Transmisi HVDC
Saluran transmisi dapat dikategorikan atas saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah tanah (under ground).
• Saluran Udara
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pusat pembangkit umumnya jauh dari
pusat-pusat beban. Apabila dimisalkan dibangun tidak persis di tepi pantai, yang
mungkin di tengah hutan atau di kaki gunung dimana sumber energi itu berada,
maka dengan demikian tetap dibutuhkan saluran udara yang selanjutnya
dihubungkan dengan kabel laut.
Adapun sifat-sifat kawat logam adalah :
• Kawat tembaga tarik yang dipakai pada saluran transmisi karena konduktivitasnya
tinggi, meskipun kuat tariknya tidak cukup untuk instalasi tertentu. Dibandingkan
dengan kawat tembaga tarik, konduktivitas kawatAluminium Cable Steel Reinforced
(ACSR) lebih rendah, meskipun kekuatan mekanisnya lebih tinggi.
• Kawat tembaga campuran (alloy), konduktivitasnya lebih rendah dari kawat
tembaga tarik, tetapi mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi.
• Kawat aluminium campuran (alloy), mempunyai kekuatan mekanis yang lebih tiggi
dari aluminium murni sehingga dipakai untuk gawang (span) yang lebih besar.
• Kawat baja berlapis tembaga mempunyai kekutan mekanis yang besar, dan
biasanya dipakai untuk gawang yang besar atau sebagai kawat tanah.
• Kawat baja berlapis aluminium mempunyai kekuatan mekanis yang besar, tetapi
konduktivitasnya lebih kecil dibanding dengan yang berlapis tembaga meskipn ia
lebih ringan.
Perbedaan antara panjang aktual dan panjang yang direncanakan disebut "panjang
kabel slack".
Perbandingan Kapasitas Transmisi Daya pada Tegangan Tinggi DC dan AC
Apabila ada dua saluran transmisi yang dapat dibandingkan, satu adalah saluran
transmisi ac dan yang lainnya adalah saluran transmisi dc. Dianggap bahwa
isolator-isolator ac dan dc menahan tegangan puncak ke tanah yang sama sehingga
tegangan Vd sama dengan 2 kali tegangan rms ac. Karena itu, serta data teknik
lainnya sama, dapat dilihat bahwa daya dc perkonduktor adalah :
P(dc) = Vd.Id W/kond. ......................(1)
Karena itu, rasio dari daya dc perkondukor terhadap daya ac perkonduktor (fasa),
dapat dinyatakan sebagai :
........(3)
Jika Cos j = 0,945 maka :
W/kond...(4)
Selanjutnya kapasitas transmisi daya total saluran ac dan dc adalah :
Pdc = 2 Pdc W ..................................(5)
Pac = 3 Pac W..................................(6)
Karena itu rasionya dapat dituliskan :
.................................(7)
Jadi, dari studi memperlihatkan bahwa dari suatu saluran dc umumnya biasanya
sekitar 33 % lebih kecil dari suatu saluran ac untuk kapasitas yang sama. Selanjutnya
jika suatu saluran dc dua kutub dibandingkan dengan saluran ac 3 phasa rangkaian
ganda, biaya saluran dc sekitar 45 % lebih kecil dari saluran ac. Biasanya keuntungan
biaya saluran dc meningkat pada tegangan tinggi. Rugi daya karena gejala korona
lebih kecil pada saluran dc dibanding saluran ac.
Daya reaktif yang dihasilkan dan diserap oleh suatu saluran transmisi ac tegangan
tinggi dapat dinyatakan sebagai :
VAR/unit panjang...(8)
dan QL=XLI2=wL.I2VAR/unit panjang...(9)
Jika daya reaktif yang dibangkitkan dan diserap oleh saluran, sama
Qr=QL atau WC.V2=WL.I2 .............(10)
Terlihat bahwa pembebanan impedansi surja (beban alami) adalah merupakan
fungsi dari tegangan, induktansi dan kapasitansi saluran tidak merupakan fungsi dari
panjang saluran. Bagaimanapun, converter-converter pada kedua ujung saluran
membutuhkan daya reaktif dari sistem ac. Kabel-kabel tanah yang digunakan untuk
transmisi ac dapat juga digunakan untuk dc dan biasanya dapat menyalurkan daya dc
yang lebih besar dari ac. Hal ini disebabkan karena tidak adanya arus pemuatan
kapasitif dan pemanfaatan isolasi yang lebih baik serta pemakaian bahan dielektrik
lebih sedikit.
Pekerjaan Instalasi Kabel Laut
Gaya tarik peletakan kabel ditentukan oleh kecepatan saat peletakan, berat kabel,
gaya pecah dan arus pasang. Gaya tarik kabel (Ts) dapat diketahui dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan :
Ts = wh + To .................................(11)
Selama kabel diletakkan, "To" dikontrol pada nilai 500 - 1000 kg.
Beberapa jenis pekerjaan pada saat peletakan kabel meliputi :
1. Pemilihan vessel peletakan kabel, ditarik oleh beberapa tug boat.
2. Pekerjaan persiapan peletakan kabel
3. Penempatan kabel laut
4. Proteksi kabel laut
Ada beberapa penyebab kerusakan kabel laut, di antaranya oleh peralatan pancing,
jangkar kapal, gigitan ikan, gesekan sirip ikan, dan lain-lain. Oleh karena itu kabel laut
harus diproteksi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan seperti yang
disebutkan di atas. Ada beberapa cara yang telah dilakukan memproteksi ganggguan,
di antaranya adalah :
a. Menimbun kabel laut di dasar laut, kedalaman penimbunan tergantung panjang
mata peralatan pancing atau mata jangkar, biasanya (20 - 150)cm.
b. Proteksi dengan rantai pelindung atau jaring pelindung yang diikat pada kabel.
Pemilihan jalur yang tepat atau dengan pemberian tanda yang menyolok pada jalur
lintasan kabel sangat membantu untuk menghindari kerusakan kabel oleh peralatan
pancing dan jangkar kapal.
Analisis dan Pembahasan
Kemungkinan penggunaan transmisi HVDC kabel laut di Indonesia adalah yang
melintasi selat Sunda, yang diambil dari interkoneksi jaringan listrik Jawa-Bali dan
Sumatera. Bukit Asam adalah pusat tambang batu bara di Sumatera. Jaraknya sekitar
170 km dari Palembang, 350 km dari selat Sunda dan sekitar 450 km dari Jakarta.
Berdasarkan data dari Departemen Pertambangan, diperoleh cadangan batu bara
lebih dari 150 juta ton, sekitar 37 juta ton yang berada di permukaan (open pit
mining) dan sekitar 117 juta ton dengan pertambangan di bawah permukaan tanah
(underground mining).
Jarak antara pulau Sumatera dengan Jawa barat sangat dekat, hanya dibatasi oleh
selat Sunda saja. Penggunaan kabel laut sekitar 30 km hingga 35 km tidak terlalu
bermasalah. Katapang di Sumatera yang merupakan daerah perikanan cukup ideal
tempat pengiriman daya listrik melalui kabel laut ke Merak Jawa barat dengan jarak
sekitar 35 km.
Berdasarkan energi balance ternyata diperoleh bahwa lebih dari 50 % penggunaan
energi di seluruh Jawa digunakan di Jawa barat, dan permintaan akan energi listrik
meningkat terus seiring dengan pertumbuhan industri-industri baru.
Transmisi HVDC terdiri dari :
• Stasiun converter dipasang pada pusat pengirim di Bukit Asam
• Stasiun inverter dipasang pada sisi penerima akhir di Merak Jawa barat.
• Saluran transmisi udara sepanjang 360 km antara Bukit Asam dengan Katapang
ujung Sumatera dengan arus searah (DC)
• Saluran kabel bawah laut menyeberangi selat Sunda antara Katapang dengan
Merak sejauh 35 km.
Di samping itu beberapa lokasi lain di Indonesia yang memungkinkan untuk
menggunakan transmisi HVDC dengan kabel laut antara lain :
• Palembang - Jakarta
• Banyumas - Gilimanuk
• Jawa Timur - Madura
• Bukit Asam - Katapang - Merak
• Bukit Asam - Katapang - Batam - Singapura
• Pulau Kalimantan - pulau Sulawesi