Anda di halaman 1dari 4

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM)

a. Penjelasan program

Bentuk penanggulangan penyakit tidak menular mencakup langkah pencegahan dan

pengendalian penyakit tidak menular termasuk faktor risikonya pada masyarakat

setempat.

b. Alasan diadakannya program

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang

Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun 2015-2019

Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan,

penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular

masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu

penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Perubahan pola penyakit

tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku

masyarakat, transisi demografis, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan

beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi

meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola

makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol. Adapun PTM

yang tinggi angka kejadiannya di wilayah kerja Puskesmas Kappasa yaitu:

 Hipertensi

 Diabetes mellitus

 Common cold

 Cephalgia

 Myalgia

 Gastritis
 Dyspepsia

 Bronchitis

 Faringitis

c. Tujuan (sasaran)

Setiap anggota masyarakat yang menyandang dan memiliki faktor risiko penyakit

tidak menular yang ada di lingkup Puskesmas Kappasa

d. Manfaat

 Mengatasi masalah kesehatan PTM yang dialami masyarakat

 Mencegah perburukan penyakit

 Penyakit degeneratif seperti DM dan hipertensi dapat terkontrol

e. Kegiatan dalam program dan pelaksanaan

 Pendataan penyakit yang banyak diderita pada periode tertentu

 Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait PTM. Biasanya penyuluhan

dilakukan di Posyandu, baik posyandu balita maupun posyandu balita. Ketika

petugas bertemu dengan masyarakat penyandang PTM, maka disitu dilakukan

penyuluhan.

 Pemberian pengobatan yang sesuai

f. Keberhasilan program

Program belum dapat dikatakan berhasil atau tidak, karena pada saat observasi

informasi yang diperoleh tidak sampai pada jumlah target yang diharapkan dan juga

berapa jumlah capaian yang telah diperoleh.

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM)

a. Penjelasan program

Bentuk penanggulangan penyakit menular mencakup langkah pencegahan dan

pengendalian penyakit menular termasuk faktor risikonya pada masyarakat setempat.


b. Alasan diadakannya program

Dalam Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

tahun 2015-2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Indonesia masih dihadapkan

pada berbagai pencegahan dan pengendalian penyakit menular, mencakup HIV/AIDS,

tuberculosis,pneumoni, hepatitis,malaria, demam berdarah, influenza, flu burung dan

penyakit neglected diseasesantara lain kusta,frambusia, filariasis, dan chsitosomiasis.

Penyakit menular yang tinggi kejadiannya di lingkup Puskesmas Kappasa yaitu

 Diare

Biasanya dipengaruhi oleh musim. Saat musim buah-buahan banyak anak-

anak yang mengalami diare

 HIV/AIDS

Terkait dengan wilayah kerja Puskesmas Kappasa yang meliputi wilayah

KIMA (kawasan industri Makassar), yang di dalamnya banyak pabrik-pabrik

dan disekitarnya banyak kost-kostan.

 TB

Jumlah penderita TB di puskesmas Kappasa masih cukup tinggi.

 Rabies

Terkait dengan wilayah kerja puskesmas yang penduduknya cukup bervariasi

dari bermacam suku, termasuk suku Toraja, dimana banyak diantara mereka

memelihara anjing.

c. Tujuan (sasaran)

Setiap anggota masyarakat yang menyandang dan memiliki faktor risiko penyakit

menular yang ada di lingkup Puskesmas Kappasa

d. Manfaat
 Mengendalikan penyakit yang telah diderita masyarakat

 Mencegah terjadinya infeksi yang baru

 Mencegah penularan penyakit pada individu sehat

 Mencapai kesembuhan

e. Kegiatan dalam program dan pelaksanaan

 Pengobatan

 Pemerikan imunisasi

 Vaksin rabies bagi pemilik binatang anjing

 Penanganan khusus bagi pasien TB dengan adanya poli batuk

 Pelayanan dan pendampingan khusus bagi penderita HIV/AIDS

 Penyuluhan kesehatan

f. Keberhasilan program

Program belum dapat dikatakan berhasil atau tidak, karena pada saat observasi

informasi yang diperoleh tidak sampai pada jumlah target yang diharapkan dan juga

berapa jumlah capaian yang telah diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai