Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan dan senantiasa meridhoi amal
ibadah kita. Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan
hidayah serta taufik-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pelaksanaan Monitoring Supervisi
oleh Kepala Sekolah” ini dapat terselesaikan.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara
mendalam tentang tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan yang telah memberikan tugas
makalah ini dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif
demi sempurnanya makalah ini, kami sampaikan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kami khususnya, juga bagi rekan-rekan
mahasiswa pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamiin.

Tanjung Pura, 17 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .......................... 2
B. Langkah Langkah Pembinaan Kemampuan Guru Melalui Supervisi Akademik . 5
C. Ruang Lingkup dan Kemampuan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ................. 6
D. Konsep, Tujuan, Kerangka serta Pelaksanaan Monitoring Pembelajaran ............ 7
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
A. Simpulan ...................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencermati perkembangan dunia pendidikan yang semakin komplek dibutuhkan


beberapa strategi yang mengarah kepada suatu proses kependidikan yang mampu menjawab
tuntutan zaman. Eksistensi kepala sekolah pada suatu lembaga pendidikan merupakan salah
satu kunci dan dituntut mampu mengkondisikan iklim kerja professional. Keberhasilan
sebuah sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari
kepemimpinan seorang kepala sekolah. Walaupun keberhasilan yang dicapai tersebut
merupakan hasil kinerja seluruh komponen yang ada di dalam sekolah, namun tentu yang
paling menentukan bagi keberhasilan tersebut tiada lain kuncinya ada pada kepala sekolah
sebagai pucuk pimpinan pengendali sekolah. Karena pemimpinlah sebuah organisasi
bisa survive, juga karena pemimpinlah sebuah organisasi bisa mati
Di tangan pemimpin, aktifitas perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi dan sebagainya dapat berjalan dengan baik. Kepemimpinan sekolah
adalah suatu kegiatan mengarahkan, mempengaruhi dan mengendalikan seluruh potensi
sekolah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah secara sistematis dan terprogram dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Terkait dengan peran kepemimpinan dan tugas kepala
sekolah yang cukup banyak antara lain sebagai manajer, administrator dan supervisor maka
diperlukan seorang pemimpin yang cakap dan unggul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor


2. Apa langkah-langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik
3. Apa ruang lingkup dan kemampuan kepala sekolah sebagai supervisor
4. Apa konsep, tujuan, kerangka, serta pelaksanaan monitoring pembelajaran

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor
2. Untuk mengetahui lamgkah-langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi
akademik
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dan kemampuan kepala sekolah sebagai supervisor
4. Untuk mengetahui konsep, tujuan, kerangka, serta pelaksanaan monitoring
pembelajaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

1. Tugas kepala sekolah


Tugas pokok pengawas sekolah atau satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial.1
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas
dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk
pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998
tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah
yang meliputi:
Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan
penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar atau bimbingan dan hasil prestasi belajar
atau bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Tanggung jawa kepala sekolah

a. Kepala sekolah sebagai organisator

Pengertian organisator adalah orang yang orang yang bertugas untuk menggerakkan atau
memimpin organisasi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Kepala sekolah sebagai organisator juga berarti kepala sekolah itu merupakan seorang
manajer (pemimpin).2
Dalam kaitan ini kepala sekolah harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis di
antara orang-orang yang terlibat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Hubungan
kerjasama itu harus disusun dalam suatu struktur organisasi, berupa kerangka yang terdiri
atas satuan-satuan organisasi beserta segenap orang-orang yang terlibat dalam kegiatan

1
Asnawir, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN Imam Bonjol Press, 2003). H: 100
2
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). H: 27-28

2
organisasi tersebut, serta wewenang dan hubungan satu sama lainnya yang masing-
masingnya mempunyaiperanan tertentu dalam satuan kerja yang utuh.
b. Kepala sekolah sebagai educator
Pengertian pendidik atau educator adalah orang yang mendidik. Kepala sekolah sebagai
educator berarti kepala sekolah bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan serta prestasi belajar peserta didik di sekolahnya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya
sebagai educator yaitu:
 Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran , untuk menambah wawasan
guru.
 Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik
untuk lebih giat bekerja, kemudian hsilnya diumumkan secara terbuka untuk
memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
 Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para
guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan.

c. Kepala sekolah sebagai supervisor


Pengertian supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang
essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Dari definisi di atas maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia harus
dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi dan mana
yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.
d. Pengawas pendidikan sebagai supervisor
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan
dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian menegaskan bahwa
pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada
stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara
kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin
memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat
pengawasan yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada
stakeholder pendidikan terutama guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan
pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan
penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan
acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang
diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga
bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus
mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.3
e. Kompetensi pengawas pendidikan

3
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, ( Jakarta: CV Hji Masagung, 1989). H: 93

3
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 12 tanhun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah atau Madrasah disebutkan beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh
pengawas sekolah khususnya kompetensi supervisi sebagai berikut :
1. Kompetensi supervisi manajerial
 Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.
 Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi tujuan dan program
pendidikan sekolah menengah yang sejenis.
 Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah yang sejenis.
 Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan
program pengawasan berikutnya di sekolah menengah yang sejenis.
 Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan
berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah yang
sejenis.
 Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah menengah yang sejenis.
 Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya
untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya
di sekolah menengah yang sejenis.
 Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi
sekolah menengah yang sejenis.4

2. Kompetensi supervisi akademik


 Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan
perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
 Memahami konsep, prinsip, teori atau teknologi, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
 Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi,
standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip- prinsip pengembangan
KTSP.
 Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi, metode dan
teknik pembelajaran atau bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui mata- mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
 Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.

4
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). H: 115

4
 Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan (di
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran atau bimbingan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran
atau bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.

B. Langkah Langkah Pembinaan Kemampuan Guru Melalui Supervisi Akademik

Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu: yang
pertama menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, yang kedua analisis kebutuhan,
yang ketiga mengembangkan strategi dan media, yang keempat menilai dan yang kelima
revisi.5
1. Menciptakan hubungan yang harmonis
Langkah pertama dalam pembinaan keterampilan pembelajaran guru adalah menciptakan
hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru, serta semua pihak yang terkait
dengan program pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Dalam upaya melaksanakan
supervisi akademik memang diperlukan kejelasan informasi antar personil yang terkait.
Tanpa kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang diharapkan kepala
sekolah, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam pengukuran kemampuan guru, sebagai
langkah awal setiap pembinaan keterampilan pembelajaran melalui supervisi akademik,
adalah hanya untuk mengidentifikasi guru yang baik dan yang kurang terampil dalam
mengajar. Padahal seandainya ada kejelasan informasi, tentu tidak akan terjadi guru yang
demikian.

2. Analisis kebutuhan
Sebagai langkah kedua dalam pembinaan keterampilan pengajaran guru adalah
analisis kebutuhan (needs assessment). Secara hakiki, analisis kebutuhan merupakan upaya
menentukan perbedaan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan
yang secara nyata dimiliki. Prinsip supervisi pengajaran yang ketujuh, sebagaimana telah
dikemukakan di muka, adalah obyektif, artinya dalam penyusunan program supervisi
pengajaran harus didasarkan pada kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Dalam
upaya memenuhi prinsip ini diperlukan analisis kebutuhan tentang keterampilan pengajaran
guru yang harus dikembangkan melalui supervisi pengajaran.
3. Pelaksanaan supervisi pendidikan
Setelah tujuan-tujuan pembinaan keterampilan pengajaran berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan pembinaan yang diperoleh melalui analisis kebutuhan di atas, kepala sekolah

5
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2006). H: 99

5
menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk teknik dan media supervisi
akademik yang akan digunakan. Menurut Gwynn, teknik-teknik supervisi bila
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi
kelompok.
4. Penilaian keberhasilan supervisi pendidikan
Penilaian merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang
dicapai. Dalam konteks supervisi pendidikam, penilaian merupakan proses sistematik untuk
menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pembinaan keterampilan pembelajaran
guru. Tujuan penilaian pembinaan keterampilan pembelajaran adalah untuk: (1) menentukan
apakah pengajar (guru) telah mencapai kriteria pengukuran sebagaimana dinyatakan dalam
tujuan pembinaan, dan (2) untuk menentukan validitas teknik pembinaan dan komponen-
komponennya dalam rangka perbaikan proses pembinaan berikutnya.6
5. Perbaikan program supervisi pendidikan
Sebagai langkah terakhir dalam pembinaan keterampilan pengajaran guru adalah merevisi
program pembinaan. Revisi ini dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil penilaian yang
telah dilakukan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Mereview rangkuman hasil penilaian.
b. Apabila ternyata tujuan pembinaan keterampilan pengajaran guru tidak dicapai, maka
sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap
guru yang menjadi tujuan pembinaan.
c. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang
kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.
d. Mengimplementasikan program pembinaan yang telah dirancang kembali pada masa
berikutnya.

C. Ruang Lingkup dan Kemampuan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Supervisi pendidikan meliputi dua macam supervisi yaitu supervisi akademis dan
supervisi administrasi. Supervisi akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan
untuk memperbaiki kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan terciptanya
situasi pembelajaran yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan. Supervisi
administrasi yaitu pada pelaksanaannya hanya difokuskan pada penampilan mengajar guru
(terpusat pada guru) yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru yang terkandung di
dalamnya kemampuan mengatur perencanaan pembelajaran, kemampuan mengajar materi
pelajaran dan personal sosial atau pergaulan dengan siswa.
Secara lebih terperinci supervisi yang dilakukan kepala sekolah meliputi bidang-bidang
berikut:
1. Supervisi bidang kurikulum

6
Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar, (Jember: CSS, 2008). H:
170

6
Supervisi bidang kurikulum adalah pengendalian atau kontrol terhadap
penyelenggaraan kurikulum sehingga dapat menjamin mutu pendidikan di sekolah. Kegiatan
pengendalian dimaksud dalam supervisi kurikulum adalah terhadap proses dan hasil yang
dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
2. Supervisi bidang kesiswaan
Supervisi bidang kesiswaan adalah suatu bentuk pengawasan yang mengarah kepada
pengendalian dan pembinaan dalam menerimaan peserta didik, pendataan, pelaksanaan
pembinaan dan evaluasi. Pengawasan bidang kesiswaan berperan sebagaisumber informasi
dalam meningkatkan mutu pengelolaan bidang kesiswaan, baik dari sisi perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi. Pengawasan bidang kesiswaan juga berperan sebagai
pemandu dalam mengatasi kekurangan dan hambatan, serta memanfaatkan peluang dan
tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkan pengelolaan bidang kesiswaan, serta
berperan sebagai pengendali mutu penyelengaraan pendidikan melalui peningkatan mutu
rekrutmen peserta didik, seleksi, penempatan, pendataan, pengarsipan, pembinaan, dan
pelayanan penunjang lainnya.
3. Supervisi bidang ketenagaan
Supervisi bidang ketenagaan adalah keseluruhan upaya kepala sekolah dalam
mengoptimalkan tugas dan fungsi pada masing-masing tenaga kependidikan di sekolah,
meliputi tenaga edukatif maupun administratif.
4. Supervisi bidang sarana prasarana
Supervisi bidang sarana prasarana adalah suatu bentuk pengawasaan yang mengarah
kepada pengendalian dan pembinaan mutu pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan agar secara optimal dapat dimanfaatkan bagi penyelenggaraan proses
pendidikan sehingga mendukung tercapainya hasil belajar. Supervisi ini berkaitan dengan
prasarana meliputi: jenis sarana dan prasara, pengelolaan, serta monitoring dan evaluasi.7

D. Konsep, Tujuan, Kerangka serta Pelaksanaan Monitoring Pembelajaran

a. Konsep monitoring pembelajaran yaitu:


Monitoring dan Evaluasi (MONEV) adalah dua kata yang memiliki aspek kegiatan yang
berbeda yaitu kata Monitoring dan Evaluasi.Monev adalah kegiatan monitoring dan evaluasi
yang ditujukan pada suatu program yang sedang atau sudah berlangsung.
Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu
berjalan dengan baik sebagaiman mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah
hambatan yang terjadi dan bagaiman para pelaksana program itu mengatasi hambatan
tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang berlangsung menjadi
alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. Dalam monitoring
(pemantauan) dikumpulkan data dan dianalisis, hasil analisis diinterpretasikan dan
dimaknakan sebagai masukan bagi pimpinan untuk mengadakan perbaikan.

7
Luk Luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009). H: 3

7
Menurut Rusman monitoring atau pemantauan yaitu kegiatan yang menyertakan proses
pengumpulan, penganalisisisan, pencatatan, pelaporan, dan penggunaan informasi
manajemen tentang pelaksanaan pembelajaran.
Monitoring dan evaluasi merupakan dua hal yang serupa namun tidak sama, tetapi keduanya
memerlukan berbagai unsur dan alat yang sama, antara lain adanya sasaran-sasaran program
yang jelas, target dan indikator, serta basis data yang mengandung data mutakhir. Sasaran
(output, outcome, impact) perlu ditetapkan sejak awal (pada saat perencanaan), begitu pula
dengan indikator dan sasaran utama. Monitoring dapat mempermudah kita dalam mengamati
terus-menerus trend dan masalah, dan bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana
implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu.
b. Tujuan monitoring yaitu:

 Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang
mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
 Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi
pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
 Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
 Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program
kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.
 Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil atau tujuan
yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya.8

c. Kerangka kegiatan monitoring


Kerangka kegiatan monitoring pada dasarnya dibuat untuk menyediakan sebuah basis
konseptual dan metodologi yang akan digunakan untuk memfasilitasi pengumpulan informasi
dan pelaporan.
a. Langkah awal kegiatan pemantauan pelaksanaan pembelajaran
Kerangka kegiatan monitoring atau pemantauan pelaksanaan pembelajaran sebaiknya
mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
 Menentukan kegiatan utama yang harus dimonitor, dalam hal ini monitoring dapat
difokuskan pada hal-hal seperti metode atau bahan ajar yang telah dikembangkan,
sudahkan sekolah atau guru mengembangkan metode dan bahan ajar seperti yang
telah ditetapkan, apakah dalam pengembangan tersebut menghasilkan metode dan
bahan ajar yang sesuai.
 Hal yang perlu diingat adalah jangan berusaha untuk memonitor segala aspek, yang
penting memonitor apa yang telah dilakukan, keluaran apa yang dihasilkan, di mana,

8
Soekartawi, Monitoring dan evaluasi Proyek Pendidikan, (Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya, 2009). H: 56

8
kapan, oleh siapa, dan untuk siapa. Kemudian, hasil monitoring itu dibandingkan
dengan rencana semula, selisih antara rencana dan hasil monitoring dibuat laporannya,
dan kemudian sejauh mungkin faktor-faktor penyebab perbedaan itu diidentifikasi.
 Tata cara penyimpanan data juga penting untuk mempermudah penyusunan laporan
yang akurat dan tepat waktu. Sedapat mungkin sumber data yang telah dikumpulkan
secara rutin dimanfaatkan. Ciptakan format pelaporan yang tidak terlalu rumit, dengan
sebagian hasilnya disajikan secara visual atau grafik.
 Menentukan pihak mana yang akan melakukan monitoring dan kapan dilakukan.
Sebaiknya pihak yang melakukan monitoring yang dimaksud di sini bukan pihak
pengelola program langsung, untuk menjaga independensi. Dengan menganut asas
partisipatif, wakil-wakil penerima manfaat program/kegiatan sedapat mungkin
bersama-sama melakukan monitoring. Mengenai frekuensi, hal ini sebaiknya
dilakukan paling tidak setiap enam bulan sekali untuk sebuah program jangka
menengah atau jangka panjang.
 Menentukan siapa saja yang akan menerima laporan hasil monitoring. Sebaiknya
laporan hasil monitoring disebarkan tidak hanya pada pihak-pihak pemerintah
(eksekutif dan legislatif), tetapi juga pada pihak pelaksana (misalnya: dinas
pendidikan, depag, sekolah, guru), instansi pemerintah pusat serta wakil-wakil
kelompok penerima manfaat untuk meminta umpan balik. Buatlah pertemuan berkala
untuk meninjau kembali tingkat kemajuan serta memutuskan apakah rencana
implementasi perlu disesuaikan.9
b. Pemantauan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Keberhasilan pelaksanaan dalam mencapai tujuan kurikuler sangat bergantung pada
beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor guru, ketersediaan sarana dan prasarana, sistem
penilaian yang digunakan, buku sebagai sumber belajar, dan perangkat pembelajaran. Oleh
karena itu, pada bagian ini akan dipaparkan faktor-faktor tersebut agar dapat dijadikan acuan
dasar dalam pemantauan pelaksanaan pembelajaran.
 Standar kompetensi guru
Guru yang profesional harus memenuhi standar kompetensi guru. Standar kompetensi
guru merupakan ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan perilaku untuk kualifikasi jabatan fungsional sesuai bidang tugas dan
jenjang pendidikan.
 Kompetensi dasar pelaksanaan pembelajaran
Keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran merupakan kemampuan pokok yang
harus dikuasai oleh setiap guru. Mengingat serba kompleksnya tugas-tugas pembelajaran,
setiap guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran.
 Sarana dan prasarana
Implementasi kurikulum haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Disamping gedung untuk ruangan kelas, meja dan kursi yang ahrus sesuai dengan jumlah
siswa dan guru, ruangan kantor, laboratorium, alat pembelajaran dan perpustakaan,
9
Ibid,. H: 57

9
diperluakn pula pengadaan sarana penunjang seperti tempat ibadah, kebun percontohan,
koperasi, dan studio mini agar siswa dapat merasakan miniatur kehidupan yang
sesungguhnya. Untuk melengkapi sarana diatas, diperlukan pula prasarana yang baik seperti
media cetak, televisi, radio dan internet (e-learning).
 Penggunaan media dan sumber belajar
Dalam komponen kurikulum, kedudukan media bisa disejajarkan dengan metode.
Karena suatu metode yang dipakai dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media
apa yang bisa diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi.
 Perangkat pembelajaran
Hal lain yang harus dipantau dalam kegiatan pembelajaran adalah adanya perangkat
pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini diharapkan dapat
membuat pembelajaran lebih terarah untuk mencapai ompetensi yang diharapkan.
d. Pelaksanaan monitoring kurikulum
Cara pelaksanaan pemantauan (monitoring) terhadap kurikulum dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu cara langsung dan tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan dengan
seperangkat kegiatan monitoring yang sama yaitu kegiatan ang berkaitan dengan
mengumpulkan, mencatat, mengolah informasi dan pelaksanaan suatu proyek, kemudian
dituangkan dalam suatu laporan monitoring.10
 Pemantauan langsung
Pengertian pemantauan langsung adalah pemantauan yang dilakukan dengan cara
mengunjungi lokasi proyek. Dengan cara demikian petugas monitoring dapat secara bebas
mengumpulkan informasi ang diperlukan.
 Pemantauan tidak langsung
Cara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke lokasi; tetapi
penggalian data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat daftar isian untuk diisi oleh
orang lain di lokasi penelitian. Cara tidak langsung ini juga dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui laporan-laporan yang dibuat pimpinan pemantau.

10
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009). H: 87

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Tugas pokok pengawas sekolah atau satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial. Tanggung jawab kepala sekolah yaitu kepala sekolah sebagai
organisator, kepala sekolah sebagai educator dan kepala sekolah sebagai supervisor.
Langkah-langkah kemampuan guru melalui supervise akademik yaitu menciptakan
hubungan yang harmonis, analisis kebutuhan, penilaian keberhasilan supervisi pendidikan
dan perbaikan program supervise pendidikan.
Ruang lingkup dan kemampuan kepala sekolah sebagai supervisor yaitu supervisi bidang
kurikulum, biidang kesiswaan, bidang ketenagakerjaan dan bidang sarana prasarana.
Konsep monitoring yaitu monitoring dan Evaluasi (MONEV) adalah dua kata yang
memiliki aspek kegiatan yang berbeda yaitu kata Monitoring dan Evaluasi.Monev adalah
kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan pada suatu program yang sedang atau sudah
berlangsung. Tujuan monitoring yaitu
 Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang
mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
 Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi
pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
 Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
 Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program
kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.
 Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil atau tujuan
yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya.

B. Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membuka mata kita, wawasan kita,
bahwa pendidikan itu suatu hal yang penting, dalam artian dari lahir sampai seorang
meninggal masih berkewajiban menuntut ilmu. Jadi harapan kami sebagai penulis jangan
pernah menyerah dalam menuntut ilmu.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Padang: IAIN Imam Bonjol Press, 2003

Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003

Nawawi, Hadari. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: CV Hji Masagung,
1989

Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2009

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2006

Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah Dasar,


Jember: CSS, 2008

Mufidah, Luk Luk Nur. Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009

Soekartawi, Monitoring dan evaluasi Proyek Pendidikan, Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya,
2009

Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009

13

Anda mungkin juga menyukai