INDERA PENGLIHATAN
A. M. Rectus Superior
A
B. Sclera
B
C. Iris
C
J
D. Lensa D
E
E. Cornea
F K
F. Camera Oculi Anterior
G L
G. Camera Oculi Posterior
M
H. Conjunctiva H
I
I. M. Rectus Inferior
J. Nervus optikus
K. Fovea centralis
L. Retina
M. Corpus Vitreous
1. Cornea
Fungsi :
o Sebagai membran pelindung
Cornea menutup bola mata di sebelah depan
o Sebagai media refrakta.
Pembiasan cahaya di cornea terutama dilakukan pada permukaan anterior.
Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea dimana 40 dioptri dari 50 dioptri.
Cornea merupakan organ yang paling banyak memiliki serabut nyeri terutama di
bagian central, sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan dirasakan sangat sakit.
Bila kornea disinari suatu sumber cahaya yang konsentris pada kornea maka akan
bersifat konsentris juga gambar dapat dipantulkan pada kornea karena kornea bersifat
cermin cembung.
Interpretasi pemeriksaan cornea :
Normal : licin, mengkilat, konsentris dan continue.
Abnormal :
o Lingkaran continue tetapi ada bagian tidak mengkilat (kabur), bergerigi edema
cornea.
o Lingkaran tidak continue : defect epitel cornea ulkus kornea, erosion, fistula
kornea.
o Lingkaran mengkilat continue, konsentris tetapi berkelok-keloksikatrik pada
kornea
o Lingkaran mengkilat, continue, oval dan tidak konsentris astigmatisma
3. Lensa crystalina
Berbentuk lempeng cakram bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan transparan.
Permukaan belakangnya lebih cembung daripada permukaan depan. Terletak di belakang
iris, di depan corpus vitreum. Digantung oleh zonula zinii atau lig. Suspensorium lentis.
Fungsi :
o Memfokuskan sinar dengan cara akomodasi untuk melihat dekat.
Otos ciliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang, kapsul lensa yang elastik
kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi peningkatan daya biasnya.
Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.
4. Corpus vitreum
Merupakan gel transparan yang terdiri atas air ( lebih dari 99% ), kolagen dan
glikosaminoglikan yang berhidrasi berat, yang unsur utamanya ialah asam hialuronat.
Corpus vitreum menempati ruangan mata dibelakang lensa.
2. Medan Penglihatan
a. Probandus duduk di depan perimeter. Dagu diletakkan pada tumpuan dagu, diatur
sedemikian rupa sehingga mata secara horizontal bertepatan dengan titik pusat
perimeter.
b. Bila perimeter memiliki lampu pemeriksaan di ruang gelap, bila perimeter tanpa
peralatan lampu pemeriksaan dilakukan pada ruangan terang.
c. Mata diperiksa satu persatu. Mata yang diperiksa memfiksir pusat perimeter,
sedangkan yang tidak diperiksa ditutup.
d. Pemeriksaan menggunakan objek berwarna digerakkan perlahan dari perifer ke
sentral. Probandus memberi tanda bila telah melihat objek berwarna tersebut
seawal mungkin. Lalu diukur jaraknya dalam derajat sentral.
e. Hasil merupakan rata-rata dari 3 kali pemeriksaan. Kemudian pemeriksaan
diteruskan pada semua warna dan semua bidang dengan memutar busur setiap 15
derajat, maka akan didapatkan luas lapang pandang.
3. Astigmatisme Kornea
a. Pemeriksaan menghadap pada sumber cahaya, sedangkan yang diperiksa
membelakangi sumber cahaya.
b. Pemeriksa akan melihat refleksi dari garis-garis konsentris pada kornea melalui
lubang keratoskop placido.
4. Buta Warna
a. Lembaran buku harus dibaca dalam ruangan yang cukup dengan cahaya matahari.
Pembacaan dengan sinar matahari yang langsung/dengan cahaya listrik atau
lainnya, akan mempengaruhi hasil pembacaan tersebut, sebab hal itu akan dapat
merubah warna dari warna-warna yang terdapat dalam buku tersebut.
b. Pembacaan harus dilakukan pada jarak +- 75 cm dan tak boleh digerak-gerakkan.
c. Gambar 1-14, jawaban tidak boleh lebih dari 3 detik.
d. Bila beberapa gambar tak terbaca terus dilanjutkan, waktu pembacaan ini tak
lebih dari 10 detik.
e. Gambar 12-13 diperlukan untuk menentukan macam buta warna protan/deutran.
Number Person with Total Colour
Normal Person Person with Red-Green Deficiencies
of Plate Blindess and Weakness
1 12 12 12
2 8 3 X
3 5 2 X
4 29 70 X
5 74 21 X
6 7 X X
7 45 X X
8 2 X X
9 X 2 X
10 16 X X
11 Traceable X X
Protan Deutan
12 35 5 (3) 5 3 3 (5)
13 96 6 (9) 6 9 9 (6)
Tanda X menunjukkan bahwa lembar tersebut tidak dapat terbaca. Angka dan garis kelok dalam tanda kurung
menunjukkan bahwa mereka dapat dibaca atau diikuti tapi mereka relatif tidak jelas.