Anda di halaman 1dari 10

Kerusakan Tanah

BY LUCIA FEBRIARLITA FEBRUARI 17, 2014

Kerusakan tanah yang terjadi karena tanah longsor.


Tanah merupakan sumber daya alam terutama dalam bidang pertanian. Sebagai
tanah pertanian, tanah memiliki fungsi sebagai sumber unsur hara dan pendukurng
tanaman, yakni sebagai tempat menyimpan air.

Fungsi tanah dalam pertanian dapat hilang atau menurun karena faktor alam
maupun karena manusia. Penurunan atau hilangnya fungsi tanah ini disebut
dengan kerusakan tanah (degradasi tanah).

Kerusakan tanah sebagai sumber unsur hara dapat diperbaharui dalam waktu yang
tidak terlalu lama, antara lain dengan cara pemupukan. Tapi, kerusakan tanah pada
fungsi sebagai pendukung tanaman memerlukan perbaikan yang sangat lama,
bahkan mencapai ratusan tahun untuk pembentukan tanah lagi.

A. Erosi Tanah
Permukaan tanah yang mengalami erosi akan mengalami
penelanjangan tanah dan terbentuk alur-alur kecil di permukaannya
Kata erosi tanah berasal dari bahasa Latin erodere yang artinya penggundulan atau
pelenyapan. Erosi tanah terjadi karena sifat tanah yang selalu dinamis dan
senantiasa berubah baik dari segi fisik, kimia, maupun organis. Perubahan secara
berlebihan inilah yang mampu merusak tanah dan tanah menjadi tererosi.

Erosi atau pengikisan tanah adalah proses penghancuran dan pemindahan tanah ke
tempat lain oleh tenaga air, angin, gravitasi atau es/gletser. Namun, di Indonesia
pada umumnya erosi yang terjadi adalah erosi yang disebabkan oleh air.

Erosi dapat terjadi secara alami (normal atau geological erosion). Tetapi erosi
dapat dipercepat menjadi parah akibat tindakan manusia terhadap tanah
(accelerated erosion). Erosi alamiah terjadi sangat lambat sehingga tidak menjadi
bencana bagi manusia dan tidak merusak keseimbangan alam. Hal ini terjadi
karena erosi tanah seimbang dengan proses pembentukannya. Sedangkan erosi
dipercepat dapat menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan karena pada
erosi dipercepat volume tanah yang dibawa dan hanyut oleh air lebih besar
daripada proses pembentukannya. Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab
erosi tanah.

E = f (C, S, T, V, Lu)

E = Erosi

f = factor
C = Climate (Iklim) suhu, curah hujan

Kekuatan curah hujan yang jatuh ke tanah dapat memecahkan dan menghancurkan
gumpalan-gumpalan tanah. Dengan demikian semakin besar ukuran titik-titik
hujan semakin besar pula erosi yang terjadi. Sedangkan suhu berperan bedar dalam
pelapukan tanah, terutama pada daerah dengan perbedaan suhu yang sangat besar
antara siang dan malam. Semakin bersar selisih suhu siang dan malam semakin
banyak material yang tererosi.

S = Soil (Tanah) Tekstur, Unsur Organik, Struktur, Permeabilitas

Sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap proses erosi meliputi: tekstur,


kandungan unsur organik, struktur, dan permeabilitas tanah.

 tekstur tanah adalah perbandingan tingkat kasar atau halusnya tanah


berdasarkan banyaknya butir pasir, debu, dan lempung.
 kandungan unsur organik adalah banyaknya bahan organik dalam tanah
sehingga berpengaruh terhadap kemantapan struktur tanah.
 struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butiran tanah yang tersusun dari
pasir, debu, dan lempung.
 permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air.
perrmeabilitas menunjukkan kecepatan air meresap ke dalam tanah baik secara
vertikal mauun horizontal.

T = Topography (Topografi) kemiringan dan panjang lereng

Kemiringan lereng berpengaruh terhadap cepat dan besarnya erosi. Lereng yang
semakin curam menyebabkan kecepatan aliran permukaannya semakin cepet. Oleh
karenanya, kekuatan dalam mengangkut tanah semakin meningkat pula. Panjang
lereng mempengaruhi jarak medan yang harus ditempuh oleh material yang
tererosi. Semain besar jarak medannya maka potensi erosinya semakin besar pula.

V = Vegetation (Vegetasi)

Pengaruh vegetasi terhadap erosi tanah adalah sebagai berikut:


 Kerapatan vegetasi penutup lahan dapat menghalangi jatuhnya hujan langsung
ke permukaan tanah. Oleh karena itu, kekuatan hujan untuk menghancurkan
tanah menjadi berkurang.
 menghambat air yang mengalir di permukaan, tetapi memperbanyak air yang
meresap ke dalam tanah.
 membantu penguapan air dalam tanah melalui penguapan oleh vegetasi
(transpirasi).

Lu = Landuse (Penggunaan lahan)

Penggunaan lahan terkait dengan peran serta manusia dalam mengusahakan lahan.
Perlakuan manusia terhadap tanah dapat membuat aliran permukaan yang terjadi
lebih besar atau lebih kecil. Misalnya penggunaan lahan sebagai lahan pertanian
tentu akan menghasilkan aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan
penggunaannya sebagai lahan terbangun.

Berdasarkan metode Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan


oleh Wischmeir dan Smith (1978), erosi dapat diperkirakan dengan rumus sebagai
berikut:

A = RKLSCP

A = besarnya kehilangan tanah per satuan luas lahan

R = erosivitas curah hujan dan air permukaan untuk daerah tertentu (dalam indeks
erosi rata-rata (El))

K = erodibilitas tanah untuk horizon tanah tertentu

L = panjang lereng

S = gradien (beda) kemiringan

C = pengelolaan/ cara bercocok tanam

P = praktik konservasi tanah


B. Gerakan Tanah

Kita sering mendengar peristiwa tanah longsor, baik berupa tanah maupun
bersama dengan vegetasi dan batuan yang ada. Tanah tersebut dapat longsor
kerena adanya gaya berat atau pengaruh gravitasi bumi. Perpindahan massa tanah
dan batuan karena gaya berat disebut tanah bergerak
(masswasting atau mass movement). Gerakan tanah dapat terjadi apabila gaya-gaya
yang menahan massa tanah di lereng lebih kecil daripada gaya yang mendorong
atau meluncurkan tanah.

Gaya yang menahan massa tanah di sepanjang lereng dipengaruhi kedudukan


muka air tanah, daya ikat tanah dan sudut dalam tahanan geser tanah yang bekerja
di sepanjang bidang luncuran. Gaya pendorong tersebut dipegaruhi di antaranya
oleh kandungan air, beban bangunan dan berat massa tanah. Faktor penyebab
gerakan tanah dijelaskan sebagai berikut:

 Hilangnya penahan lateral: akibat erosi, pelapukan, dan kemiringan lereng


bertambah oleh gerakan tanah
 Kelebihan beban tanah: air hujan yang meresap dalam tanah, penimbunan
bangunan, dan adanya genangan di lereng bagian atas.
 Getaran: gempa bumi dan getaran karena ulah manusia.
 Tekanan lateral: pengisian air di pori-pori antar butir tanah dan pengembangan
tanah

Gerakan tanah mempunyai kecepatan yang beragam. Hal itu disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kemiringan lereng dan material yang bergerak.
Kecepatan pergerakan tanah berpengaruh terhadap bentuk-bentuk masswasting,
antara lain sebagai berikut.
Macam-macam gerakan tanah (masswasting/massmovement)
1. Slow Flowage/Soil Creep

Gerakan tanah ini sering disebut dengan rayapan tanah, merupakan gerakan tanah
yang sangat lambat pada lereng yang landai. Peristiwa ini hanya dapat diketahui
dengan mengenali pepohonan yang tumbuh membengkok atau bangunan, seperti
tiang listrik yang berdiri miring.

2. Rapid Flowage

Merupakan perpindahan massa batuan atau tanah yang relatif cepat karena dibantu
oleh aliran air dalam tanah yang telah jenuh. Rapid flowage terdiri atas:

 Solifluction adalah pecahan batuan jenuh air yang mengalir pelan-pelan


menuruni lereng
 Earth flow/tanah mengalir adalah gerakan tanah yang jenuhair bercampur
dengan lempung dan debu yang menuruni lereng yang landai.

3.Landslide

Gerakan tanah ini sering disebut dengan tanah longsor, merupakan gerakan cepat
material campuran yang kering menuruni lereng, umumnya berupa tanah atau
batuan dalam bentuk blok-blok besar. Meskipun bergerak cepat, tetapi masih dapat
terlihat oleh mata. Landslide terdiri atas:

 Rock slide yaitu peristiwa longsoran berupa blok-blok batuan


 Rock fall yaitu peristiwa runtuhnya massa batuan berupa blok-blok batuan

4.Slump

Merupakan gerakan longsoran tanah yang gerakannya putus-putus.

5. Subsidence

Gerakan ini sering disebut tanah amblas, merupakan gerakan tanah ke arah vertikal
yang terjadi secara lambat.

C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah

1. Hilangnya penahan lateral

 Akibat erosi
 Pelapukan
 Kemiringan lereng bertambah oleh gerakan tanah

2. Kelebihan beban tanah

 Air hujan yang meresap pada tanah


 Penimbunan bangunan
 Adanya genangan di atas lereng bagian atas

3. Getaran

 Gempa bumi
 Getaran karena ulah manusia

4. Tekanan lateral

 Pengisian air di pori-pori antar butir tanah


 Pengembangan tanah

D. Dampak Kerusakan Tanah terhadap Tingkat Kesuburan Tanah

Erosi dan gerakan tanah dapat berdampak langsung terhadap kondisi tanah
setempat. Dampak langsung tersebut antara lain hilangnya lapisan atas atau lapisan
olah tanah, sedikit demi sedikit hingga sampai pada lapisan bawah (subsoil) yang
sifat tanahnya lebih buruk.

Penurunan tingkat kesuburan tanah sebagai dampak terjadinya erosi dan gerakan
tanah tampak dari adanya pernghanyutan partikel tanah, perubahan struktur tanah,
penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah.

E. Upaya Mengurangi dan Mencegah Kerusakan Tanah

Erosi dan gerakan tanah lainnya merupakan proses yang alamiah yang tidak
mudah, bahkan tidak dapat dihilangkan. Namun, kita dapat mengupayakan agar
erosi dan gerakan tanah lainnya yang terjadi tidak merusak sama sekali atau
melebihi laju pembentukan tanah. Upaya tersebut sangat penting terutama untuk
lahan pertanian agar tidak banyak kehilangan tanah lapisan atas yang mengandung
unsur hara. Jika upaya tersebut dapat dilakukan, tingkat kesuburan dan
produktivitas tanah dapat diperhatikan.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mengurangi dan mencegah
kerusakan tanah adalah melalui konservasi tanah. Konservasi tanah adalah
pemeliharaan dan perlindungan tanah dalam rangka mengurangi dan mencegah
kerusakan tanah melalui upaya pelestarian.

Tujuan utama konservasi tanah adalah memperoleh tingkat keberlanjutan produksi


tanah dengan jalan menjaga laju kehilangan tanah. Usaha konservasi tanah yang
paling penting dilakukan adalah penggunaan tanah sesuai dengan keperluan dan
kemampuannya.

Usaha konservasi tanah dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu metode vegetatif
(agronomis), mekanik, dan kimia. Ketiga metode tersebut memiliki maksud yang
sama dalam konservasi tanah, yaitu melindungi tanah dari curahan hujan secara
langsung, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, mengurangi laju aliran
permukaan, dan meningkatkan stabilitas partikel-partikel (agregat) tanah.

1. Metode Vegetatif

Penambahan unsur hara pada tanah merupakan salah satu metode


vegetatif dalam konservasi tanah.
Metode vegetatif adalah konservasi tanah dengan memanfaatkan tanaman atau sisa
tanaman sebagai media untuk menahan laju erosi. Merode ini berfungsi
melindungi tanah dari penghancuran oleh butiran air hujan, aliran permukaan, dan
memperbaiki kapasitas infiltrasi. Termasuk dalam metode ini antara lain: reboisasi,
penghijauan, penanaman makanan ternak, pergiliran tanaman, penanaman
tanaman penghalang angin (wind barrier), dan pemberian unsur organik dalam
tanah dengan menimbun sisa organisme dalam tanah (misal daun-daun kering).

2. Metode Mekanik

Terassering merupakan salah satu konservasi tanah secara mekanik


Metode mekanik adalah konservasi tanah melalui pengelolaan tanah guna
mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi dan gerakan tanah lainnya.
Metode ini berfungsi memperlambat aliran permukaan, menampung dan
mengalirkan aliran permukaan, serta menyediakan air bagi tanaman. Termasuk
dalam metode ini antara lain pengolahan tanah, pembuatan teras, pembuatan
saluran air (irigasi), sistem tumpang sari, sistem sengkedan, dan sistem tegalan.

3. Metode Kimia

Metode kimia adalah konservasi tanah dengan memberikan bahan-bahan kimia.


Metode ini dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan
kemantapan agregat tanah. Termasuk dalam metode ini adalah perncampuran
tanah dengan menggunakan bitumen.

F. Pemanfaatan Tanah yang Baik

Guna menjaga kelestarian tanah diperlukan cara yang bijak dalam


pemanfaatannya. Sehubungan dengan upaya konservasi, pemanfaatan potensi tiap
jenis tanah harus disesuaikan dengan keperluannya.

Akan tetapi, masih banyak manusia yang memanfaatkan tanah tanpa pertimbangan
kelestariannya. Kondisi seperti ini banyak dijumpai pada daerah-daerah dengan
sumber daya tanahnya yang terbatas. Keterbatasan sumber daya tanah tersebut
tidak saja hanya pada luasnya (kuantitas), tetapi juga pada tingkat kesuburannya
(kualitas). Keterbatasan luas mungkin sulit bahkan tidak dapat diatasi, tetapi
keterbatasan kesuburan dapat diatasi.

Keterbatasan kesuburan dapat diatasi dengan memberikan masukan-masukan pada


tanah. Hal ini dimaksudkan agar setiap tindakan dan perlakuan pada tanah tidak
akan menurunkan produktivitasnya, tetapi justru sebaliknya.

Masukan-masukan yang perlu dilakukan tersebut harus meliputi pemupukan,


perbaikan sistem pengelolaan dan pengolahan tanah dan tanaman, serta pengadaan
sarana pengendali erosi. Semua masukan tersebut harus disesuaikan dengan prinsip
kelestarian tanah

Anda mungkin juga menyukai