Kerusakan Tanah
Kerusakan Tanah
Fungsi tanah dalam pertanian dapat hilang atau menurun karena faktor alam
maupun karena manusia. Penurunan atau hilangnya fungsi tanah ini disebut
dengan kerusakan tanah (degradasi tanah).
Kerusakan tanah sebagai sumber unsur hara dapat diperbaharui dalam waktu yang
tidak terlalu lama, antara lain dengan cara pemupukan. Tapi, kerusakan tanah pada
fungsi sebagai pendukung tanaman memerlukan perbaikan yang sangat lama,
bahkan mencapai ratusan tahun untuk pembentukan tanah lagi.
A. Erosi Tanah
Permukaan tanah yang mengalami erosi akan mengalami
penelanjangan tanah dan terbentuk alur-alur kecil di permukaannya
Kata erosi tanah berasal dari bahasa Latin erodere yang artinya penggundulan atau
pelenyapan. Erosi tanah terjadi karena sifat tanah yang selalu dinamis dan
senantiasa berubah baik dari segi fisik, kimia, maupun organis. Perubahan secara
berlebihan inilah yang mampu merusak tanah dan tanah menjadi tererosi.
Erosi atau pengikisan tanah adalah proses penghancuran dan pemindahan tanah ke
tempat lain oleh tenaga air, angin, gravitasi atau es/gletser. Namun, di Indonesia
pada umumnya erosi yang terjadi adalah erosi yang disebabkan oleh air.
Erosi dapat terjadi secara alami (normal atau geological erosion). Tetapi erosi
dapat dipercepat menjadi parah akibat tindakan manusia terhadap tanah
(accelerated erosion). Erosi alamiah terjadi sangat lambat sehingga tidak menjadi
bencana bagi manusia dan tidak merusak keseimbangan alam. Hal ini terjadi
karena erosi tanah seimbang dengan proses pembentukannya. Sedangkan erosi
dipercepat dapat menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan karena pada
erosi dipercepat volume tanah yang dibawa dan hanyut oleh air lebih besar
daripada proses pembentukannya. Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab
erosi tanah.
E = f (C, S, T, V, Lu)
E = Erosi
f = factor
C = Climate (Iklim) suhu, curah hujan
Kekuatan curah hujan yang jatuh ke tanah dapat memecahkan dan menghancurkan
gumpalan-gumpalan tanah. Dengan demikian semakin besar ukuran titik-titik
hujan semakin besar pula erosi yang terjadi. Sedangkan suhu berperan bedar dalam
pelapukan tanah, terutama pada daerah dengan perbedaan suhu yang sangat besar
antara siang dan malam. Semakin bersar selisih suhu siang dan malam semakin
banyak material yang tererosi.
Kemiringan lereng berpengaruh terhadap cepat dan besarnya erosi. Lereng yang
semakin curam menyebabkan kecepatan aliran permukaannya semakin cepet. Oleh
karenanya, kekuatan dalam mengangkut tanah semakin meningkat pula. Panjang
lereng mempengaruhi jarak medan yang harus ditempuh oleh material yang
tererosi. Semain besar jarak medannya maka potensi erosinya semakin besar pula.
V = Vegetation (Vegetasi)
Penggunaan lahan terkait dengan peran serta manusia dalam mengusahakan lahan.
Perlakuan manusia terhadap tanah dapat membuat aliran permukaan yang terjadi
lebih besar atau lebih kecil. Misalnya penggunaan lahan sebagai lahan pertanian
tentu akan menghasilkan aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan
penggunaannya sebagai lahan terbangun.
A = RKLSCP
R = erosivitas curah hujan dan air permukaan untuk daerah tertentu (dalam indeks
erosi rata-rata (El))
L = panjang lereng
Kita sering mendengar peristiwa tanah longsor, baik berupa tanah maupun
bersama dengan vegetasi dan batuan yang ada. Tanah tersebut dapat longsor
kerena adanya gaya berat atau pengaruh gravitasi bumi. Perpindahan massa tanah
dan batuan karena gaya berat disebut tanah bergerak
(masswasting atau mass movement). Gerakan tanah dapat terjadi apabila gaya-gaya
yang menahan massa tanah di lereng lebih kecil daripada gaya yang mendorong
atau meluncurkan tanah.
Gerakan tanah mempunyai kecepatan yang beragam. Hal itu disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kemiringan lereng dan material yang bergerak.
Kecepatan pergerakan tanah berpengaruh terhadap bentuk-bentuk masswasting,
antara lain sebagai berikut.
Macam-macam gerakan tanah (masswasting/massmovement)
1. Slow Flowage/Soil Creep
Gerakan tanah ini sering disebut dengan rayapan tanah, merupakan gerakan tanah
yang sangat lambat pada lereng yang landai. Peristiwa ini hanya dapat diketahui
dengan mengenali pepohonan yang tumbuh membengkok atau bangunan, seperti
tiang listrik yang berdiri miring.
2. Rapid Flowage
Merupakan perpindahan massa batuan atau tanah yang relatif cepat karena dibantu
oleh aliran air dalam tanah yang telah jenuh. Rapid flowage terdiri atas:
3.Landslide
Gerakan tanah ini sering disebut dengan tanah longsor, merupakan gerakan cepat
material campuran yang kering menuruni lereng, umumnya berupa tanah atau
batuan dalam bentuk blok-blok besar. Meskipun bergerak cepat, tetapi masih dapat
terlihat oleh mata. Landslide terdiri atas:
4.Slump
5. Subsidence
Gerakan ini sering disebut tanah amblas, merupakan gerakan tanah ke arah vertikal
yang terjadi secara lambat.
Akibat erosi
Pelapukan
Kemiringan lereng bertambah oleh gerakan tanah
3. Getaran
Gempa bumi
Getaran karena ulah manusia
4. Tekanan lateral
Erosi dan gerakan tanah dapat berdampak langsung terhadap kondisi tanah
setempat. Dampak langsung tersebut antara lain hilangnya lapisan atas atau lapisan
olah tanah, sedikit demi sedikit hingga sampai pada lapisan bawah (subsoil) yang
sifat tanahnya lebih buruk.
Penurunan tingkat kesuburan tanah sebagai dampak terjadinya erosi dan gerakan
tanah tampak dari adanya pernghanyutan partikel tanah, perubahan struktur tanah,
penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah.
Erosi dan gerakan tanah lainnya merupakan proses yang alamiah yang tidak
mudah, bahkan tidak dapat dihilangkan. Namun, kita dapat mengupayakan agar
erosi dan gerakan tanah lainnya yang terjadi tidak merusak sama sekali atau
melebihi laju pembentukan tanah. Upaya tersebut sangat penting terutama untuk
lahan pertanian agar tidak banyak kehilangan tanah lapisan atas yang mengandung
unsur hara. Jika upaya tersebut dapat dilakukan, tingkat kesuburan dan
produktivitas tanah dapat diperhatikan.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mengurangi dan mencegah
kerusakan tanah adalah melalui konservasi tanah. Konservasi tanah adalah
pemeliharaan dan perlindungan tanah dalam rangka mengurangi dan mencegah
kerusakan tanah melalui upaya pelestarian.
Usaha konservasi tanah dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu metode vegetatif
(agronomis), mekanik, dan kimia. Ketiga metode tersebut memiliki maksud yang
sama dalam konservasi tanah, yaitu melindungi tanah dari curahan hujan secara
langsung, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, mengurangi laju aliran
permukaan, dan meningkatkan stabilitas partikel-partikel (agregat) tanah.
1. Metode Vegetatif
2. Metode Mekanik
3. Metode Kimia
Akan tetapi, masih banyak manusia yang memanfaatkan tanah tanpa pertimbangan
kelestariannya. Kondisi seperti ini banyak dijumpai pada daerah-daerah dengan
sumber daya tanahnya yang terbatas. Keterbatasan sumber daya tanah tersebut
tidak saja hanya pada luasnya (kuantitas), tetapi juga pada tingkat kesuburannya
(kualitas). Keterbatasan luas mungkin sulit bahkan tidak dapat diatasi, tetapi
keterbatasan kesuburan dapat diatasi.