Pedoman High Alert
Pedoman High Alert
Nomor : 092/PED/PKPO/RSIA-I/II/2018
Tentang : Panduan High Alert Medication
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
HIGH
ALERT
2. Setiap unit pelayanan Farmasi, logistik, ruang rawat, dan poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan high alert.
3. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high
alert.
4. Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh rumah
sakit.
5. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi obat high alert oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
6. Obat-obatan yang digunakan dalam keadaan emergency medis (misalnya: kondisi
mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan mengikuti
Pedoman dan Prosedur Obat High Alert.
7. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Hindarkan penggunaan obat high alert sebisa mungkin
8. Lakukan pengecekan ganda
9. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Pisahkan obat-obat dengan nama atau kemasan yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c. Batasi akses terhadap obat high alert
d. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdaarkan berat badan/fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan).
3
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengnai obat high alert.
b. Instruksi ini mencakup minimal:
1) Nama Pasien , Nomor. Rekam Medis, dan Tanggal Lahir
2) Tanggal dan waktu instruksi dibuat
3) Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat.
4) Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap
obat high alert secara tertulis.
2. Penyimpanan
a. Obat high alert disimpan di area kantor perawat (nurse Station) kecuali
elektrolit pekat.
b. Untuk Memenuhi kebutuhan High Alert Medication di ruang perawatan
disiapkan oleh bagian farmasi melalui prosedur peresepan.
c. Larutan Elektrolit pekat Tidak disediakan di ruang perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis dapat di stok dalam jumlah terbatas di ruang perawatan
khusus seperti PERINA, UGD, dan kamar bedah penyimpanan dan
pemberian harus sesuai dengan persyaratan.
d. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya.
e. Setiap kotak/tempat yang berisi obat high alert diberikan label agar
pasien/perawat waspada dan berhati-hati.
f. Infus intravena obat high alert harus diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double - check) terhadap
semua obat high alert sebelum diberikan kepada pasien.
b. Pengecekan Ganda Terhadap Obat High Alert.
Tujuan: Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua)
sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan
akurasi.
4
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan obat high alert
tertentu/spesifik dan disaat pelaporan penggantian jaga atau saat
melakukan transfer pasien.
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis atau pada catatan
pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan atau memberikan obat-obatan
antara lain: perawat, ahli farmasi, dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi
atau perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan pengecek
pertama).
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh
orang kedua dilakukan dalam kondisi-kondisi seperti berikut:
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infus:
Saat terapi inisial
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
Saat pemberian bolus
Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
Setiap terjadi perubahan dosis obat
6) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter.
5
b) Perawat pasien harus menverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter
c) Obat memenuhi 5 persyaratan.
d) Membaca label dengan lantang kepada perawat untuk menverifikasi
kelima persyaratan ini:
Obat tepat
Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan ganda
mengenai perhitunagn dan verifikasi pompa infuse
Rute pemberian tepat
Frekuensi/interval tepat
Diberikan kepada pasien yang tepat
3) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan / vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar
misalnya dosis insulin.
4) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan
kedua petugas puas bahwa obat telah selesai, lakukanlah pencatatan
pada rekam medis/catatan pemberian medikasi pasien.
5) Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan diisi oleh nama
pengecek.
6) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada
pasien.
7) Pastikan infuse obat berada pada jalur/selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infus mulai dari larutan/cairan infuse, pompa,
hingga tempat infeksi selang.
8) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang
tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien.
6
2) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan oleh perawat di
rekam medis pasien.
3) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan,
dosis, dan tujuan (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika
kemungkinan).
4) Semua pemberian obat high alert intravena dan bersifat kontinu
diusahakan diberikan melalu pompa infuse iv atau menggunakan syringe
injektor. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di Ruang Rawat
Perina. Setiap selang infuse harus diberikan label dengan nama obat yang
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk
mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan).
5) Pada suatu emergency, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat atau menunda penatalaksanaan dan berdampak
negatif pada pasien, perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan
dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga
pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien.
7
3) Monitor semua anak yang diberikan chlorak hydrate untuk sedasi
prooperatif sebelum dan setelah prosedur dilakukan. Buatlah rencana
resusitasi dan pastikan tersedia peralatan resusitasi.
4) Prosedur pemberian obat.
1. Lakukan pengecekan ganda oleh dua orang petugas kesehatan yang
berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi).
2. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan
secara kontinu infus intravena untuk semua pasien pediatric yang
dirawat, PICU dan NICU. Berikan label ‘konsentrasi..........’ untuk
spuit atau botol infus dengan konsentrasi modifikasi.
8
b. Saat titrasi obat, harus meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar infuse kontinyu:
1) Epinefrin: 4 mg/250ml
2) Norepinefrin: 8mg/250ml
3) Fenilefrin: 50mg/250ml
d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label ‘konsentrasi yang digunakan
adalah......’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua passien dengan pemasangan
vena sentral.
4. Antagonis adrenergic
Konsentrasi standar esmolol:
a. Vial 100 mg/10ml
b. Ampul 2,5g/10ml
9
3) Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang
tidak efisien.
4) Rasio kalsium fosfor yang tidak tepat dalam larutan iv dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ.
5) Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida.
d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan miligram.
e. Lakukan pengecekan ganda
10
7) Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen pengobatan,
jika memungkinkan.
i. Berikan label yang jelas dan kemasan yang berbeda-beda untuk membedakan
dengan obat lainnya.
j. Semua dosis obat harus disertai dengan tulisan “Perhatian: agen kemoterapi”.
k. Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera oleh ahli farmasi dan
dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi dosis pertama
diverifikasi.
l. Obat kemoterapi akan diberikan berdasarkan instruksi dokter dan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
m. Memberikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang
berhubungan dengan kemoterapi, misalnya “peringatan: materi/bahan
antineoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati”
n. Obat kemoterapi akan dikemas dengan 2 lapisan untuk meminimalisasi
kemungkinan tercecer atau tersebar.
o. Semua obat kemoterapi yang telah dipersiapkan akan menjalani pengecekan
ganda.
p. Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak 2 kali oleh 2 orang
yang berbeda.
q. Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan
obat.
r. Hanya perawat yang memiliki kompetensi dalam pemberian kemoterapi yang
boleh memberikan obat.
11
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian.
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada memodifikasi
kecepatan infus).
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR PT
harian.
9. Insulin IV
a. Singakatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b. Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, diberikan label high alert ikuti
protokol standar ICU.
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kedaluwarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah dalam kulkas dan diberi label
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 dalam spuit 1 cc, selalu
gunakan spuit insulin (khusus).
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin.
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
1) Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
2) Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka atau digunakan pertama kali
insulin harus dicatat pada vial.
10. Konsentrat elektrolit injeksi NaCl >0.9% dan injeksi kalium (klorida, asetat,
dan fosfat) > 0,4 Eq/ml10
a. Jika KCL di injeksi terlalu cepat (misal pada kecepata melebihi 10 mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCL tidak boleh diberikan sebagai IV push/bolus.
c. Hanya disimpan di instalasi farmasi, ICU dan kamar operasi
12
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500 ml
e. Berikan label pada botol infuse ‘larutan natrium hipertonik 3 %’ (tulisan
berwarna merah).
f. Protokol untuk KCL:
1) Indikasi infus KCL
2) Kecepatan maksimal infuse
3) Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
4) Panduan mengenai kapan diperlukan monitor kardiovaskular
5) Penentuan bahwa semua infuse KCL harus diberikan via pompa
6) Larangan untuk memberikan larutan KCL multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCL IV sementara pasien sedang
mendapatkan infuse KCL pada jalur IV lainnya).
7) Diperbolehkan untuk melakukan subtitusi dari KCL oral menjadi KCL
IV kalo diperlukan.
13
f. Instruksikan penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan titrasi
g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin.
h. Tanyakan kepada pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi.
i. Hanya menggunakan nama generik
j. Jalur pemberian epidural
1) Semua pemberian infus narkose/opiate harus diberikan dengan
menggunakan pompa infuse yang terprogram dan diberikan label pada
alat pompa.
2) Gunakan tabungan infus yang spesifik (misal: warna kuning bergaris)
tanpa portal injeksi.
3) Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infus IV
untuk membedakan.
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab.
l. Lakukan pengecekan ganda.
14
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan level/kadar fosfat inorgan pasien dan
faktor klinis lainnya.
d. Dosis normal kalium fosfat tidak melebihi 0.3mg/KgBB dalam 12 jam. Dosis
dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl.
e. Selalu berikan via pompa infus
15
BAB IV
DOKUMENTASI
A. DOKUMENTASI
Pengecekan ganda
a. Dicatat pada catatan pemberian obat pasien
b. Dokumentasi tambahan meliputi inisial pengecek kedua
1) Menulis inisial di lembar catatan pemberian obat di kolom dan baris yang
sesuai dengan tanggal dan jam pengecekan (= menulis inisal petugas yang
melakukan injeksi).
2) Jika petugas pengecek kedua berbeda dengan petugas injeksi High Alert
Medication maka ditulis : (inisial pengecek kedua) / Inisial petugas injeksi
contoh: AR / IN.
B. PELABELAN
BENTUK DAN YANG DIBERI PETUGAS /
NO KATEGORI
ISI LABEL LABEL UNIT
Perawat yang
Selang infus
1 memberikan
Pompa Infus Terlampir bagian distal dan
Obat High Alert
spuit
Obat Oral pasien
ranap (kemasan
luar / plastik
etiket) Petugas
2 LASA / NORUM Terlampir Obat Injeksi pelayanan
(badan ampul / farmasi
vial)
Kotak
penyimpanan
High Alert
Petugas
Menggunakan
Penyerahan obat ke pasien pelayanan
Terlampir plastik berlogo
3 pada saat pemberian resep farmasi
high alert
Elektrolit konsentrat
Obat elektrolit
( Dextrose 40%, Meylon, Terlampir Logistik Farmasi
konsentrat
Mgso4 40%)
Nacl 3% Terlampir Botol Infus Nacl Logistik Farmasi
3%
16
BENTUK DAN YANG DIBERI PETUGAS /
NO KATEGORI
ISI LABEL LABEL UNIT
Wadah atau
Ruang Penyimpanan kotak
Terlampir penyimpanan Logistik Farmasi
obat
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 2. Daftar Obat High Alert
DAFTAR OBAT HIGH ALERT RS Ibnu Sina
KELAS NAMA BENTUK NAMA KEKUATAN
TERAPI GENERIK SEDIAAN DAGANG DOSIS
Natrium
Elektrolit Meylon 8.4% 8.4%
bikarbonas Injeksi
konsentrat
Dextrose 40% Otsu D40 % 40%
Ephedrin HCL Ephedrin
Agonis Norepinefrin Norepinefrin 1mg/ml
Injeksi
adrenergik Dopamin Udopa
Dobutamin Dobutaamin,
50mg/1ml
Pethidin Pethidin
Analgesik Injeksi
naarkotika
Fentanyl Fentanyl 50mcg/ml
Buvipacain
Buvipacain HCl 0,5%
Regivell
Anastetika Propofol Injeksi Recofol, 10mg/ml
umum
Sevofluran Sevoflurane 250ml
Anti
Lidocain HCl Injeksi Lidocain 2%
aritmia
Relaksan Atracurium Atracurium
Injeksi 5 mg/5ml. 10mg/5ml
otot besylate besylate
Levemir 100 IU / ml
Human Insulin
Insulin Pen
Novorapid 100 IU / ml
Insulin Glargline Apidra 100 IU / ml
Insulin Aspart Novomix 100 IU / ml
19
Asam mefenamat Asam Tranexamat
Captropil 12,5 mg Captropil 25 mg
Cefixime 100 mg Cefixime 200 mg
Ceftriaxone Cefotaxime
Ciprofloxacin Levofloxacin
Dobutamin Dopamin
Ephedrine Ephinephrine
Glibelclamide Glimepiride
Lansoprazol Omeprazole
Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
Ondancentron 4 mg Ondancentron 8 mg
Pehacain Lidocain
Piroxicam 10 mg Piroxicam 20 mg
Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg
20
Lampiran (Stiker Obat High Alert dan LASA)
LASA
LASA
High Alert
Petugas :.................................
21
22