Oleh :
KELOMPOK 5 – KELAS 5C :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan mata kuliah “Keperawatan Anak 2“.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Berkebutuhan Khusus ATTENTION DEFICYT HIPERAKTIVITY DISORDER ADHD”
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
8. Bagaimana diagnosisADHD ?
9. Bagaimana penanganan terapiADHD ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak berkebutuhan khusus
ADHD.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untukmengetahui dan memahami pengertian ADHD
2. Untukmengetahui dan memahami etiologi ADHD
3. Untukmengetahuidan memahami simptomatologi ADHD
4. Untukmengetahuidan memahami patofisiologi ADHD
5. Untukmengetahuidan memahami klasifikasi ADHD
6. Untukmengetahuidan memahami deteksi dini ADHD
7. Untukmengetahuidan memahami penatalaksanaan ADHD
8. Untukmengetahuidan memahami diagnosis ADHD
9. Untukmengetahuidan memahami penanganan terapi ADHD
1.4 Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian ADHD
ADHD adalah istilah populer, kepndekan dari attention deficit hyperaktivity
disorder, (attention=perhatian, deficit=berkurang, hyperactivity=hiperaktif, dan
disorder=gangguan). Atau dalam Bahasa Indonesia ADHD berarti gangguan pemusatan
perhatian disertai hiperaktif. Jadi jika dfinisikan secara umum ADHD menjelaskan
kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang
konsentrasi, hiperaktif, dan implosive yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sebagian besar aktifitas hidup meraka (Baihaqi & Sugiarmin, 2008).
6
c. Teori dinamika keluarga. Bowen (1978) mengusulkan bahwa bila ada hubungan
pasangan disfungsional, fokus dari gangguan dipindahkan pada anak, dimana
perilakunya lambat laun mulai mencerminkan pola-pola dari gangguan fungsi
system (Baihaqi & Sugiarmin, 2008).
7
a. Seringkali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya menggeliat-geliat.
b. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan.
c. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing.
d. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatu permainan atau keadaan
didalam suatu kelompok.
e. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang belum selesai disampaikan.
f. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orangtua.
g. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau aktivitas-
aktivitas bermain.
h. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan lainnya.
i. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang.
j. Senang berbicara dengan berlebihan.
k. Sering menyela atau mengganggu orang lain.
l. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya.
m. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan-
kegiatan di sekolah atau dirumah.
n. Sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya (mis, berlari-lari di jalan
raya tanpa melihat-lihat) (Baihaqi & Sugiarmin, 2008).
8
mengganti aktivitas berlebihan yang ada pada masa kanak-kanak. Remaja dengan
gangguan ini sulit menuruti dan mengikuti aturan dan harapan mengenai perilaku yang
biasanya dijumpai di kalangan pendidikan dan pekerjaan. Konflik dengan atasan juga
dijumpai. Gejala dapat berlangsung terus sampai masa dewasa. Individu demikian dapat
digambarkan sebagai seseorang yang “maju terus”. Selalu sibuk dan tidak dapat “ duduk
diam “. Anak dengan gangguan ini dapat menunjukkan kurangnya koordinasi
sensorimotorik., kecerobohan, atau masalah dengan orientasi ruang/tempat. Kesulitan
dijumpai di sekolah dan di rumah. Suka mengacau, ledakan kemarahan, dan aktivitas
motorik tanpa tujuan sering menjengkelkan sesama kelompok sebaya dan keluarga.
Akibatnya, masalah sekunder seperti pertentangan, gangguan alam perasaan dan
kecemasan, serta masalah komunikasi sering terjadi. Proses pembelajaran dapat
terhambat karena ketidakmampuan yang kronis untuk menyelesaikan tugas-tugas
pendidikannya.
Meskipun tidak ada faktor etiologi tunggal yang menimbulkan gangguan perilaku
yang kompleks ini, riwayat medis menunnjukkan insidens gangguan ini lebih tinggi pada
anak-anak yang dianiaya atau ditelantarkan, terpejan obat prenatal, berat badan lahir
rendah, keracunan timah, ensefalitis, dan retardasi mental. (Betz, Cecily L.2002)
9
sering pada saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa
mengikuti pelajaran.
3. Tipe Gabungan.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
Kebanyakan anak-anak termasuk tipe seperti ini.Anak dalam tipe ini mempunyai ciri-
ciri berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas dan mengikuti permainan atau
menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah, mudah berubah pendirian, selalu
aktif secara berlebihan dan impulsive (Baihaqi & Sugiarmin, 2008).
10
e. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
5. lnterpretasi: Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot nilai"
berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
- Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
- Nilai 1:jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
- Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
- Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.
6. lntervensi:
a. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang member
pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas kesehatan jiwa untuk
konsultasi dan lebih lanjut.
b. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak
(orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb) (Kemenkes RI, 2016).
11
kognitif dan latihan keterampilan sosial, juga psikoedukasi kepada orang tua,
pengasuh serta guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak tersebut.
1. Medikamentosis
Cara ini dapat mengontrol ADHD sampai 70-80%. Obat yang merupakan
pilihan pertama ialah obat golongan psikostimulan. Meskipun disebut stimulan,
pada dasarnya obat ini memiliki efek yang menenangkan pada penderita ADHD.
Yang termasuk stimulan antara lain: amphetamine, dextroamphetamine dan
derivatnya. Pemberian obat psikostimulan dikatakan cukup efektif mengurangi
gejala-gejala ADHD. Obat ini memengaruhi sistem dopaminergik atau sirkuit
noradrenergik korteks lobus frontalis-subkortikal, meningkatkan kontrol inhibisi
dan memperlambat potensiasi antara stimulasi dan respon, sehingga mengurangi
gejala impulsif dan tidak dapat menyelesaikan tugas. Efek sampingnya ialah
penarikan diri dari lingkungan sosial, fokus yang berlebih, iritabel, sakit kepala,
cemas, sulit tidur, hilang nafsu makan, sindrom Tourette, serta munculnya tic.
2. Diet
Meta-analisis menemukan bahwa menghindari pewarna makanan buatan dan
bahan pengawet sintetik secara statistik bermanfaat mencegah terjadinya gejala
ADHD.15 Keseimbangan diet karbohidrat dan asam amino (triptophan sebagai
serotonin substrate) juga dapat menjadi upaya lain.15 Belum ada bukti bahwa
pemanis buatan seperti aspartam memperburuk ADHD.15
3. Rehabilitasi medik
Mengembangkan kemampuan fungsio-nal dan psikologis seorang individu dan
mekanismenya sehingga dapat mencapai kemandirian dan menjalani hidup secara
aktif.
12
2. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas
atau aktivitas bermain.
3. Sering tampak tidak mendengarkan apabila berbicara langsung.
4. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah,
pekerjaan sehari-hari, atau tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku
menentang atau tidak dapat mengikuti instruksi). e. Sering mengalami
kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.
5. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang
memiliki usaha mental yang lama (seperti tugas di sekolah dan pekerjaan
rumah).
6. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau
aktivitas (misalnya tugas sekolah, pensil, buku ataupun peralatan)
7. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimulasi dari luar. i. Sering lupa
dalam aktivitas seharihari.
b. Hiperaktivitas-impulsivitas: ≥6 gejala hiperaktivitas-impulsivitas berikut ini telah
menetap selama sekurangkurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif
dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. Gejala hiperaktivitas ialah
sebagai berikut:
1. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat di tempat
duduk.
2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau di dalam situasi yang
diharapkan anak tetap duduk.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak
seharusnya.
4. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu luang
secara tenang.
5. Sering dalam keadaan “siap bergerak/ pergi” (atau bertindak seperti
digerakkan oleh mesin).
6. Sering bicara berlebihan. Gejala impulsivitas ialah sebagai berikut:
7. Tidak sabar, sering menjawab pertanyaan tanpa berpikir lebih dahulu sebelum
pertanyaan selesai.
8. Sering sulit menunggu giliran.
9. Sering menyela atau mengganggu orang lain sehingga menyebabkan hambatan
dalam lingkungan sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
13
Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun. Beberapa gangguan akibat gejala ada
selama dua atau lebih situasi. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang
bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau fungsi pekerjaan.
Gejala tidak semata-mata selama perjalanan gangguan perkembangan pervasif,
skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak diterangkan lebih baik oleh
gangguan mental lain.9
Kode berdasarkan tipe ialah sebagai berikut:9
a) DHD tipe kombinasi: jika kriteria A1 dan A2 ditemukan selama 6 bulan
yang lalu.
b) 314.00 ADHD predominan tipe inatensi: jika kriteria A1 ditemukan
tetapi kriteria A2 tidak ditemukan selama 6 bulan yang lalu.
c) 314.01 ADHD predominan tipe hiperaktif-impulsif: jika kriteria A2
ditemukan tetapi kriteria A1 tidak ditemukan selama 6 bulan yang lalu.
Kriteria diagnosis ADHD menurut DSM IV dan DSM IV-TR ini telah
mengalami revisi melalui DSM V. Daftar gejala pada DSM V tidak berbeda
dengan DSM IV dan IV-TR. Perbedaan yang tampak ialah pada DSM V setelah
dituliskan gejala akan diberikan beberapa contoh yang dapat muncul pada
penderita ADHD, termasuk contoh gejala yang timbul pada masa remaja dan
dewasa. Selain itu perbedaan ditunjukkan pada onset timbulnya gejala ADHD
yang dimulai pada usia 12 tahun.
2.9 Terapi ADHD
14
ini adalah Ketika dilatih untuk
terapi melafalkan bacaan al-
murottal, Quran, subjek penelitian
sedangkan sedikit memperbaiki
variabel artikulasi dan pelafalan.
terikatnya Terapi murottal
adalah anak direkomendasikan untuk
ADHD. meredakan perilaku anak
ADHD
2 Efektivitas Terapi Iffa Dwi Dalam Seorang Berdasarkan hasil
Menulis Untuk Hikmawati, Erny penelitian ini anak laki- penelitian dan
Menurunkan Hidayati terdapat dua laki yang pembahasan dapat
Hiperaktivitas Dan Fakultas Psikologi, variabel, berusia 8 disimpulkan bahwa terapi
Impulsivitas Pada Universitas Ahmad yaitu tahun menulis efektif untuk
Anak dengan Dahlan , 2014. variabel duduk di menurunkan perilaku
Attention Defecit bebas dan kelas hiperaktivitas dan
Hyperactivity variabel 1Sekolah impulsivitas pada anak
Disorder (ADHD) terikat. Dasar, dengan ADHD (Attention
Variabel didiagnosis Deficit Hyperactivity
bebas dalam ADHD tipe Disorder) yang berusia 8
penelitian hiperaktif- tahun. Terapi menulis
ini adalah impulsif dapat menurunkan
terapi berdasarkan perilaku hiperaktivitas
menulis, DSM dan impulsivitas pada
sedangkan – IV oleh anak dengan ADHD
variabel Psikolog, (Attention Deficit
terikatnya memiliki Hiperactivity Disorder).
adalah anak tingkat Oleh karena itu, terapi
ADHD. kecerdasan menulis diharapkan
rata-rata, mampu digunakan
sudah dapat sebagai salah satu
menulis. alternatif terapi yang
murah dan aman bagi
anak dengan ADHD
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Attention-Deficit/Hyperactive Disorderatau ADHD adalah nama yang
diberikan untuk anak-anak, remaja, dan beberapa orang dewasa, yang kurang
mampu meperhatikan, mudah dikacaukan, dengan over aktif, dan juga impulsif.
ADHD adalah suatu gangguan neurobiologi, dan bukan penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik. Kelainan hiperaktivitas kurang perhatian (ADHD) sering
tampak sebelum usia 4 tahun dan dikarakteristikan oleh ketidaktepatan
perkembangan didak perhatian, impulsif, hiperaktivitas. Pada kira-kira sepertiga
kasus, gejala-gejala menetap dengan masa dewasa.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan pembuatan
makalah selanjutnya, khususnya tentang Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Berkebutuhan Khusus ADHD.
2. Bagi institusi
Memberikan masukan atau inovasi baru bagi institusi untuk lebih baik
dalam memberikan ilmu pengetahuan.
3. Bagi pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Berkebutuhan Khusus ADHD.
16
DAFTAR PUSTAKA
Baihaqi, Sugiarmin. 2008. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung:PT Refika
Aditama
Betz, Cecily L dan Sowden Linda. A.2002.Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC
Fithroh Roshinah, dkk., 2014. Pengaruh Terapi Murrotal terhadap Tingkat Hiperaktif –
Impulsif Pada Anak Attention Defecit Hyperactive Disorder (ADHD). Universitas
Negeri Yogyakarta.
Iffa Dwi Hikmawati, Erny Hidayati., 2014. Efektivitas Terapi Menulis Untuk Menurunkan
Hiperaktivitas Dan Impulsivitas Pada Anak dengan Attention Defecit Hyperactivity
Disorder (ADHD). Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan ,
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan: Simulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak.
Nurhayati, Hanik Endang. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
17