Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia pendidikan salah satu unsur yang sangat urgen di dalam proses
belajar mengajar dan faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran adalah faktor
pendidik. Dalam agama Islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak
didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik atau orang
dewasa yang bertanggungjawab memberi pertolongan pada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri
sendiri memenuhi tugas nya sebagai hamba dan kholifah Allah, sebagai makhluk sosial dan
sebagai makhluk individu yang mandiri. Oleh karena itu pendidik harus memiliki
kepribadian yang baik yang dapat dijadikan figure keteladanan bagi peserta didik dan
masyarakat sekitar. Perkoataan seorang guru merupakan keteladanan bagi peserta didik
maka itu harus selaras dengan perbuatannya. Guru adalah sosok bapak dan ibu dalam
sekolah bagi anak-anak didiknya, dengan itu sosok guru harus bisa mengayomi dan
menlindungi anak-anak didiknya dengan baik.

Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian


pendidikan: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat,
Bangsa dan Negara".

Dalam berbagai pengertiannya, pendidikan dipandang sebagai proses yang


sistematis, terencana, terarah dan memiliki tujuan. Terminologi ini dapat kita lihat dalam
pengertian pendidikan yang ada. John Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai proses
untuk melanjutkan/mempertahankan keberlangsungan kehidupan sosial(education is the
means of social continuity of life).
Sebagai proses yang berjalan secara sistematis seluruh unsure pendidikan harus
terintegrasi dengan baik, agar kerangka upaya pencapaian tujuan tersebut tercapai.
Kurikulum, guru (pendidik), siswa (pesertadidik), metode, media dan sistem evaluasi
menjadi sesuatu yang harus berjalan secara sinergis guna mencapai tujuan yang
diharapkan. Kurikulum sebagai kerangka besar dan koridor utama bagaimana proses
pendidikan itu akan dijalankan setidaknya memuat empat komponen utama sebagai berikut
: tujuan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian, yang mana kesemuannya
itu saling terkait. Guru atau pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pendidikan, kurikulum yang ada walaupun sangat baik akan tidak berarti apa–apa tanpa
adanya peran guru yang mentransfer materi pembelajaran kepada peserta didik.
Kemampuan untuk memahami materi, metodologi, penggunaan media, pengelolaan kelas
dan sistem penilaian menjadi syarat yang harus terpenuhi oleh seorang guru.

Sebagai pemegang kunci pelaksanaan proses pendidikan, kualitas tenaga pendidik


harus selalu ditingkatkan. Karena nya menjadi sangat relevan upaya peningkatan kualitas
tenaga pendidikan dalam beranekaragam aktifitas. Kaitannya dengan itu, sebagai calon
tenaga pendidik harus kiranya pula mau meningkatkan kemampuan dalam bidang
pengajaran. Teori yang telah dipelajari di bangku kuliah harus diuji cobakan dalam real
mengajar secara langsung agar dapat diketahui sejauh mana kemampuan mengajar yang
dimiliki oleh calon pendidik. Karenanya kegiatan praktek pengalaman lapangan (PPL) bagi
mahasiswa tarbiyah menjadi sesuatu yang harus dilalui untuk meningkatkan kemampuan
calon tenaga pendidik.

B. Dasar Pemikiran

Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran kegiatan praktik mengajar ini,
yaitu:

1. Saat sekarang ini, profesi guru terus-menerus dipertanyakan tentang kompetensinya,


termasuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Akibatnya, eksistensi profesi guru
kurang mendapatkan tempat yang sepadan dengan profesi yang lainnya. Di samping
itu, profesi guru mengalami penurunan kewibawaan baik di mata masyarakat maupun
di antara profesi yang lain.
2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebagian besar kompetensi guru secara
nasional, baik guru di lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan maupun
Kementerian Agama masih di bawah standar kompetensi. Secara umum faktor tersebut
terdiri dari faktor internal yang berkaitan dengan sikap mental guru dalam menggeluti
dan mengembangkan profesinya, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan
kebijakan pengembangan profesi guru.
3. Berkaitan dengan sikap mental, sebagian besar guru belum memiliki rasa percaya diri,
bangga terhadap profesinya, serta etos yang kuat untuk mengembangkan profesinya.
Sementara kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan
yang ada dalam mengembangkan profesi guru belum menunjukkan upaya yang
optimal.
4. Tantangan guru di masa yang akan datang semakin berat, terutama tentang
kompetensinya. Sementara kedudukan guru dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya bangsa sangat strategis. Oleh karena itu, tantangan di atas tidak boleh
diabaikan atau dihindari, akan tetapi tantangan tersebut harus dihadapi dan dicarikan
alternatif pemecahan terus-menerus secara cerdas.
5. Sebagai tenaga pendidik, guru juga dituntut untuk memiliki 4 kompetensi: pedagogis,
sosial, kepribadian, dan kompetensi profesional.
6. Sebagai upaya mengantisipasi dan mencari alternatif jawaban dari persoalan-persoalan
serta mengembangkan empat kompetensi diatas, Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) FTIK IAIN Pekalongan telah melaksanakan proses pembelajaran teoritik-
konseptual di ruang perkuliahan bagi mahasiswa tentang landasan dasar
pengembangan profesi guru PAI. Namun demikian, diperlakukan juga langkah-
langkah praktis yang berbentuk praktik mengajar bagi calon guru PAI, agar mereka
memiliki kompetensi yang lebih memadai.

C. Kompetensi Inti Praktik Mengajar

Kompetensi Inti (KI) dalam kegiatan praktik mengajar ini adalah menuntut
kemampuan mahasiswa dalam mentranformasikan nilai-nilai yang menggambarkan kualitas
pencapaian antara Hard Skills dan Soft Skills. Implementasinya adalah kemampuan
mendesain dan mempraktikkan pengalaman belajar PAI bagi siswa dengan mendeskripsika
manajemen pembelajaran yang berlandaskan pada empat kelompok kompetensi yang saling
berkaitan yang meliputi Sikap Keagamaan (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), Pengetahuan (KI 3),
dan Penerapan Pengetahuan (KI 4) secara komprehensif.

D. Kompetensi Dasar Praktik Mengajar

Kompetensi dasar yang akan dicapai oleh mahasiswa peserta Praktik Mengajar
Jurusan PAI adalah sebagai berikut:

1. Mampu mendesain pembelajaran atau persiapan mengajar secara tertulis;


2. Mampu mempraktikan desain pembelajaran yang telah direncanakan, baik berkaitan
dengan strategi, metode, penguasaan materi, motivasi maupun kepemimpinan dalam
pembelajaran PAI.
3. Mampu menerapkan dan mengembangkan media pembelajaran PAI;
4. Mampu mempraktikkan teknik penilaian dalam pembelajaran PAI;
5. Mampu mendeskripsikan manajemen pembelajaran secara keseluruhan di sekolah/
madrasah;
6. Mampu memotivasi dan menjalin hubungan yang harmonis dengan stakeholder
sekolah/ madrasah; dan
7. Mampu memposisikan dirinya sebagai tenaga pendidik yang profesional.

E. Pola Kegiatan Praktik Mengajar

Pola kegiatan Praktik Mengajar ini dirancang secara sistematis sebagai satu kesatuan
yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

1. Pengamatan Terlibat
Mahasiswa peserta Praktik Mengajar sebelum mendesain daan melakukan praktik
pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan pengamatan terlibat tentang pembelajaran
PAI dengan paradigma pembelajaran berbasis kompetensi yang dilakukan oleh guru di
sekolah / madrasah tempat Praktik Mengajar. Tujuan pengamatan terlibat ini untuk
memberikan bekal kepada mahasiswa agar dapat mengaplikasikan konsep pembelajaran
Kurikulum 2013 dengan relevan.
2. Merealisasikan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013
Mahasiswa peserta Praktik Mengajar menunjukan kompetensinya dalam
mempraktikkan pembelajaran PAI yang berlandaskan pada Kurikulum 2013.
3. Observasi
Mahasiswa peserta Praktik Mengajar melakukan observasi di sekolah / madrasah untuk
mendeskripsikan tentang manajemen pembelajaran secara keseluruhan di sekolah /
madrasah tempat praktik.

Anda mungkin juga menyukai