TINJAUAN PUSTAKA
II. 4 EPIDEMIOLOGI
Insiden karsinoma pankreas 7,6 per 100 ribu pertahun di Eropa Barat,kira-
kira 2,5% dari semua kasus baru yang terdiagnosa tumor dan 5% dari semua
kanker. Kanker pankreas merupakan penyebab nomor empat yang menyebabkan
kematian di Amerika dan ke delapan diseluruh dunia. Mayoritas berasal dari
duktus (85%) dimana pria dibanding wanita 1,5 : 1 dengan usia antara 60-70
tahun. The American Cancer Society mengestimasi tahun 2010 kira-kira 43.140
kasus baru dari kanker pankreas (21.370 pria dan 21.770 wanita) terdiagnosa dan
36.800 orang meninggal karena kanker pankreas. Insiden Internasional di dunia
menempati urutan ke-13 dan menempati urutan ke-8 yang menyebabkan
kematian. Negara lain 8-12 kasus per 100.000 orang pertahun. Insiden karsinoma
pankreas 7,6 per 100.000 pertahun di Eropa Barat, kira-kira 2,5% dari semua
kasus tumor baru yang terdiagnosa dan 5% dari semua kanker. Lebih sering
terjadi pada laki-laki (1,5: 1) dengan usia antara 60-70 tahun. 6,7
II.5 ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya dari kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian
epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa
faktor eksogen (lingkungan ) dan faktor endogen pasien. Etiologi kanker faktor
eksogen contohnya kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat
karsinogen industri. Faktor endogen pasien seperti usia, penyakit pankreas
(pankreatitis kronis dan diabetes mellitus) dan mutasi genetik. Insiden kanker
meningkat pada usia lanjut.1,8
II.6 PATOFISIOLOGI
Sesuai dengan model patogenetik, normal duktal epitelium dapat berkembang
sampai tahap subsekuen kedalam kanker invasif. Normal sel kuboid berkembang
ke dalam flat hiperplasia (PIN IA) kemudian duktal hiperplasia dengan
pseudostratified arsitektur (PIN IB), hiperplasia dengan atipia (PIN 2) dan
berakhir menjadi karsinoma insitu, (PIN 3). PIN 3 berhubungan dengan suatu
resiko tinggi dari perkembangan suatu karsinoma invasif. Onkogen yang berbeda
dapat teraktivasi. Berhubungan dengan suatu reaksi desmoplastik intense dan
meluas mengobstruksi duktus pankreatikus yang berikut ke hulu terjadi dilatasi
duktus dan atrophy parenkim. Jika berasal dari kaput biasanya duktus biliaris
dapat mengalami stenosis, dengan dilatasi biliari tree. Kanker pankreas
mempunyai profil imunohistologi kimia yang mirip dengan kanker hepatobilier
(yaitu cholangiocarcinoma) dan beberapa kanker lambung, jadi mungkin tidak
selalu dapat dipastikan bahwa tumor yang ditemukan di pankreas muncul dari
pankreas itu sendiri. Lesi pencetus yang berkaitan dengan tumor pankreas ,
tumbuh dari epitel duktal pankreas. Bentuk morfologi utama adalah pankreatik
intraepitelial neoplasia (PIN). Lesi ini timbul dari mutasi genetik spesifik dan
perubahan seluler yang semuanya berkontribusi terhadap berkembangnya
karsinoma duktal invasif. Perubahan awal berkaitan dengan mutasi gen KRAS 2
dan pemendekan telomere. Kemudian P 16/CDKN 2A diinaktifkan, sehingga
terjadi inaktivasi TP53 dan MAD4. Mutasi ini berhubungan dengan
perkembangan displasia dan berkembangnya duktal karsinoma eksokrin
pankreas.7
II.7 GAMBARAN KLINIS
Gejala awal kanker pankreas tidak spesifik dan samar sehingga sering
terlambat didiagnosis, akibatnya penyakit menjadi lanjut, penanganan sulit dan
angka kematian tinggi. Gejala awal dapat berupa rasa penuh, kembung di ulu hati,
anoreksia, mual, muntah, diare dan badan lemah. Keluhan ini tidak khas, karena
dapat dijumpai juga pada pankreatitis dan tumor intraabdominal lainnya. Keluhan
awal biasanya lebih dari 2 bulan sebelum didiagnosa sebagai kanker.1
Gejala klinis awal mulai terlihat pada massa yang berasal dari kaput pankreas
dengan ukuran diameter lebih kecil dari 2-3 cm pada saat didiagnosis, pada
korpus dan tail diameter 5-7 cm. Obstruksi jaundice, dengan pasase atau aliran
urine yang gelap, dan kotoran yang pucat merupakan gambaran klinis yang sering
terjadi pada karsinoma kaput pankreas, biasanya progresif, pruritus yang
mengganggu, kandung empedu biasanya palpabel, pada pasien dengan dengan
obstruktive jaundice, berhubungan dengan kanker pankreas. Penurunan berat
badan bervariasi, bisa sampai sekitar 44 kg, karena intake yang inadekuat dan
malabsorpsi serta penurunan fungsi liver. Nyeri abdomen kira-kira 70% pada
saat terdiagnosis, infiltrasi dari neoplasma dapat menyebabkan back pain
menunjukkan prognosis yang buruk. Diabetes mellitus atau kelainan glukosa
toleran terdapat pada sepertiga pasien. Terdapat steatore dan kegagalan absorpsi
lemak menyebabkan koagulopathy. 8,9
Tanda klinis sangat tergantung pada letak tumor dan perluasan atau stadium
kanker. Pasien umumnya gizi kurang, anemik, ikterik, teraba tumor massa padat
pada epigastrium, sulit digerakkan karena letak tumor di retroperitoneum. Dapat
dijumpai ikterus dan massa yang dapat dipalpasi di sekitar kandung empedu pada
pasien dengan jaundice diduga sebagai obstruksi neoplastik pada banyak duktus
(Courvoisier Sign) yang disebabkan oleh kanker pankreas, ditemukan pada
separuh kasus, hepatomegali, splenomegali, ascites. Kelainan lain terdapat nodul
periumbilikus (Sister Mary Joseph’s nodule), trombosis vena dan migratory
thrombophlebitis (Trousseau’s syndrome), perdarahan gastrointestinal dan edema
tungkai.1,9
II.8 DIAGNOSIS
Diagnosis kanker pankreas dengan gejala klinis, laboratorium seperti
kenaikan bilirubin serum dan transaminase, ditambah dengan penunjang
diagnosis berupa penanda tumor CEA (Carcinoembrionic antigen) dan Ca 19-9,
gastroduodenografi, ultrasonografi, CT-Scan, skintigrafi pankreas, MRI dan
ERCP, endoskopik ultrasonografi, angiografi, PET, bedah dan biopsi.1, 10
Pada pasien dengan jaundice, karena terdapat sifat dasar obstruktif dapat
dilakukan pemeriksaan urine, darah dan feses. Ultrasonografi dapat mendeteksi
dilatasi dari biliari tree, memperlihatkan lesi massa dari pankreas atau metastasis
liver. MRCP lebih baik dibanding ERCP karena kurang invasif dan dapat
memperlihatkan duktus pankreatikus dan duktus biliaris, dan menentukan
kebutuhan terapeutik intervensi. Suatu penemuan yang sering pada kanker
pankreas adalah double duct sign. Dimana kedua duktus pankreas dan duktus
biliaris komunis menyempit dan dilewati oleh tumor. Tumor marker seperti CA
19-9 kurang sensitif dan spesifik tetapi dapat digunakan untuk follow-up dari
dari pasien yang diterapi dan dapat mendeteksi rekurensi diikuti reseksi. Dapat
dilakukan pemeriksaan sitologi, histologi dan konfirmasi dari suatu keganasan.10
Ultrasonografi transabdominal, endoscopic dan ERCP/MRCP mempunyai
peranan masing-masing dalam mendiagnosis adenokarsinoma duktal pankreas.
Ultrasonografi Transbdominal merupakan pencitraan awal untuk investigasi
pasien dengan karsinoma pankreas khususnya dengan gejala nyeri abdomen
nonspesifik atau jaundice, akurasinya tinggi untuk membedakan obstruktif dari
non-obstruktif. CT menggunakan IV kontras digunakan secara luas untuk
diagnosis dan menentukan staging. MRI merupakan pemeriksaan yang lebih
tinggi dibanding CT-Scan namun biayanya mahal. ERCP masih digunakan dalam
beberapa kasus karena kemampuannya untuk visualisasi secara langsung
duodenum dan Ampulla Vateri dan dapat dilakukan sekaligus untuk sampling
sitologi dan sebagai akses untuk insersi stent. FDG PET mempunyai peranan yang
terbatas dalam mendiagnosis kanker pankreas, karena ketidakmampuan dalam
membedakan inflamasi atau massa pankreas tetapi dilaporkan mempunyai akurasi
yang tinggi dalam mendeteksi lokal rekuren.10,11
Penetuan stadium kanker pankreas juga merupakan faktor yang sangat
penting untuk memilih jenis terapi dan menilai prognosis penyakit. Adapun
standarisasi penentuan stadium kanker yang digunakan yaitu sistem TNM dari
The American Joint Committee on Cancer (AJCC). 12
o Kategori T
Tx : Tumor utama tidak dapat dinilai.
T0 : Tidak ada bukti adanya tumor primer.
Tis :Carsinoma in situ
T1 : Kanker belum menyebar keluar pankreas dan ukurannya kurang
dari 2 cm.
T2 : Kanker belum menyebar keluar pankreas namun, ukurannya lebih
dari 2 cm.
T3 : Kanker telah menyebar keluar dari pankreas ke jaringan
sekitarnya namun, belum sampai ke pembuluh darah besar atau saraf.
T4 : Kanker telah menyebar hingga ke pembuluh darah besar atau
saraf.
o Kategori N
Nx : Pembesaran kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai.
N0 : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.
N1 : Kanker telah menyebar ke kelenjar limfe regional.
o Kategori M
M0 : Kanker tidak menyebar ke kelenjar limfe lain atau organ lain
(seperti hepar, paru-paru, otak, dan lain sebagainya).
M1 : Ditemukan adanya metastasis.
II.10 TATALAKSANA
Tatalaksana pada kanker pankreas berdasarkan pada panduan (guideline)
National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009. 18
A. Pengobatan kuratif
Pengobatan kuratif ditujukan untuk mengobati penyakit tersebut.
Pengobatan ini diberikan pada kanker pankreas dengan stadium dini (stadium I
dan II). Adapun pengobatan kuratif terutama ialah dengan pembedahan disertai
neoadjuvant terapi dengan menggunakan kemoterapi disertai radioterapi untuk
mematikan sisa-sisa sel tumor. Pembedahan yang menjadi standar pada kasus
kanker pankreas yaitu prosedur Whipple dimana, diadakan reseksi pada caput
pankreas, duodenum, + bagian lambung, dan kandung empedu. Selain prosedur
Whipple,masih banyak lagi teknik pembedahan yang dapat dilakukan sesuai
dengan keadaan kankernya. Adapun terapi suportif juga dapat berikan
berdasarkan gejala yang ada misalnya obat analgesic, anti-muntah, dan diet TKTP
untuk mempertahankan beart badan. 17,18
B. Pengobatan paliatif
Pengobatan paliatif digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita yang sudah tidak dapat diberikan tindakan kuratif oleh karena sudah
berada pada stadium akhir. Tindakan paliatif pada pembedahan yang sering
dilakukan adalah dengan membuat billiary bypass melalu laparoskopi untuk
memberikan drainase saluran empedu sehingga bilirubin dapat dikeluarkan.
Selain tindakan pembedahan, farmakoterapi dalam bentuk kemoterapi
dapat diberikan untuk mengecilkan atau menghambat pertumbuhan tumor. Selain
itu, obat-obat pereda nyeri seperti analgesic non-opiod hingga opiod dapat
diberikan dengan indikasi yang jelas. Selain diberikan terapi terhadap kankernya,
diberikan pula asupan nutrisi yang adekuat melalui diet TKTP untuk
mempertahankan serta meningkatkan berat badan dan kekuatannya serta
dukungan emosional dari pihak medis dan keluarga dalam membantu penderita
menerima keadaannya. 17,18
Terapi kombinasi berbasis gemcitabine meliputi erlotinib, cisplatin, atau 5-FU.
II.12 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari kanker pankreas tergantung pada
ukuran tumor, stadium kanker, dan metastasisnya. Selain dari kanker pankreas,
komplikasi juga dapat ditimbulkan dari hasil proses pembedahan dan efek dari
kemoterapi dan radioterapi yang dapat berbeda pada masing-masing pasien. 17
II.13 PROGNOSIS
Prognosis pada kanker pankreas ditentukan oleh tingkat stadium kanker
pankreas. Adapun prognosis kanker pankreas yaitu :
Qua ad vitam : Malam
Qua ad fungsionam : Malam
Qua ad sanationam : Malam
Seringkali kanker pankreas terlambat didiagnosis sehingga pada saat
diagnosis ditegakkan kanker pankreas telah berada pada stadium akhir sehingga
prognosisnya menjadi sangat buruk dimana, angka harapan hidup dalam 5 tahun
hanya kurang dari 15%. 16
DAFTAR PUSTAKA