BAB I Minipro
BAB I Minipro
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan data gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Peterongan tahun 2019
didapatkan total 188 balita stunting yang diantaranya terdiri dari 166 balita dengan
kategori pendek dan 22 balita dengan kategori sangat pendek, Desa Kepuh Kembeng
adalah salah satu Desa dengan 7 Dusun yang memiliki jumlah 25 balita dengan kategori
pendek dan sangat pendek 2 balita. Pada balita dengan katagori pendek didapatakan di 6
wilayah posyandu, diantaranya posyandu Kandangan 1 balita, Klagen 3 balita, Babatan 4
balita, Kembeng 12 balita, Jajar 4 balita, kepuh permai 1 balita. Sedangkan balita dengan
katagori sangat pendek didapatkan di 2 wilayah posyandu, diantaranya posyandu
Kandangan 1 balita dan posyandu Klagen 1 balita.
Keadaan tersebut merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa diselesaikan
dengan sederhana dan melihat dari salah satu faktor penyebab saja. Penanggulangan
Stunting menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya Pemerintah tetapi juga setiap
keluarga Indonesia. Karena stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya
terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang
berakibat pada kerugian ekonomi. Mulai dari pemenuhan gizi yang baik selama 1000
hari pertama kehidupan anak hingga menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.
Stop generasi balita pendek di Indonesia. Sudah banyak inovasi maupun terobosan dari
berbagi pihak mulai dari pemerintahan pusat, daerah bersama masyarakat dalam
mencegah stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Untuk memastikan layanan tersedia di desa dan dimanfaatkan oleh masyarakat
diperlukan adanya tenaga yang berasal dari masyarakat sendiri terutama yang peduli
dengan pembangunan manusia di Desa, maka dibentuklah Kader Pembangunan Manusia
(KPM) (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, 2018).
Kader Pembangunan Manusia (KPM) adalah kader masyarakat terpilih yang
mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk ikut berperan dalam
pembangunan manusia di Desa, terutama dalam monitoring dan fasilitasi konvergensi
penanganan stunting (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, 2018).
Salah satu tugas kader di posyandu adalah mengukur panjang badan dan tinggi
badan balita. Tujuan dilakukannya pengukuran tersebut adalah untuk mengetahui status
gizi balita dan skrining awal stunting. Pengukuran yang dilakukan para kader tersebut
harus sesuai dengan ketentuan SOP (Standar Operasional Prosedur).
2
1.2 Pernyataan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan pernyataan
masalah dalam mini project ini yaitu bagaimana pengetahuan kader posyandu dalam
melakukan pengukuran panjang dan tinggi badan balita di Posyandu Dahlia II dan
Posyandu Dahlia IV Desa Kepuh Kembeng?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mini project yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan kader dalam
pengukuran panjang badan dan tinggi badan balita sesuai daftar tilik pada operasi timbang
bulan Agustus 2019 di Desa Kepuh Kembeng.
c. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan kader dalam mengukur panjang badan
dan tinggi badan balita sesuai daftar tilik pada operasi timbang.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari mini project yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :
3. Bagi kader, diharapkan kader dapat mengetahui tentang stunting dan cara pengukuran
panjang badan dan tinggi badan balita untuk deteksi dini stunting.
4. Bagi kader, untuk menurunkan angka kesalahan dalam deteksi dini stunting melalui
panjang badan dan tinggi badan balita.