TROMBOSITOPENIA
1.1 Definisi
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit. Jumlah normal trombosit yaitu 150.000-450.000 keping, sedangkan
umur trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada
hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup
luka.Trombosit atau keping sel darah merupakan salah satu komponen darah yang
mempunyai fungsi utama dalam pembekuan darah. Trombosit akan bekerja
dengan menutupi pembuluh darah yang rusak dan membentuk benang-
benangfibrin seperti jaring-jaring yang akan menutup kerusakan tersebut.
Trombosit manusia berukuran kecil dan berbentuk bulat, bentuk dan ukuran
trombosit tersebut memungkinkan trombosit masuk ke pembuluh darah yang kecil
dan mampu menempatkan diri pada lokasi yang paling optimal dalam menjaga
keutuhan pembuluh darah.
Namun, dengan sifat trombosit yang mudah pecah dan bergumpal bila ada
suatu gangguan, trombosit juga mempunyai peran dalam pembentukan plak dalam
pembuluh darah. Plak tersebut justru dapat menjadi hambatan aliran darah, yang
seringkali terjadi di dalam pembuluh darah jantung maupun otak. Gangguan
tersebut dapat memicu terjadinya stroke dan serangan jantung. Oleh karena itu,
pada pasien-pasien dengan stroke dan serangan jantung diberikan obat-obatan
(anti-platelet) supaya trombosit tidak terlalu mudah bergumpul dan membentuk
plak di pembuluh darah.
Gangguan dalam proses pembekuan yang disebabkan oleh kelainan trombosit
disebut trombopati. Kelainan trombosit dapat berupa :
1) Trombositopenia
Dengue Hemoragic Fever adalah infeksi yang disebabkan oleh arbovirus dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes
Aegypti) (Nelson, 1999).
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk
dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam
(Brooker, 2001). Demam dengue atau dengue fever adalah penyakit yang
terutama pada anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis
demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa
ruam (rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat,
nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu,
trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan (Noer,
dkk, 1999). Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).
2. Etiologi
a) Penggantian darah yang masif atau transfusi ganti (karena platelet tidak
dapat bertahan di dalam darah yang ditransfusikan).
OBAT OBATAN
ABSIKSIMAB HEPARIN ATORVASTATIN
ASETAMINOFEN HIDROKLOROTIAZID KAPTOPRIL
ASETAZOLAMID INDINAVIR KARBAMAZEPIN
ALOPURINOL INTERFERON ALFA SEFALOSPORIN
AMIODARON ZAT KONTRAS KLOROTIANZID
BERIODIUM
AMFOTERESIN B PENISILIN SIMETIDIN
ASPIRIN FENITOIN PROKAI NAMID
3. Manifestasi Klinis
5) Perdarahan kulit bisa merupakan tanda awal dari jumlah trombosit yang
menurun.
7) Bisa terjadi perdarahan gusi dan darah juga bisa ditemukan pada feses
atau urine.
4. Pemeriksaan Penunjang
f. Rumple Leed. 70,2% kasus, mempunyai hasil uji Rumple Leed (+). Hasil
(+) menandai Fragilitas Kapiler darah meningkat..
h. Hitung hematokrit terjadi 20% nilai awal, yang umumnya dimulai pada
hari ke-3 demam.
i. Pemeriksaan antibodi IgM dan IgG yang spesifik berguna dalam diagnosis
infeksi virus dengue. IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai
minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG pada infeksi primer
terdeteksi mulai hari ke-14, pada infeksi sekunder terdeteksi mulai hari ke-
2.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Trombositopenia
1) Terapi Suportif
2) Terapi Farmakologis
b) Terapi kausatif
6. Patofisiologi
Patway :
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari
15 tahun). Endemis di daerah tropis Asia, dan terutama terjadi pada saat
musim hujan (Nelson, 1992: 269). Jenis kelamin, alamat, pendidikan,
pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami
serangan ulang DHF.
Status gizi yang menderita DHF dapat bervariasi, dengan status gizi yang
baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor
predisposisinya. Pasien yang menderita DHF sering mengalami keluhan
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut
dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi
kurang.
5). Kondisi Lingkungan
c. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik pada anak DHF diperoleh hasil sebagai berikut:
a). Grade I: Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda – tanda
vital dan nadi lemah.
c). Grade III: Keadaan umum lemah, kesadaran apatis, somnolen, nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur serta tensi menurun.
d). Grade IV: Kesadaran koma, tanda – tanda vital : nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin berkeringat
dan kulit tampak sianosis.
b). Mulut: Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, (kadang-
kadang) sianosis.
e). Leher: Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas rahang daerah
servikal posterior.
Pada Stadium IV :
Palpasi: Vocal – fremitus kurang bergetar.
4) Abdomen (Perut).
Palpasi: Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan dehidrasi turgor
kulit dapat menurun, suffiing dulness, balote ment point (Stadium IV)
dan kaki.
d. Pemeriksaan Laboratorium
3). Leukopenia.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Itervensi
Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan intervensi suhu tubuh klien
kembali normal