Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


3.1.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pratikum modul 3 ini adalah
sebagai berikut:
a. Alat-alat ukur maerten
b. Meteran
c. Mistar/penggaris
d. Kursi Antropometri
e. Flexsible Curves
3.1.2 Prosedur Pratikum
Adapu prosedur partikum pada modul ini adalah sebagai berikut:
1. Tiap kelompok melakukan pengukuran terhadap ke 27 dimensi tubuh
untuk semua anggota kelompok seperti terlihat pada gambar dengan
menggunakan alat ukur martin. Penggaris/meteran, mistar, Kursi
antropometri, dan flexibel curves.
2. Data yang di peroleh tiap kelompok kemudian di kumpulkan dan diolah
masing-masing kelompok dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan
nilai minimum.
b. Melakukan pengujian keseragaman data

BKA = X + kS

BKB = X - kS
Dimana:
K= Nilai Yang tergantung pada besara tingkat kepercayaan
x
X 
n
x  p
c. Apabila data-data yang di peroleh sudah seragam (proses control),
maka di lakukan uji kecukupan data.

14
15

2
 K / S N X 2   X 2 
N 
'  i  i 


 Xi 

d. Melakukan perhitungan persentil dengan harga persentil yang sesuai
dengan arahan asisten, dimana
P1 = 1* (n + 1 ) / 100
I= Nilai persentil.
e. Melakukan perancangan meja dan kursi makan dengan menggunakan
ukuran persentil,menganalisa dan mengusulkan rancangan perbaikan.

3.2 Pengolahan Data


Pengukuran dimensi tubuh manusia diperlukan alat bantu sebagai proses
awal dari pembuatan suatu produk. Berikut ini adalah peralatan yang digunakan
yaitu sebagai berikut:
1. Kursi Antropometri, digunakan untuk mengukur dimensi tubuh saat
duduk.
2. Meteran, untuk mengukur dimensi tubuh yang dapat diukur dengan alat
ukur antropometri.
3. Kayu, sebagai pembatas dalam pengukuran ketebalan perut, paha dan
dada.
Lembar pengamatan dan alat tulis, untuk mencatat hasil pengukuran
berdasarkan data pengukuran yang diperoleh dari perancang didapatkan berbagai
macam dimensi tubuh. Data yang diambil berupa data antropometri statis .
Berikut ini merupakan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran dimensi
tubuh.
Tabel 3.1. Posisi duduk samping
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Pantat
Nama Duduk Bahu Mata Siku Tebal Tinggi Pantat ke
No
Paha
Operator Tegak Duduk Duduk Duduk Popliteal Popliteal Lutut
1 Diky 82 54 70 28 13 45 46 56
2 Fauzan 89 61 76 26 13 44 45 53
3 Riski 78 51 67 28 12 46 45 52
4 Dafi 99 72 79 28 18 47 45 56
5 Hasya 80 52 68 27 12 46 45 52
Sumber: Pengolahan Data
16

3.2.1 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Keseragaman Data.


1. Tinggi Duduk Tegak
Untuk mempermudah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan
keseragaman data dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2. Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman
tinggi duduk tegak
No Operator (Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2
1. 82 86 -4 16

2. 89 86 3 9

3. 78 86 -8 64

4. 99 86 13 169

5. 80 86 -6 36

Σ 428 294

Sumber: Data Pengolahan


 Xi
X 
n
428
X = 5
= 85, 6 dibulatkan 86

(X
2
 X)
S
i

n 1
294
S =√ = 8,6
4

BKA = X + kS
= 86 + 2 (8,6)
= 103.2
BKB = X - k S
=86 - 2 (8.6)
= 68.8
Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:
17

Peta Kontrol Tinggi Duduk Tegak


120
100
80 Xi

60 BKA
40 BKB
20 Xbar
0
1 2 3 4 5

Gambar 3.1 Peta kontrol tinggi duduk tegak


2. Tinggi Bahu Duduk
Untuk mempermudah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan
keseragaman data dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman
tinggi bahu duduk

No Operator (Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2


1 54 58 -4 16

2 61 58 3 9

3 51 58 -7 49

4 72 58 14 196

5 52 58 -6 36

Σ 290 306

Sumber: Data Pengolahan


 Xi
X 
n
290
X= 5
= 58

(X
2
 X)
S 
i

n 1
306
S =√ = 8,7
4

BKA = X + kS
18

= 58 + 2 (8,7)
= 75,4
BKB = X -2S
= 58 – 2 (8,7)
= 40,6
Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:

Peta Kontrol Tinggi Bahu Duduk


80
70
60
50 Xi

40 BKA
30 BKB
20 Xbar
10
0
1 2 3 4 5

Gambar 3.2 Peta kontrol tinggi bahu duduk


3. Tinggi mata duduk (tmd)
Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman dada pada
posisi duduk samping, maka dapat kita llihat pada table sebagai berikut:
Tabel 3.4 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragam
tinggi mata duduk
No Operator (Xi) X (Xi- X) (Xi- X)2
1 70 72 -2 4

2 76 72 4 16

3 67 72 -5 25

4 79 72 7 49

5 68 72 -4 16

Σ 360 110

Sumber: Data Pengolahan


19

 Xi
X 
n
360
X= 5
= 72

(X
2
 X)
S  i

n 1
110
S = √ = 5,24
4

BKA = X + kS
= 72 + 2 (5,24)
= 82,48
BKB = X - k S
= 72 – 2 (5,24)
= 61,52

Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:

Peta Kontrol Tinggi Mata Duduk


90
80
70
60 Xi
50
BKA
40
BKB
30
20 Xbar
10
0
1 2 3 4 5

Gambar 3.3 Peta kontol tinggi mata duduk

4. Tinggi siku duduk (tsd)


Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman dada pada
posisi duduk samping, maka kita lihat pada tabel berikut ini:
20

Tabel 3.5 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman


tinggi Siku duduk
No Operator (Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2
1 28 27 1 1

2 26 27 -1 1

3 28 27 1 1

4 28 27 1 1

5 27 27 0 0

Σ 137 4

Sumber: Data Pengolahan

 Xi
X 
n
137
X = = 27,4 dibulatkan 27
5

(X
2
 X)
S  i

n 1
4
S=√4 = 1

BKA = X + Ks
= 27 + 2 (1)
= 29
BKB = X - k S
= 27 – 2 (1)
= 25

Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:
21

Peta Kontrol Siku Duduk


30

29

28
Xi
27
BKA
26 BKB
25 Xbar

24

23
1 2 3 4 5

Gambar 3.4 Peta Kontrol siku duduk


5. Tebal paha (tp)
Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman dada pada
posisi duduk samping, maka kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman


tebal paha
No Operator (Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2
1 13 14 -1 1

2 13 14 -1 1

3 12 14 -2 4

4 18 14 4 16

5 12 14 -2 4

Σ 68 26

Sumber: Data Pengolahan


 Xi
X 
n
68
X = = 13,6 dibulatkan 14
5
22

(X
2
 X)
S  i

n 1

26
S =√ = 2,5
4

BKA = X + k S
=14 + 2 (2,5)
= 19
BKB = X - kS
= 14–2(2,5)
=9
Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:

Peta Kontrol Tebal Paha


20
18
16
14
12 Xi

10 BKA
8 BKB
6 Xbar
4
2
0
1 2 3 4 5

Gambar 3.5 Peta kontrol Tebal Paha


6. Tinggi popliteal (tpo)
Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman dada pada
posisi duduk samping, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
23

Tabel 3.7 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman


tinggi popliteal
No Operator(Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2
45 46 1 1
1
44 46 -2 4
2
46 46 1 1
3
47 46 0 0
4
46 46 1 1
5
228 7
Σ
Sumber: Data Pengolahan
 Xi
X 
n
228
X= = 45,6 dibulatkan 46
5

(X
2
 X)
S  i

n 1
7
S =√4 = 1,32

BKA = X + kS
= 46 + 2 (1,32)
= 48,64
BKB = X -kS
= 46– 2 (1,32)
= 43,36

Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:
24

Peta Kontrol Tinggi Popliteal


50
49
48
47
46 Xi

45 BKA
44 BKB
43 Xbar
42
41
40
1 2 3 4 5

Gambar 3.6 Peta kontrol tinggi popliteal

7. Pantat popliteal (pp)


Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman data pada
posisi duduk samping, maka diliha pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman
pantat popliteal
No Operator(Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2
1
46 45 1 1

2
45 45 0 0

3
45 45 0 0

4
45 45 0 0

5
45 45 0 0

Σ
226 45 1

Sumber: Data Pengolahan


 Xi
X 
n
226
X = 5
= 45,2 dibulatkan 45
25

(X
2
 X)
S  i

n 1
1
S=√4= 0,5

BKA = X + kS
= 45 + 2 (0,5)
=46
BKB = X - k S
= 46 - 2 (0,5)
= 45
Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:

Peta Kontrol pantat Popliteal


46.2
46
45.8
45.6
Xi
45.4
BKA
45.2
BKB
45
Xbar
44.8
44.6
44.4
1 2 3 4 5

Gambar 3.7 Peta Kontrol pantat popliteal


8. Pantat kelutut (pkl)
Untuk menghitung rata-rata, standar deviasi dan keseragaman data p ada
posisi duduk samping, maka dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9 Perhitungan rata-rata, standar deviasi dan keseragaman
pantat kelutut
26

No Operator(Xi) X (Xi- X ) (Xi- X )2


56 54 2 4
1
53 54 -1 1
2
52 54 -2 4
3
56 54 2 4
4
52 54 -2 4
5
269 17
Σ
Sumber: Data pengolahan
 Xi
X 
n
269
X= 5
= 53,8 dibulatkan 54

(X
2
 X)
S  i

n 1
17
S =√ 4 = 2,06

BKA = X + kS
= 54 + 2 (2,06)
= 58,12
BKB = X - k S
= 54 – 2 (2,06)
= 49,88
Berdasarkan perhitungan batas kontrol atas, batas kontrol bawah dan rata-
rata dapat kita lihat gambar peta kontrol pengukuran di bawah ini:
27

Peta Kontrol Pantat Ke Lutut


60
58
56
54 Xi

52 BKA
50 BKB
48 Xbar
46
44
1 2 3 4 5

Gambar 3.8 Peta kontrol pantat ke lutut

3.2.2. Kecukupan Data Posisi Duduk Samping


Adapun uuntuk perhitungan uji kecukupan data untuk pengukuran posisi
duduk dapat dilihat sebagi berikut:
Tabel 3.10 Kecukupan data Posisi Duduk
Tinggi Tinggi Tinggi Tignggi
No duduk Xi 2 bahu Xi 2 mata Xi2 siku Xi2
tegak duduk duduk duduk

1 82 6724 54 2916 70 4900 28 784

2 89 7921 61 3721 76 5776 26 676

3 78 6084 51 2601 67 4489 28 784

4 99 9801 72 5184 79 6241 28 784

5 80 6400 52 2704 68 4624 27 729

Total 428 36930 290 17126 360 26030 137 3757

Sumber: Data Pengolahan

Tabel 3.10 Kecukupan data Posisi Duduk (Lanjutan)


Tebal Tinggi Pantat Pantat
No Xi2 Xi2 Xi2 Xi2
paha popliteal popliteal ke lutut
13 169 45 2025 46 2116 56 3600
1
13 169 44 1936 45 2025 53 3136
2
28

12 144 46 2116 45 2025 52 3600


3
18 324 47 2209 45 2025 56 3364
4
12 144 46 2116 45 2025 52 3600
5
68 950 228 10402 226 10216 269 17300
Total
Sumber : Data Pengamatan
1. Tinggi Duduk Tegak
Adapun perhitungan kecukupan data Tinggi duduk tegak dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut
𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
𝑠 𝑋𝑖
𝑁′ = ( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(36930) − (428)2
′ 0,1
𝑁 =( )
428

2

20√184650 − 183184
𝑁 =( )
428

𝑁 ′ = 3,20

Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena
datanya sudah mencukupi N’<N.
2. Tinggi Bahu Duduk
Adapun perhitungan kecukupan data Tinggi bahu duduk dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut

𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
𝑠 𝑋𝑖
𝑁′ = ( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(17126) − (290)2
′ 0,1
𝑁 =( )
290

2

20√85630 − 85100
𝑁 =( )
290
29

𝑁 ′ = 2,52
Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena
datanya sudah mencukupi N’<N.
3. Tinggi Mata Duduk
Adapun perhitungan kecukupan data tinggi mata duduk dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut:
𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
′ 𝑠 𝑋𝑖
𝑁 =( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(26030) − (360)2
′ 0,1
𝑁 =( )
360

2
20√130150 − 129600
𝑁′ = ( )
360
𝑁′ = 1,69
Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena
datanya sudah mencukupi N’<N.
4. Tinggi Siku Duduk
Adapun perhitungan kecukupan data tinggi siku duduk dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut:

𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
′ 𝑠 𝑋𝑖
𝑁 =( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(3757) − (137)2
′ 0,1
𝑁 =( )
137

2

20√18785 − 18769
𝑁 =( )
137
𝑁′ = 0,34
Dalam hal ini perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena datanya
tidak mencukupi N’>N.
5. Tebal Paha
30

Adapun perhitungan kecukupan data tebal paha dengan tingkat ketelitian


10% adalah sebagai berikut:
𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
′ 𝑠 𝑋𝑖
𝑁 =( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(950) − (68)2
′ 0,1
𝑁 =( )
68

2

20√4750 − 4724
𝑁 =( )
68
𝑁 ′ = 2,25
Dalam hal ini perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena datanya
tidak mencukupi N’>N.

6. Tinggi Popliteal
Adapun perhitungan kecukupan data tinggi popliteal dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut:

𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
𝑠 𝑋𝑖
𝑁′ = ( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(10402) − (228)2
′ 0,1
𝑁 =( )
228

2
20√52010 − 51984
𝑁′ = ( )
228
𝑁′ = 0,20
Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena
datanya sudah mencukupi N’<N.

7. Pantat popliteal
Adapun perhitungan kecukupan data pantat popliteal dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut:
31

𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
𝑠 𝑋𝑖
𝑁′ = ( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(10216) − (226)2
′ 0,1
𝑁 =( )
226

2
20√51080 − 51076
𝑁′ = ( )
226
𝑁′ = 0,03
Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena datanya
sudah mencukupi N’<N.

8. Pantat ke lutut
Adapun perhitungan kecukupan data pantat ke lutut dengan tingkat
ketelitian 10% adalah sebagai berikut:

𝑘⁄ √𝑁(∑ 2) − (∑ 𝑋𝑖)2 2
𝑠 𝑋𝑖
𝑁′ = ( )
∑ 𝑋𝑖
2
2⁄ √5(14489) − (269)2
′ 0,1
𝑁 =( )
269

2

20√72445 − 72361
𝑁 =( )
269
𝑁′ = 0,46
Dalam hal ini perlu lagi melakukan pengukuran ulang karena datanya
tidak mencukupi N’>N.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan dari keseluruhan


uji kecukupan datanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11 Uji Kecukupan data antropometri posisi duduk samping
32

No Dimensi N Σ Xi Σ Xi2 N’ Keterangan

1 Tinggi duduk tegak 5 428 36930 3,20 Cukup

2 Tinggi bahu duduk 5 290 17126 2,52 Cukup

3 Tinggi mata duduk 5 360 26030 0,34 Cukup

4 Tinggi siku duduk 5 137 3757 1,69 Cukup

5 Tebal paha 5 68 950 2,25 Cukup

6 Tinggi popliteal 5 228 10402 0,20 Cukup

7 Pantat popliteal 5 226 10216 0,03 Cukup

8 Pantat ke lutut 5 269 14489 0,46 Cukup

Sumber: Data Pengolahan

3.2.3 Perhitungan persentil posisi duduk samping


Dari pada data yang telah diperoleh, maka perhitungan persentil dapat di
lakukan dengan menggunakan 5-th ukuran = X - S x, 50-th ukuran = X dan 95-th
ukuran = X + S x, dimana harga x pada 5-th dan 95-th adalah 1,645. Jadi hasil
perhitungannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
1. Tinggi duduk tegak
5-th ukuran = X -Sx
= 86 – 8,6(1,645)
= 71,853
50-thukuran = X
= 86
95-th ukuran = X +Sx
= 86 + 3,5 (1,645)
= 100,147
2. Tinggi bahu duduk
5-th ukuran = X -Sx
= 58 – 8,7(1,645)
= 43,69
50-thukuran = X
33

= 58
95-th ukuran = X +Sx
= 58+ 8,7(1,645)
= 72,31
3. Tinggi mata duduk
5-th ukuran = X -Sx
= 72– 5,24(1,645)
= 63,38
50-thukuran = X
= 72
95-th ukuran = X +Sx
= 72+ 5,24(1,645)
= 80,62
4. Tinggi siku duduk
5-th ukuran = X -Sx
= 27– 1 (1,645)
= 25,355
50-thukuran = X
= 27
95-th ukuran = X +Sx
= 27+ 1(1,645)
= 28,645
5. Tebal paha
5-th ukuran = X -Sx
= 14 – 2,5(1,645)
= 9,88
50-thukuran = X
= 14
95-th ukuran = X +Sx
= 14+ 2,5(1,645)
= 18,11
34

6. Tinggi popliteal

5-th ukuran = X - S x
= 46 – 1,32 (1,645)
= 43,83

50-thukuran = X
= 46
95-th ukuran = X + S x
= 46+ 1,32(1,645)
= 48,17
7. Pantat popliteal
5-th ukuran = X -Sx
= 45– 0,5(1,645)
= 44,178
50-th ukuran = X
= 45
95-th ukuran = X +Sx
= 45+ 0,5(1,645)
= 45,822
8. Pantat ke lutut
5-th ukuran = X -Sx
= 54– 2,06(1,645)
= 50,61
50-thukuran = X
= 54
95-th ukuran = X +Sx
= 54+ 2,06 (1,645)
= 57,38
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan dari keseluruhan
perhitungan persentil datanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.12 Perhitungan persentil pada posisi duduk samping
No Data yang di ukur Rata- Std 5 (cm) 50 (cm) 95 (cm)
35

rata Deviasi Persentil Persentil Persentil


1 Tinggi duduk tegak 86 3,5 71,85 86 100,147
2 Tinggi bahu duduk 58 2,5 43,69 58 72,31
3 Tinggi mata duduk 72 3,25 63,38 72 80,62
4 Tinggi siku duduk 27 1,5 25,35 27 28,645
5 Tebal paha 14 0,5 9,88 14 18,11
6 Tinggi popliteal 46 1,75 43,83 46 48,17
7 Pantat popliteal 45 3 44,18 45 45,82
8 Pantat ke lutut 54 3,25 57,38 54 57,38
Sumber: Data Pengolahan

Anda mungkin juga menyukai