Anda di halaman 1dari 5

PENGUJIAN BAHAN

Pengujian bahan bertujuan mengetahui sifat-sifat mekanik bahan atau cacat pada bahan
atau produk, sehingga pemilihan bahan dapat dilakukan dengan tepat untuk suatu keperluan.
Cara pengujian bahan dibagi dalam dua kelompok yaitu pengujian dengan merusak (destructive
test) dan pengujian tanpa merusak (non-destructive test).
Pengujian dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara
pembebanan atau penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh
informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan. Pengujian tanpa merusak dilaksanakan
memberi perlakuan tertentu terhadap bahan uji atau produk jadi sehingga diketahui adanya cacat
berupa retak pada benda uji atau produk tsb.
Pengujian bahan untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi bahan dilakukan dengan
cara Metalografis dan Spectrograf. Pengujian tersebut diatas memerlukan piranti keras maupun
piranti lunak yang baku dan terstandar, sehingga hasil pengujian dapat diterima berbagai
kalangan dan dapat dijadikan acuan sebagai data dalam perancangan sistem maupun produk.

 SIFAT-SIFAT MEKANIK BAHAN LOGAM


Sifat-sifat mekanik bahan sangat dipengaruhi oleh jenis dan komposisi bahan logam serta
perlakuan terhadap bahan tersebut. Sifat-sifat mekanik logam terebut antara lain, Keras
(Hardness), Liat (ductile), Lunak (malleable), Tangguh (Toughness). Bahan logam dikatakan
keras apabila memiliki ketahanan terhadap penetrasi terhadap logam lain atau bahan pembanding
standard (contoh: bahan pembanding adalah Intan), atau memiliki kemampuan melakukan
penetrasi terhadap logam lain (contoh: Baja HSS atau HCS, Baja karbida). Bahan Logam
dikatakan Liat apabila memiliki kemampuan dibentuk dengan proses penarikan dingin tanpa
putus (contoh: Tembaga). Bahan logam dikatakan lunak apabila mampu dibentuk dengan proses
penekanan dingin tanpa pecah atau retak (contoh: Timah). Bahan logam dikatakan tangguh
apabila mampu menahan pembebanan gabungan dan berulang dalam rentang waktu tertentu
tanpa rusak.
Sifat-sifat mekanik tersebut dapat dirubah apabila kita merubah komposisi bahan tersebut
atau memberikan perlakuan panas terhadap bahan tersebut. Bila dikaitkan dengan proses
produksi, maka sifat bahan bisa dikategorikan mampu mesin (machine ability) atau tidak mampu
mesin ,serta mampu bentuk atau tidak mampu bentuk. Apabila bahan dapat dikerjakan dengan
mudah pada mesin konvensional (mesin produksi yang mamakai alat potong dan menghasilkan
tatal), disebut mampu mesin. Logam mampu bentuk apabila dapat dibentuk dengan proses
penekanan tanpa retak atau pecah. Sifat-sifat bahan logam tersebut di atas dapat diketahui dengan
cara melakukan pengujian-pengujian bahan yang akan dibahas di bawah ini.
Dalam proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan sifat dari pengujian
tersebut yaitu:
A. Pengujian Destruktif
Sesuai dengan namanya pengujian ini bersifat merusak bahan yang diuji sehingga bahan
yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk dan
jenis secara internasional.
Umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:
 Pengujian Kekerasan
Pengujian ini dilakukan dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik
suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas tertentu. Berdasarkan pemakaiannya dibagi menjadi:
1. Pengujian kekerasan dengan penekanan (indentation test)
Pengujian ini merupakan pengujian kekerasan terhadap bahan logam dimana dalam
menentukan kekerasannya dilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau bekas penekanan
pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan
2. Pengujian kekerasan dengan goresan (scratch test)
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan
kekerasannya dilakukan dengan mencari perbandingan dari bahan yang menjadi standard.
Contohnya adalah pengujian metode MOH’S
3. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik (dynamic test)
Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantulan dari bola baja atau
intan (hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.

 Pengujian Tarik

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk


menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara
memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985]. Hasil
yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk
rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material.
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat
menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban
gaya tarik, yang bertambah secara continue, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan
terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada material.
Dimana spesimen uji yang telah distandarisasi, dilakukan pembebanan uniaxial sehingga
spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah panjang hingga akhirnya patah. Pengujian
tarik relatif sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian lain. Hal-hal yang
perlu diperhatikan agar pengujian menghasilkan nilai yang valid adalah bentuk dan dimensi
spesimen uji, pemilihan grips dan lain-lain.
a. Bentuk dan Dimensi Spesimen uji
Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638. Bentuk dari
spesimen penting karena kita harus menghindari terjadinya patah atau retak pada daerah grip atau
yang lainnya. Jadi standarisasi dari bentuk spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan
terjadi di daerah gage length.
b. Grip and Face Selection
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak tepat, spesimen uji
akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip (jaw break). Ini akan menghasilkan hasil
yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi di seluruh permukaan yang kontak dengan grip.
Agar spesimen uji tidak bergesekan langsung dengan face.

 Pengujian lengkung
Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan
terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen
yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang
ditahan diatas dua tumpuan.
 Uji impact

Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan


material sebagai sebuah metode uji impact digunakan dalam
dunia industri khususnya uji impact charpy dan uji impact
izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energi potensial
dari pendulum beban yang mengayun dari suatu ketinggian
tertentu dan menumbuk material uji sehingga terjadi
deformasi.

 Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material
logam dipotong-potong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikis dengan material alat
penggores yang sesuai. Untuk pemeriksaannya dilakukan dengan alat pembesar ataupun
mikroskop elektronik.

 Pengujian dengan larutan ETSA


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu
material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan ini
dapat merusak batas butir tersebut.

B. Pengujian non-destruktif
Pengujian ini tidak merusak dan merupakan bagian dari pengujian bahan. Berlawanan dengan
pengujian destruktif pengujian non-destruktif terdiri dari:
 Penetrant testing
Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari suatu bahan.
Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant,
pembersihan penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu
murah dan cepat dilaksanakan.

 Magnetic particle testing


Pengujian yang juga biasa disebut dengan pengujian menggunakan partikel magnetic ini
digunakan untuk diskontinuitas yang ada dipermukaan dan dekat permukaan. Pengujian ini dapat
kita lakukan untuk melihat keretakan permukaan pada semua logam induk maupun ion, laminasi
fusi yang tidak sempurna, undercut, dan subsurface crack. Jika dibandingkan dengan uji
penetrasi, pengujian ini dilakuakn untuk diskontinuitas yang lebih dalam.

 Ultrasonic testing
Pengujian ini menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Keuntungan dari pengujian ini yaitu dapat dilakukan pada semua bahan dan lebih dalam jika
dibandingkan dengan uji magnetic dan uji penetrasi karena menggunakan pantulan gelombang.

 Radiography
Yaitu pengujian dengan menggunakan x-ray untuk mendapatkan gambar dari material.
Prinsipnya sama dengan penggunaan pada tubuh material hanya saja menggunakan gelombang
yang lebih pendek.

 Eddy Current
Memiliki prinsip dasar yang hampir sama dengan teknik medan magnet tetapi disini
medan listrik yang dipancarkan dari arus bolak balik. Prinsipnya hampir sama dengan impedansi.

Anda mungkin juga menyukai