Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengkajian Medikal Bedah
pada Sistem Cardiovaskuler berupa Case Study
PRODI S2 KEPERAWATAN
PROGRAM MAGISTER TERAPAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019/2020
1. Case Study/ contoh kasus :
Seorang pasien pria berusia 105 tahun, yang memiliki penyakit jantung yang diketahui selama
hampir 5 tahun, dirawat di klinik kardiologi keluhannya memburuk pada minggu lalu.
95% stenosis di ostial descenden anterior kiri (LAD), sirkumfleksa (Cx) terdifusi pada area
tengah dengan plak dan lesi sebesar 80%, dan 70% -80% stenosis pada arteri koroner kanan
(RCA).
Dalam pemeriksaan fisik, tekanan darah arteri ditemukan 100/60 mmHg, dan krepitasi juga
terdeteksi di segmen basal paru-paru setelah mendengarkan dada.
Analisis darah adalah sebagai berikut: urea 87 mg / dL, kreatinin 1,7 mg / dL.
Pasien mengalami nyeri saat istirahat dan ketinggian 2-3 mm terlihat pada derivasi anterior, yang
terlihat pada EKG.
Pertanyaan:
3. Jelaskan berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya tentang tindakan yang harus
dilakukan pada kasus di atas.
Jawaban :
PCI (Percutaneuse Coronary Intervention) adalah prosedur intervensi non bedah
dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner
yang menyempit dengan balon atau stent. Proses penyempitan pembuluh darah koroner
ini dapat disebabkan oleh proses aterosklerosis atau trombosis.
Risiko minor seperti memar pada pergelangan tangan atau pangkal paha akibat
penusukan, reaksi alergi terhadap kontras, dan gangguan fungsi ginjal akibat zat kontras
yang berlebihan. Komplikasi yang lebih serius seperti stroke, gangguan irama yang fatal
seperti VT/VF, Infrak Miokard, Diseksi Aorta, dan kematian pada tindakan PCI atau
PTCA biasanya kecil (< 1%). Biasanya komplikasi lebih sering terjadi pada pasien
dengan kondisi penyakit yang berat, usia tua > 75 tahun, adanya penyakit penyerta seperti
ginjal dan kencing manis, penderita wanita, pompa jantung yang menurun, serta
penyempitan yang banyak dan berat.