Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Penyakit Akibat Gangguan Gizi: Overweight dan Obesitas

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Aulia Haikal (1806103010062)


2. Ghufron Ginting (1806103010059)
3. Intan syafira (1806103010095)
4. Vira Rahma Yunita (1806103010089)
5. Yuli Putri Alba (1806103010032)
6. Zahara Khairun Nisa (1806103010008)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH 2019


Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena kuasa dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Penyakit akibat gangguan gizi: Overweight dan
Obesitas.” Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan
sebagaimana yang kita rasakan.
Kami berharap dengan adanya makalah gizi ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak-
anak in dapat menjadi manfaat bagi para pembaca dalam hal menambah wawasan, pengetahuan
dan keilmuan yang lebih mendalam terkait materi pembelajaran gizi ibu hamil, ibu menyusui,
balita, dan anak-anak.
Makalah ini bukanlah uatu makalah yang sempurna karena masih banyak kekurangan
baik dalam segi isi ataupun hal lainnya, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, agar terciptanya makalah pembelajaran yang lebih sempurna.

Darussalam, 19 September 2019

Penulis
Kelompok 04

2
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 2


Daftar Isi ....................................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………….4

3. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB ll ........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
A. Obesitas ............................................................................................................................................. 5
B. Overweight ...................................................................................................................................... 10
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Overweight dan obesitas telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Kelebihan berat badan merupakan faktor utama terjadinya beberapa penyakit sehingga dapat
menimbulkan terjadinya penurunan kualitas hidup. Dengan kata lain overweight dan obesitas
akan memberikan dampak burukbagi kesehatan (WHO, 2012). Kejadian overweight dan obesitas
disebagian besar Negara di Asia juga mengalami peningkatan dalam beberapa decade terakhir.
Salah satu tantangan terbesar masarakat pada abad ke 21 adalah epidermi penyakit degenerative
yang berhubungan dramastis obesitas. Dimana perkembangan ini terjadi dinegara berkembang
karena modernisasi gaya hidup.
Obesitas adalah peningkatan sekaligus penumpukan lemak yang sangat banyak secara
berlebihan didalam tubuh. Dimana ketika penyakit dibiarkan dapat mempengaruhi kondisi para
penderitanya sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kematian setiap tahunnya dimana
penyakit ini sangat berpengaruh pada jantung serta organ lainnya sehingga organ organ lain
lambat laun akan berkurang kinerjanya obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terbesar di dunia bukan hanya di Indonesia saja
Di Indonesia kelebihan berat badan bahkan juga mulai terjadi pada masyarakat pedesaan
dan masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Pengelompokkan status berat badan
menggunakan BMI (Body Mass Index) lebih dianjurkan dan lebih sering digunakan karena
metode yang lebih mudah. Jika selama ini kelebihan berat badan dipercaya terjadi akibat dari
asupan energi (konsumsi makanan an minuman) yang lebih besar dari pada pengeluaran energi
(melalui metabolism tubuh dan aktivitas fisik).

2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian penyakit overweight dan obesitas?
2. Apa saja gejala dari penyakit overweight dan obesitas?
3. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit overweight dan obesitas?
4. Apa saja factor-faktor risiko yang timbul akibat penyakit overweight dan obesitas?
5. Apa saja resiko penyakit degeneratif pada overweight dan obesitas?
6. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit overweight dan obesitas?

3. Tujuan
1. Dapat membedakan secara jelas antara overweight dan obesitas
2. Supaya lebih mengetahui diagnose overweight dan obesitas
3. Mengetahui resiko yang ditimbulkan akibat overweight dan obesitas
4. Mengetahui cara mencegah penyakit overweight dan obesitas

4
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Obesitas

1. Pengertian obesitas
Obesitas atau kegemukan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya
penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normal. Penumpukan lemak tubuh yang
berlebihan itu sering dapat dilihat dengan mudah. Tingkat obesitas ditentukan oleh jumlah
kelebihan lemak dalam tubuh. Obesitas juga merupakan akibat ketidakseimbangan antara asupan
energi dengan energi yang digunakan. Ketidakseimbangan ini dapat dipengaruhi oleh pola
konsumsi, aktivitas fisik, konsumsi alcohol, jenis pekerjaan, umur, lingkungan, budaya serta
factor genetik. Obesitas memiliki resiko terjadinya beberapa penyakit kronis seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes, dan kanker.

2. Gelaja – Gejala Obesitas


 Indeks massa tubuh (BMI) adalah hal yang menentukan apakah seseorang termasuk
dalam kategori kelebihan berat badan atau obesitas. BMI menghitung lemak tubuh
dalam rasio dengan tinggi dan berat badan seseorang. Jika BMI seseorang sekitar 25 -
30 maka dia termasuk kelebihan berat badan. Namun jika BMI-nya melebihi 30,
maka dia termasuk obesitas.
 Terdapat beberapa penelitian yang mengamati obesitas pada anak-anak. Meski belum
mencapai kesimpulan yang pasti, namun keadaan sosial ekonomi disebut sebagai
penyebab seorang anak mengalami obesitas. Sementara itu anak yang mengalami
obesitas diketahui lebih berisiko tumbuh menjadi orang dewasa yang obesitas juga.
 Dalam sepuluh tahun belakangan ini terdapat peningkatkan jumlah pasien obesitas
baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Ada banyak hal yang dicurigai sebagai
penyebabnya, salah satunya adalah aktivitas fisik yang kurang. Pola hidup yang
terlalu pasif juga menjadi penyebab terbesar seseorang mengalami obesitas.

 Obesitas tak hanya meningkatkan risiko penyakit lain seperti penyakit jantung dan
diabetes tipe-2, namun juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Obesitas
meningkatkan masalah pernapasan, tekanan darah, dan masalah ginjal, serta
menghalangi pergerakan seseorang sehari-hari. Obesitas juga menyebabkan efek
psikologis seperti depresi, kecemasan, dan menurunkan kepercayaan diri. Tak hanya
itu, obesitas juga diperkirakan mempengaruhi kesuburan pria dan wanita.
 Orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki masalah dengan fisik dan
psikologis. Untuk itu, perawatan obesitas juga harus berlapis, untuk fisik dan
psikologi seseorang. Mengatasi obesitas bukan hanya masalah menurunkan berat
badan, namun juga keseluruhan gaya hidup. Meski obesitas tak dikategorikan sebagai

5
penyakit, namun obesitas bisa memicu berbagai macam penyakit jika tak segera
diatasi. Segera konsultasikan diri ke dokter jika Anda memiliki kecenderungan
kelebihan berat badan atau obesitas.

3. Diagnosa penyakit obesitas


Sebanarnya tidak ada tanda gejala pasti dari obesitas. Memang orang yang obesitas
cenderung terlihat lebih gemuk dan besar. Namun perlu dipahami bahwa orang yang gemuk
belum tentu mengalami obesitas, sementara mereka yang obesitas sudah pasti gemuk.
Untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam obesitas atau tidak, terdapat beberapa cara
menentukannya yakni dengan mengukur:
 Body Mass Index (BMI)
 Lingkar pinggang
 Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
 Tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold
 Kadar lemak tubuh menggunakan sebuah alat bioelectrical impedance analysis (BIA)
Dari berbagai cara tersebut, mengukur BMI adalah cara yang paling sering digunakan
karena cukup mudah untuk dilakukan. Perhitungan BMI ini menggunakan berat badan dan tinggi
badan. Rumus dari perhitungan BMI adalah:

BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))

Orang-orang dengan BMI lebih besar dari 25 dapat dikategorikan sebagai overweight,
pada 30 atau lebih termasuk ke dalam obesitas, dan pada 40 ke atas merupakan tingkat obesitas
yang serius. Kini Anda tak perlu pusing-pusing menghitung BMI dengan metode manual. Bagi
kebanyakan orang, BMI dapat dimanfaatkan untuk mengukur kandungan lemak dalam tubuh.
Akan tetapi, BMI tidak secara langsung mengukur lemak tubuh.Sebagai contoh, untuk beberapa
orang, BMI dari para atlet yang melakukan body building (menambah massa otot) tertentu dapat
dikategorikan sebagai obesitas karena otot-otot mereka berkembang secara berlebihan untuk
terlihat besar dan kuat, walaupun mereka tidak memiliki lemak berlebih.
Jika kita hanya mengandalkan BMI, kita tidak akan mendapatkan ukuran obesitas yang
akurat. Jadi, berkonsultasilah pada dokter untuk mengetahui detail tentang tingkat obesitas Anda.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit berbahaya, seperti hipertensi, diabetes,
dan jantung koroner. Situasi ini juga meningkatkan arthritis yang menyebabkan sesak nafas,
sleep apnea, dan cepat lelah. Dari penjelasan di atas, mungkin terdapat gejala-gejala obesitas
yang tidak disebutkan.

4. Faktor Penyebab
Obesitas disebabkan oleh kadar kalori yang berlebihan dalam tubuh. Penumpukkan kadar
kalori yang berlebih ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor (multifaktorial). Interaksi
antara berbagai macam faktor inilah yang menyebabkan seseorang dapat mengalami obesitas.

6
Faktor-faktor risiko

Berikut beberapa faktor yang bisa jadi penyebab kenaikan berat badan dan obesitas:
 Genetik
Genetik alias keturunan adalah salah satu komponen terbesar yang bisa memicu obesitas.
Anak dari orangtua yang obesitas jauh lebih berisiko mengalami obesitas dibanding anak yang
orangtuanya memiliki berat badan ideal. Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of
Clinical Investigastion diketahui bahwa orang yang membawa gen FTO biasanya cenderung
banyak makan makanan berlemak dan tinggi gula. Selain itu orang dengan gen tersebut juga
biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa kenyang. Hal tersebutlah yang
menyebabkan orang dengan gen FTO lebih mungkin untuk mengalami obesitas. Meski begitu
bukan berarti obesitas sepenuhnya ditentukan oleh genentik. Pasalnya, apa yang Anda konsumsi
juga memiliki efek besar pada gen yang dapat memicu obesitas. Jika Anda memiliki gen obesitas
dan Anda memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat, maka hal tersebut justru akan
meningkatkan risiko Anda berkali-kali lipat untuk mengalami obesitas. Sebaliknya, jika Anda
memiliki gen obesitas, tapi Anda secara teratur menerapkan pola hidup sehat dengan
memerhatikan asupan makanan serta rajin olahraga, maka risiko Anda terkena obesitas pun akan
menurun.

 Junk food
Junk food adalah jenis makanan yang tinggi kandungan gula, lemak, garam, dan minyak.
Kombinasi inilah, ditambah dengan wangi makanan dan berbagai paduan rasa lainnya, yang
membuat makanan junk food terasa nikmat sehingga bikin ketagihan. Tanpa sadar, orang yang
sering makan junk food menumpuk banyak kalori dan lemak di tubuhnya. Hal inilah yang
menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan yang pada akhirnya memicu obesitas. Jika
sudah obesitas, maka Anda berisiko terkena penyakit kronis lainnya.

 Obat-obatan tertentu
Banyak obat-obatan dengan/tanpa resep dokter dapat menyebabkan penambahan berat
badan sebagai efek samping. Misalnya antidepresan yang sudah lama dikaitkan dengan kenaikan
berat badan secara perlahan-lahan. Beberapa obat-obatan lain yang bisa memicu kenaikan berat
badan adalah obat diabetes dan antipsikotik yang sering digunakan untuk meredakan masalah
mental. Obat-obatan ini mengubah fungsi tubuh dan otak Anda, menyebabkan meningkatkan
nafsu makan dan berkurangnya tingkat metabolisme Anda. Hal tersebutlah yang memicu
kenaikan berat badan.

 Stres
Stres ternyata juga bisa jadi penyebab obesitas. Stres sangat mungkin menyebabkan
obesitas. Pasalnya pada saat mengalami stres, Anda akan lebih mudah untuk lebih banyak
makan, terutama makanan manis, guna sekadar meredakan stres dan memperbaiki suasana
hati.Padahal tanpa disadari, konsumsi makanan di saat-saat seperti itu justru akan membuat Anda

7
mengonsumsi makanan ebih banyak, yang pada akhirnya akan menumpuk kalori, gula, serta
lemak di dalam tubuh. Hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.

 Malas gerak
Dengan adanya televisi, komputer, video game, mesin cuci, ponsel pintar, dan perangkat
kenyamanan modern lainnya, hidup kebanyakan orang memang jadi lebih santai. Sayangnya, hal
tersebut justru membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik. Padahal kurangnya
aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan metabolisme dalam tubuh. Semakin sedikit Anda
bergerak, maka semakin pula kalori yang Anda bakar. Akibatnya, kalori akan lebih banyak
menumpuk di dalam tubuh. Bahkan tak hanya soal kalori saja. Aktivitas fisik yang minum juga
memengaruhi kinerja hormon insulin dalam tubuh. Jika kadar insulin dalam tubuh tidak stabil,
maka erat kaitannya dengan penambahan berat badan.

 Tidak cukup tidur


Penelitian telah menemukan bahwa jika Anda tidak cukup tidur, Anda berisiko dua kali
lipat untuk mengalami obesitas. Risiko ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Hal ini
berdasarkan penelitian dilakukan di Warwick Medical School di University of Warwick. Para
ahli dalam penelitian tersebut meninjau bukti di lebih dari 28.000 anak dan 15.000 orang dewasa.
Hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa kurang tidur secara signifikan meningkatkan risiko
obesitas pada kedua kelompok. Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas melalui peningkatan
nafsu makan akibat dari perubahan hormonal. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda menghasilkan
Ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan. Kurang tidur juga mengakibatkan tubuh Anda
memproduksi lebih sedikit Leptin, hormon yang menekan nafsu makan. Jika tidak mengidap
faktor-faktor risiko tersebut bukan berarti Anda tidak dapat terjangkit obesitas. Tanda-tanda
tersebut hanya referensi saja.

5. Cara untuk mencegah


Informasi yang tersedia tidak dapat menggantikan saran medis. Selalu berkonsultasilah
dengan dokter. Menjaga pola makan yang seimbang, olah raga, dan melakukan operasi dapat
dilakukan untuk mengurangi berat badan hanya hidup aktif, olah raga, dan pola makan sehat
seimbang adalah jalan terbaik untuk mengurangi berat badan dan menjaga kesehatan.
Anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi untuk mengukur kadar kalori yang bisa Anda
konsumsi setiap hari. Dalam sesi konsultasi, biasanya dokter atau ahli gizi kesehatan dapat
memberitahu informasi tentang:
 Bagaimana memilih makanan sehat
 Memilih kudapan yang sehat
 Cara membaca kandungan nutrisi sebelum mengonsumsinya
 Cara sehat memproses makanan
 Mengatur pola makan

8
Mengurangi berat badan secara teratur dapat membantu Anda mendapatkan berat badan
ideal. Imbangi juga dengan olahraga teratur setidaknya 30 menit setiap hari. Anda juga harus
tahu tentang pembatasan memakan junk food saat stress melalui beberapa teknik untuk
mengurangi stress, seperti yoga, olahraga, atau pengobatan. Hubungi dokter jika Anda
mengalami stress yang berlebih. Beberapa cara pengobatan dapat mengurangi berat badan namun
juga memiliki efek samping. Gunakan cara tersebut jika cara-cara sebelumnya tidak efektif, dan
lakukan pengobatan di bawah pengawasan dokter dan ahli kesehatan. Hal ini bertujuan agar
upaya mencapai berat badan ideal akan berjalan lebih optimal dan tidak mengganggu kesehatan
Anda secara keseluruhan.
Jika Anda mengalami obesitas (berat badan 100 persen di atas berat badan ideal atau BMI
di atas 40) dan gagal setelah melakukan beberapa metode mengurangi lemak, mungkin Anda
dapat mempertimbangkan untuk melakukan operasi, seperti operasi kecil pada wilayah perut dan
lambung. Sebaiknya konsultasi ke dokter. Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendeteksi
obesitas untuk mendiagnosis obesitas, dokter akan memeriksa kondisi fisik Anda dengan
bertanya tentang riwayat penyakit, pola makan, dan kebiasaan berolahraga.
Lalu, dokter akan menyarankan dua metode untuk mengukur tingkat risiko kesehatan yang
berkaitan dengan berat badan Anda:
 Indeks berat badan/Body Mass Index (BMI)
 Mengukur lingkar pinggang
 Lingkar pinggang
 Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
 Tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold
 Kadar lemak tubuh menggunakan sebuah alat bioelectrical impedance analysis (BIA)

Pengobatan di rumah
Bagaimana perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat membantu
mengatur tingkat obesitas. Kegiatan dan pengobatan rumah berikut ini dapat menolong Anda
menanggulangi obesitas:
 Beri tahu dokter tentang kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
 Beri tahu dokter obat-obatan apa saja yang Anda gunakan, termasuk vitamin, herbal,
dan suplemen. Hubungi dokter jika mengalami efek samping dari obat-obatan
tersebut.
 Bergabung dengan komunitas yang berhubungan dengan upaya menurunkan berat
badan.
 Sempatkan untuk melakukan aktivitas fisik, termasuk olahraga setiap hari.
Memahami kondisi terkini dari berat badan, indeks berat badan, dan lemak pada tubuh
Anda
 Hubungi dokter jika mengalami diare atau gula darah rendah setelah operasi.
 Pahami kondisi badan Anda agar dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan
kondisi tubuh Anda.

9
 Buatlah target yang realistis, jangan mengurangi berat badan secara drastis dalam
waktu singkat karena akan mudah kembali lagi.
 Catat aktivitas yang dilakukan dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Dengan
begitu Anda tahu kebiasaan Anda sehari-hari.

B. Overweight

1. Pengertian
Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal yang
dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak. Kelebihan lemak tubuh disebabkan oleh
tidak adanya keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan.

2. Gejala – Gejala Overweight


1) Genetika
Gen yang dibawa oleh orangtua berperan salah satunya sebagai penentu bentuk
tubuh, serta proses penyimpanan dan pembakaran lemak. Lebih dari itu, faktor kebiasaan
yang turun-temurun dari keluarga bisa jadi pemicu anak mengalami overweight. Dalam
banyak kasus, tidak jarang anak yang overweight memiliki orangtua yang juga
mengalami kelebihan berat badan. Di berbagai penelitian, disebutkan bahwa pola makan
orangtua yang buruk hingga kebiasaan aktivitas fisik yang minim, nyatanya bisa
‘diturunkan’ ke anak.
2) Pola makan
Kebanyakan anak-anak umumnya menggemari makanan manis, berlemak, cepat
saji, hingga kemasan. Saking enaknya, tidak sedikit yang bisa menyantapnya dalam porsi
banyak atau bahkan berlebih. Padatnya jadwal sekolah, ekskul, atau les tambahan, kadang
menjadi faktor lain yang membuat anak cenderung makan apa pun tanpa berpikir sehat
atau tidaknya. Ditambah lagi, beberapa anak-anak ada yang lebih senang menghabiskan
waktu di rumah dengan bermain gadget. Alhasil, tubuhnya tidak aktif melakukan
beragam kegiatan.
3) Aktivitas fisik
Setidaknya beberapa jam dalam sehari, setiap anak harus aktif beraktivitas secara
fisik, dan menghindari terlalu banyak berdiam diri. Pasalnya, terus-terusan asyik
bersantai malah akan membuat energi dari makanan mengendap di dalam tubuh.
Minimnya aktivitas fisik inilah yang menyulitkan proses pembakaran energi yang
berlebih pada tubuh anak. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan penumpukan lemak
pada tubuh, hingga membuat anak kelebihan berat badan.

3. Diagnosa penyakit overweight


Menurut Supariasa (2001), untuk menentukan apakah seorang menderita kelebihan
berat badan atau kegemukan, tidak hanya dilihat dari berat badan. Laporan FAO/WHO/UNU

10
tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan
nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi
Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhanan untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Seseorang
dikatakan kelebihan berat badan (overweight) jika mempunyai berat badan diatas berat badan
ideal, sedangkan overweight jika terjadi kelebihan berat badan 20 % dari berat badan ideal.
Overweight digolongkan dalam 3 kelompok :
1. Overweight ringan : kelebihan berat badan 20-40 %
2. Overweight sedang : kelebihan berat badan 41-100 %
3. Overweight berat : kelebihan berat badan >100 %
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak
bias diterapkan pada keadaa khusus (penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites dan
hepatomegali. Overweight pada balita merupakan keadaan status gizi lebih. Dengan demikian
untuk mengetahui balita menderita kelebihan berat badan atau kegemukan dapat dilakukan
penilaian status gizi balita menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS digunakan untuk
memantau keadaan kesehatan dan gizi melalui pertumbuhan atas dasar kenaikan berat badan.
KMS adalah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah
dilakukan oleh para ibu. Dengan membaca garis perkembangan berat badan anak dari bulan ke
bulan pada KMS, seorang ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki
dan meningkatkan perkembangan kesehatan anaknya. Semua yang berhubungan dengan
kesehatan anak dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun perlu dicatat dalam KMS. Selain itu KMS
berisi pesan-pesan penyuluhan tentang penanggulangan diare, makan anak, pemberian kapsul
vitamin A dan imunisasi. Semua ibu perlu memiliki KMS anaknya dan selalu membawa KMS
tersebut dalam setiap kegiatan gizi di posyandu. KMS memiliki grafik pertumbuhan dengan tiga
pita warnaberbeda, yaitu hijau, kuning dan merah. Dimana warna hijau diantara pita kuning dan
warna merah berada paling bawah. Pita hijau mengindikasikan pertumbuhan normal yang
diharapkan, pita kuning diatas pita hijau merupakan keadaan melebihi normal sedangkan pita
kuning dibawah pita hijau artinya kurang, dan jika pertumbuhan berada pada garis merah atau
dibawah garis merah maka mengindikasikan status gizi buruk. Dengan demikian, overweight
yang merupakan keadaan status gizi lebih dapat dimasukkan dalam indikator KMS.

4. Cara pencegahan
 Pengaturan nutrisi dan pola makan
Tujuan utama pengaturan nutrisi pada individu dengan overweight dan obesitas tidak
hanya sekedar menurunkan berat badan, namun juga mempertahakan berat badan agar
tetap stabil dan mencegah peningkatan kembali yang telah didapat.
Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi).
Kurangi konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak, perbanyak konsumsi serat.

11
Upayaakan tetap memilih makanan dan minuman secara berhati-hati agar tetap dapat
mengontrol kalori, lemak, gula dan garam yang di konsumsi.
 Perbanyak aktivitas fisik
Olahraga dan aktivitas fisik memberi manfaat yang sangat besar dalam
penatalaksanaan overweight. Olahraga akan memberikan serangkaian perubahan baik
fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat dalam mengendalikan berat badan.
Olahraga yang dilakukan secara konsisten dan teratur tidak hanya dapat membakar
kalori, namun juga mengurangi lemak, meningkatkan massa otot tubuh, dan
memberikan manfaat yang cukup baik secara psikologis.
 Modifikasi pola hidup dan prilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur dan memodifikasi pola
makan dan aktivitas fisik dengan overweight. Strategi yang dapat dilakukan adalah
pengawasan sendiri terhadap berat badan, asupan makanan dan aktivitas fisik,
mengontrol keinginan untuk makan, mengubah prilaku makan dengan mengontrol
porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi, dan dukungan social dari keluarga dan
lingkungan.

12
BAB III
KESIMPULAN
Simpulan
Obesitas adalah peningkatan sekaligus penumpukan lemak yang sangat banyak secara
berlebihan didalam tubuh. Dimana ketika penyakit dibiarkan dapat mempengaruhi kondisi para
penderitanya sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kematian setiap tahunnya dimana
penyakit ini sangat berpengaruh pada jantung serta organ lainnya sehingga organ organ lain
lambat laun akan berkurang kinerjanya obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terbesar di dunia bukan hanya di Indonesia saja. Overweight adalah kelebihan berat badan
dibandingkan dengan berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak.
Kelebihan lemak tubuh disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara kalori yang
dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan. Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko penyakit
tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi
dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih
separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat dari penyakit tidak menular yang
sebagian besar berhubungan dengan kelebihan berat badan dan kegemukan yang disebabkan oleh
kelebihan gizi.

Saran
Bagi penderita obesitas dan overweight disarankan untuk bisa memilih makanan yang
baik dan sehat sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Perhatikanlah makanan yang dikonsumsi
janganlah makan makanan yang terlalu banyak mengandung lemak, dan perbanyaklah untuk
mengonsumsi serat. Pengurangan kalori dan meningkatkan olahraga merupakan cara alami yang
murah serta untuk mengurangi penyakit obesitas dan overweight ini.

13
Daftar Pustaka
Purnamasari. dkk. (2010). Overweight sebagai faktor resiko low back pain pada pasien Poli Saraf
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health. Vol 4(1): 26-32.
Enestasia dan Hendrati. (2014). Hubungan Obesitas dan Faktor-Faktor Pada Individu dengan
Kejadian Osteoarthritis Genu. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol 2(1):93-104.
Roeslinda dan Suhardi.(2016). Hubungan Diabetes Melitus dengan Obesitas Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang Data Riskesdas 2007. Buletin penelitian
kesehatan Vol 38(1): 36-42.
Susantiningsih dan Tiwuk. (2015). Obesitas dan stres oksidatif. JuKe Unila Vol 5(9): 89-93.

14

Anda mungkin juga menyukai