Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Kerusakan Neuromuskular,
Penurunan Kekuatan Otot, dan Penururnan Kesadaran Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam setelah diberikan tindakan mobilitas klien meningkat atau teradaptasi. Kriteria : Peningkatan kemampuan dan tidak terjadi trombosis vena profunda dan emboli paru merupakan ancaman klien paralisis, yang tidak mampu menggerakkan ekstremitas, dan dekubitus tidak terjadi. Intervensi: a. Kaji tingkan kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik. b. Dekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan kien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. c. Hindari faktor yang memungkinkan terjadinya truma pada saat klien melakukan mobilisasi. d. Sokong ekstremitas yang mengalami paralisis. e. Monitor komplikasi hambatan mobilitas fisik. f. Kolaborasi dengan tim fisioterapis. Rasional : a. Merupakan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya. b. Bila pemulihan mulai untuk dilakukan, klien dapat mengalami hipotensi ortostatik (dari disfungsi autonom) dan kemungkinan membutuhkan meja tempat tidur untuk menolong mereka mengambil posisi duduk tegak. c. Individu paralisis mempunyai kemungkinan mengalami kompresi neuropati, paling sering saraf ulnar dan perineal. Bantalan dapat ditempatkan di siku dan kepala fibula untuk mencegah terjadinya masalah ini. Ekstremitas paralisis disokong dengan posisi fungsional dan memberikan latihan rentang gerak secara pasifpaling sedikit 2 kali