BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organization (WHO) adalah semua bayi baru lahir yang berat badannya
kurang atau sama dengan 2500 gram Setiap tahun di dunia diperkirakan
lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah. Dalam laporan WHO yang
dikutip dari State of the world’s mother 2007 (data tahun 2000-2003)
Kematian Bayi (AKB) masih tinggi, sekitar 56% kematian terjadi pada
tahun 2007, AKB masih 34/1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2011).
sangat tinggi. Selain itu Rumah Sakit ini merupakan salah satuh Rumah
Sakit Bersalin yang memiliki fasilitas yang lengkap. Data Kejadian BBLR
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar yaitu tahun 2010 untuk
orang, total keseluruhan 269 orang. Tahun 2012 untuk BBLR sebanyak
lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis
akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian
menghalangi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi yang sangat
kebutuhan mereka sendiri dan keluarga (terutama bila ada anak lain),
juga kebutuhan bayinya. Selain itu, keadaan dan kondisi yang berbahaya
sebagian besar akan dapat menerima keadaan ini dan mulai mencoba
membuat ibu sedih dan cemas. Kecemasan ibu timbul ketika melihat
bayinya lahir dengan ukuran yang sangat kecil sehingga fungsi alat-alat
pernapasan bayi belum sempurna ini salah satu penyebab bayi sulit
untuk minum, hal ini tentu meresahkan orang tua si bayi. Jika bayi
untuk dibawa pulang dan ibu merasa sudah mampu untuk merawat di
adalah tergantung orang tua bayi masing-masing dan pihak Rumah Sakit.
tua pun tidak bisa selama 24 jam karena mereka pun memerlukan
memiliki bayi yang sedang dirawat di ruang perawatan bayi sakit RSIA
koping yang digunakan oleh ibu yang memiliki bayi dengan BBLR yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ibu yang memiliki bayi BBLR yang dirawat di ruang perawatan
bayi
tetapi juga orang tua khususnya ibu dari anak yang di rawat di
4. Bagi Peneliti
hari .
masalah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terjemahan :
kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa
kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan kurang atau
dimana bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram
bayi (AKB), dimana bayi dengan berat badan lahir rendah mempunyai
2. Klasifikasi BBLR
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
1500 gram
kehamilan (SMK).
,2003).
seksama.
13
a) Faktor ibu.
b) Faktor janin.
prematur yaitu:
minggu
skrotum kurang
perempuan klitoris
pergerakannya lemah
yaitu:
15
tissue.
masa gestasinya.
yaitu :
a) Faktor ibu
c) Faktor janin
e) Tidak diketahui
dismatur yaitu:
panjang
mengalami gangguan pada salah satu atau lebih fungsi organ sehingga
lingkungan di luar rahim. Bayi prematur atau berat sangat rendah, fungsi
beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, bayi risiko tinggi sangat
1. Bantuan pernafasan
keadaan dapat dicapai bila suhu inti bayi (suhu tubuh tanpa
rendah
maka suhunya bisa naik atau turun secara drastis. Hal ini tentu bisa
hangat
kompor dan ceret berisi air mendidih, jika panas dalam kamar
secara terpisah
3. Pencegahan infeksi
menderita sakit. Hal ini karena imunitas seluler dan hormonal masih
kurang. Bayi risiko tinggi lain juga mudah menderita sakit karena
apapun
yang disediakan
e. Setiap bayi yang masuk kembali dari rumah atau bayi dengan
bayi tersebut harus diisolasi secara fisik dari bayi yang rentan
Bagi bayi, susu adalah sumber nutrisi yang utama. Untuk itulah
untuk bayi prematur karena kadar air ekstrasel pada bayi prematur
lebih tinggi dari pada bayi normal (70 % pada bayi normal ,90 % pada
bayi prematur).
badan, jumlah pengeluaran air kemih, berat jenis urin serta kadar
3-4 g/kg BB/hari, lemak 4–9 g/kg BB/hari, air untuk bayi kurang bulan
(Proverawatih, 2010).
perubahan suhu tubuh secara ketat karena setiap saat dapat menjadi
Asrining, 2003).
lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi
1) Bayi sehat
pertama
untuk menyusu.
lambung
1) Bayi sehat
lambung
menyusui ulang
2) Bayi sakit
1) Bayi sehat
sendok
2) Bayi sakit
sendok
5. Penghematan listrik
6. Perawatan kulit
Lemak subkutan sedikit atau tidak ada, struktur kulitnya masih longgar,
rapuh dan tipis dengan serat yang lebih sedikit. sehubungan dengan
7. Pemberian obat
C. Konsep Stres
1. Defenisi
lingkungan.
lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik. Stres
atau stresor yang ada terlalu besar atau melampaui batas kemampuan
2. Sumber stres
tubuh dan di luar tubuh, sumber stres dapat berupa bilogik /fisiologik,
umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Tidak
b. Konflik tujuan
3. Derajat stres
a. Stres tingkat I
b. Stres tingkat II
energi tidak cukup lagi untuk sepanjang hari. Keluhannya antara lain
letih pada waktu pagi hari, lelah setelah makan siang dan menjelang
gangguan tidur dan rasa ingin pingsan. Pada tahap ini sebaiknya
d. Stres tingkat IV
menurun, sulit tidur dan ada rasa takut yang tak terdefinisikan.
e. Stres tingkat V
f. Stres tingkat VI
4. Gejala stres
(Mumpuni, 2010).
a. Reaksi fisik
b. Reaksi emosi
c. Reaksi kognitif
berfikir dan masih banyak lagi. Orang yang mengalami stres tidak
(Mumpuni, 2010).
a. Aspek Fisiologis
individu tersebut.
34
tersebut berlangsung.
b. Aspek psikologis
1) Kognisi
2) Emosi
3) Perilaku Sosial
D. Konsep Koping
1. Definisi Koping
a. Koping
2. Sumber koping
(Stuart, 2005).
kerja sama dan dukungan dari lainnya dan memberikan kontrol sosial
barang dan jasa dimana uang dapat membeli segalanya. Jelas sekali
1. Koping psikologis
maupun psikologis.
2. Koping psiko-sosial
oleh seseorang.
4. Mekanisme koping
(Sachari, 1995).
Mechanisme)
40
masalah :
Mechanisme)
Mechanisme)
orang lain
tua), yaitu :
meminta bantuan.
2) Penggunaan humor
ikatan)
6) Fleksibilitas peran
7) Normalisasi
1) Mencari informasi
BAB III
PARADIGMA
BBLR
Stres pada
ibu
Koping
Mekanisme Koping
Gambar 1. Paradigma
45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(Saryono,2011).
46
1. Populasi
2009).
dalam arti tidak dapat ditentukan jumlah individu atau objek dalam
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah, 2009).
47
bayi Rumah Sakit Anak dan Ibu Pertiwi Makassar Tahun 2013.
2. Partisipan
(Saryono, 2011).
yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Hal ini
2011).
(Saryono, 2011).
a. Kriteria inklusi
1) Ibu yang memiliki bayi dengan berat badan kurang dari 2500
b. Kriteria ekslusi
perawatan bayi
skematik, narasi dan uraian juga penjelasan data dari partisipan baik
lapangan juga menjadi data dalam pengumpulan hasil penelitian ini dan
1. Rekaman Audio
yang dilakukan pada beberapa ibu yang memiliki Bayi BBLR yang
Aan, 2010).
2. Catatan lapangan
terjadi di lapangan penelitian dan hal ini berkisar pada isi catatan
E. Instrument Penelitian
untuk penelitian serupa karena peneliti sebagai alat peka dan dapat
alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan peneliti
alat bantu berupa tape recorder (alat perekam) untuk merekam informasi
catatan lapangan yang dibuat pada saat wawancara dan yang dibuat
pasti apa yang akan terjadi, jenis data apa yang akan berkembang
dan dengan cara apa data baru itu paling sesuai untuk dieksplorasi
2. Wawancara
G. Analisa Data
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
(Sugiono, 2008).
kemudian diberi garis bawah pada pernyataan yang penting agar bisa
dikelompokkan.
Perawatan Bayi.
kata–kata yang keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.
teknik pengumpulan data dan trianggulasi waktu (Satori & Aan, 2010).
1. Trianggulasi sumber
dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait
satu sama lain. Peneliti perlu mengecek kebenaran data dari sumber
keluarganya.
2. Trianggulasi teknik
sumber data atau yang lain untuk memastikan data yang dianggap
benar.
58
3. Trianggulasi waktu
dipagi hari dan mengecek kembali di siang hari dan dikontrol lagi sore
I. Masalah Etika
perawatan bayi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Setelah itu
berpartisipasi.
59
kode.
3. Confidentiality
BAB V
Peneliian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
2013 sampai 14 Maret 2013. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data
partisipan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar yang hendak
kamera dan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti sesuai
menit.
partisipan, tetapi karena didroup uot sebanyak 3 orang dengan alasan tidak
Ruang Perawatan Bayi. Pada bab ini terdapat dua bagian, yaitu bagian
tentang pengalaman ibu yang memiliki bayi BBLR yang menjalani perawatan
A. Hasil Penelitian
P1
P2
P3
P4
P5
Karakteristik Partisipan
P-I P-2 P-3 P-4 P-5
Inisial NW FT PN BT HS
2. Analisis Tema
Stres, (2) Respon Stres, (3) Sumber Koping , (4) Mekanisme Koping.
satu sama lainnya untuk menjelaskan suatu esensi pengalaman ibu yang
Sakit.
1. Sumber Stres
Sumber stres dalam hai ini adalah sumber stres ibu yang
“ ….yang saya pikirkan kalau saya pulang jelas tidak pulang dia
toh, apakah naikji berat badanya setelah itu atau menurun dan
saya baru mau merawat anak yang kayak begini”(P-2)
65
“sedih de,.kah ini anak pertama kami jadi belum tau apa-apa
tentang merawat bayi apalagi ini berat badannya rendah jadi
pikirannya itu bertanya – tanya bagaimanmi ini apami yang
harus saya lakukan …. “ (P-3)
“ ….iya de, maunya itu janganki dipisah kah masih kecil sekali
“ (P-4)
“ kalau kuliat bayiku kayak mau jatuh air mataku, kecilki baru
belumpi bisa menete” (P-4)
sebagai berikut :
sebagai berikut:
67
“ kalau saya masuk didalam ruangan itu tidak mauka kurasa keluar
mauka disitu terus sama dia, gendongki, pelukki juga “ (P-4)
2. Respon Stres
Reaksi emosi
1) Perasaan takut
perasaan takut, partisipan yaitu P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5
“ setiap ibu yang punya bayi dirungan itu pastimi takut, bayinya
itu berbedaki sama bayinya ibu–ibu yang lain. Apalagi didepan
ruangan itu tertulis ruang bayi sakit ” (P-4)
2) Perasaan sedih
sebagai berikut :
“sedih sih sedih tapi kita juga tidak bisa menyalahkan siapa-
siapa apalagi yang diatas , cukup sabar saja” (P-5)
eksternal.
a. Dukungan eksternal
1) Suami
“ suamilah yang kasi dukungan sampe saya bisa tegar de, diami
itu tidak mau makan kalau belummpi naliat anaknya ” (P-3)
2) Dukungan keluarga
sebagai berikut :
71
“.katanya bapak sama adik bilang kalau sudah jadi ibu itu harus
tegar ” (P-1)
(P-4)
b. Dukungan internal
stres juga dapat berasal dari dalam diri individu yang mengalami
“ kan ini anak pertamaku kodong jadi saya akan lakukan apapun
itu demi anak saya masa dia rela bertahan hidup di bawah baru
saya juga tidak berusaha tegar, semoga bisaja bawaki cepat
pulang, sabarmi saja sama turuti apa yang na bilang bidan
dibawah” (P-3)
72
sebagai berikut :
bayi mereka dapat selamat dan sehat serta cepat keluar dari
berikut :
B. PEMBAHASAN
1. Sumber Stres
yaitu P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5 dapat disimpulkan bahwa ibu
bayi memiliki banyak sumber stres. Sumber stres itu berasal dari
dengan bayi.
bayilah yang menyebabkan stres itu muncul yaitu karena berat badan
bayinya yang rendah, ukuran bayinya yang kecil, kondisi bayi yang
(P-2), hal ini disebabkan karena reflex mengisap dan menyusu bayi
Hasil penelitian ini selaras dengan teori Siti & Asrining yaitu
dikenakan pada tubuh bayi. Hal ini membuat kondisi bayi dapat
75
rasa cemas dalam diri kebanyakan orang tua. Para orang tua
baru mereka lihat dan baru mengalami hal yang seperti ini yang
stres (Kaplan,1998).
lainnya bisa dekat dengan bayinya sendiri (Potter & Patricia, 2005).
Hasil yang didapat dari penelitian ini juga hampir sama dengan
2. Respon Stres
P-2, P-3, P-4 dan partisipan P-5 mengatakan bawah adanya sumber
perawatan .
oleh Iscaas bahwa cemas atau ansietas adalah reaksi emosi yang
timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat
khawatir, perasaan tidak enak, tidak pasti, atau merasa sangat takut
jantung dan jika stres berlangsung lebih lama maka akan muncul
dan depresi adalah reaksi yang mungkin muncul pada orang tua saat
memiliki bayi yang sakit. Beberapa orang tua akan menyalahkan diri
2006).
(Lindberg & Ohrling, 2008). Hasil peneltian ini selaras dengan hasil
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Potter &
3. Sumber Koping
yaitu partisipan yaitu P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5 dapat disimpulkan
keluarga.
80
dirinya kalau masalah ini bisa diatasi, tidak boleh berputus asa karena
cenderung untuk memiliki usia yang lebih panjang. Selain itu, juga
daripada orang yang memiliki sedikit ikatan sosial. Akan tetapi, selain
2006).
83
hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang
dukungan dari keluarga terdekat, seperti dari kakak, adik dan ayah
emosional.
seperti dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara
4. Mekanisme Koping
Dari hasil wawancara dari P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5
atau sharing dengan suami, selain itu juga dengan teman yang
ini, partisipan sangat terfokus pada kondisi bayi dan bahkan sesuai
melakukan apa saja asalkan bayi mereka dapat sehat dan selamat
tersebut.
yang dipilih. Dalam hal ini partisipan telah melakukan strategi koping
Hasil penelitian ini juga selaras dengan teori Stuart bahwa ada
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini memiliki latar pendidikan yang tidak beragam dan umur
BAB VI
A. Kesimpulan
koping ibu yang memiliki bayi BBLR yang menjalani perawatan di ruang
timbulnya stres (sumber stres) pada ibu yang memiliki bayi BBLR
2. Respon stres pada ibu yang memiliki bayi BBLR meliputi respon
(sumber koping).
masalah.
91
B. Saran
oleh bayi sehingga ibu tidak merasa asing dengan peralatan yang
3. Bagi ibu yang memiliki bayi BBLR yang dirawat di ruang perawatan
bayi
ruang perawatan bayi. Ibu juga disarankan untuk lebih aktif bertanya
4. Bagi Peneliti
pada ibu yang memiliki bayi BBLR yang dirawat di ruang perawatan