Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan seseorang

secara sistematis untuk mendorong, membina, dan mengembangkan potensi jasmani,

rohani, dan sosial (Irianto & Nurhayati, 2013). Ketika melakukan olahraga, berbagai

struktur atau jaringan tubuh dilibatkan dalam setiap gerakannya, misalnya sendi dan

otot. Namun jika persendian dan otot digerakkan secara berlebihan dapat berisiko

menyebabkan ketidak stabilan sendi yang mengakibatkan struktur sekitarnya mudah

cedera (Setiawan, 2011).


Tingkat prevalensi cedera cukup tinggi. Prevalensi cedera sebesar 86% pada

olahragawan pada penelitian pendahuluan, dan 73,5% dari cedera tersebut tidak sembuh

sempurna (Kushartanti, 2009).


Di seluruh dunia, satu kasus sprain ankle terjadi pada 10.000 orang per hari.

Hampir dari sebagian sprain ankle terjadi karena aktifitas olahraga. Olahraga lari juga

merupakan kegiatan atletik yang sering mengalami cedera sprain ankle. Gejala yang

muncul setelah terjadinya sprain ankle pada 30 - 40% pasien dilaporkan bahwa terdapat

nyeri kronis, kelemahan otot dan tidak stabil (Gulano & Vega, 2013). Pada bidang

olahraga cedera ankle menghasilkan bermacam derajat kelemahan, termasuk

berkurangnya performa atlit, absen pada saat kompetisi dan merugikan secara aspek

psiokolgis (Doherty, 2013).


Maka peran Fisioterapi adalah sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang

ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan

memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan

1
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan

mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi (Depkes RI, 2007).


Beberapa intervensi yang dapat diberikan pada sprain ankle dapat berupa

modalitas elektroterapi yaitu ultrasound dan terapi latihan berupa towl toe curl exercise,

theraband exercise, dan marble exercise.

Ultrasound adalah modalitas fisioterapi yang bertujuan untuk merangsang

penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi radang baru secara fisiologis dengan

tujuan mempercepat proses penyembuhan jaringan cidera. Pada shin splint terdapat

inflamasi yang tidak sempurna penyembuhanya, yang dapat memicu pembentukan

abnormal crosslink. Efek micro massage pada ultrasound dapat merangsang pelepasan

abnormal crosslink, menghilangkan oedema, memobilisasi jaringan kolagen,

menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah, dan berdampak terhadap penurunan nyeri

akibat inflamasi tendon periosteum.

Towl toe curl exc merupakan latihan dengan gerak aktif pada ankle dan jari-jari

kaki, sehingga dapat melatif propioseptik

Marble exc merupakan latihan penguatan otot pada ankle dan jari-jari kaki dengan

cara mengambil kelereng satu persatu sehingga pasien juga bisa melatih koordinasi.

Theraband exc merupakan latihan stabilisasi dan penguatan yang di lakukan

secara aktif maupun pasif. Latihan ini menggunakan kekuatan otot-otot pada lower leg

khususnya otot - otot deep posterior tibialis yang berperan dalam gerakan-gerakan ankle

pada saat berjalan, berlari dan melompat. Teknik ini diberikan dengan dinamis dan juga

bersifat conccentric,dimana otot-otot bekerja dalam tahanan dan tarikan theraband

tersebut dan secara aktif dapat memberikan penguatan pada otot regio ankle.

B. Rumusah Masalah

2
1. Apa definisi sprain ankle?
2. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus sprain ankle?
3. Bagaimana pengaruh terapi latihan terhadap kasus sprain ankle?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi sprain ankle
2. Untuk mengetahui penalaksaan fisioterapi pada kasus sprain ankle
3. Untuk mengetahui pengaruh terapi latihan pada kasus sprain ankle
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah wawasan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya

untuk ilmu fisioterapi terhadap proses fisioterapi atau intervensi yang dapat digunakan

pada kasus sprain ankle.

2. Bagi Pasien

Untuk menambah pengetahuan dan dijadikan referensi untuk mengurangi keluhan

atau masalah yang terjadi pada sprain ankle.

3. Bagi Profesi Fisioterapi

Hasil makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan rencana

intervensi bagi fisioterapi pada kasus sprain ankle.

4. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang proses

fisioterapi pada kasus sprain ankle.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB III Skoliosis
    BAB III Skoliosis
    Dokumen3 halaman
    BAB III Skoliosis
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • Bab I DMP
    Bab I DMP
    Dokumen2 halaman
    Bab I DMP
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • Bab I Ctev
    Bab I Ctev
    Dokumen1 halaman
    Bab I Ctev
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • Bab I Makalah Oa
    Bab I Makalah Oa
    Dokumen24 halaman
    Bab I Makalah Oa
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • MT Musculoskeletal Lower Extremity
    MT Musculoskeletal Lower Extremity
    Dokumen127 halaman
    MT Musculoskeletal Lower Extremity
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • BE
    BE
    Dokumen24 halaman
    BE
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bab 2
    Makalah Bab 2
    Dokumen22 halaman
    Makalah Bab 2
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sprain
    Makalah Sprain
    Dokumen18 halaman
    Makalah Sprain
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat
  • MR
    MR
    Dokumen103 halaman
    MR
    unik tri hartati
    Belum ada peringkat