Anda di halaman 1dari 13

SULTAN PARIPURNA & PARTNERS

LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT


SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

JAWABAN TERGUGAT II INTERVENSI


DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR:
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANJARMASIN

ANTARA
DAMIANUS dkk
(SELAKU PARA PENGGUGAT)

MELAWAN
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI, Selaku Tergugat I
KEPALA KANTOR PERTANAHAN HULU SUNGAI TENGAH selaku
Tergugat II

Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Pemeriksa Perkara Nomor
Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin
di tempat

Dengan Hormat,

Untuk dan atas nama Tergugat II Intervensi dengan ini menyampaikan


jawaban sebagai berikut :
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

I. DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat II
Intervensi telah mengajukan Jawabannya tertanggal 2019 yang
pada pokoknya berbunyi sebagai berikut ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
---------------------------
A. Diskualifikator
1. Bahwa para penggugat termasuk Abdul Latief (penggugat 21)
mendalilkan tidak diikutsertakannya masyarakat Desa Anaw
dalam proses penerbitan HGU dan pengumuman HGU,
sehingga penggugat merasa telah dirugikan. Namun
nyatanya Abdul Latief (penggugat 21) yang merupakan
Kepala Desa Anaw tahun 2011/2017 telah menerima
undangan melalui surat undangan Nomor. 010/I/ANAW/2014
untuk hadir dalam sosialisasi rencana penerbitan HGU dan
Abdul Latief (penggugat 21) memenuhi undangan tersebut.
Sehingga pada kenyataannya Abdul Latief (Penggugat 21)
yang mewakili masyarakat Desa Anaw tidak memiliki hak
untuk menggugat dengan mengatakan tidak adanya
masyarakat Desa Anaw yang diikutsertakan dalam
penerbitan HGU;

B. Lewat Waktu
1. Bahwa menurut Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu
sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara.”;
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

2. Bahwa Surat Keputusan Hak Guna Usaha Nomor :


19/HGU/BPN-2014 yang diterbitkan tanggal 25 Agustus 2014
oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 8/Desa Anaw seluas
14.730 Ha yang diterbitkan pada tanggal 24 September 2014
oleh Kepala Kantor Pertanahan Hulu Sungai Tengah.
Kemudian apabila melihat gugatan yang baru diajukan oleh
Para Penggugat pada tanggal 28 Agustus 2019, yang mana
terhitung lebih kurang 5 tahun dari keluarnya KTUN, sehingga
hal ini telah bertentangan dengan isi Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara;
3. Bahwa dengan demikian Gugatan para Penggugat apabila
dipandang dari sudut Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka
gugatan para Penggugat sudah lewat waktu (daluarsa);
4. Bahwa sebelumnya PT. Padang Sawit Kalimantan telah
bersurat kepada ketujuh Kepala Desa termasuk Kepala Desa
Anaw yang hadir dalam sosialisasi dengan No.
058/KLGL/E/P/PSK/XII/14 tertanggal 26 (HGU) No : 8/Desa
Anaw tanggal 24 September 2014 atas nama PT. Padang
Sawit Kalimantan, sebagai tindak lanjut dari sosialisasi yang
telah diadakan pada tanggal 11 Januari 2014 oleh Tergugat
II dan PT. Padang Sawit Kalimantan yang mengundang tujuh
kepala desa melalui surat nomor 010/I/ANAW/2014 yang
dikeluarkan pada tanggal 5 Januari 2014 yang mana dihadiri
oleh Tergugat II, Jimmy sebagai perwakilan PT. Padang
Sawit Kalimantan dan tujuh Kepala Desa terkait akan
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

dikeluarkannya Sertipikat Hak Guna Usaha atas nama PT.


Padang Sawit Kalimantan.

C. Obyek Gugatan para Penggugat Kabur (Obscur Libel)


1. Bahwa mencermati dalil-dalil Gugatan Penggugat yang
terurai dalam posita tidak menjelaskan letak, batas-batas
tanah serta ukuran tanah masing-masing Para Penggugat
yang berjumlah 62 kepala keluarga tersebut padahal untuk
lengkapnya dalam suatu gugatan seharusnya memuat
dengan jelas letak, ukuran dan batas-batasnya, sedangkan di
dalam gugatan Penggugat tanggal 28 Agustus 2019 Para
Penggugat tidak memuat atau menyebutkan atau
menguraikan dengan jelas letak, batas-batas, Luas objek
gugatan yang diakui masing-masing Penggugat tersebut,
padahal dengan tidak memuat letak, batas-batas dan luas
objek gugatan yang jelas dan juga tidak menyebutkan nomor
segel adat yang disebutkan sebagai alas hak mengajukan
gugatan, dengan demikian berarti surat gugatan tersebut
tidak sempurna / kabur (Obscuur Libel) hal ini bersesuaian
dengan Putusan MA No. 1559 K / Pdt / 1983 tanggal 23
Oktober 1984 jo Putusan Ma No. 1149 K / Sip / 1975 tanggal
17 April 1979 yang menyatakan “surat gugatan yang tidak
menyebutkan dengan jelas letak dan batas-batas tanah
sengketa berakibat gugatan tidak dapat diterima”;
2. Bahwa pengakuan kepemilikan lahan yang diakui oleh para
Penggugat pada awalnya berdasarkan kepada wilayah desa,
padahal wilayah desa tidak serta-merta menunjukkan
kepemilikan. Hal tersebut terlihat dari klaim-klaim
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

sebelumnya yang menunjukkan batas wilayah. Untuk


diketahui bahwa hingga saat ini belum ada SK Bupati yang
menunjukan tentang batas wilayah Desa secara definitif di
Desa Anaw. Dengan demikian gugatan Para Penggugat tidak
jelas/ kabur;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Angka 20 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Sertipikat
adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud Pasal
19 ayat (2) huruf c Undang - Undang Pokok Agraria untuk hak
atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas
satuan rumah susun dalam hak tanggungan yang masing -
masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang
bersangkutan, maka dengan demikian "segel adat" bukanlah
bukti hak atas bidang tanah apalagi apabila Para Penggugat
tidak menguasai tanahnya oleh karena didalam hukum adat
hubungan hukum antara subyek dengan tanah menjadi
lemah apabila yang bersangkutan tidak menguasai dan
memanfaatkan sendiri tanahnya (sifat hukum mengikat). Oleh
sebab itu, batas, jarak dan luas yang didalilkan oleh Para
Penggugat merupakan sebuah kebohongan belaka;
4. Bahwa Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi :
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan
tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
bermidasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final,
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan


hukum perdata”;
5. Berdasarkan poin di atas, apabila melihat pengertian “bersifat
final” pada Penjelasan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang
Peradilan Tata Usaha Negara adalah “Bersifat final artinya
sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat
hukum. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan
instansi atasan atau instansi lain belum bersifat final
karenanya belum dapat menimbulkan suatu hatetapk atau
kewajiban pada pihak yang bersangkutan.” sehingga apabila
melihat pengertian ini Surat Keputusan Hak Guna Usaha
Nomor : 19/HGU/BPN-2014 yang diterbitkan tanggal 25
Agustus 2014 oleh Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia belum bersifat final, dikarenakan surat keputusan a
quo sejatinya masih memerlukan persetujuan Kantor
Pertanahan Kabupaten dalam penerbitan Sertipikat Hak
Guna Usaha, maka Surat Keputusan Hak Guna Usaha
Nomor : 19/HGU/BPN-2014 tidaklah bersifat Final.
D. Gugatan Prematur
1. Bahwa dalam posita gugatan Para Penggugat pada bagian
Hubungan Hukum Penggugat dengan Objek Sengketa pada
dalil angka ke-24 dan seterusnya pada halaman .. gugatan
menyatakan bahwa kerugian yang dialami penggugat berupa
kerugian ekonomi, sosial dan budaya serta mempengaruhi
keberlangsungan hidup masyarakat, hal tersebut didapat
setelah diadakannya rapat koordinasi dengan UNESCO
untuk melakukan kerja sama pengembangan, perlindungan
dan promosi kebudayaan yang akhirnya didapati konsesi
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

YANG DIDUGA MEMILIKI POTENSI memberikan dampak


negatif bagi Para Penggugat yang mengaku sebagai
masyarakat hukum adat. Bahwa hal tersebut tidaklah benar,
karena pada dasarnya PT. Padang Sawit Kalimantan sampai
saat ini belum melakukan aktivitas pada objek sengketa.
Berdasarkan alasan tersebut maka dengan demikian
kerugian Penggugat belumlah terjadi karena masih berupa
asumsi “DIDUGA MEMILIKI POTENSI” oleh karena kerugian
Penggugat belum terjadi maka sepantasnya bila gugatan
Penggugat dinyatakan Prematur;

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa Tergugat II Intervensi mohon dalil-dalil yang telah
disampaikan di dalam Eksepsi sebagaimana yang telah
dikemukakan diatas, dianggap termasuk di bagian dalam pokok
perkara ini;
2. Bahwa Tergugat II Intervensi pada prinsipnya dengan tegas
menolak semua dalil-dalil yang diajukan di dalam gugatannya,
kecuali secara tegas diakui oleh Tergugat Intervensi;
3. Bahwa para Penggugat mendalilkan memiliki tanah seluas
kurang lebih 160 Ha berdasarkan segel adat yang ada sejak
tahun 1885 s/d sekarang. Bahwa status tanah yang merupakan
objek sengketa adalah merupakan tanah Negara yang tidak
dikuasai oleh pihak manapun yang didasarkan dengan tidak
adanya bukti kepemilikan hak atas tanah pada objek sengketa;
4. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Sertipikat adalah surat
tanda bukti hak sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat (2) huruf
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

c Undang - Undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak


pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun
dalam hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan
dalam buku tanah yang bersangkutan, maka dengan demikian
"segel adat" bukanlah bukti hak atas bidang tanah apalagi
apabila Para Penggugat tidak menguasai tanahnya oleh karena
didalam hukum adat hubungan hukum antara subjek dengan
tanah menjadi lemah apabila yang bersangkutan tidak
menguasai dan memanfaatkan sendiri tanahnya (sifat hukum
mengikat).Oleh sebab itu, batas, jarak dan luas yang didalilkan
oleh Para Penggugat merupakan sebuah kebohongan belaka
Para penggugat mendalilkan sebagai masyarakat hukum adat
atas kepemilikan tanah a quo berdasarkan:

a. Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi Negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisonalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Undang-undang;
b. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria mengenai hak
ulayat yang menjadi dasar pengakuan eksistensi
keberadaan masyarakat hukum adat tersebut;
c. Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan nasional nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Pedoman Penyelesaian Masalah hak Ulayat Masyarakat
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

Hukum Adat yang menurut para penggugat mampu


memperjelas masyarakat adat dayak meratus;
d. Penjelasan Pasal 67 Ayat (1) dan Undang-Undang
Nomor 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan yang
menyatakan bahwa masyarakat hukum adat diakui
keberadaannya menurut kenyataan dipenuhinya unsur-
unsur sebagaimana yang disebutkan dalam undang-
undang ini.
5. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak dalil para penggugat
yang menyatakan bahwa mereka sebagai pemilik tanah a quo,
karena tidak adanya peraturan daerah yang mengakui
keberadaan para penggugat sebagai pemilik tanah a quo
berdasarkan Pasal 67 ayat (2) yang menyatakan bahwa
Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
6. Bahwa dalam membuktikan eksistensinya sebagai masyarakat
adat, Para Penggugat juga tidak memperhatikan keseluruhan isi
pasal 67 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan dimana dalam ayat (2) menjelaskan seharusnya
untuk membuktikan eksistensi sebagai masyarakat hukum adat
harus dibuktikan dengan adanya pengakuan dari pemerintah
daerah. Dan Para Penggugat menjadikan penjelasan sebagai
dasar hukum untuk menguatkan eksistensinya yang pada
dasarnya `penjelasan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum
yang kuat dibandingkan dengan isi pasal itu sendiri;
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

7. Dengan demikian berdasarkan poin di atas maka Para


Penggugat tidak memenuhi unsur untuk diakui sebagai
masyarakat hukum adat;
8. Bahwa pada saat dilakukannya rapat koordinasi tersebut di atas
Para Penggugat merasa terkejut dan keberatan atas konsesi
perkebunan PT. Padang Sawit Kalimantan di wilayahnya karena
selama ini Para Penggugat tidak pernah mengalihkan lahan
ataupun bekerja sama dengan perusahaan perkebunan tersebut.
Secara fisik lahan tersebut dalam penguasaan Masyarakat Adat
Dayak Meratus dan tidak terdapat tanaman sawit PT. Padang
Sawit Kalimantan;
9. Bahwa dalil Para Penggugat di atas tidaklah tepat karena Para
penggugat seharusnya tidak berhak merasa terkejut apalagi
keberatan atas konsesi perkebunan PT. Padang Sawit
Kalimantan karena para penggugat tidak mempunyai hak
mengalihkan tanah yang bukan miliknya sebab pengalihan hak
guna usaha PT. Padang Sawit Kalimantan berasal dari
pelepasan kawasan hutan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
No 234/KEHUT/2010-01 sehingga sejatinya tidak memerlukan
izin dari para penggugat;
10. Bahwa disamping itu sehubungan dengan telah diadakannya
sosialisasi mengenai akan terbitnya Hak Guna Usaha (HGU)
yang dihadiri PT Padang Sawit Kalimantan, Tergugat II,
dan ketujuh kepala desa termasuk Kepala Desa Anaw sendiri
sehingga seharusnya para penggugat sudah tahu akan adanya
sertifikat hak guna usaha yang akan terbit atas tanah a quo;
11. Bahwa PT. Padang Sawit Kalimantan dalam penerbitan Hak
Guna Usaha telah melaksanakan prosedur sebagaimana yang
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

telah diatur dalam peraturan perundang - undangan. Ada


beberapa prosedur yang harus dipenuhi dan telah dipenuhi oleh
PT. Padang Sawit Kalimantan yaitu :
a. Bahwa Pemohon harus memiliki Izin Lokasi sebagai dasar
untuk melakukan perolehan tanah (Surat Keputusan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor :
19/HGU/BPN-2014 tanggal 25 Agustus 2014) tentang
Pemberian Hak Guna Usaha atas nama PT. Padang Sawit
Kalimantan. Dalam hal ini PT. Padang Sawit Kalimantan
sudah memenuhi setiap prosedur dalam melakukan
permohonan, terbukti dengan telah diterbitkannya Izin
Lokasi No. 13/2010 tanggal 3 Mei 2010 oleh Bupati Hulu
Sungai Tengah. Dengan demikian PT. Padang Sawit
Kalimantan berhak atas Izin Lokasi tersebut;
b. Bahwa PT. Padang Sawit Kalimantan telah memiliki Izin
Kelayakan Lingkungan No. 21/2012 yang diterbitkan pada
12 November 2012 oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup
Hulu Sungai Tengah. Bahwa dalam penerbitan Izin
Kelayakan Lingkungan PT. Padang Sawit Kalimantan
telah melaksanakan Analisis Dampak Lingkungan
yang menjadi salah satu syarat dalam penerbitan Izin
Kelayakan Lingkungan, PT. Padang Sawit Kalimantan
juga telah lolos dalam uji kelayakan lingkungan yang
dilakukan oleh Komisi Penilai Amdal. Oleh karena itu PT.
Padang Sawit Kalimantan telah memenuhi prosedur
penerbitan Izin Kelayakan Lingkungan;
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

c. Izin usaha perkebunan (DIJABARKAN PROSEDURNYA


BERBARENGAN DENGAN PRA PERMOHONAN HGU,
PROSES HGU dan PASCA PERMOHONAN HGU)
12. Bahwa dalam Pasal 34 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berbunyi :
Hak guna usaha hapus karena :
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena
sesuatu syarat tidak dipenuhi;
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka
waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan dalam pasal 30 ayat (2).
13. Berdasarkan hal diatas, pihak PT. Padang Sawit Kalimantan
telah melakukan perjanjian dengan PT. Bank Makmur
Khatulistiwa mengenai Hak Tanggungan sebesar Rp
294.000.000.000,- (dua ratus sembilan puluh empat miliar
Rupiah), dimana apabila terjadi hapusnya Hak Guna Usaha
yang dimiliki PT. Padang Sawit Kalimantan dengan jangka waktu
sebelum 15 tahun maka secara otomatis akan membatalkan
adanya Hak Tanggungan tersebut dan PT. Padang Sawit
Kalimantan harus mengembalikan uang yang telah mereka
pinjam. Pula kerugian materiil lainnya yang dialami adalah akan
hilangnya aset PT. Padang Sawit Kalimantan diatas objek
sengketa berupa jalan dan bangunan pemukiman yang telah
SULTAN PARIPURNA & PARTNERS
LAW OFFICE AND LEGAL CONSULTANT
SK MENTERI KEHAKIMAN & HAK ASASI MANUSIA RI NO.D.134 KP04.03.19.TH.2009
Jl. Pualam Sari Bunawar Nomor 12, Banjarmasin
Telp (0511) 246265 Fax (0511)2464256
E-Mail: paripurnasultan@gmail.com

dibangun oleh PT. Padang Sawit Kalimantan dalam rangka


menjalankan aktivitas di objek sengketa;
14. Bahwa PT. Padang Sawit Kalimantan telah melakukan kegiatan
fisik berupa pembangunan Jalan Ring Road sepanjang 4.400 m,
Main Ring Road 400 m, Collection Road 692m, Pilling Dozer
3.50 Ha, dengan demikian jelas terbukti bahwa jauh sebelum
gugatan ini, telah dilakukan pembangunan secara fisik oleh PT.
Padang Sawit Kalimantan;
15. Bahwa selain daripada kerugian Materiil yang berpotensi akan
dirasakan yang dijabarkan pada poin di atas, kemudian terdapat
kerugian immateriil yang dialami oleh PT. Padang Sawit
Kalimantan, yaitu adanya upaya pencemaran nama baik yang
dialami oleh PT. Padang Sawit Kalimantan yang berpotensi
mempengaruhi hubungan kerja sama yang telah di jalin oleh PT.
Padang Sawit Kalimantan;
16. Dalam hal ini tentu PT. Padang Sawit Kalimantan merasa akan
mengalami kerugian yang besar apabila disetujuinya
permintaan dari Para Penggugat untuk membatalkan Surat
Keputusan Hak Guna Usaha dan Sertipikat Hak Guna Usaha.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas. Tergugat II


Intervensi mohon kepada majelis hakim PTUN Banjarmasin
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan
memutuskan sebagai berikut :
 Menerima Eksepsi Tergugat II Intervensi;
 Menolak Gugatan Para Penggugat; atau
 Menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima
(Niet Ontvankelijk Verklaard)

Anda mungkin juga menyukai