48%, sedangkan usia non produktif 0-14 tahun
sebanyak 20,52% dan usia non produktif 60 tahun ke atas sebanyak 11,98%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tingkat ketergantungan penduduk usia tua terhadap penduduk usia
produktif cenderung tinggi.
III- 20
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Kota Magelang Menurut kelompok Umur Tahun, 2015
Kelompok
No Laki - laki Perempuan Jumlah
Umur
1 0-4 4.398 4.120 8.518
2 5-9 4.544 4.254 8.798
3 10-14 3.264 4.244 7.508
4 15-19 5.371 5.393 10.764
5 20-24 5.879 4.256 10.135
6 25-29 4.389 4.103 8.492
7 30-34 4.626 4.193 8.819
8 35-39 4.477 4.705 9.182
9 40-44 4.240 4.706 8.946
10 45-49 4.141 4.865 9.006
11 50-54 4.447 4.541 8.988
12 55-59 3.428 3.870 7.298
13 60-64 2.292 2.518 4.810
14 65-69 1.616 1.916 3.532
15 70-74 1.145 1.449 2.594
16 75+ 1.334 2.228 3.562
Jumlah 59.591 61.361 120.952
Sumber : Kota Magelang Dalam Angka 2016
Gambar 3.4
Grafik Piramida Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kota Magelang Tahun 2015
III- 21
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.7
Kepadatan Penduduk Kota Magelang Tahun 2015
III- 22
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan data diatas jumlah kepadatan Penduduk Kota Magelang tahun 2016
yaitu 6.675 jiwa/km2 jumlah Kepadatan tertinggi di kota Magelang terdapat di Kecamatan
Magelang Tengah dengan jumlah 8.625 jiwa/km2. Jumlah Kepadatan Penduduk terendah di
kota magelang terdapat di kecamatan Magelang Selatan dengan jumlah 5.893 jiwa/km2.
Tabel 3.9
PDRB menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan di Kota
Magelang Seri Tahun 2013-2014
III- 23
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 24
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Struktur perekonomian di Kota Magelang tahun 2014 andil terbesar diperoleh dari
sektor konstruksi 17,11%, industri pengolahan 15,75%, kemudian reparasi mobil dan
sepeda motor 14,88%. Andil terkecil berada di sektor Pengadaan Air, pengelolaan sampah,
limbah, dan daur ulang 0,13%. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian tidak ada
aktivitas. Kemudian, menurut PDRB harga konstan tahun 2014, prosentas PDRB terbesar di
Kota Magelang juga berasal dari sektor konstruksi 16,75% diikuti sektor reparasi mobil dan
sepeda motor dan industri pengolahan 15,17%. Besaran pendapatan perkapital yang
mencerminkan tingkat produktivitas penduduk di tahun 2014 sebesar 26.824.142,65 rupiah
atas dasar harga berlaku dan 11.563.313,39 rupiah atas dasar harga konstan. Pertumbuhan
ekonomi tahun ini sebesar 5,82 %.
III- 25
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
pada suatu wilayah. Berbagai macam sarana yang terdapat di Kota Magelang meliputi
sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana perdagangan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sarana pendidikan adalah salah satu sarana terpenting yang harus ada di suatu
wilayah. Ketersediaan sarana pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia pada wilayah tersebut. Sarana pendidikan yang di Kota Magelang ini terdiri
dari TK, SD, SMP, dan SMA Sederajat baik negeri maupun swasta yang tersebar merata di
seluruh kecamatan. Berikut adalah tabel jumlah sarana pendidikan dirinci menurut jenisnya
di Kota Magelang.
Tabel 3.10
Sarana Pendidikan di Kota Magelang Tahun 2015
No. Kecamatan SD SLTP SLTA SMK
1 Magelang Utara 23 8 3 7
2 Magelang Tengah 32 9 14 -
3 Magelang Selatan 22 6 3 4
Jumlah 77 23 20 11
Sumber : Kota Magelang Dalam Angka, 2016
Sarana kesehatan merupakan salah satu jenis sarana yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan di bidang kesehatan.
Pelayana kesehatan untuk masyarakat di Kota Magelang sampai pada tahun 2015 sudah
sangat memadai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rumah sakit pemerintah maupun swasta
yang mencapai 5 unit. Apalagi dengan adanya rumah sakit jiwa yang dijadikan sebagai
rujukan dari berbagai daerah. Didukung dengan keberadaan puskesmas dan puskesmas
pembantu yang telah merata di setiap kecamatan, tersedianya tenaga dokter sebanyak 147
orang dan bidan/perawat 1.248 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
III- 26
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.11
Sarana Kesehatan di Kota Magelang Tahun 2015
Rumah
Rumah Puskesmas Bidan dan
No. Kecamatan Sakit Puskesmas Dokter
Sakit Jiwa Pembantu Perawat
Umum
1 Magelang Utara 2 1 1 5 74 818
2 Magelang Tengah 2 - 2 4 50 300
3 Magelang Selatan 1 - 2 3 23 130
Jumlah 5 1 5 12 147 1248
Sumber : Kota Magelang Dalam Angka, 2016
Tabel 3.13
Klaster PKL di Kota Magelang
No Nama Klaster PKL Jumlah PKL Kelurahan
1 PKL Sigaluh 42 Panjang
2 PKL Armada Estate 56 Kramat Utara
3 PKL Sari Boga Kencana 17 Kedungsari
4 PKL Sejuta Bunga 32 Rejowinangun Selatan
5 PKL Kartika Sari 55 Magersari
6 PKL Jenggolo 40 Kemirirejo
III- 27
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 28
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Jalan kolektor sekunder atau jalan kota berfungsi menghubungkan jalan arteri primer
(jalan nasional) dan jalan kolektor ke jalan lokal, khususnya menghubungkan antar
wilayah kecamatan dan juga daerah perdesaan. Di wilayah Kota Magelang, Jaringan
jalan ini khususnya menghubungkan daerah antar kecamatan. Jaringan jalan lokal
berfungsi sebagai penghubung antar pusat satuan-satuan permukiman terkecil
(kelurahan) dengan kota atau daerah yang memiliki jenjang wilayah lebih tinggi. Jalan
lokal tersebar merata di seluruh Kota Magelang, khususnya daerah pemukiman/bisnis.
Untuk menunjang jaringan transportasi di Kota Magelang, terdapat sarana berupa
terminal induk dengan tipe A, yaitu Terminal Tidar, dan dua sub terminal tipe C yaitu Sub
Terminal Jalan Ikhlas dan Sub Terminal Kebonpolo. Selain terminal, terdapat beberapa titik
halte yang digunakan sebagai tempat naik turun penumpang. Di samping itu, untuk menjaga
kelancaran pergerakan lalu lintas di Kota Magelang terdapat jalur lambat dibeberapa ruas
jalan seperti Jalan Tentara Pelajar, Jalan Pahlawan, dan Jalan A.Yani. Ada juga koridor
jalan yang disediakan trotoar bagi pejalan kaki. Namun untuk parkir, di Kota Magelang
masih sering menggunakan parkir on street. Parkir on street ini juga turut memberikan
hambatan pada jalan. Selain sarana-sarana di atas, Kota Magelang memiliki trayek bagi
angkutan umum, baik angkutan kota, angkutan perbatasan, AKAP, AKDP, dan angkutan
barang.
III- 29
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 30
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 31
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 32
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
C. Interaksi Wilayah
Menurut RTRW Provinsi Jawa Tengah, Kota Magelang mempunyai kedudukan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Purwomanggung yaitu Kabupaten Purworejo,
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung. Dengan
kedudukannya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), maka Kota Magelang memiliki
beberapa fungsi, antara lain sebagai :
Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani beberapa kabupaten.
Pusat pengolahan/pengumpul barang yang melayani beberapa kabupaten.
Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten.
Pusat jasa pemerintahan untuk beberapa kabupaten.
Pusat jasa-jasa yang lain untuk beberapa kabupaten
Kedudukan Kota Magelang sebagai PKW secara spasial dapat dilihat pada gambar
berikut :
TABEL 3.15
SISTEM PERKOTAAN PURWOMANGGUNG
PUSAT
KAWASAN KERJASAMA PUSAT KEGIATAN PUSAT KEGIATAN
KEGIATAN
ANTAR KABUPATEN/ KOTA WILAYAH LOKAL
NASIONAL
Kutoarjo, Purworejo,
PURWOMANGGUNG Kota Magelang Mungkid, Muntilan,
Mertoyudan,
III- 33
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
PUSAT
KAWASAN KERJASAMA PUSAT KEGIATAN PUSAT KEGIATAN
KEGIATAN
ANTAR KABUPATEN/ KOTA WILAYAH LOKAL
NASIONAL
Borobudur, Secang
D. Pariwisata
Sebagai salah satu kota kecil di Jawa Tengah, kota Magelang memiliki banyak obyek
wisata. Letak geografis Magelang yang dilewati oleh dua sungai di sebalah timur dan barat
dan keberadaan gunung tidar di sebelah selatan, serta beberapa gunung yang
III- 34
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
III- 35
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
diperkeras dan diaspal. Akibat dari peran Kota Magelang dimasa lalu inilah, Kota
Magelang saat ini memiliki banyak fasilitas yang merupakan peninggalan sejarah yang
berpotensi menarik minat wisatawan. Objek Wisata Heritage yang terdapat di di Kota
magelang berupa :
Museum
Museum Pangeran Diponegoro, Museum Jendral Sudirman, Museum Taruna Abdul
Djalil, Musium Bumi Putra 1912, Museum Badan Pemeriksa Keuangan, Museum
Lukisan OHD.
Architectural Heritage
Selain museum, sejarah yang panjang di Kota Magelang membuat kota ini terdapat
bangunan-bangunan heritage dengan arsitektural khusus yang dapat dinikmati
seperti water torn, plengkung, gerbang kerkof, Gereja ST Ignatius, Gereja Protestan
Bagian Barat (GPIB), GKJ Magelang, Klenteng Trib Bhakti (Liong Hok Bio), Masjid
Agung, Kantor Mapolres Kota, RSJ Prof Soeroyo, RSU Tidar, RST, Kantor Polwil
Kedu dan SMP (SMIP).
Kesenian
Sendra tari mantyasih, tari sejuta bunga, tari wiwit, tari grasak, tari kuntulan, tari
laskar tidar, tari kepodangmas, jatilan celeng, tari uduk dan tari topeng ireng.
3) Objek Wisata Kuliner, menampilkan atraksi kuliner khas magelang yang memiliki ciri
khas tersendiri. Selain wisatawan alam dan heritage, Kota Magelang juga memiliki
potensi wisata kuliner. Beberapa kuliner khas Kota Magelang dengan cita rasa yang
lezat dan khas menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan .Beberapa objek wisata kuliner
tersebut antara lain:
Sop Snerek
Sop snerek konon merupakan kuliner peninggalan masa kolonial belanda. Snerek
berasal dari kata bahasa Belanda “snert” yang berarti kacang polong merah. Sejenis
sop dengan perpaduan kacang polong, bayam dan daging sapi.
Kupat Tahu
Merupakan identitas dan kuliner kebanggaan warga Magelang. Terdiri dari racikan
ketupat, tahu putih yang digoreng dan disiram kuah kacang
Gethuk
Getuk magelang telah muncul sekitar tahun 1940an dan dalam perkembangannya
terbagi menjadi getuk tradisional dan getuk modern. Dibuat dari bahan dasar ketela
yang dihaluskan. Getuk banyak dijumpai di sudut kota magelang dan merupakan
makan asli Kota Magelang.
III- 36
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
3.6.2. Masalah
Berdasarkan tinjauan perkembangan dan permasalahan Kota Magelang, dapat
diidentifikasi bahwa dalam perkembangannya, Kota Magelang dihadapkan pada beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1) Wilayah Kota Magelang yang memiliki fungsi penting dalam kawasan startegis
Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang dan Temanggung) serta sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah dengan fungsi pengembangan kegiatan pusat pelayanan lokal
dan provinsi atau beberapa kabupaten. Dengan fungsi tersebut menjadi tantangan
dalam arahan pengembangan Kota Magelang agar berperan sesuai fungsinya yaitu
sebagai pusat kegiatan wilayah bagi kabupaten sekitarnya.
2) Adanya ketidaksesuaian pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Elo dan Sungai Progo,
yang mengganggu fungsi ekologis sungai, sehingga daerah resapan berkurang. Kondisi
tersebut diperparah dengan pemanfaatan lahan yang melebihi daya dukung dan
kesesuaiannya. Lahan untuk kesesuaian fungsi penyangga dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya. Hal ini menunjukkan bahwa lahan yang dapat dibudidayakan di Kota
Magelang sangat terbatas namun kegiatan yang harus ditampung cukup banyak dan
membutuhkan luasan lahan yang tidak sedikit dan kebutuhan akan lahan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
3) Penyediaan infrastruktur yang terkendala oleh beberapa permasalahan seperti,
keterbatasan lahan untuk lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), belum adanya
sistem pembuangan air limbah yang teritegrasi dengan IPLT dan kapasitas IPLT
terbatas.
4) Kota Magelang juga menghadapi permasalahan berupa kualitas permukiman yang
rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tidak tersedianya sanitasi yang memadai di beberapa
lokasi permukiman dimana penduduk membuang air limbah rumah tangga langsung ke
sungai atau saluran kota (Kali Bening dan Kali Manggis), saluran drainase memiliki
kapasitas dibawah kebutuhan sehingga saat musim penghujan tiba, air hujan tidak
teralirkan secara sempurna dan menggenangi jalan, KDB yang tinggi, kurangnya ruang
terbuka publik, dan ketidakteraturan tata bangunan. Selain itu beberapa kawasan
permukiman juga dibangun di daerah lindung maupun daerah rawan bencana longsor.
5) Terjadinya inefisiensi pergerakan, hal ini disebabkan oleh arah pergerakan di Kota
Magelang mayoritas bergerak dari utara ke selatan dan sebaliknya, sedangkan
kapasitas jalan tidak mampu menampung pergerakan yang ada. Inefisiensi tersebut
diperparah dengan munculnya beberapa lokasi terminal bayangan yang menimbulkan
kemacetan lalu lintas, parkir yang menggunakan badan jalan sehingga mengahambat
arus pergerakan.
III- 37
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Peta 3.9 Peta Orientasi Kota Magelang terhadap Provinsi Jawa Tengah
III- 38
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
BAB IV
ANALISIS PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA MAGELANG
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis peninjauan kembali RTRW Kota
Magelang. Aspek-aspek yang akan ditinjau dalam peninjauan kembali ini ada tiga hal, yaitu
kualitas RTRW, kesahihan RTRW, dan permasalahan pemanfaatan ruang berupa
simpangan pemanfaatan ruang. Kualitas RTRW dinilai dengan memperhatikan kelengkapan
muatan RTRW, kedalaman pengaturan muatan RTRW, kesesuaian antara muatan RTRW
dengan karakteristik daerah, dan kesesuaian antara RTRW dengan dinamika pembangunan
yang berkembang. Kesahihan RTRW dinilai dengan memperhatikan kesesuaian antara
materi muatan RTRW dengan berbagai peraturan perundang-undangan. Permasalahan
pemanfaatan ruang berupa simpangan pemanfaatan ruang dinilai dengan memperhatikan
antara RTRW dengan pemanfaatan ruang di lapangan.
IV- 1
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
kabupaten/kota secara umum termuat di dalam Permen PU No. 17 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Analisis kedalaman muatan RTRW Kota Magelang dilakukan dengan
membandingkan antara muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031 dengan materi muatan penyusunan RTRW Kota
yang termuat dalam Permen PU No. 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Kedalaman materi muatan RTRW Kota Magelang ini
dinilai berdasarkan sesuai atau tidaknya sebuah rincian materi muatan Perda RTRW
dengan penjabaran yang ada di Permen PU No. 17 Tahun 2009. Penilaian baik buruknya
suatu rincian materi muatan RTRW Kota Magelang didasarkan pada aspek-aspek yang
harus terkandung di dalamnya sesuai dengan Pedoman Teknis Penyusunan RTRW Kota.
Berikut adalah tabel kedalaman materi muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031.
Berikut adalah tabel mengenai kelengkapan muatan Perda No. 4 Tahun 2012
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031.
IV- 2
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.1
Kelengkapan dan Kedalaman Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3
PENATAAN RUANG
1.1 Tujuan penataan ruang √ √ Tujuan penataan ruang adalah mewujudkan ruang daerah 3
sebagai kota jasa bertaraf regional yang berbudaya, maju,
dan berdaya saing dalam masyarakat madani dan mampu
menyejahterakan masyarakat, aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan
1.2 Kebijakan penataan ruang √ √ Kebijakan sebagai arahan tindakan untuk mencapai 3
tujuan penataan ruang daerah meliputi:
Kebijakan pengembangan struktur ruang daerah
Kebijakan pengembangan pola ruang daerah
Kebijakan penetapan kawasan strategis daerah
1.3 Strategi penataan ruang √ √ Strategi penataan ruang pada Perda No. 4 Tahun 2012 3
membahas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam mencapai kebijakan penataan ruang yang telah
ditetapkan
2. RENCANA STRUKTUR RUANG 2,83
WILAYAH
2.1 Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a. Pusat pelayanan kota √ √ Pusat pelayanan Kota Magelang mempunyai cakupan 3
pelayanan seluruh wilayah daerah dan/atau regional.
Pusat pelayanan kota terdapat di BWP I yang meliputi
sebagian Kelurahan Cacaban, sebagian Kelurahan
Panjang, sebagian Kelurahan Kemirirejo, dan sebagian
Kelurahan Magelang, yaitu Kawasan Alun-alun
b. Subpusat pelayanan √ √ Subpusat pelayanan Kota Magelang mempunyai cakupan 3
kota pelayanan sub wilayah kota. Subpusat pelayanan kota
meliputi Kawasan Kebonpolo di BWP II, Kawasan Kyai
Langgeng di BWP III, Kawasan Sukarno-Hatta di BWP IV,
dan Kawasan Sidotopo di BWP V
c. Pusat lingkungan √ √ Pusat lingkungan di Kota Magelang mempunyai cakupan 3
IV- 3
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
pelayanan skala lingkungan wilayah daerah yang
dikembangkan di masing-masing BWP
2.2 Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan
transportasi darat
1 Jaringan jalan √ √ Rencana sistem jaringan jalan terdiri dari: 1,5
pengembangan jaringan jalan berdasarkan sistem
pengembangan lokasi dan kelas pelayanan terminal
pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum
pengembangan fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
transportasi udara
1 Ruang udara - - - -
untuk kegiatan
Bandar udara
2 Ruang udara - - - -
untuk jalur
penerbangan
3 Bandar udara - - - -
yang ada
2.2.2. Sistem jaringan
energI/kelistrikan
a. Pembangkit listrik - - - -
b. Jaringan prasarana
energi
1 Jaringan pipa - - - -
minyak dan gas
bumi
2 Jaringan - - - -
transmisi
tenaga listrik
(SUTUT,
SUTET, dan
SUTT)
3 Pembangkit √ √ Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik terdiri 3
tenaga listrik dari:
(jalur distribusi jaringan primer yang merupakan jaringan distribusi
energi SUTM diarahkan pada sistem tegangan 20 KV di
kelistrikan, sepanjang jaringan jalan
lokasi jaringan sekunder yang merupakan jaringan distribusi
pembangkit, SUTR dengan tegangan 220/380 V di kawasan
gardu induk perumahan
distribusi, dan gardu distribusi listrik di Sanggrahan, Kelurahan Wates
sistem untuk menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi
distribusi) 220/380 V
penambahan jaringan distribusi baru baik SUTR
IV- 5
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
maupun SUTM
penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang
melayani beban lama dan juga untuk memenuhi
penambahan kebutuhan daya
4 Energi alternatif √ √ Pengembangan energi alternatif meliputi pengembangan 3
sumber energi alternatif di seluruh wilayah Daerah dengan
memanfaatkan penanganan sampah dan energi surya,
serta sumber daya alam lainnya
2.2.3. Sistem jaringan
telekomunikasi
a. Infrastruktur dasar √ √ Pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi 3
telekomunikasi direncanakan dengan pengembangan dan pemerataan
jaringan telepon kabel dan jaringan telepon tanpa kabel
yang menjangkau seluruh wilayah daerah
b. Infrastruktur telepon √ √ Pengembangan infrastruktur telepon nirkabel berupa BTS 3
nirkabel terdiri dari:
penetapan jangkauan pelayanan menara telekomunikasi
pemanfaatan secara bersama menara telekomunikasi
baik baru maupun bangunan yang sudah ada
pengembangan secara terbatas dan bersyarat terhadap
pembangunan menara telekomunikasi
pembangunan menara di kawasan yang sifat dan
peruntukannya memiliki karakteristik tertentu
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
c. Peningkatan √ √ Peningkatan pelayanan telekomunikasi dilakukan dengan 3
pelayanan rencana peningkatan prasarana internet dan rencana
telekomunikasi pengembangan media elektronik
2.2.4. Sistem jaringan sumber
daya air
a. Jaringan sumber daya √ √ Pengembangan Sungai Elo dan Progo yang termasuk 3
air lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi Progo Opak Serang yang
lintas provini, dan terdiri dari:
lintas kabupaten/kota pengembangan sempadan sungai sebagai RTH taman
dan hutan kota, RTNH biru sebagai sumber daya air,
IV- 6
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
dan pariwisata daerah
penataan prasarana dan sarana drainase perkotaan
yang bermuara di wilayah sungai
pengembangan tanggul penahan untuk mengurangi
pengikisan lahan di sekitar aliran sungai
penetapan garis sempadan sungai ditetapkan dengan
peraturan daerah tersendiri mengenai garis sempadan
pengelolaan, pemanfaatan, dan pembinaan sungai
meliputi daerah sempadan sungai, daerah manfaat
sungai dan wilayah sungai (WS) dilaksanakan sesuai
ketentuan perundangan
b. Wilayah sungai di √ √ Pengembangan wilayah sungai berupa pengembangan 3
wilayah kota cekungan air tanah berupa cekungan air tanah magelang-
temanggung
c. Jaringan irigasi √ √ Pengembangan jaringan irigasi di Kota Magelang terdiri 3
dari saluran irigasi primer yaitu Kali Progo dan Kali
Manggis, serta saluran irigasisSekunder yaitu Kali Bening,
Kali Ngaran, Kali Kedali, dan Kali Gandekan
d. Jaringan air baku √ √ Pengembangan jaringan air baku di Kota Magelang terdiri 3
dari:
pembangunan jaringan air bersih perpipaan perkotaan
melalui sumber air permukaan berupa mata air
pengembangan jaringan perpipaan dan non perpipaan
di kawasan peruntukan budidaya dari sumber air tanah
dan air permukaan
e. Sistem pengendalian - - - -
banjir
2.2.5. Infrastruktur perkotaan
a. Penyediaan air minum √ √ Pengembangan air minum perkotaan Kota Magelang 3
kota terdiri dari:
pengembangan air minum yang dikelola oleh daerah
melalui PDAM
pengembangan air minum yang dikelola oleh
masyarakat berupa jaringan perpipaan yang berada di
kawasan budidaya termasuk perpipaan mandiri berbasis
IV- 7
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
masyarakat di kawasan permukiman
b. Pengelolaan air
limbah kota
1 IPAL √ √ Pengembangan IPAL lebih diarahkan pada penataan, 3
rehabilitasi/revitalisasi, pembangunan, dan pengoptimalan
kapasitas jaringan air limbah melalui IPAL dan IPLT yang
terintegrasi dalam sebuah sistem di kawasan budidaya di
Kota Magelang
2 Pembuangan √ √ Pengembangan air limbah rumah tangga terdiri dari: 3
air limbah pengembangan dan peningkatan akses masyarakat
rumah tangga terhadap prasarana dan sarana air limbah melalui
sistem setempat/terpusat secara bertahap pada
kawasan permukiman dengan prioritas untuk
masyarakat berpenghasilan rendah
pengembangan sistem air limbah yang terpisah dengan
sistem drainase secara bertahap
3 Pengolahan air √ √ Pengembangan pengolahan air limbah B3 dilaksanakan 3
limbah Bahan berdasarkan arahan kawasan budidaya yang
Berbahaya dan menghasilkan limbah cair B3 dan wajib mempunyai sistem
Beracun (B3) pembuangan /tempat pembuangan sementara limbah
sesuai peraturan perundangan
c. Persampahan
1 TPS √ √ Pengembangan TPS, TPST, dan depo pemindahan terdiri 3
dari:
lokasi penampungan dan alat pemrosesan sampah yang
ramah lingkungan
terdapat kegiatan penataan dan pengolahan sampah di
lokasi sebagai bagian sistem mengurangi sampah,
menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah
atau 3R
bangunan/tempat yang aman dari rembesan air lindi dan
tidak berbau menyengat sehingga tidak mencemari
lingkungan
pembangunan dan penempatan harus memperhatikan
kemudahan dalam pencapaian akses dari dan ke TPS,
IV- 8
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
TPST, dan depo pemindahan untuk pengangkutan
sampah
2 TPA √ √ Pengembangan TPA di Kota Magelang terdiri dari: 1,5
pengembangan TPA Banyuurip dengan penambahan
sel penampung dan pengurangan secara bertahap
melalui proses sanitary landfill dengan memproses
sampah baik organik maupun anorganik sesuai dengan
kewenangan pemerintah daerah dan koordinasi dengan
Pemerintah Kabupaten Magelang
pengembangan TPA Regional dengan pembangunan
TPA dan perwujudan sistem serta manajemen
persampahan regional melalui langkah koordinasi yang
difasilitasi oleh pemerintah provinsi
d. Drainase
1 Jaringan primer √ √ Jaringan drainase primer di Kota Magelang terdiri dari 3
Sungai Progo, Sungai Elo, Kali Bening, Kali Manggis, Kali
Ngaran, Kali Kedali, dan Kali Gandekan
2 Jaringan √ √ Saluran drainase sekunder terdiri dari saluran Kali Kota, 3
sekunder ruas jalan arteri dan kolektor perkotaan
3 Jaringan tersier √ √ Saluran drainase tersier terdapat di ruas jalan lokal dan 3
jalan lingkungan di seluruh unit lingkungan kawasan
permukiman
e. Jalur pejalan kaki √ √ Pengembangan jalur pejalan kaki terdiri dari trotoar, 3
penyeberangan zebra cross, zona selamat sekolah,
jembatan penyeberangan, penyeberangan pelican,
dan/atau penyeberangan underpass di seluruh kota
f. Jalur evakuasi √ √ Jalur evakuasi bencana di Kota Magelang terdiri dari: 3
bencana jalur evakuasi letusan gunung berapi yang diarahkan
melalui jalan utama daerah
jalur evakuasi bencana tanah longsor yang diarahkan
melalui jalan utama lingkungan
g. Prasarana dan sarana
perkotaan lainnya
1 Jalur sepeda √ √ Pengembangan jalur sepeda di Kota Magelang terdiri dari 3
koridor Jalan Tentara Pelajar, Jalan Pahlawan, sebagian
IV- 9
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
Jalan A. Yani, sebagian Jalan Pemuda, Jalan Tidar, Jalan
Gatot Subroto, Jalan Senopati, Jalan Diponegoro, Jalan
Veteran, Jalan Jenderal Sudirman
3. RENCANA POLA RUANG 1,76
3.1 Kawasan Lindung
3.1.1. Hutan lindung - - - -
3.1.2. Kawasan yang memberikan √ √ Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan 1,5
perlindungan kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air di Gunung Tidar
bawahannya dan kawasan lain yang ditentukan lebih lanjut
3.1.3. Kawasan perlindungan
setempat
a. Sempadan pantai - - - -
b. Sempadan sungai √ √ Kawasan sempadan sungai terdiri dari kawasan 1,5
dan irigasi sempadan sungai progo dan sungai elo, sedangkan
kawasan sempadan irigasi terdiri dari kawasan sempadan
kali manggis, kali bening, kali kota, kali ngaran, kali
gandekan, dan kali kedali
c. Kawasan sekitar - - - -
danau atau waduk
d. Kawasan sekitar mata √ √ Kawasan sekitar mata air terdapat di sekeliling sumber air 1,5
air yang ada di daerah
3.1.4. RTH √ √ Pengembangan RTH di Kota Magelang terdiri dari RTH 3
Publik yang memiliki luas paling rendah kurang lebih 362
Ha dan RTH Privat yang memiliki luas paling rendah
kurang lebih 181 Ha
3.1.5. Kawasan suaka alam dan
cagar budaya
a. Kawasan suaka alam √ √ Kawasan perlindungan suaka alam berupa kawasan 1,5
perlindungan plasma nutfah yang berada di Gunung Tidar
dan kawasan lain yang ditetapkan lebih lanjut
b. Kawasan cagar √ √ Pengembangan kawasan cagar budaya berupa 1,5
budaya lingkungan atau benda cagar budaya (monumen, gapura,
prasasti, makam, gua) dan lingkungan bangunan cagar
budaya (bangunan tempat ibadah bangunan kawasan
kesehatan, bangunan kawasan pertahanan, bangunan
IV- 10
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
sekolah, bangunan perkantoran, dan bangunan rumah
tinggal)
3.1.6. Kawasan rawan bencana √ √ Kawasan rawan bencana alam terdiri dari kawasan rawan 3
alam tanah longsor dan kawasan rawan letusan gunung berapi
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
a. Kawasan √ √ Kawasan perlindungan geologi di Kota Magelang meliputi 3
perlindungan geologi kawasan resapan air tanah berupa cekungan air tanah
magelang-temanggung
3.2 Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan √ √ Kawasan perumtukan perumahan dibagi menjadi 4, yaitu: 1,5
kawasan perumahan sangat padat dengan kepadatan ≥
457 jiwa/ha sampai dengan 640 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan tinggi dengan
kepadatan ≥ 269 jiwa/ha sampai dengan 456 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan sedang dengan
kepadatan ≥ 81 jiwa/ha sampai dengan 268 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan rendah dengan
kepadatan < 80 jiwa/ha
3.2.2. Kawasan perdagangan dan √ √ Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa terdiri 1,5
jasa dari:
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
kota dan/atau regional
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
sub pusat pelayanan kota
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
lingkungan
3.2.3. Kawasan perkantoran √ √ Pengembangan kawasan perkantoran terdiri dari: 1,5
kawasan perkantoran pemerintahan
kawasan perkantoran swasta
3.2.4. Kawasan industri √ √ Pengembangan kawasan industri terdiri dari: 1,5
pengembangan industri besar
pengembangan industri sedang
pengembangan industri kecil
pengembangan industri rumah tangga
3.2.5. Kawasan pariwisata √ √ Pengembangan kawasan pariwisata di Kota Magelang 3
IV- 11
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
terdiri dari Taman Kyai Langgeng dan wisata perkotaan
lain seperti wisata pertanian, wisata alam, wisata budaya
dan wisata konvensi
3.2.6. Kawasan RTNH √ √ Kawasan RTNH terdiri dari: 1,5
pengembangan RTNH berdasarkan struktur dan pola
ruang
pengembangan RTNH berdasarkan kepemilikan
3.2.7. Kawasan ruang evakuasi √ √ Kawasan ruang evakuasi bencana berupa lapangan 1,5
bencana terbuka, kantor pemerintahan, dan gedung pertemuan
3.2.8. Kawasan peruntukan ruang √ √ Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal berupa 1,5
bagi sektor informal kawasan yang khusus diperuntukkan untuk PKL
3.2.9. Kawasan peruntukan
lainnya
a. Kawasan pendidikan √ √ Kawasan pendidikan terdapat di wilayah daerah yang 1,5
ditetapkan sebagai kawasan pendidikan
b. Kawasan kesehatan √ √ Kawasan kesehatan terdapat di wilayah daerah yang 1,5
ditetapkan sebagai kawasan kesehatan
c. Kawasan peribadatan √ √ Kawasan peribadatan terdapat di wilayah daerah yang 1,5
ditetapkan sebagai kawasan peribadatan
d. Kawasan pertahanan √ √ Kawasan pertahanan dan keamanan terdapat di wilayah 1,5
dan keamanan daerah yang ditetapkan sebagai kawasan pertahanan dan
keamanan
e. Kawasan pertanian √ √ Kawasan pertanian dikembangkan sebagai 1,5
kawasan/kegiatan terintegrasi untuk menunjang agribisnis
meliputi pertanian irigasi, peternakan, dan perikanan.
Khusus untuk pertanian irigasi sebagai LP2B terdapat di:
kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara
kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara
kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara
kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah
kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah
kelurahan Gelangan, Kecamatan Magelang Tengah
kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang
Tengah
kecamatan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang
IV- 12
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
Tengah
kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan
kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan
kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan
f. Kawasan √ √ Kawasan pergudangan diarahkan di BWP IV Kota 1,5
pergudangan Magelang
g. Kawasan olahraga √ √ Kawasan olahraga terdapat di Kawasan GOR Samapta 1,5
dan kawasan lain yang ditetapkan lebih lanjut
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 3
4.1 Bidang pertahanan dan keamanan √ √ Kawasan strategis bidang pertahanan dan keamanan 3
meliputi Kawasan AKMIL, Kawasan SECABA, Kawasan
RINDAM IV Diponegoro, dan YON ARMED 11
4.2 Bidang fungsi dan daya dukung √ √ Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung 3
lingkungan hidup lingkungan hidup meliputi Kawasan Gunung Tidar
4.3 Bidang pertumbuhan ekonomi √ √ Kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi meliputi: 3
kawasan GOR Samapta
kawasan kebonpolo
kawasan sukarno hatta
kawasan taman kyai langgeng
kawasan sentra perekonomian lembah tidar
kawasan sekitar alun-alun
kawasan sidotopo
4.4 Bidang sosial budaya √ √ Kawasan strategis bidang sosial budaya meliputi 3
bangunan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang ada
di wilayah daerah yang ditetapkan
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 2,66
5.1 Perwujudan struktur ruang
5.1.1. Perwujudan pusat √ √ Arahan perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota 3
pelayanan kegiatan kota dilakukan melalui program:
penyusunan RTRW
penyusunan RDTRK
penyusunan RTBL kawasan strategis kota
penyusunan peraturan zonasi
penyusunan rencana RTH
penyusunan rencana umum lainnya, yaitu reklame, sistem
IV- 13
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
informasi pembangunan, dan pemetaan
5.1.2. Perwujudan sistem jaringan
prasarana kota
a. Perwujudan sistem √ √ Arahan perwujudan sistem jaringan transportasi dilakukan 3
jaringan transportasi melalui program:
pengembangan prasarana jalan
pengembangan prasarana transportasi darat
b. Perwujudan sistem √ √ Arahan perwujudan sistem jaringan sumber daya air 3
jaringan sumber daya dilakukan melalui program:
air pengembangan manajemen sumber daya air
pengembangan sumber daya air bersih
tambahan dukungan air baku
pengembangan pengelolaan swadaya masyarakat
pengembangan jaringan irigasi
c. Perwujudan sistem √ √ Arahan perwujudan sistem jaringan energi dilakukan 3
jaringan energi melalui program:
penambahan, penggantian, dan peningkatan
sambungan jaringan distribusi
pengembangan dan peningkatan jaringan transmisi
pemeliharaan jaringan dan prasarana pendukung
peningkatan daya sesuai proyeksi kebutuhan
pemasangan lampu penerangan jalan di pusat
pelayanan dan taman lingkungan
pengembangan kawasan pelayanan gardu induk
studi penataan dan penataan pengisian BBM dan gas
studi kelayakan energi alternatif disertai
pengembangannya
d. Perwujudan sistem √ √ Arahan perwujudan sistem jaringan telekomunikasi 3
jaringan dilakukan melalui program:
telekomunikasi pengembangan telekomunikasi
pengembangan informatika
pengembangan media elektronik daerah
e. Perwujudan sistem √ √ Arahan perwujudan sistem jaringan lainnya terdiri dari: 3
jaringan lingkungan perwujudan sistem sarana prasarana persampahan
perwujudan sistem sarana prasarana air limbah
IV- 14
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
perwujudan sistem sarana prasarana drainase
5.2 Perwujudan pola ruang
5.2.1. Perwujudan kawasan √ √ Arahan perwujudan kawasan lindung terdiri dari: 0
lindung arahan perlindungan kawasan perlindungan setempat
arahan perlindungan kawasan rawan bencana alam
5.2.2. Perwujudan kawasan √ √ Arahan perwujudan kawasan budidaya terdiri dari: 3
budidaya arahan perwujudan kawasan perumahan
arahan perwujudan kawasan perdagangan dan jasa
arahan perwujudan kawasan perkantoran
arahan perwujudan kawasan pendidikan
arahan perwujudan kawasan kesehatan
arahan perwujudan kawasan peribadatan
arahan perwujudan kawasan pariwisata
arahan perwujudan kawasan industri
arahan perwujudan kawasan militer dan keamanan
arahan perwujudan kawasan pertanian
arahan perwujudan kawasan RTNH
arahan perwujudan kawasan transportasi
arahan perwujudan kawasan sektor informal
arahan perwujudan kebutuhan ruang untuk evakuasi
bencana
5.3 Perwujudan kawasan strategis √ √ Arahan perwujudan kawasan strategis terdiri dari: 3
arahan perwujudan kawasan strategis untuk
kepentingan pertahanan dan keamanan
arahan perwujudan kawasan strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
arahan perwujudan kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi
arahan perwujudan kawasan strategis sosial dan
budaya
6. ARAHAN PENGENDALIAN 2,62
PEMANFAATAN RUANG
6.1 Ketentuan umum peraturan zonasi √ √ Ketentuan umum peraturan zonasi digunakan sebagai 1,5
pedoman bagi pemerintah kota dalam menyusun
peraturan zonasi
IV- 15
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Nilai
Ada Tidak Ada Tidak
6.2 Ketentuan perizinan √ √ Ketentuan perizinn merupakan acuan bagi pejabat yang 3
berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang
berdasarkan rencana struktur ruang dan pola ruang
6.3 Ketentuan pemberian insentif dan √ √ Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang 3
disinsentif diselenggarakan untuk:
meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang
dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan
rencana tata ruang
memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan
degan rencana tata ruang
meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan
dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan
rencana tata ruang
6.4 Arahan sanksi √ √ Arahan sanksi merupakan tindakan penertiban yang 3
dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi
TOTAL KESELURUHAN 15,87
RATA-RATA KELENGKAPAN&KELENGKAPAN 2,64
MATERI PERDA
Sumber: hasil analisis, 2016
IV- 16
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
IV- 17
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.2
Kesesuaian Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031
dengan Karakteristik Wilayah Kota Magelang
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3
PENATAAN RUANG
1.1 Tujuan penataan ruang Tujuan penataan ruang adalah mewujudkan ruang daerah 3 Tujuan penataan ruang di Kota
sebagai kota jasa bertaraf regional yang berbudaya, maju, Magelang sudah sesuai dengan
dan berdaya saing dalam masyarakat madani dan mampu karakteristik Kota Magelang
menyejahterakan masyarakat, aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan
1.2 Kebijakan penataan ruang Kebijakan sebagai arahan tindakan untuk mencapai 3 Kebijakan penataan ruang di Kota
tujuan penataan ruang daerah meliputi: Magelang sudah sesuai dengan
Kebijakan pengembangan struktur ruang daerah karakteristik Kota Magelang
Kebijakan pengembangan pola ruang daerah
Kebijakan penetapan kawasan strategis daerah
1.3 Strategi penataan ruang Strategi penataan ruang pada Perda No. 4 Tahun 2012 3 Strategi penataan ruang di Kota
membahas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan Magelang sudah sesuai dengan
dalam mencapai kebijakan penataan ruang yang telah karakteristik Kota Magelang
ditetapkan
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2,65
2.1 Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a. Pusat pelayanan kota Pusat pelayanan Kota Magelang mempunyai cakupan 3 Penentuan sebagian Kelurahan
pelayanan seluruh wilayah daerah dan/atau regional. Cacaban, sebagian Kelurahan
Pusat pelayanan kota terdapat di BWP I yang meliputi Panjang, sebagian Kelurahan
sebagian Kelurahan Cacaban, sebagian Kelurahan Kemirirejo, dan sebagian Kelurahan
Panjang, sebagian Kelurahan Kemirirejo, dan sebagian Magelang, yaitu Kawasan Alun-alun
Kelurahan Magelang, yaitu Kawasan Alun-alun sebagai pusat pelayanan Kota
Magelang telah sesuai karakteristik
Kota Magelang
b. Subpusat pelayanan kota Subpusat pelayanan Kota Magelang mempunyai cakupan 3 Pemilihan kawasan tersebut sebagai
pelayanan sub wilayah kota. Subpusat pelayanan kota subpusat pelayanan di Kota
meliputi Kawasan Kebonpolo di BWP II, Kawasan Kyai Magelang sesuai dengan
IV- 18
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
Langgeng di BWP III, Kawasan Sukarno-Hatta di BWP IV, karakteristik Kota Magelang,
dan Kawasan Sidotopo di BWP V terutama fisik wilayah dan ekonomi
wilayah
c. Pusat lingkungan Pusat lingkungan di Kota Magelang mempunyai cakupan 3 Penentuan pusat lingkungan sudah
pelayanan skala lingkungan wilayah daerah yang sesuai dengan karakteristik daerah
dikembangkan di masing-masing BWP
2.2 Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi
darat
1 Jaringan jalan Rencana sistem jaringan jalan terdiri dari: 3 Rencana pengembangan jaringan
pengembangan jaringan jalan berdasarkan sistem jalan sudah sesuai dengan
pengembangan lokasi dan kelas pelayanan terminal karakteristik daerah karena dapat
pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum mendukung infrastruktur di Kota
pengembangan fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas Magelang, mengakomodir
dan Angkutan Jalan kebutuhan masyarakat, dan dapat
meningkatkan perekonomian
Pengembangan jaringan jalan berdasarkan sistem sesuai
dengan Perda No. 4 Tahun 2012 meliputi:
jalan arteri primer dan sekunder
jalan kolektor primer dan kolektor sekunder
jalan lokal primer dan lokal sekunder
jalan lingkungan sekunder
2 Jaringan jalur kereta Rencana jaringan pelayanan kereta api yang merupakan 1,5 Rencana pengembangan jalur
api jaringan kereta api regional Semarang-Magelang- kereta api di Kota Magelang tidak
Yogyakarta terdiri dari: sesuai dengan karakteristik daerah.
pengembangan prasarana perkeretaapian, dan/atau Hal ini dikarenakan kondisi eksisting
pengembangan sarana perkeretaapian rel saat ini sudah banyak terdapat
bangunan. Jika reaktivasi
menggunakan jalur eksisting akan
tetap dilanjutkan maka
dikhawatirkan akan memberikan
dampak sosial dan ekonomi yang
IV- 19
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
sangat besar bagi Kota Magelang
3 Jaringan transportasi - - -
sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi
laut
1 Alur pelayanan - - -
2 Pelabuhan laut yang - - -
ada
c. Sistem jaringan transportasi
udara
1 Ruang udara untuk - - -
kegiatan Bandar
udara
2 Ruang udara untuk - - -
jalur penerbangan
3 Bandar udara yang - - -
ada
2.2.2. Sistem jaringan energI/kelistrikan
a. Pembangkit listrik - - -
b. Jaringan prasarana energi
1 Jaringan pipa minyak - - -
dan gas bumi
2 Jaringan transmisi - - -
tenaga listrik
(SUTUT, SUTET, dan
SUTT)
3 Pembangkit tenaga Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik terdiri 3 Pengembangan energi kelistrikan
listrik dari: sudah sesuai dengan karakteristik
(jalur distribusi energi jaringan primer yang merupakan jaringan distribusi daerah
kelistrikan, lokasi SUTM diarahkan pada sistem tegangan 20 KV di
pembangkit, gardu sepanjang jaringan jalan
induk distribusi, dan jaringan sekunder yang merupakan jaringan distribusi
IV- 20
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
sistem distribusi) SUTR dengan tegangan 220/380 V di kawasan
perumahan
gardu distribusi listrik di Sanggrahan, Kelurahan Wates
untuk menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi
220/380 V
penambahan jaringan distribusi baru baik SUTR
maupun SUTM
penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang
melayani beban lama dan juga untuk memenuhi
penambahan kebutuhan daya
4 Energi alternatif Pengembangan energi alternatif meliputi pengembangan 3 Pengembangan energi alternatif
sumber energi alternatif di seluruh wilayah Daerah dengan sudah sesuai dengan karakteristik
memanfaatkan penanganan sampah dan energi surya, daerah
serta sumber daya alam lainnya
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Infrastruktur dasar Pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi 3 Pengembangan infrastruktur dasar
telekomunikasi direncanakan dengan pengembangan dan pemerataan telekomunikasi sudah sesuai
jaringan telepon kabel dan jaringan telepon tanpa kabel dengan karakteristik daerah
yang menjangkau seluruh wilayah daerah
b. Infrastruktur telepon nirkabel Pengembangan infrastruktur telepon nirkabel berupa BTS 3 Pengembangan infrastruktur telepon
terdiri dari: nirkabel sudah sesuai dengan
penetapan jangkauan pelayanan menara telekomunikasi karakteristik daerah
pemanfaatan secara bersama menara telekomunikasi
baik baru maupun bangunan yang sudah ada
pengembangan secara terbatas dan bersyarat terhadap
pembangunan menara telekomunikasi
pembangunan menara di kawasan yang sifat dan
peruntukannya memiliki karakteristik tertentu
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
c. Peningkatan pelayanan Peningkatan pelayanan telekomunikasi dilakukan dengan 3 Peningkatan pelayanan
telekomunikasi rencana peningkatan prasarana internet dan rencana telekomunikasi sudah sesuai
pengembangan media elektronik dengan karakteristik daerah
IV- 21
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air
a. Jaringan sumber daya air Pengembangan Sungai Elo dan Progo yang termasuk 3
lintas negara, lintas provini, wilayah sungai lintas provinsi Progo Opak Serang yang
dan lintas kabupaten/kota terdiri dari:
pengembangan sempadan sungai sebagai RTH taman
dan hutan kota, RTNH biru sebagai sumber daya air,
dan pariwisata daerah
penataan prasarana dan sarana drainase perkotaan
yang bermuara di wilayah sungai
pengembangan tanggul penahan untuk mengurangi
pengikisan lahan di sekitar aliran sungai
penetapan garis sempadan sungai ditetapkan dengan
peraturan daerah tersendiri mengenai garis sempadan
pengelolaan, pemanfaatan, dan pembinaan sungai
meliputi daerah sempadan sungai, daerah manfaat
sungai dan wilayah sungai (WS) dilaksanakan sesuai
ketentuan perundangan
b. Wilayah sungai di wilayah Pengembangan wilayah sungai berupa pengembangan 3
kota cekungan air tanah berupa cekungan air tanah magelang-
temanggung
c. Jaringan irigasi Pengembangan jaringan irigasi di Kota Magelang terdiri 3
dari saluran irigasi primer yaitu Kali Progo dan Kali
Manggis, serta saluran irigasi sekunder yaitu Kali Bening,
Kali Ngaran, Kali Kedali, dan Kali Gandekan
d. Jaringan air baku Pengembangan jaringan air baku di Kota Magelang terdiri 3 Pengembangan air baku sudah
dari: sesuai dengan karakteristik daerah
pembangunan jaringan air bersih perpipaan perkotaan
melalui sumber air permukaan berupa mata air
pengembangan jaringan perpipaan dan non perpipaan
di kawasan peruntukan budidaya dari sumber air tanah
dan air permukaan
e. Sistem pengendalian banjir - - -
2.2.5. Infrastruktur perkotaan
IV- 22
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
a. Penyediaan air minum kota Pengembangan air minum perkotaan Kota Magelang 3 Pengembangan air minum sudah
terdiri dari: sesuai dengan karakteristik daerah
pengembangan air minum yang dikelola oleh daerah
melalui PDAM
pengembangan air minum yang dikelola oleh
masyarakat berupa jaringan perpipaan yang berada di
kawasan budidaya termasuk perpipaan mandiri berbasis
masyarakat di kawasan permukiman
b. Pengelolaan air limbah kota
1 IPAL Pengembangan IPAL lebih diarahkan pada penataan, 1,5 Jaringan air limbah melalui IPAL dan
rehabilitasi/revitalisasi, pembangunan, dan pengoptimalan IPLT sampai saat ini belum ada di
kapasitas jaringan air limbah melalui IPAL dan IPLT yang Kota Magelang sehingga sistem
terintegrasi dalam sebuah sistem di kawasan budidaya di yang terintegrasi tersebut belum
Kota Magelang dapat diterapkan
2 Pembuangan air Pengembangan air limbah rumah tangga terdiri dari: 1,5 Limbah rumah tangga di Kota
limbah rumah tangga pengembangan dan peningkatan akses masyarakat Magelang sampai saat ini masih
terhadap prasarana dan sarana air limbah melalui secara setempat dan membutuhkan
sistem setempat/terpusat secara bertahap pada waktu bertahap untuk menjadi
kawasan permukiman dengan prioritas untuk terpusat
masyarakat berpenghasilan rendah
pengembangan sistem air limbah yang terpisah dengan
sistem drainase secara bertahap
3 Pengolahan air Pengembangan pengolahan air limbah B3 dilaksanakan 1,5 Kawasan budidaya yang
limbah Bahan berdasarkan arahan kawasan budidaya yang menghasilkan limbah cair B3 masih
Berbahaya dan menghasilkan limbah cair B3 dan wajib mempunyai sistem banyak yang belum dilengkapi
Beracun (B3) pembuangan /tempat pembuangan sementara limbah tempat pembuangan khusus
sesuai peraturan perundangan
c. Persampahan
1 TPS Pengembangan TPS, TPST, dan depo pemindahan terdiri 1,5 Kegiatan pendaurulangan sampah
dari: atau 3R di Kota Magelang masih
lokasi penampungan dan alat pemrosesan sampah yang belum maksimal sehingga belum
ramah lingkungan dapat memberikan manfaat
terdapat kegiatan penataan dan pengolahan sampah di lingkungan dan manfaat ekonomi
untuk masyarakat
IV- 23
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
lokasi sebagai bagian sistem mengurangi sampah,
menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah
atau 3R
bangunan/tempat yang aman dari rembesan air lindi dan
tidak berbau menyengat sehingga tidak mencemari
lingkungan
pembangunan dan penempatan harus memperhatikan
kemudahan dalam pencapaian akses dari dan ke TPS,
TPST, dan depo pemindahan untuk pengangkutan
sampah
2 TPA Pengembangan TPA di Kota Magelang terdiri dari: 1,5 Volume sampah di TPA Banyuurip
pengembangan TPA Banyuurip dengan penambahan sampai saat ini sudah overload,
sel penampung dan pengurangan secara bertahap ditambah dengan umur TPA
melalui proses sanitary landfill dengan memproses Banyuurip yang seharusnya sudah
sampah baik organik maupun anorganik sesuai dengan tidak bisa diperpanjang lagi
kewenangan pemerintah daerah dan koordinasi dengan sehingga membutuhkan TPA baru
Pemerintah Kabupaten Magelang ataupun sistem lain untuk
pengembangan TPA Regional dengan pembangunan menangani permasalahan sampah
TPA dan perwujudan sistem serta manajemen
persampahan regional melalui langkah koordinasi yang
difasilitasi oleh pemerintah provinsi
d. Drainase
1 Jaringan primer Jaringan drainase primer di Kota Magelang terdiri dari 3 Jaringan drainase primer sudah
Sungai Progo, Sungai Elo, Kali Bening, Kali Manggis, Kali sesuai dengan karakteristik daerah
Ngaran, Kali Kedali, dan Kali Gandekan
2 Jaringan sekunder Saluran drainase sekunder terdiri dari saluran Kali Kota, 3 Jaringan drainase sekunder sudah
ruas jalan arteri dan kolektor perkotaan sesuai dengan karakteristik daerah
3 Jaringan tersier Saluran drainase tersier terdapat di ruas jalan lokal dan 3 Jaringan drainase tersier sudah
jalan lingkungan di seluruh unit lingkungan kawasan sesuai dengan karakteristik daerah
permukiman
e. Jalur pejalan kaki Pengembangan jalur pejalan kaki terdiri dari trotoar, 3 Pengembangan jalur pejalan kaki
penyeberangan zebra cross, zona selamat sekolah, sudah sesuai dengan karakteristik
jembatan penyeberangan, penyeberangan pelican, daerah
dan/atau penyeberangan underpass di seluruh kota
IV- 24
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
f. Jalur evakuasi bencana Jalur evakuasi bencana di Kota Magelang terdiri dari: 3 Pengembangan jalur evakuasi
jalur evakuasi letusan gunung berapi yang diarahkan bencana sudah sesuai dengan
melalui jalan utama daerah karakteristik daerah
jalur evakuasi bencana tanah longsor yang diarahkan
melalui jalan utama lingkungan
g. Prasarana dan sarana
perkotaan lainnya
1 Jalur sepeda Pengembangan jalur sepeda di Kota Magelang terdiri dari 3 Pengembangan jalur sepeda sudah
koridor Jalan Tentara Pelajar, Jalan Pahlawan, sebagian sesuai dengan karakteristik daerah
Jalan A. Yani, sebagian Jalan Pemuda, Jalan Tidar, Jalan
Gatot Subroto, Jalan Senopati, Jalan Diponegoro, Jalan
Veteran, Jalan Jenderal Sudirman
3. RENCANA POLA RUANG 2,54
3.1 Kawasan Lindung
3.1.1. Hutan lindung - - -
3.1.2. Kawasan yang memberikan Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan 3 Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air di Gunung Tidar perlindungan kawasan bawahannya
bawahannya dan kawasan lain yang ditentukan lebih lanjut sudah sesuai dengan karakteristik
daerah
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
a. Sempadan pantai - - -
b. Sempadan sungai Kawasan sempadan sungai terdiri dari kawasan 3 Sempadan sungai sudah sesuai
sempadan sungai progo dan sungai elo dengan karakteristik daerah
c. Kawasan sekitar danau atau - - -
waduk
d. Kawasan sekitar mata air Kawasan sekitar mata air terdapat di sekeliling sumber air 3 Kawasan sekitar mata air sudah
yang ada di daerah sesuai dengan karakteristik daerah
3.1.4. RTH Pengembangan RTH di Kota Magelang terdiri dari RTH 1,5 Luas RTH publik sampai saat ini
Publik yang memiliki luas paling rendah kurang lebih 362 belum mencapai 362 Ha
Ha dan RTH Privat yang memiliki luas paling rendah
kurang lebih 181 Ha
3.1.5. Kawasan suaka alam dan cagar
budaya
IV- 25
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
a. Kawasan suaka alam Kawasan perlindungan suaka alam berupa kawasan 3 Kawasan perlindungan suaka alam
perlindungan plasma nutfah yang berada di Gunung Tidar sudah sesuai dengan karakteristik
dan kawasan lain yang ditetapkan lebih lanjut daerah
b. Kawasan cagar budaya Pengembangan kawasan cagar budaya berupa 3 Kawasan cagar budaya sudah
lingkungan atau benda cagar budaya (monumen, gapura, sesuai dengan karakteristik daerah
prasasti, makam, gua) dan lingkungan bangunan cagar
budaya (bangunan tempat ibadah bangunan kawasan
kesehatan, bangunan kawasan pertahanan, bangunan
sekolah, bangunan perkantoran, dan bangunan rumah
tinggal)
3.1.6. Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana alam terdiri dari kawasan rawan 3 Kawasan rawan bencana alam
tanah longsor dan kawasan rawan letusan gunung berapi sudah sesuai dengan karakteristik
daerah
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
a. Kawasan perlindungan Kawasan perlindungan geologi di Kota Magelang meliputi 3 Kawasan perlindungan geologi
geologi kawasan resapan air tanah berupa cekungan air tanah sudah sesuai dengan karakteristik
magelang-temanggung daerah
3.2 Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan Kawasan peruntukan perumahan dibagi menjadi 4, yaitu: 3 Kawasan perumahan sudah sesuai
kawasan perumahan sangat padat dengan kepadatan ≥ dengan karakteristik daerah
457 jiwa/ha sampai dengan 640 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan tinggi dengan
kepadatan ≥ 269 jiwa/ha sampai dengan 456 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan sedang dengan
kepadatan ≥ 81 jiwa/ha sampai dengan 268 jiwa/ha
kawasan perumahan kepadatan rendah dengan
kepadatan < 80 jiwa/ha
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa terdiri 3 Kawasan perdagangan dan jasa
dari: sudah sesuai karakteristik daerah
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
kota dan/atau regional
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
sub pusat pelayanan kota
IV- 26
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa skala
lingkungan
3.2.3. Kawasan perkantoran Pengembangan kawasan perkantoran terdiri dari: 3 Kawasan perkantoran sudah sesuai
kawasan perkantoran pemerintahan dengan karakteristik daerah
kawasan perkantoran swasta
3.2.4. Kawasan industri Pengembangan kawasan industri terdiri dari: 1,5 Kota Magelang tidak memungkinkan
pengembangan industri besar untuk pengembangan kawasan
pengembangan industri sedang industri, terutama industri besar
pengembangan industri kecil karena tidak memiliki hamparan
pengembangan industri rumah tangga seluas 50 hektar. Kondisi eksisting
saat ini hanya berupa pergudangan
yang lebih cenderung dalam
kawasan perdagangan dan jasa.
Selain itu dalam RTRW Provinsi
Jawa Tengah Kota Magelang tidak
diplot untuk kawasan industri besar
3.2.5. Kawasan pariwisata Pengembangan kawasan pariwisata di Kota Magelang 3 Kawasan pariwisata sudah sesuai
terdiri dari Taman Kyai Langgeng dan wisata perkotaan dengan karakteristik daerah
lain seperti wisata pertanian, wisata alam, wisata budaya
dan wisata konvensi
3.2.6. Kawasan RTNH Kawasan RTNH terdiri dari: 1,5 Kota Magelang memang
pengembangan RTNH berdasarkan struktur dan pola membutuhkan RTNH, tetapi tidak
ruang dalam bentuk kawasan karena luas
pengembangan RTNH berdasarkan kepemilikan Kota Magelang yang tidak terlalu
luas
3.2.7. Kawasan ruang evakuasi Kawasan ruang evakuasi bencana berupa lapangan 1,5 Ruang evakuasi bencana sebaiknya
bencana terbuka, kantor pemerintahan, dan gedung pertemuan dalam bentuk tempat, bukan dalam
bentuk kawasan
3.2.8. Kawasan peruntukan ruang bagi Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal berupa 1,5 Peruntukan ruang bagi sektor
sektor informal kawasan yang khusus diperuntukkan untuk PKL informal sebaiknya diakomodir
dalam bentuk kegiatan, bukan
kawasan
3.2.9. Kawasan peruntukan lainnya
a. Kawasan pendidikan Kawasan pendidikan terdapat di wilayah daerah yang 3 Kawasan pendidikan sudah sesuai
IV- 27
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
ditetapkan sebagai kawasan pendidikan dengan karakteristik daerah
b. Kawasan kesehatan Kawasan kesehatan terdapat di wilayah daerah yang 3 Kawasan kesehatan sudah sesuai
ditetapkan sebagai kawasan kesehatan dengan karakteristik daerah
c. Kawasan peribadatan Kawasan peribadatan terdapat di wilayah daerah yang 3 Kawasan peribadatan sudah sesuai
ditetapkan sebagai kawasan peribadatan dengan karakteristik daerah
d. Kawasan pertahanan dan Kawasan pertahanan dan keamanan terdapat di wilayah 3 Kawasan pertahanan dan
keamanan daerah yang ditetapkan sebagai kawasan pertahanan dan keamanan sudah sesuai dengan
keamanan karakteristik daerah
e. Kawasan pertanian Kawasan pertanian dikembangkan sebagai 1,5 Luas LP2B di Kota Magelang telah
kawasan/kegiatan terintegrasi untuk menunjang agribisnis ditetapkan seluas 120 hektar, tetapi
meliputi pertanian irigasi, peternakan, dan perikanan. sampai saat ini masih belum
Khusus untuk pertanian irigasi sebagai LP2B terdapat di: terpetakan lokasi-lokasi sawah
kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara irigasi yang ditetapkan sebagai
kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara LP2B. Di sisi lain banyak
kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara masyarakat yang menginginkan
kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah agar sawah yang mereka miliki
kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah dapat dialihfungsikan untuk
kelurahan Gelangan, Kecamatan Magelang Tengah permukiman karena lebih
kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang menguntungkan secara ekonomi
Tengah
kecamatan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang
Tengah
kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan
kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan
kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan
f. Kawasan pergudangan Kawasan pergudangan diarahkan di BWP IV Kota 1,5 Pergudangan lebih cocok ditetapkan
Magelang sebagai kegiatan, bukan kawasan
g. Kawasan olahraga Kawasan olahraga terdapat di Kawasan GOR Samapta 3 Kawasan olahraga sudah sesuai
dan kawasan lain yang ditetapkan lebih lanjut dengan karakteristik daerah
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 3
4.1 Bidang pertahanan dan keamanan Kawasan strategis bidang pertahanan dan keamanan 3 Kawasan strategis bidang
meliputi Kawasan AKMIL, Kawasan SECABA, Kawasan pertahanan dan keamanan sudah
RINDAM IV Diponegoro, dan YON ARMED 11 sesuai dengan karakteristik daerah
IV- 28
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
4.2 Bidang fungsi dan daya dukung Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung 3 Kawasan strategis bidang fungsi dan
lingkungan hidup lingkungan hidup meliputi Kawasan Gunung Tidar daya dukung lingkungan sudah
sesuai dengan karakteristik daerah
4.3 Bidang pertumbuhan ekonomi Kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi meliputi: 3 Kawasan strategis bidang
kawasan GOR Samapta pertumbuhan ekonomi sudah sesuai
kawasan kebonpolo dengan karakteristik daerah
kawasan sukarno hatta
kawasan taman kyai langgeng
kawasan sentra perekonomian lembah tidar
kawasan sekitar alun-alun
kawasan sidotopo
4.4 Bidang sosial budaya Kawasan strategis bidang sosial budaya meliputi 3 Kawasan strategis bidang sosial
bangunan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang ada budaya sudah sesuai dengan
di wilayah daerah yang ditetapkan karakteristik daerah
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 3
5.1 Perwujudan struktur ruang
5.1.1. Perwujudan pusat pelayanan Arahan perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota 3 Perwujudan pusat pelayanan
kegiatan kota dilakukan melalui program: kegiatan kota sudah sesuai dengan
penyusunan RTRW karakteristik daerah
penyusunan RDTRK
penyusunan RTBL kawasan strategis kota
penyusunan peraturan zonasi
penyusunan rencana RTH
penyusunan rencana umum lainnya, yaitu reklame,
sistem informasi pembangunan, dan pemetaan
5.1.2. Perwujudan sistem jaringan
prasarana kota
a. Perwujudan sistem jaringan Arahan perwujudan sistem jaringan transportasi dilakukan 3 Perwujudan sistem jaringan
transportasi melalui program: transportasi sudah sesuai dengan
pengembangan prasarana jalan karakteristik daerah
pengembangan prasarana transportasi darat
b. Perwujudan sistem jaringan Arahan perwujudan sistem jaringan sumber daya air 3 Perwujudan sistem jaringan sumber
sumber daya air dilakukan melalui program: daya air sudah sesuai dengan
IV- 29
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
pengembangan manajemen sumber daya air karakteristik daerah
pengembangan sumber daya air bersih
tambahan dukungan air baku
pengembangan pengelolaan swadaya masyarakat
pengembangan jaringan irigasi
c. Perwujudan sistem jaringan Arahan perwujudan sistem jaringan energi dilakukan 3 Perwujudan sistem jaringan energi
energi melalui program: sudah sesuai dengan karakteristik
penambahan, penggantian, dan peningkatan daerah
sambungan jaringan distribusi
pengembangan dan peningkatan jaringan transmisi
pemeliharaan jaringan dan prasarana pendukung
peningkatan daya sesuai proyeksi kebutuhan
pemasangan lampu penerangan jalan di pusat
pelayanan dan taman lingkungan
pengembangan kawasan pelayanan gardu induk
studi penataan dan penataan pengisian BBM dan gas
studi kelayakan energi alternatif disertai
pengembangannya
d. Perwujudan sistem jaringan Arahan perwujudan sistem jaringan telekomunikasi 3 Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi dilakukan melalui program: telekomunikasi sudah sesuai
pengembangan telekomunikasi dengan karakteristik daerah
pengembangan informatika
pengembangan media elektronik daerah
e. Perwujudan sistem jaringan Arahan perwujudan sistem jaringan lainnya terdiri dari: 3 Perwujudan sistem jaringan lainnya
lingkungan perwujudan sistem sarana prasarana persampahan sudah sesuai dengan karakteristik
perwujudan sistem sarana prasarana air limbah daerah
perwujudan sistem sarana prasarana drainase
5.2 Perwujudan pola ruang
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung Arahan perwujudan kawasan lindung terdiri dari: 3 Perwujudan kawasan lindung sudah
arahan perlindungan kawasan perlindungan setempat sesuai dengan karakteristik daerah
arahan perlindungan kawasan rawan bencana alam
5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya Arahan perwujudan kawasan budidaya terdiri dari: 3 Perwujudan kawasan budidaya
sudah sesuai dengan karakteristik
IV- 30
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
arahan perwujudan kawasan perumahan daerah
arahan perwujudan kawasan perdagangan dan jasa
arahan perwujudan kawasan perkantoran
arahan perwujudan kawasan pendidikan
arahan perwujudan kawasan kesehatan
arahan perwujudan kawasan peribadatan
arahan perwujudan kawasan pariwisata
arahan perwujudan kawasan industri
arahan perwujudan kawasan militer dan keamanan
arahan perwujudan kawasan pertanian
arahan perwujudan kawasan RTNH
arahan perwujudan kawasan transportasi
arahan perwujudan kawasan sektor informal
arahan perwujudan kebutuhan ruang untuk evakuasi
bencana
5.3 Perwujudan kawasan strategis Arahan perwujudan kawasan strategis terdiri dari: 3 Perwujudan kawasan strategis
arahan perwujudan kawasan strategis untuk sudah sesuai dengan karakteristik
kepentingan pertahanan dan keamanan daerah
arahan perwujudan kawasan strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
arahan perwujudan kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi
arahan perwujudan kawasan strategis sosial dan
budaya
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN 3
RUANG
6.1 Ketentuan umum peraturan zonasi Ketentuan umum peraturan zonasi digunakan sebagai 3 Ketentuan umum peraturan zonasi
pedoman bagi pemerintah kota dalam menyusun sudah sesuai dengan karakteristik
peraturan zonasi daerah
6.2 Ketentuan perizinan Ketentuan perizinn merupakan acuan bagi pejabat yang 3 Ketentuan perizinan sudah sesuai
berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang dengan karakteristik daerah
berdasarkan rencana struktur ruang dan pola ruang
6.3 Ketentuan pemberian insentif dan Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang 3 Ketentuan pemberian insentif dan
IV- 31
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
dengan
No. Muatan RTRW Kota Muatan Perda No. 4 Tahun 2012 Keterangan
Karakteristik
Daerah
disinsentif diselenggarakan untuk: disinsentif sudah sesuai dengan
meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang karakteristik daerah
dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan
rencana tata ruang
memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan
degan rencana tata ruang
meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan
dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan
rencana tata ruang
6.4 Arahan sanksi Arahan sanksi merupakan tindakan penertiban yang 3 Arahan sanksi sudah sesuai dengan
dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai karakteristik daerah
dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi
TOTAL KESELURUHAN 17,19
RATA-RATA KESESUAIAN DENGAN KARAKTERISTIK 2,86
DAERAH
Sumber: hasil analisis, 2016
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa rata-rata kesesuaian dengan karakteristik daerah pada materi Perda RTRW Kota
Magelang Tahun 2011-2031 adalah sebesar 2,86
IV- 32
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan Perpres No. 58 Tahun 2014 wilayah KSN Borobudur terbagi menjadi dua,
yaitu Sub Kawasan Pelestarian 1 (SP-1) yang berada pada radius 5 km, dan Sub
Kawasan Pelestarian 2 (SP-2) yang berada pada radius 5-10 km. Sub Kawasan
Pelestarian 1 (SP-1) diarahkan sebagai kawasan pelestarian utama, sedangkan Sub
Kawasan Pelestarian 2 (SP-2) diarahkan sebagai kawasan penyangga yang
dikendalikan pertumbuhan kawasan terbangunnya. Jika dilihat dari gambar di bawah
IV- 33
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
sampai radius 10 km dari Candi Borobudur, Kota Magelang sebenarnya tidak masuk
dalam radius tersebut sehingga ditetapkannya Candi Borobudur sebagai Kawasan
Strategis Nasional tidak memberikan dampak langsung untuk Kota Magelang. Akan
tetapi ditetapkannya KSN Borobudur memberikan potensi bagi Kota Magelang berupa
adanya potensi limpahan wisatawan dari Candi Borobudur untuk berkunjung ke Kota
Magelang sehingga dapat memberikan dampak ekonomi bagi Kota Magelang.
Sumber: Perpres No. 58 Tahun 2014 Tentang Tata Ruang Kawasan Borobudur
Gambar 4.1
Wilayah KSN Borobudur
Di sisi lain, jika dicermati lagi mengenai arahan pengembangan Sub Kawasan
Pelestarian 2 (SP-2) yaitu sebagai kawasan penyangga yang dikendalikan pertumbuhan
kawasan terbangunnya, maka dapat diketahui bahwa Kawasan SP-2 tidak akan dibuat
menjadi kawasan perkotaan. Hal ini menjadi peluang bagi Kota Magelang untuk dapat
menarik para wisatawan dari Candi Borobudur ke Kota Magelang. Peluang ini berlatar
IV- 34
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
belakang bahwa saat ini Kota Magelang merupakan kawasan perkotaan dan banyak
terdapat perdagangan dan jasa yang diharapkan dapat melayani para wisatawan.
Penetapan Candi Borobudur sebagai kawasan strategis nasional juga berkorelasi
dengan pengembangan jalur pergerakan. Pada beberapa tahun ke depan akan
dikembangkan jalan tol dan jalur kereta api Semarang-Yogyakarta untuk meningkatkan
konektivitas di kedua kota tersebut dan konektivitas menuju Candi Borobudur.
Pengembangan kedua jalur tersebut harus dapat menjadi potensi untuk membuat Kota
Magelang menjadi lebih berkembang. Jangan sampai pengembangan jalur tersebut
justru membuat Kota Magelang menjadi kota mati karena berkurangnya jumlah
pergerakan yang melalui Kota Magelang.
IV- 35
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
IV- 36
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
hal perumahan, permukiman, dan perdagangan dan jasa. Di sisi lain banyaknya
pendatang yang ingin bertempat tinggal di Kota Magelang juga menjadi faktor tambahan
meningkatnya kebutuhan perumahan dan permukiman.
IV- 38
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.3
Kesesuaian Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031
dengan Dinamika Pembangunan
Kesesuaian dengan
No. Muatan RTRW Kota Dinamika Pembangunan Nilai Keterangan
Sesuai Tidak Sesuai
Dinamika Pembangunan Nasional:
1,20
Penetapan Kawasan Strategis Nasional Borobudur
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG √ 0 Secara umum sudah mengakomodir dinamika
pembangunan yang berkembang terutama terkait
dengan kedudukan Kota Magelang sebagai PKW,
tetapi mengenai KSN Borobudur belum dijelaskan
secara rinci
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH √ 0 Pada rencana pergerakan masih belum
diperkirakan mengenai dampak dibangunnya
jalan tol bagi Kota Magelang
3. RENCANA POLA RUANG √ 0 Rencana pola ruang masih belum sesuai karena
masih terdapat zona industri di Koridor Jalan
Sukarno Hatta yang seharusnya merupakan
kawasan strategis pertumbuhan ekonomi,
sehingga lebih cocok untuk dijadikan zona
perdagangan dan jasa. Selain itu Koridor Jalan
Sukarno Hatta juga bisa menjadi pertumbuhan
ekonomi baru dan dapat menjadi daya tarik
wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur
selain kawasan alun-alun
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS √ 3 Sesuai
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG √ 3 Sesuai
Dinamika Pembangunan Regional:
2,40
Pengembangan Kawasan UN Tidar Magelang
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG √ 3 Sesuai
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH √ 0 Masih terdapat rencana pergerakan yang belum
diakomodir dalam RTRW, yaitu mengenai
peningkatan status jalan perintis kemerdekaan
menjadi jalan kolektor primer
3. RENCANA POLA RUANG √ 3 Rencana pola ruang untuk mendukung
pengembangan UN Tidar sudah dipetakan dalam
IV- 39
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian dengan
No. Muatan RTRW Kota Dinamika Pembangunan Nilai Keterangan
Sesuai Tidak Sesuai
peta rencana pola ruang sebagai kawasan
pendidikan. Selain itu juga terdapat kawasan
permukiman dan perdagangan dan jasa untuk
mendukung kawasan pendidikan
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS √ 3 Pengembangan kawasan UN Tidar sudah
diantisipasi dengan ditetapkannya Kawasan
Sidotopo sebagai kawasan strategis
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Magelang
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG √ 3 Sesuai
Dinamika Pembangunan Lokal:
1,20
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG √ 0 Kurang sesuai
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH √ 3 Sebagai upaya untuk mewujudkan kawasan
LP2B di Kota Magelang maka diwujudkan
rencana pengembangan jaringan irigasi sehingga
pada nantinya kawasan yang ditetapkan sebagai
sawah lestari dapat produktif sepanjang tahun
3. RENCANA POLA RUANG √ 0 Rencana pola ruang di Kota Magelang belum
memetakan kawasan yang ditetapkan sebagai
LP2B. Luasan LP2B dan lokasinya sendiri
sebenarnya sudah diatur di dalam perda, namun
pemetaannya masih belum sesuai
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS √ 0 Kawasan LP2B bukan termasuk kawasan
strategis di Kota Magelang
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG √ 3 Arahan pemanfaatan ruang Kota Magelang
sudah mengatur tentang pemberian insentif dan
disinsentif untuk LP2B
Dinamika Pembangunan Lokal:
1,80
Pemenuhan Kebutuhan Perumahan dan Permukiman
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG √ 3 Sesuai
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH √ 3 Sesuai
3. RENCANA POLA RUANG √ 0 Kurang sesuai, karena banyak pertumbuhan
kawasan permukiman di Kota Magelang di luar
rencana kawasan permukiman yang telah
IV- 40
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian dengan
No. Muatan RTRW Kota Dinamika Pembangunan Nilai Keterangan
Sesuai Tidak Sesuai
ditetapkan dalam RTRW Kota Magelang
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS √ 0 Tidak ada kawasan strategis khusus permukiman
di Kota Magelang
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG √ 3 Arahan pemanfaatan ruang mengatur tentang
pertumbuhan permukiman di Kota Magelang
TOTAL KESELURUHAN 6,60
RATA-RATA KESESUAIAN DENGAN DINAMIKA PEMBANGUNAN 1,65
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa rata-rata kesesuaian dengan dinamika pembangunan pada materi Perda RTRW
Kota Magelang Tahun 2011-2031 adalah sebesar 1,65.
IV- 41
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kualitas data RTRW Kota Magelang adalah sebesar 2,00 yang berarti bahwa secara
umum data-data untuk mendukung RTRW Kota Magelang perlu diupdate lagi dengan data terbaru. Hal ini diperlukan untuk memberikan
informasi yang lebih aktual baik informasi yang bersifat primer maupun sekunder sehingga dengan data yang telah diupdate tersebut akan
dapat meningkatkan kualitas RTRW di Kota Magelang.
IV- 42
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
0
RUANG
1.1 Tujuan penataan ruang Muatan tujuan, kebijakan, dan 0
1.2 Kebijakan penataan ruang strategi agar mempertimbangkan: 0
RPJMN 2/2015 dan RKP 2017 0
1.3 Strategi penataan ruang
RPJMD Provinsi Jawa Tengah
2013-2018
RPJMD Kota Magelang 2016-2021
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 0,10
2.1 Sistem pusat pelayanan
2.1.1 Sistem perkotaan
.
a. Pusat pelayanan kota Muatan rencana penetapan sistem 0
b. Subpusat pelayanan kota perkotaan agar lebih menyesuaikan 0
dengan UU 23/2014 Tentang
c. Pusat lingkungan 0
Pemerintahan Daerah.
2.2 Sistem jaringan prasarana
2.2.1 Sistem jaringan transportasi
.
a. Sistem jaringan transportasi darat
1 Jaringan jalan Muatan rencana jaringan jalan agar 0
lebih menyesuaikan dengan:
PP 74/2014 tentang angkutan
jalan
PP No. 79 Tahun 2013 tentang
jaringan lalu lintas dan angkutan
jalan
Permenhub 132/2015 tentang
penyelenggaraan terminal
penumpang angkutan jalan
2 Jaringan jalur kereta api Muatan rencana jaringan kereta api 0
agar lebih menyesuaikan dengan:
Permenhub No. 48/2015 tentang
standar pelayanan minimum
angkutan orang dengan kereta api
IV- 43
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
Permenhub No. 9/2014 tentang
tata cara penetapan jaringan
pelayanan dan lintas pelayanan
perkeretaapian
Permenhub No. 60/2012 tentang
persyaratan teknis jalur kereta api
3 Jaringan transportasi sungai, Tidak ada pengaturannya di
danau, dan penyeberangan RTRW Kota Magelang
b. Sistem jaringan transportasi laut Tidak ada pengaturannya di RTRW
1 Alur pelayanan Kota Magelang
2 Pelabuhan laut yang ada
c. Sistem jaringan transportasi udara Tidak ada pengaturannya di RTRW
1 Ruang udara untuk kegiatan Kota Magelang
Bandar Udara
2 Ruang udara untuk jalur
penerbangan
3 Bandar udara yang ada
2.2.2 Sistem jaringan energi/kelitrikan
.
a. Pembangkit listrik Muatan rencana jaringan 0
pembangkit tenaga listrik agar lebih
menyesuaikan dengan:
PP 23/2014 tentang kegiatan
usaha penyediaan tenaga listrik
PP 62/2012 tentang usaha jasa
tenaga listrik
b. Jaringan prasarana energi
1 Jaringan pipa minyak dan gas Tidak ada pengaturannya di RTRW
bumi Kota Magelang
2 Jaringan transmisi tenaga Muatan rencana jaringan 0
listrik (SUTUT, SUTET, dan pembangkit tenaga listrik agar lebih
SUTT) menyesuaikan dengan:
3 Jalur distribusi energi PP 23/2014 tentang kegiatan 0
kelistrikan( lokasi pembangkit, usaha penyediaan tenaga listrik
gardu induk distribusi, dan PP 62/2012 tentang usaha jasa
sistem distribusi) tenaga listrik
4 Energi alternatif 0
2.2.3 Sistem jaringan telekomunikasi
.
a. Infrastruktur dasar telekomunikasi Muatan rencana jaringan 0
b. Infrastruktur telepon nirkabel telekomunikasi agar lebih 0
c Peningkatan pelayanan telekomunikasi menyesuaikan dengan: 0
PP 52/2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi
Permenkominfo 1/2010 tentang
Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi
SE Dirjen PR 6 Tahun 2011
tentang Kriteria Menara
Telekomunikasi
2.2.4 Sistem jaringan sumber daya air
IV- 44
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
.
a. Wilayah sungai lintas negara,lintas Muatan rencana sistem jaringan 0
provinsi, dan lintas kabupaten/kota sumber daya air agar lebih
b. Wilayah sungai di wilayah kota menyesuaikan dengan: 0
PP 33/2011 tentang Kebijakan
Nasional pengelolaan DAS
PP 38/2011 tentang sungai
Perda Provinsi Jawa Tengah
9/2013 tentang Garis Sempadan
c. Jaringan Irigasi Muatan rencana sistem jaringan 0
irigasi agar lebih menyesuaikan
dengan:
Permen PUPR 14/2015 tentang
Kriteria dan Status Daerah Irigasi
Permen PUPR 8/2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan
Irigasi
Permen PUPR 12/2015 tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
baku mutu air limbah domestik
3 Pengelolaan air limbah Bahan Muatan rencana Pengelolaan air 0
Berbahaya dan Beracun (B3) limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) agar lebih
menyesuaikan dengan PP
101/2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3
c. Persampahan
1 TPS Muatan rencana persampahan 0
2 TPA agar lebih menyesuaiakan dengan 0
PP 81/2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
Perda Provinsi Jawa Tengah
3/2014 tentang Pengelolaan
Sampah di Jawa Tengah
Perda Kota Magelang 10/2013
tentang Pengelolaan Sampah
d. Drainase
1 Jaringan primer Muatan rencana drainase agar 0
2 Jaringan Sekunder lebih dapat menyesuaikan dengan 0
3 Jaringan Tersier Permen PU 12/2014 tentang
0
Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan
e. Jalur pejalan kaki Muatan rencana jalur pejalan kaki 0
agar lebih menyesuaikan dengan
Permen PU 3/2014 tentang
pedoman, penyediaan, dan
pemanfaatan prasarana dan
sarana jaringan pejalan kaki di
kawasan perkotaan.
f. Jalur evakuasi bencana Muatan rencana jalur evakuasi 3
bencana sudah sesuai dengan:
UU 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana
PP 21/2008 tentang
Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
g. Prasarana dan sarana perkotaan
lainnya
1 Jalur sepeda Muatan rencana jalur sepeda agar 0
lebih menyesuaikan dengan PP
79/2013 tentang jaringan lalu lintas
dan angkutan jalan
3. RENCANA POLA RUANG 1,04
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1 Kawasan hutan lindung Tidak ada pengaturannya di RTRW
. Kota Magelang
IV- 46
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
3.1.2 Kawasan yang memberikan perlindungan Muatan rencana kawasan yang 0
. terhadap kawasan bawahannya memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya agar lebih
menyesuaikan dengan :
UU 37/2014 tentang Konservasi
Tanah dan Air
PP 108/2015 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
PP 38/2011 tentang Sungai
3.1.3 Kawasan perlindungan setempat
.
a. Sempadan pantai Tidak ada pengaturannya di RTRW
Kota Magelang
b. Sempadan sungai dan irigasi Muatan rencana sempadan sungai 0
dan irigasi agar lebih
menyesuaikan dengan:
UU 37/2014 tentang Konservasi
Tanah dan Air
PP 38/2011 tentang Sungai
Perda Provinsi Jawa Tengah
9/2013 tentang Garis Sempadan
c. Kawasan sekitar danau atau waduk Tidak ada pengaturannya di RTRW
Kota Magelang
d. Kawasan sekitar mata air Muatan rencana kawasan sekitar 0
mata air agar lebih menyesuaikan
Permen PUPR 28/2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan
Sungai dan Garis Sempadan
Danau
Perda Provinsi Jawa Tengah
9/2013 tentang Garis Sempadan
3.1.4 RTH Muatan rencana ruang terbuka 0
. hijau (RTH) agar lebih
menyesuaikan dengan
Permendagri 1/2007 tentang
penataan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan
PermenPU 5/2008 tentang
pedoman penyediaan dan
pemanfaatan RTH di kawasan
perkotaan
Pergub Jawa Tengah 60/2014
tentang pengendalian ruang
terbuka hijau
Perda Kota Magelang 1/2014
tentang penataan ruang terbuka
hijau
3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya
a. Kawasan suaka alam Muatan rencanakawasan suaka 0
alam agar lebih menyesuaikan
dengan PP 108/2015 tentang
IV- 47
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam
b. Kawasan cagar budaya Muatan rencana kawasan cagar 0
budaya agar lebih menyesuaikan
dengan
Perda Kota Magelang 7/2013
tentang Cagar Budaya di Kota
Magelang
3.1.6 Kawasan rawan bencana Muatan rencana kawasan rawan 3
. bencana sudah sesuai dengan:
UU 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
PP 21 2008 tentang
Penanggulangan Bencana
3.1.7 Kawasan lindung lainnya
.
a. Kawasan perlindungan geologi Muatan rencana kawasan 0
perlindungan geologi agar lebih
menyesuaikan dengan:
UU 37/2014 tentang Konservasi
Tanah dan Air
PP 108/2015 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
Perda Provinsi jawa tengah
9/2013 tentang garis sempadan.
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1 Kawasan perumahan Muatan rencana kawasan 0
. perumahan agar lebih
menyesuaikan dengan PP 14/2016
tentang penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman
3.2.2 Kawasan perdagangan dan jasa Muatan rencana kawasan 0
. perdagangan dan jasa agar lebih
menyesuaikan dengan UU 7/2014
tentang Perdagangan
3.2.3 Kawasan perkantoran Muatan rencana kawasan 3
. perkantoran sudah sesuai dengan :
PP 15/2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang
Permen PU 17/2009 tentang
pedoman penyusunan RTRW Kota
3.2.4 Kawasan industri Muatan rencana kawasan industri 0
. agar lebih menyesuaikan dengan :
UU 3/2014 tentang Perindustrian
PP 142/2015 tentang Kawasan
Industri
3.2.5 Kawasan pariwisata Muatan rencana kawasan 0
. pariwisata agar lebih
menyesuaikan dengan :
IV- 48
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
PP 36/2010 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam Di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman
Wisata Alam
Permenhut 22/2012 tentang
Pedoman Kegiatan Usaha
Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Pada Hutan Lindung
3.2.6 Kawasan RTNH Muatan rencana kawasan ruang 0
. terbuka non hijau agar lebih
menyesuaikan dengan Permen PU
12/2009 tentang pedoman
penyediaan dan pemanfaatan
ruang terbuka non hijau di wilayah
kota kawasan perkotaan
3.2.7 Kawasan ruang evakuasi bencana Muatan rencana ruang evakuasi 3
. bencana sudah sesuai dengan:
UU 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
PP 21 2008 tentang
Penanggulangan Bencana
3.2.8 Kawasan peruntukan ruang bagi sektor Muatan rencana kawasan 3
. informal peruntukan ruang bagi sektor
informal sudah sesuai dengan :
PP 15/2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang
permen PU 17/2009 tentang
pedoman penyusunan RTRW Kota
3.2.9 Kawasan peruntukan lainnya
.
a. Kawasan pendidikan Muatan rencana kawasan 3
pendidikan sudah sesuai dengan
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang
PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW
Kota
b. Kawasan kesehatan Muatan rencana kawasan 3
kesehatan sudah sesuai dengan
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang
PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW
Kota
c. Kawasan peribadatan Muatan rencana kawasan 3
IV- 49
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
peribadatan sudah sesuai dengan
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang
PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW
Kota
d. Kawasan pertahanan dan keamanan Muatan rencana kawasan 0
pertahanan dan keamanan agar
lebih menyesuaikan dengan :
PP 68/2014 tentang Penataan
Wilayah Pertahanan Negara
Kebijakan Kementerian
Pertahanan dan Keamanan yang
terkait dengan pengembangan
kawasan pertahanan dan
keamanan
Kebijakan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah yang terkait dengan
pengembangan kawasan
pertahanan dan keamanan.
e. Kawasan pertanian Muatan rencana kawasan 0
pertanian agar lebih menyesuaikan
dengan :
Permentan 50/2012 tentang
Pedoman
PengembanganKawasan
Pertanian
Permentan 7/2012 tentang
Pedoman Teknis Kriteria dan
Persyaratan Kawasan, Lahan, dan
Lahan Cadangan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
f. Kawasan pergudangan Muatan rencana kawasan 0
pergudangan agar lebih
menyesuaikan dengan Permendag
90/2014 tentang Penataan dan
Pembinaan Gudang
g. Kawasan olahraga Muatan rencana kawasan olahraga 3
sudah sesuai dengan
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang
PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW
Kota
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 0,75
IV- 50
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
4.1. Bidang pertahanan keamanan Muatan rencana kawasan strategis 0
bidang pertahanan dan keamanan
agar lebih menyesuaikan dengan :
PP 68/2014 tentang Penataan
Wilayah Pertahanan Negara
Kebijakan Kementerian
Pertahanan dan Keamanan yang
terkait dengan pengembangan
kawasan pertahanan dan
keamanan
Kebijakan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah yang terkait dengan
pengembangan kawasan
pertahanan dan keamanan.
4.2. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Muatan rencana kawasan strategis 0
bidang fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup agar lebih
menyesuaikan dengan:
UU 18/2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan
Hutan
UU 37/2014 tentang Konservasi
Tanah dan Air
PP No. 60 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Hutan
PP 108/2015 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
PP No 104/2015 tentang Tata
Cara Perubahan Peruntukan dan
Fungsi Kawasan Hutan
Perda Provinsi Jawa Tengah
9/2013 tentang sempadan
4.3. Bidang pertumbuhan ekonomi Muatan rencana kawasan strategis 3
bidang pertumbuhan ekonomi
sudah sesuai dengan:
UU 26/2007 tentang penataan
ruang
PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
4.4. Bidang sosial budaya Muatan rencana kawasan strategis 0
bidang sosial budaya agar lebih
menyesuaikan dengan Perda Kota
Magelang 7/2013 tentang Cagar
Budaya di Kota Magelang
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 3
5.1. Perwujudan struktur Ruang
5.1.1 Perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota Indikasi Program merupakan wujud 3
. program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
IV- 51
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
indikasi program perwujudan
sistem perkotaan sudah sesuai
dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
5.1.2 Perwujudan sistem jaringan prasarana kota
.
a. Perwujudan sistem jaringan Indikasi Program merupakan wujud 3
transportasi program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
sistem transportasi sudah sesuai
dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
b. Perwujudan sistem jaringan sumber Indikasi Program merupakan wujud 3
daya air program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
sistem jaringan sumber daya air
sudah sesuai dengan arahan
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW Kota
c. Perwujudan sistem jaringan energi dan Indikasi Program merupakan wujud 3
kelistrikan program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
sistem jaringan energi sudah
sesuai dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
d. Perwujudan sistem jaringan Indikasi Program merupakan wujud 3
telekomunikasi program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
sistem jaringan telekomunikasi
sudah sesuai dengan arahan
Permen PU 17/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW Kota
e. Perwujudan sistem jaringan Indikasi Program merupakan wujud 3
lingkungan program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
sistem jaringan lingkungan sudah
sesuai dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
5.2. Perwujudan pola Ruang
IV- 52
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
NO Nilai
MUATAN RTRW KOTA Analisis Evaluasi Kesahihan
. Kesahihan
5.2.1 Perwujudan kawasan lindung Indikasi Program merupakan wujud 3
. program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
kawasan lindung sudah sesuai
dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
5.2.2 Perwujudan kawasan budidaya Indikasi Program merupakan wujud 3
. program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
kawasan budidaya sudah sesuai
dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
5.3 Perwujudan kawasan strategis kota Indikasi Program merupakan wujud 3
program dari rencana yang
ditetapkan. Ketentuan muatan
indikasi program perwujudan
kawasan strategis sudah sesuai
dengan arahan Permen PU
17/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 1,50
6.1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Ketentuan umum peraturan zonasi 0
perlu disesuaikan dengan aturan
atau arahan masing-masing
sektoral
6.2. Arahan Perizinan Arahan perizinan perlu 0
penyesuaian dengan UU 23/2014
tentang pemerintah daerah
6.3 Ketentuan pemberian Insentif dan Disinsentif Ketentuan pemberian insentif dan 3
disinsentif sudah sesuai dengan :
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang.
PP 15/2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang
6.4. Arahan Sanksi Arahan sanksi sudah sesuai 3
dengan :
UU 26/2007 tentang Penataan
Ruang.
PP 15/2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang
Jumlah kesahihan materi 6,39
Rata-rata kesahihan materi 1,06
Sumber : Hasil Analisis, 2016
IV- 53
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
IV- 56
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.6
Penilaian Terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Magelang
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Perwujudan rencana struktur ruang 2.6 1.77
I Sistem Perkotaan 3 2.3
1 Pusat Pelayanan Kota √ 100% 3 berskala 2
kota/kabupaten
2 Sub Pusat Pelayanan Kota √ 100% 3 berskala 2
kota/kabupaten
3 Pusat Lingkungan √ 100% 3 berskala 3
lingkungan
II Sistem Jaringan Transportasi 1.5 0.8
1 Jaringan Jalan 3 1.75
i Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
jaringan jalan kota/kabupaten
berdasarkan sistem
ii Pengembangan lokasi √ 100% 3 berskala 1
dan kelas pelayanan regional
terminal
iii Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
sarana dan prasarana kota/kabupaten
angkutan umum
IV- 57
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
iv Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
fasilitas pendukung kota/kabupaten
kegiatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Pengembangan
jaringan jalan
berdasarkan sistem
sesuai dengan Perda
No.4 Tahun 2012
meliputi:
i.a Jalan arteri primer dan √ 100% 3 berskala 0
sekunder nasional
i.b Jalan kolektor primer √ 100% 3 berskala 1
dan kolektor sekunder regional
i.c Jalan lokal primer dan √ 100% 3 berskala 2
lokal sekunder kota/kabupaten
i.d Jalan lingkungan √ 100% 3 berskala 3
sekunder lingkungan
IV- 58
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
regional Semarang- Magelang tidak
Magelang-Yogyakarta sesuai dengan
terdiri dari: karakteristik
daerah. Hal ini
dikarenakan
i Pengembangan √ 50% 0 berskala 0
kondisi eksisting
prasarana nasional
rel saat ini
perkeretaapian,
sudah banyak
dan/atau
terdapat
ii Pengembangan √ 50% 0 berskala 0 bangunan. Jika
sarana perkeretaapian nasional reaktivasi
menggunakan
jalur eksisting
akan tetap
dilanjutkan maka
dikhawatirkan
akan
memberikan
dampak sosial
dan ekonomi
yang sangat
besar bagi Kota
Magelang
IV- 59
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Jaringan prasarana energi 1.8
Pengembangan
jaringan transmisi
tenaga listrik terdiri
dari:
i Jaringan primer yang √ 100% 3 berskala 1
merupakan jaringan regional
distribusi SUTM
diarahkan pada sistem
tegangan 20 KV di
sepanjang jaringan
jalan
ii Jaringan sekunder √ 100% 3 berskala 2
yang merupakan kota/kabupaten
jaringan distribusi
SUTR dengan
tegangan 220/380V
dikawasan perumahan
iii Gardu distribusi listrik √ 100% 3 berskala 2
di Sanggrahan, kota/kabupaten
Kelurahan Wates
untuk menurunkan
tegangan dari 20KV
menjadi 220/380V
iv Penambahan jaringan √ 100% 3 berskala 2
distribusi baru baik kota/kabupaten
SUTR maupun SUTM
IV- 60
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
v Penambahan √ 100% 3 berskala 2
kapasitas gardu kota/kabupaten
distribusi lama yang
melayani beban lama
dan juga untuk
memenuhi
penambahan
kebutuhan daya
2 Energi alternatif 3 2
Pengembangan energi √ 100% 3 berskala 2
alternatif meliputi kota/kabupaten
pengembangan
sumber energi
alternatif di seluruh
wilayah daerah
dengan memanfaatkan
penanganan sampah
dan energi surya, serta
sumber daya alam
lainnya
IV Sistem Jaringan Telekomunikasi 3 2.2
1 Infrastruktur dasar 3 2
telekomunikasi
IV- 61
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
infrastruktur dasar kota/kabupaten
telekomunikasi
direncanakan dengan
pengembangan dan
pemerataan jaringan
telepon kabel dan
jaringan telepon tanpa
kabel yang
menjangkau seluruh
wilayah daerah
2 Infrastruktur telepon nirkabel 3 2.5
Pengembangan
infrastruktur telepon
nirkabel berupa BTS
terdiri dari:
i Penetapan jangkauan √ 100% 3 berskala 2
pelayanan menara kota/kabupaten
telekomunikasi
ii Pemanfaatan bersama √ 100% 3 berskala 2
menara telekomunikasi kota/kabupaten
baik baru maupun
bangunan yang sudah
ada
iii Pembangunan menara √ 100% 3 berskala 3
telekonumikasi secara lingkungan
terbatas dan bersyarat
IV- 62
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
iv Pembangaunan √ 100% 3 berskala 3
menara di kawasan lingkungan
yang sifat dan
peruntukannnya
memiliki karakteristik
tertentu dilaksanakan
sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan
3 Peningkatan pelayanan 3 2
telekomunikasi
Peningkatan √ 100% 3 berskala 2
pelayanan kota/kabupaten
telekomunikasi
dilakukan dengan
rencana peningkatan
prasarana internet dan
rencana
pengembangan media
elektronik
IV- 63
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengembangan
Sungai Elo dan Progo
yang termasuk wilayah
sungai lintas provinsi
Progo Opak Serang
yang terdiri dari:
i Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
sempadan sungai kota/kabupaten
sebagai RTH taman
dan hutan kota, RTNH
biru sebagai sumber
daya air, dan
pariwisata, dan
pariwisata daerah
ii Penataan prasarana √ 100% 3 berskala 2
dan sarana drainase kota/kabupaten
perkotaan yang
bermuara di wilayah
sungai
iii Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
tanggul penahan untuk kota/kabupaten
mengurangi
pengikisan lahan di
sekitar aliran sungai
iv Penetapan garis √ 100% 3 berskala 2
sempadan sungai kota/kabupaten
ditetapkan dengan
IV- 64
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
peraturan daerah
tersendiri mengenai
garis sempadan
v Pengelolaan, √ 100% 3 berskala 2
pemanfaatan, dan kota/kabupaten
pembinaan sungai
meliputi daerah
sempadan sungai
(WS) dilaksanakan
sesuai ketentuan
perundangan
2 Wilayah sungai di wilayah 3 1
kota
Pengembangan √ 100% 3 berskala 1
wilayah sungai berupa regional
pengembangan
cekungan air tanah
berupa cekungan air
tanah Magelang
Temanggung
3 Jaringan irigasi 3 2
Pengembangan √ 100% 3 berskala 2
jaringan irigasi Kota kota/kabupaten
Magelang terdiri dari
saluran irigasi primer
yaitu Kali Progo dan
Kali Manggis, serta
IV- 65
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
saluran irigasi
sekunder yaitu Kali
Bening, Kali Ngaran,
Kali Kedali, dan Kali
Gandekan
IV- 66
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Penyediaan air minum kota 3 2.5
Pengembangan air
minum perkotaan Kota
Magelang terdiri dari:
i Pengembangan air √ 100% 3 berskala 2
minum yang dikelola kota/kabupaten
oleh daerah melalui
PDAM
ii Pengembangan air √ 100% 3 berskala 3
minum yang dikelola lingkungan
oleh masyarakat
berupa jaringan
perpipaan yang berada
di kawasan budidaya
termasuk perpipaan
mandiri berbasis
masyarakat di
kawasan permukiman
2 Pengelolaan air limbah kota 0 0
Pengembangan IPAL √ 50% 0 tidak ada 0 Jaringan air
diarahkan pada penataan, indikasi limbah melalui
rehabilitasi/revitalisasi, dampak negatif IPAL dan IPLT
pembangunan, dan sampai saat ini
pengoptimalan kapasitas belum ada di
jaringan air limbah melalui Kota Magelang
IPAL dan IPLT yang sehingga sistem
terintegrasi dalam sebuah yang terintegrasi
IV- 67
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
sistem di kawasan budidaya tersebut belum
di Kota Magelang dapat diterapkan
IV- 68
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengembangnan pengolahan √ 50% 0 tidak ada 0 Kawasan
air limbah B3 dilaksanakan indikasi budidaya yang
berdasarkan arahan kawasan dampak negatif menghasilkan
budidaya yang menghasilkan limbah cair B3
limbah cair B3 dan wajib masih banyak
mempunyai sistem yang belum
pembuangan/ tempat dilengkapi
pembuangan limbah tempat
sementara sesuai peraturan pembuangan
perundangan khusus
3 Persampahan 0 0
Pengembangan TPS, TPST, √ 50% 0 tidak ada 0 Kegiatan
dan depo indikasi pendaurulangan
dampak negatif sampah atau 3R
di Kota
Magelang masih
belum maksimal
sehingga belum
dapat
memberikan
manfaat
lingkungan dan
manfaat
ekonomi untuk
masyarakat
Pengembangan TPA di Kota
Magelang terdiri dari
IV- 69
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengembangan TPA √ 50% 0 tidak ada 0 Volume sampah
Banyuurip dengan indikasi di TPA
penambahan sel penampung dampak negatif Banyuurip
dan pengurangan secara sampai saat ini
bertahap melalui sanitary sudah overload,
landfill ditambah
dengan umur
TPA Banyuurip
yang
seharusnya
sudah tidak bisa
diperpanjang
lagi sehingga
membutuhkan
TPA baru
ataupun sistem
lain untuk
menangani
permasalahan
sampah
Pengembangan TPA √ 50% 0 tidak ada 0
Regional dengan indikasi
pembangunan TPA dan dampak negatif
perwujudan sistem serta
manajemen persampahan
regional
4 Drainase 3 2.3
IV- 70
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jaringan drainase primer di √ 100% 3 berskala 2
Kota Magelang terdiri dari kota/kabupaten
Sungai Progo, Sungai Elo,
Kali Bening, Kali Manggis,
Kali Ngaran, Kali Kedali, dan
Kali Gandekan
Saluran drainase sekunder √ 100% 3 berskala 2
terdiri dari saluran Kali Kota, kota/kabupaten
ruas jalan arteri dan kolektor
perkotaan
Saluran drainase tersier √ 100% 3 berskala 3
terdapat di ruas jalan lokal lingkungan
dan lingkungan di seluruh
unit lingkungan kawasan
permukiman
5 Jalur Pejalan Kaki 3 2
Pengembangan jalur pejalan √ 100% 3 berskala 2
kaki terdiri dari trotoar, kota/kabupaten
penyeberangan zebracross,
zona selamat sekolah,
jembatan penyeberangan,
penyeberangan pelican,
dan/atau penyeberangan
underpass di seluruh kota
6 Jalur Evakuasi Bencana 3 2.5
Jalur evakuasi bencana di
IV- 71
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kota Magelang terdiri dari:
Jalur evakuasi letusan √ 100% 3 berskala 2
gunung berapi yang kota/kabupaten
diarahkan melalui jalan
utama daerah
Jalur evakuasi bencana √ 100% 3 berskala 3
tanah longsor yang diarahkan lingkungan
melalui jalan utama
lingkungan
7 Jalur Sepeda 3 2
Pengembangan jalur sepeda
di Kota Magelang terdiri dari:
Koridor Jalan Tentara √ 100% 3 berskala 2
Pelajar, Jalan kkota/kabupate
Pahlawan, sebagian n
Jalan A. Yani,
sebagian Jalan
Pemuda, Jalan Tidar,
Jalan Gatot Subroto,
Jalan Senopati, Jalan
Diponegoro, Jalan
Veteran, Jalan
Jenderal Sudirman
IV- 72
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I Kawasan Lindung 3 3
1 Kawasan Sempadan Sungai 38.65 √ 32.85 5.8 85% 3 tidak ada 3
(ha) indikasi
dampak
2 Kawasan Sempadan Irigasi 7.82 √ 7.19 0.63 92% 3 tidak ada 3
(ha) indikasi
dampak
3 Kawasan Taman (ha) 81.37 √ 81.24 0.13 99% 3 tidak ada 3
indikasi
dampak
a Taman Kelurahan 1.62 √
b Taman Kecamatan 0.99 √
c Taman Kota 78.76 √
4 Kawasan Pemakaman (ha) 36.89 √ 34.98 1.91 95% 3 tidak ada 3
indikasi
dampak
5 Kawasan Rawan Bencana 7.18 √ 6.25 0.93 87% 3 tidak ada 3
Tanah Longsor (ha) indikasi
dampak
IV- 73
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Kawasan Perdagangan dan 228.14 √ 138.43 89.71 61% 2 tidak ada 3
Jasa (ha) indikasi
dampak
3 Kawasan Perkantoran (ha) 41.18 √ 53.54 0 100% 3 tidak ada 3 Luas eksisting
indikasi kawasan
dampak perkantoran
lebih besar dari
rencana
dikarenakan
adanya
perubahan
fungsi kawasan
sebelumnya
menjadi
perkantoran
4 Kawasan Pariwisata (ha) 27.7 √ 20 7.7 72% 2 tidak ada 3
indikasi
dampak
5 Kawasan Pertanian (ha) 73.71 √ 206.2 0 100% 3 tidak ada 3 Luas rencana
indikasi kawasan
dampak pertanian lebih
kecil dari
eksisting karena
sebagian
kawasan
direncanakan
untuk mewadahi
IV- 74
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
aktivitas
permukiman/per
umahan.
IV- 75
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
6 Kawasan Pertanian Pangan 34.48 √ 0 34.48 0% 0 tidak ada 3 Luas KP2B di
Berkelanjutan (ha) indikasi Kota Magelang
dampak telah ditetapkan
seluas 120
hektar, tetapi
sampai saat ini
masih belum
terpetakan
lokasi-lokasi
sawah irigasi
yang ditetapkan
sebagai LP2B.
Di sisi lain
banyak
masyarakat
yang
menginginkan
agar sawah
yang mereka
miliki dapat
dialihfungsikan
untuk
permukiman
karena lebih
menguntungkan
secara ekonomi
7 Kawasan Pelayanan 70.73 √ 63.09 7.64 89% 3 tidak ada 3
Pendidikan (ha) indikasi
IV- 76
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
dampak
8 Kawasan Pelayanan 47.27 √ 47.06 0.21 100% 3 tidak ada 3
Kesehatan (ha) indikasi
dampak
9 Kawasan Pelayanan 8.23 √ 9.37 0 100% 3 tidak ada 3 Luas kawasan
Peribadatan (ha) indikasi eksisting
dampak peribadatan
lebih besar dari
rencana
dikarenakan
terdapat
kawasan
peribadatan
yang belum
terpetakan
10 Kawasan Olahraga (ha) 24.25 √ 50.99 0 100% 3 tidak ada 3 Luas eksisting
indikasi kawasan
dampak olahraga lebih
besar dari
rencana
dikarenakan
adanya
penambahan
sarana
penunjang untuk
kawasan
olahraga
IV- 77
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
11 Kawasan Pelayanan 5.79 √ 2.96 2.83 51% 2 tidak ada 3
Transportasi (ha) indikasi
dampak
12 Kawasan Pertahanan dan 173.29 √ 124.6 48.69 72% 2 tidak ada 3
Keamanan (ha) indikasi
dampak
13 Kawasan Khusus (Gardu 2.64 √ 2.64 0 100% 3 tidak ada 3
Induk) (ha) indikasi
dampak
14 Kawasan Khusus (IPAL) (ha) 0.72 √ 0.51 0.21 71% 2 tidak ada 3
indikasi
dampak
IV- 78
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Kesesuaian
Kondisi Dampak
Eksisting dan Ketidaksesuai
Realisasi Rencana Prosentase
No Rencana/Program Unit Aktual di Nilai an Nilai Keterangan
Lapangan Realisasi
(Luas/panjang/jumlah/ Pemanfaatan
dengan Rencana Pemanfaatan
volume/dll) Ruang
Ruang
Belum
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
III Bidang petumbuhan ekonomi 3 3
1 kawasan GOR Samapta √ 3 berskala 3
lingkungan
2 kawasan Kebonpolo √ 3 berskala 3
lingkungan
3 kawasan Soekarno Hatta √ 3 berskala 3
lingkungan
4 kawasan Taman Kyai √ 3 berskala 3
Langgeng lingkungan
5 kawasan sentra ekonomi √ 3 berskala 3
Lembah Tidar lingkungan
6 kawasan sekitar alun-alun √ 3 berskala 3
lingkungan
7 kawasan Sidotopo √ 3 berskala 3
lingkungan
IV Bidang sosial budaya 3 3
Bangunan cagar budaya dan √ 3 berskala 3
ilmu pengetahuan lingkungan
Rata-Rata 2.77 2.24
IV- 79
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Penilaian Peninjauan Kembali
Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Tahun 2011-2031
No. Aspek Penilaian Nilai
Kualitas RTRW
1 Kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW 2,64
2 Kesesuaian dengan karakteristik daerah 2,86
3 Kesesuaian dengan dinamika pembangunan 1,65
4 Kualitas data 2,00
Total 9,15
Nilai rata-rata 2,29
Kesahihan RTRW
1 Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan 1,06
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
1 Jenis dan besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang 2,77
2 Dampak ketidaksesuaian pemanfaatan ruang 2,24
Total 5,01
Nilai rata-rata 2,50
Setelah dilakukan rekapitulasi hasil penilaian peninjauan kembali Perda RTRW Kota
Magelang, tahapan selanjutnya adalah mengalikan nilai untuk setiap aspek penilaian
tersebut dengan bobot yang sudah ditentukan. Besar bobot untuk kualitas RTRW adalah
30%, kesahihan RTRW 30%, dan pelaksanaan pemanfaatan ruang 40%. Dari hasil
perkalian aspek penilaian dengan bobot tersebut akan dapat diketahui apakah Perda RTRW
Kota Magelang perlu dilakukan revisi atau tidak. Hasil perhitungan atau rekapitulasi akhir
hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW Kota Magelang dapat dilihat pada tabel berikut.
IV- 80
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.8
Rekapitulasi Akhir Hasil Penilaian Peninjauan Kembali
Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Tahun 2011-2031
Perkalian
No. Aspek Nilai Akhir Bobot
Bobot
1 Kualitas RTRW 2,29 30 68,70
2 Kesahihan RTRW 1,06 30 31,80
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,50 40 100,00
Total 5,85 100 200,50
Rata-Rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW 1,95 66,83
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai akhir hasil peninjauan
kembali Perda RTRW Kota Magelang adalah sebesar 66,83. Jika mengacu pada Permen
ATR No. 6 Tahun 2017 bahwa Perda RTRW perlu dilakukan revisi apabila nilai akhirnya
<85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perda No. 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031 perlu dilakukan REVISI karena nilai
akhir penilainnya sebesar 66,83 atau lebih rendah dari ketentuan yang telah ditetapkan.
Tata cara perhitungan besarnya perubahan materi dihitung melalui perkalian antara
nilai tingkat perubahan dengan bobot masing-masing materi. Nilai tingkat perubahan yang
dimaksud adalah:
Materi berubahan total Nilai : 1;
Materi berubah sebagian Nilai : 0,5; dan
Materi tidak berubah Nilai : 0.
IV- 81
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.9
Bobot Masing-Masing Muatan Materi
Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Tahun 2011-2031
Bobot Nilai Total
No. Muatan RTRW Kota Keterangan
Materi
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 10,00%
PENATAAN RUANG
1.1 Tujuan penataan ruang 3,33% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
1.2 Kebijakan penataan ruang 3,33% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
1.3 Strategi penataan ruang 3,33% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 27,50%
2.1 Sistem pusat pelayanan 2,50%
2.1.1. Sistem perkotaan
a. Pusat pelayanan kota 0,83% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
b. Subpusat pelayanan kota 0,83% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
c. Pusat lingkungan 0,83% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
2.2 Sistem jaringan prasarana 25,00%
2.2.1. Sistem jaringan transportasi 11,67%
a. Sistem jaringan transportasi 11,67%
darat
1 Jaringan jalan 7,00% 0,5 3,50% Terdapat perubahan
rencana jaringan jalan dan
kelengkapannya sesuai
kebijakan yang bersifat
kekinian
2 Jaringan jalur kereta 4,67% 0 0 Sudah terpenuhi sesuai
api Permen PU Nomor 17
Tahun 2009
3 Jaringan transportasi - - - -
sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi - - - -
laut
1 Alur pelayanan - - - -
2 Pelabuhan laut yang - - - -
ada
c. Sistem jaringan transportasi - - - -
udara
1 Ruang udara untuk - - - -
kegiatan Bandar
udara
2 Ruang udara untuk - - - -
jalur penerbangan
3 Bandar udara yang - - - -
IV- 82
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
Dari tabel perhitungan di atas dapat diketahui bahwa rata-rata perubahan materi
Perda No. 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun
2011-2031 adalah sebesar 19,65%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perda
tersebut perlu dilakukan Perubahan Materi Perda.
IV- 87
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terkait dengan peninjauan kembali rencana tata ruang
Kota Magelang Tahun 2011-2031, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kualitas RTRW Kota Magelang mempunyai nilai sebesar 2,29. Permasalahan kualitas
RTRW Kota Magelang yaitu:
Kelengkapan muatan RTRW
perwujudan pola ruang untuk kawasan lindung masih kurang lengkap
Kedalaman muatan RTRW
perlu ditambahkan luasan untuk masing-masing zona rencana pola ruang,
seperti kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan perumahan,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri,
kawasan pendidikan, kawasan kesehatan, kawasan peribadatan, kawasan
pertahanan dan keamanan, kawasan pergudangan, dan kawasan olahraga
perlu penggambaran peta rencana pola ruang sesuai perda yang disepakati
perlu pendalaman mengenai ketentuan umum peraturan zonasi
Kesesuaian dengan karakteristik daerah
rencana pengembangan jalur kereta api tidak sesuai dengan karakteristik daerah
karena kondisi eksisting rel saat ini sudah berdiri banyak bangunan
pengelolaan air limbah kota dan persampahan masih belum optimal
penerapannya di Kota Magelang
luas RTH publik sampai saat ini belum mencapai 362 Ha
Kota Magelang tidak memungkinkan untuk pengembangan kawasan industri,
terutama industri besar
Masih belum terpetakan lokasi sawah yang akan ditetapkan sebagai LP2B
Kesesuaian dengan dinamika pembangunan, yaitu bahwa materi RTRW masih
kurang sesuai dengan dinamika yang berkembang atau prediktif terhadap arah
perkembangan dan pengembangan wilayah
2. Tingkat kesahihan mempunyai nilai sebesar 1,06. Hal ini karena beberapa peraturan
perundangan terbaru belum terakomodasi/teracu oleh dokumen RTRW
3. Tingkat pelaksanaan pemanfaatan ruang mempunyai nilai 2,50.
4. Rata-rata nilai akhir peninjauan kembali RTRW Kota Magelang adalah sebesar 66,83
sehingga perlu dilakukan revisi.
V- 1
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031
LAPORAN AKHIR
5. Perubahan materi perda RTRW Kota Magelang adalah sebesar 19,65% sehingga hanya
perlu dilakukan perubahan materi perda.
5.2. Rekomendasi
1. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka diperlukan perbaikan terhadap RTRW
Kota Magelang tahun 2011-2031, terutama kedalaman muatan, dasar hukum yang
digunakan dalam penyusunan materi RTRW serta perbaikan terhadap rencana pola
ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang Tahun 2011 – 2031.
2. Perbaikan terhadap RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031 perlu menekankan
pada pencermatan peta, baik peta data, analisis kecenderungan perkembangan dan
limitasi pengembangan.
3. Diperlukan peta yang aktual guna mendukung pelaksanaan serta perbaikan terhadap
rencana pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang Tahun
2011 – 2031.
V- 2
Peninjauan Kembali Perda RTRW Kota Magelang tahun 2011-2031