Anda di halaman 1dari 11

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

ekperimental untuk mengetahui perbedaan Signal to Noise Ratio (SNR) dan

informasi anatomi MRI lumbal potongan sagital pada variasi Number of

Excitation (NEX).

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMC RS Telogorejo Semarang.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2018.

B. Kerangka Konsep

Variabel terikat :
SNR dan Informasi
anatomi MRI Lumbal
sekuen T2WI FSE
potongan sagital, yaitu :
Variabel bebas : 1. Corpus vertebrae
Variasi NEX (1,2,3,4,5) lumbalis
2. Discus intervertebrae
lumbalis
3. Spinal cord
4. Cerebro Spinal Fluid
(CSF)

Variabel terkontrol :
Time Repetation (TR)
Time Echo (TE)
Echo Train Length (ETL)
Slice thickness
FOV
Voxel
Receive Bandwidth
48

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi Number of

Excitation (NEX).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini adalah Signal to

Noise Ratio (SNR) dan informasi anatomi pada MRI lumbal sekuen

T2WI FSE potongan sagital.

3. Variabel Kontrol

Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah TR, TE, ETL, FOV,

slice thickness, voxel, receive bandwidth.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pemeriksaan MRI lumbal

yang dilakukan di SMC RS Telogorejo Semarang.

2. Sampel

Besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan rumus lemeshow (Notoatmodjo, 2001) sebagai

berikut:
𝑎
𝑍1 − 2 𝑃 (1 − P)
n=
d

1,96 0,50 (1 − 0,50)


n=
0,50

(1,96) (0,25)
n=
0,05

n = 9,8 = 10
49

Keterangan:

N : Jumlah sampel
Z1-a/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (95% = 1,96)
P : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila
tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)
d : Derajat penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan

Besar sampel ideal menurut hitungan rumus lemeshow di atas

adalah 10 sampel volenteer yang kemudian dilakukan pemeriksaan MRI

lumbal untuk kelompok sampel pada satu orang yaitu dengan

memberikan variasi NEX 1,2,3,4, sampai 5.

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana

kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan.

Kriteria inklusi dan ekslusi penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi, yaitu kriteria laki-laki atau perempuan dewasa

dengan usia 20-35 tahun

b. Kriteria ekslusi, yaitu tidak memiliki patologis pada daerah lumbal.

E. Definisi Operasional

1. Number of Excitation (NEX) menunjukkan berapa kali data tersebut

diperoleh dan dicatat selama scanning. Penelitian ini melakukan variasi

NEX dari nilai 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan mencari nilai NEX yang tepat

untuk digunakan pada pemeriksaan MRI lumbal potongan sagital. Skala

ukur data adalah rasio.

2. Signal to Noise Ratio (SNR) adalah perbandingan antara besarnya

amplitudo sinyal dengan besarnya amplitudo noise dalam gambar MRI.

Nilai SNR didapat dengan cara memberi Region of Interest (ROI) pada

beberapa jaringan untuk nilai sinyal dan memberi ROI pada daerah
50

bebas diluar objek lumbal (background) untuk nilai noise. Hasil

pengukuran SNR kemudian dihitung dengan membagi nilai sinyal rata-

rata (mean) dengan nilai standar deviasi pada noise. Skala ukur data

adalah rasio.

3. Informasi citra anatomi MRI lumbal adalah citra yang mempunyai hasil

gambaran yang optimal dilihat dari gambaran anatomi dan kontras yang

dinilai dari gambar secara visualisasi (subjektif) oleh 2 orang dokter

radiolgi. Informasi anatomi yang diliihat meliputi: corpus vertebrae

lumbalis, discus intervertebrae lumbalis, spinal cord, Cerebro Spinal

Fluid (CSF). Penilaian informasi anatomi berdasarkan pada 3 kategori

yang dinilai dengan pemberian skor. Skala ukur data adalah ordinal.

a. Skor 3 berarti “jelas”, diberikan apabila anatomi MRI lumbal

potongan sagital yang diamati tampak jelas, berbatas tegas dan

mudah dilihat.

b. Skor 2 berarti “kurang jelas”, diberikan apabila anatomi MRI lumbal

potongan sagital yang diamati terlihat tetapi tidak berbatas tegas.

c. Skor 1 berarti ‘tidak jelas”, diberikan apabila anatomi MRI lumbal

potongan sagital yang diamati tidak jelas atau kabur (Sugiyono,

2010).

4. Time Repetition (TR) adalah interval waktu antara pengulangan dua

pulsa yang sama. Time repitition (TR) yang panjang akan meningkatkan

SNR dan TR yang pendek akan menurunkan SNR. Penelitian ini

menggunakan pembobotan T2 dengan TR yang panjang yaitu 4500 ms.

Skala ukur data adalah rasio.


51

5. Time Echo (TE) adalah interval waktu dari saat terakhir pada RF

diberikan sampai terdeteksinya sinyal MR maksimum. Time Echo (TE)

merupakan parameter yang mempengaruhi T2 dan TE panjang akan

memaksimalkan pembobotan T2. Time Echo (TE) dalam penelitian ini

menggunakan TE 82 ms. Skala ukur data adalah rasio.

6. Echo Train Length (ETL) yaitu pengulangan dari RF 180º pada sekuen

FSE. Nilai ETL (RF180º) yang digunakan yaitu 17 kali. Skala ukur data

adalah interval.

7. Slice thickness merupakan tebal irisan pada objek yang discanning,

pada MRI lumbal dengan sekuen FSE menggunakan slice thickness 4.0

mm. Skala ukur data adalah rasio.

8. Flied Of View (FOV) merupakan diameter objek yang akan discanning

dan FOV diatur sesuai ukuran objek. Pemeriksaan MRI lumbal pada

penelitian ini menggunakan FOV 30 cm. Skala ukur data adalah rasio.

9. Voxel yaitu suatu gambaran digital terdiri dari pixel. Ukuran voxel yang

digunakan 0,8x0,8x4.0 mm. Skala ukur data adalah rasio.

10. Receive bandwidth merupakan parameter yang mempengaruhi noise

dan sinyal pada SNR yang akan dihasilkan. Pemeriksaan MRI lumbal

sekuen FSE menggunakan receive bandwidth 181. Skala ukur data

adalah rasio.

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

a. Pesawat MRI 1,5 Tesla dengan merk Siemens Magnetom Avanto

b. Koil vertebrae (spine coil)

c. Perangkat komputer dan film


52

d. Printer film untuk memindahkan gambar ke lembar film

e. Perlengkapan pemeriksaan, seperti baju ganti, earphone, selimut

dan bantal

f. Alat tulis dan kamera digital untuk memotret langsung gambar yang

ada pada layar monitor.

2. Bahan Penelitian

a. Hasil pengukuran SNR disetiap titik dengan menggunakan Region

of Interest (ROI) dengan nilai NEX yang divariasi yaitu 1, 2, 3, 4,

dan 5.

b. Hasil pencatatan scan time MRI lumbal sekuen T2WI FSE Sagital

dari variasi NEX 1 sampai 5.

c. Responden yang memberikan penilaian terhadap citra MRI lumbal

sekuen T2WI FSE adalah 2 (dua) orang dokter spesialis radiologi

yang berpengalaman mengekspertisi pemeriksaan MRI 1,5 Tesla.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah :

1. Tahap persiapan :

a. Volenteer diberikan informed consent tentang maksud dan tujuan

penelitian. Memberikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan

yang akan dilakukan termasuk lamanya waktu pemeriksaan, tidak

berbahaya bagi mereka, tidak menimbulkan rasa sakit,

menimbulkan suara bising dan organ yang diperiksa tidak boleh

bergerak dalam waktu tertentu.

b. Memberikan anjuran bagi volenteer untuk buang air kecil sebelum

dilakukan pemeriksaan.
53

c. Menginstruksikan kepada volenteer untuk mengenakan baju ganti

pemeriksaan dan melepaskan semua benda-benda yang

mengandung logam seperti ikat pinggang.

d. Menyiapkan koil spine.

e. Memposisikan volenteer pada meja gantry. Volenteer diposisikan

supine dan head first dengan mid sagital plane pada pertengahan

garis spine paralel dengan garis lampu indikator longitudinal. Garis

lampu indikator horizontal setinggi lumbal tiga.

f. Kemudian pintu ditutup rapat agar tidak ada interfensi RF dari luar.

g. Dilakukan registrasi, yaitu mengisi data volenteer meliputi nama,

umur, jenis kelamin, berat badan, nomor register, jenis

pemeriksaan.

2. Tahap pembuatan citra :

a. MRI lumbal dilakukan pada 10 volenteer.

b. Dilakukan pembuatan citra potongan sagital dengan posisi head

first dan isocenter setinggi lumbal tiga oleh radiografer yang telah

berpengalaman yang harus memenuhi kriteria inklusi sebagai

berikut :

1) Pengalaman kerja dibidang MRI selama 5 tahun

2) Memiliki sertifikat pelatihan dibidang MRI

c. Membuat scanogram dari koronal dan aksial dan melakukan

scanning rutin terlebih dahulu.

d. Melakukan scanning dengan sekuen FSE sagital dengan NEX 1.

e. Pada pembuatan sekuen harus memperhatikan variabel terkontrol

yaitu, TR, TE, ETL, FOV, slice thickness, voxel, receive bandwidth.
54

f. Selanjutnya melakukan prosedur pemeriksaan MRI lumbal yang

sama pada NEX 2, 3, 4, dan 5.

g. Mencatat perubahan scan time pada setiap variasi NEX.

h. Kemudian akan didapat lima puluh gambar potongan sagital dengan

variasi nilai NEX untuk setiap volenteer.

i. Dilakukan pengukuran SNR menggunakan automatic software yang

ada pada pesawat MRI tersebut dengan cara membuat Region of

Interest (ROI) sekecil mungkin pada daerah corpus vertebrea

lumbalis 3, discus intervertebrae lumbalis 3-4, spinal cord selevel

lumbal 1, dan CSF selevel lumbal 2 pada area dengan intensitas

homogen (sinyal). Kemudian ROI daerah bebas diluar objek lumbal

sebagai nilai noise (background). Dalam display akan tertera nilai

mean dan standar deviasi pada masing-masing daerah yang diukur.

Nilai hasil ROI kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai SNR

dengan cara membagi sinyal rata-rata daerah yang diROI yaitu

corpus vertebrea lumbalis, discus intervertebrae lumbalis, spinal

cord, dan CSF dengan standar deviasi noise (background).

3
Keterangan gambar:
4
1. Corpus vertebrae
lumbalis
2. Discus vertebrae
1
lumbalis
3. Spinal cord
4. Cerebro spinal
2 fluid (CSF)

Gambar 3.1. Sketsa penempatan ROI pada lumbal


55

j. Kemudian memilih satu potongan dari setiap nilai NEX, yaitu

potongan yang dianggap informatif dari potongan sagital lumbal

meliputi: corpus vertebrae lumbalis, discus intervertebrae lumbalis,

spinal cord, dan CSF .

k. Setelah memperoleh hasil citra MRI lumbal potongan sagital sekuen

T2WI FSE dengan variasi NEX 1, 2, 3, 4, dan 5, selanjutnya dicetak

pada film atau diburn pada compact disk.

3. Penilaian citra

a. Penilaian Signal to Noise Ratio (SNR)

Citra MRI lumbal yang dihasilkan kemudian dihitung nilai SNR

dengan membagi antara nilai sinyal (mean) pada beberapa jaringan

yang telah ditentukan dan standar deviasi dari noise (background).

b. Penilaian Informasi Anatomi

1) Penilaian informasi citra dilakukan secara subjektif yang

diberikan oleh 2 orang dokter spesialis radiologi yang

mempunyai pengalaman kerja selama ≥ 5 tahun dan telah

berpengalaman dalam mengekspertisi pemeriksaan MRI untuk

informasi anatomi yang disediakan sesuai dengan petunjuk.

2) Penilaian dilakukan terhadap informasi citra dengan cara

memberi checklist pada tabel penilaian meliputi kejelasan organ

pada daerah corpus vertebrae lumbalis, discus intervertebrae

lumbalis, spinal cord dan CSF.

3) Responden memberikan tanda checklist (√) pada kolom skor

penilaian radiograf. Kuesioner tabel checklist berisi kriteria citra

anatomi yang diberi rentang skor penilaian 1 sampai dengan 3.


56

4) Contoh checklist yang akan diisi oleh kedua responden adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pengisian checklist penilaian


informasi anatomi dari responden
Skor Penilaian
No. Anatomi Lumbal yang Dinilai Informasi Anatomi
1 2 3
1 Corpus vertebrae lumbalis
2 Discus intervertebrae lumbalis
3 Spinal Cord
4 Cerebro Spinal Fluid (CSF)

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan dan Analisis Data Signal to Noise Ratio (SNR)

Data SNR merupakan data rasio, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas. Data yang berdistribusi normal akan dilakukan uji statistik

Anova yang dilanjutkan dengan Post Hoc untuk mengetahui variabel yang

berbeda dari K sampel berpasangan, sedangkan untuk data yang

berdistribusi tidak normal, uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman

yang dilanjutkan dengan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan (level

of significance) 95% (α=0,05) dan dilakukan dengan menilai p value.

Untuk tingkat signifikan penilaian p<0,05 maka Ho ditolak dan p>0,05

maka Ho diterima.

2. Pengolahan dan Analisis Data Informasi Anatomi

Data informasi anatomi yang merupakan data ordinal, terlebih dahulu

dilakukan uji Cohen’s Kappa untuk menilai kesepakatan antar kedua

responden. Setelah itu, dilakukan uji Friedman untuk mengetahui adanya

perbedaan informasi anatomi, selanjutnya digunakan uji Wilcoxon dengan

tingkat kepercayaan (level of significance) 95% (a=0,05) dan dilakukan


57

dengan menilai p value. Untuk tingkat signifikan penilaian p<0,05 maka

Ho ditolak dan p>0,05 maka Ho diterima.

3. Untuk menentukan nilai NEX yang lebih baik dalam menghasilkan SNR

dan informasi anatomi, dapat dilihat pada nilai mean rank dari hasil uji

statistik yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai