Pengantar Ilmu Teknologi Maritim
Pengantar Ilmu Teknologi Maritim
DOSEN PEMBIMBING
Tri Yulianto, S.Pi, M.PSDA
NIDN : 0011077306
DISUSUN OLEH
Iqbal Pradana
NIM : 190564201034
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Tentang
Pencemaran Sampah di Lingkungan Laut ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………..1.1
RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………….1.2
TUJUAN……………………………………………………………………………………………...1.3
PEMBAHASAN
DAMPAK PENCEMARAN………………………………………………………………………....2.3
PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………3.1
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil
buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan
seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan
mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi
tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin
meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat
racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana
buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat
penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian
larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian
masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-
cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.
Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan.
Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton
lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton
sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores
(pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan
karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh
ikan predator sebagai tropik level tertinggi.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut?
b) Apa yang menjadi sumber dan bahan pencemaran laut?
c) Apa saja dampak dari pencemaran laut?
d) Apa saja kasus Pencemaran Laut yang pernah terjadi di Indonesia tepatnya di
tanjungpinang?
e) Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran laut dan
kebijakan untuk menangani perihal tersebut
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan dari makalah ini adalah bagaimana cara kita menjaga ekosistem
laut kepri yang sangat luas?. Dan bagaimana cara mencegah agar laut kepri tidak tercemar
oleh sampah plastic yang mustahil untuk hancur dalam beberapa tahun silam.
Bagaimana caranya agar nelayan dapat menikmati hasil laut yang bersih dari kandungan
sampah.
PEMBAHASAN
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk
partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar
adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang
terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang
terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak
kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan
perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik
tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan, Ulah Dan kecerobohan Manusia.
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan
terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah
komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik
di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk
satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas,
maupun termakan.
Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut.
Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu,
dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi
gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali
ke permukaan untuk bernapas.
2.2.2 Pencemaran oleh Plastik
Pencemaran plastik di laut merupakan isu serius yang tidak hanya memengaruhi makhluk
yang tinggal di sana, tapi juga ekosistem global secara keseluruhan–termasuk manusia.
Mungkin Anda berpikir, ini ada kaitannya dengan ikan yang kita makan. Namun, dampaknya
lebih besar: sampah plastik di lautan dapat mengurangi organisme di Bumi yang menciptakan
oksigen yang kita hirup.
Mungkin kita sempat mendengarkan beberapa orang berkoar-koar soal mengurangi
penggunaan plastik, menghimbau untuk membiasakan gunakan tas kain dalam berbelanja,
menghentikan penggunaan sedotan dan masih banyak semacamnya. Ternyata yang perlu
kamu tahu, mereka tidak main-main ketika menyampaikan bahwa kondisi dunia sudah sangat
parah terkait sampah plastik.
Sampah plastik berukuran kecil yang ada di dasar laut dapat termakan oleh hewan-
hewan laut. Jika masuk ke perut, sampah plastik ini akan mengganggu
pencernaannya. Samplah plastik juga mengandung racun. Kalau termakan, hewan-
hewan tersebut bisa saja mengalami keracunan. Hal ini bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Sampah plastik juga dapat melukai hewan-hewan di laut. Terkadang, mereka bisa
terjerat oleh sampah-sampah tersebut atau tertutup oleh plastik. Kalau sudah begitu,
sulit bagi mereka untuk melepaskan diri. Akhirnya, mereka akan terluka karena terus
menerus terjerat atau mencoba melepaskan diri.
Ekosistem mangrove dan terumbu karang dapat terganggu karena adanya samplah
plastik. Sampah plastik dapat tersangkut di akar mangrove. Hal ini menyebabkan
mangrove tidak bisa bernapas dan mengganggu pertumbuhanya. Begitu juga dengan
terumbu karang. Tumbuhan laut ini akan susah bernapas jika permukaannya tertutup
oleh plastik.
Nah, sudah tahu kan bahaya sampah plastik untuk mahkluk hidup yang tinggal di
laut? Oleh karena itu, kurangilah penggunaan plastik sebisa mungkin. Bawalah
tempat minum dan tas belanja sendiri dari rumah sehingga tidak menggunakan yang
berbahan plastik.
2.4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan
lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan
mencemari laut.
2.5 CONTOH PENCEMARAN YANG TERJADI
Kesimpulan
Bahkan jutaan orang tidak Menyadari Bahwa Mereka Telah Melakukan Pelanggaran
Terhadap Pencemaran Lingkungan Laut, dimana Dapat Menyebabkan Status Laut di
Indonesia, Lebih Tepatnya Di Kepulauan Riau sangat Kotor dan Tercemar.
Laut Sebagai Bagian dari Lingkungan Hidup
Laut menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan
(“UU Kelautan”) adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan
daratan dan bentukbentuk alamiah lainnya, yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis
beserta segenap unsur terkait, dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan dan hukum internasional.
Menurut penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU 32/2009”) pengelolaan lingkungan hidup yang
terpadu dan terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara dilakukan berdasarkan
wawasan Nusantara.
Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup
tanpa izin
Terhadap orang yang melakukan dumping limbah tanpa izin dikenakan sanksi sebagaimana
diatur dalam Pasal 104 UU 32/2009, yakni:
https://www.researchgate.net/profile/Tri_Oka_Putra_Laksana/publication/325312441
_Dampak_Sampah_Plastik_Bagi_Ekosistem_Laut_di_Perairan_Selat_Sunda/links/5b
050442a6fdccf9e4f86e11/Dampak-Sampah-Plastik-Bagi-Ekosistem-Laut-di-Perairan-
Selat-Sunda.pdf?origin=publication_detail
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/download/18011/pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-tumbuhan/
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5bc2bcf68f29f/sanksi-
membuang-limbah-ke-lingkungan-laut-tanpa-izin/
https://blog.ruangguru.com/penyebab-pencemaran-konservasi-laut
LAUT RAWASARI KM 5 TANJUNGPINANG TIMUR