Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Status epileptikus (SE) didefinisikan sebagai bangkitan yang berulang kali

atau berkepanjangan, berlangsung lebih dari 30 menit, tanpa diselingi pemulihan

kesadaran diantara bangkitan-bangkitan yang terjadi. Sampai saat ini, belum

terdapat keseragaman mengenai definisi SE. International League Againts

Epilepsy (ILAE) “menyatakan bahwa SE adalah kejang yang berlangsung terus-

menerus selama periode waktu tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya

kesadaran diantara kejang”. Beberapa ahli berpendapat batasan waktunya adalah

30 menit atau lebih.1

Insidens SE pada anak diperkirakan sekitar 10 – 58 per 100.000 anak. Status

epileptikus lebih sering terjadi pada anak usia muda, terutama usia kurang dari 1

tahun dengan estimasi insidens 1 per 1000 bayi.1 Standar kompetensi pada

penyakit status epileptikus adalah 3B yaitu seorang dokter umum mampu

menegakkan diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan

gawat darurat serta mampu merujuk ke spesialis yang relevan pada kasus status

epileptikus.2

1
Diagnosa status epileptikus ditegakkan berdasarkan pola dan bentuk

serangan, lama serangan, gejala sebelum, selama dan sesudah serangan, frekuensi

pencetus, ada atau tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang, usia saat

serangan terjadi pertama dan faktor resiko lainnya.3

Penatalaksanaan SE dengan anti-konvulsan bertujuan untuk

mengendalikan serangan kejang dengan cara pemberian OAE yang tepat, dalam

dosis yang memadai tanpa menimbulkan efek samping atau gejala toksik.1 SE

yang masih berlangsung dengan terapi anti-konvulsan selama 30 menit namun

kejang tidak teratasi diindikasikan dirawat di PICU.

Dalam makalah ini akan dilaporkan seorang anak perempuan berusia 2

tahun mengalami refrakter SE yang diindikasikan untuk perawatan di PICU.

Anda mungkin juga menyukai