Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

INSTRUMEN TES DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dosen pengampu : Dr. Silvia Sayu M.Pd

Dikerjakan Oleh:

Nama : Ellyseus Lovez

NIM: F1042181020

Kelas : B1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

TAHUN 2019/2020
A. Pengertian Instrumen Penilaian Tes
Untuk mengumpulkan data penelitian tentang hasil belajar atau prestasi belajar
bisa dilakukan dengan memakai instrumen tes.Tes merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat
serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
sesesorang atau kelompok.

1. Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
yang dapat dijawab oleh siswa dengan jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau
dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir soal yang
bersangkutan.
Soal-soal dalam bentuk objektif salah satunya adalah tes menjodohkan.

a. Tes Menjodohkan
Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap peserta didik.
Salah satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan. Menurut Sukardi (2010: 123) item
tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item tes menjodohkan ini juga
termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri
atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar
stimulus yang berarti dengan daftar premis karena dalam kolom tersebut berisi definisi,
frasa atau kata tunggal dan kolom kedua berisi kata frasa yang disebut juga daftar respons
atau jawaban. Sedangkan menurut Burhan (2001: 91) dalam tes bentuk menjodohkan,
siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokkan, menyesuaikan, atau menghubungkan
antara dua pernyataan yang disediakan, pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur,
lajur kiri berupa pernyataan pokok atau pertanyaan dan lajur kanan merupakan jawaban
atas pernyataan lajur kiri.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes menjodohkan
merupakan tes yang memiliki dua lajur yang saling berhubungan. Pada prinsipnya tes
menjodohkan mengevaluasi pengetahuan tentang fakta yang memiliki makna spesifik.

Kelebihan tes menjodohkan :


1. Pembuatannya mudah.
2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif.
3. Apabila jenis tes ini dibuat dengn baik, maka faktor menebak praktis dapat dihilangkan.
4. Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal:
- antara problem dan penyelesaiannya
- antara teori dan penemunya
- antara sebab dan akibatnya
- antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
- antara istilh dan definisinya

Kekurangan tes menjodohkan :


1. Tes menjodohkan cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat
saja
2. Karena mudah disusun, maka tes jenis ini seringkali dijadikan “pelarian” bagi pengajar,
yaitu dipergunakan jika pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.
3. Karena jawaban yang pendek-pendek, maka tes jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi
pengertian dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi)
4. Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang
sebenarnya kurang perlu untuk di ujikan.

b. Kaidah membuat tes menjodohkan


1. Perlu adanya petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjawab tes menjodohkan. Petunjuk
tersebut perlu disusun dengan kalimat yang singkat dan jelas. Gurupun perlu menegaskan
makna dan cara menjawab pada setiap kolom.
2. Pada setiap kolom sebaiknya diberi label untuk lebih menjelaskan petunjuk.
3. Item-item dalam tes menjodohkan sebaiknya homogen. Jika hanya sedikit materi
pembelajaran yang dapat dikelompokkan secara homogen dan berkaitan satu dengan lainnya,
maka bentuk tes lain direkomendasikan untuk digunakan.
4. Sebaiknnya antara premis dan respons tidak sama jumlahnya. Secara empiris antara jumlah
respons lebih banyak antara satu atau dua jawaban. Jika premis dan respons dibuat sama
jumlahnya, ada kemungkinan para siswa menjawab dengan cara menerka.
5. Untuk setiap tes jumlah item menjodohkan sebaiknya antara 4-8 item. Jika terlalu sedikit
akan menimbulkan kurang informasi bagi para siswa. Sebaliknya, jika lebih besar dari 8, item
kemungkinan terjadi tumpang tindih, membingungkan, dan menghabiskan waktu.
6. Huruf besar atau angka (arab) sebaiknya digunakan untuk memberikan label item-item pada
daftar jawaban.
7. Item-item dalam daftar respons sebaiknya dibuat lebih pendek dibandingkan dengan daftar
stimulus atau premis.
8. Kolom dan daftar respons sebaiknya ditempatkan pada sisi sebelah kanan.
9. Semua item untuk satu set tes menjodohkan, sebaiknya ditempatkan pada satu halaman.
Penempatan kedua kolom pada halaman lain atau terpisah akan mengakibatkan siswa
membaca sambil membolak-balik halaman.

c. Cara penilaian tes menjodohkan


Cara menilai tes penjodohan adalah skor siswa ditentukan berdasarkan jumlah jawaban betul
karena untuk tes penjodohan tak dipergunakan rumus dengan tebakan.
Rumus: S=R
S: skor , R(right): jumlah jawaban betul
KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah : SMP/MTs Sederajat Jumlah soal :


Mata pelajaran : Matematika Bentuk soal/tes : Menjodohkan
Kurikulum : K-13 Revsi Penyusun :
Alokasi waktu : 120 menit

No Standar Kompetensi Kelas/Semester Materi Bentuk soal Nomor


Kompetensi Dasar Pokok soal
1. 1.Mengenal 1.1 mengenal VII/ 1 1.Mengenal menjodohkan 1,2,3
dan dan memahami dan
memahami ciri-ciri bangun memahami
unsur-unsur datar ciri-ciri
bangun datar bangun
sederhana datar
sederhana

1.2 mengenal 2.mengenal menjodohkan 4,5


dan memahami dan
rumus-rumus memahami
pada bangun rumus-
datar rumus pada
bangun
datar
sederhana
d. Aplikasi Tes Menjodohkan
Aplikasi dalam Pendidikan Matematika yaitu :
Pernyataan Jawaban
1. Sebuah bangun datar yang memiliki A. Jajargenjang
empat sisi, sisi yang berhadapan .
sejajar, sudut yang berhadapan sama (𝑎+𝑏)
B. L= 𝑡
2
besar, kedua diagonal tidak sama
panjang, dan berpotongan saling tegak 𝑑1×𝑑2
C. L=
lurus disebut … 2

2. Sebuah bangun datar yang memiliki


D. Persegi
dua simetri lipat, memiliki empat buah
titik sedut yang sama besar, memiliki
(𝑎−𝑏)
dua simetri putar, memiliki sisi yang E. L= 𝑡
2

berhadapan sama panjang disebut…


3. Sebuah bangun datar yang memiliki F. Persegi panjang
dua pasang sisi yang sama besar,
(𝑎+𝑏)
memiliki dua pasang sisi yang sejajar, G. L= 𝑡
3
jumlah ke empat sudutnya 360 derajat,
memiliki dua pasang sudut yang sama H. Trapesium
besar, mempunyai dua diagonal yang
sama panjang, dan mempunyai dua I. Layang-layang
simetri putar disebut…

4. Yang termasuk rumus luas trapesium


𝑑1+𝑑2
adalah… J. L= 2

5. Yang termasuk rumus luas layang- K. Belah ketupat

layang adalah…
Sumber :

https://wakhinuddin.wordpress.com/2010/06/03/tes-objektif/

http://asngarisobo.blogspot.com/2015/04/tes-menjodohkan.html

https://sankguru.blogspot.com/2017/02/penyusunan-kisi-kisi-soal.html

Anda mungkin juga menyukai