Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di
dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia
menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara
thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100
cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian
besar permintaannya berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang
disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia,
cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun
mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati
peringkat ke-9 dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global
terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen
dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang
lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100
cal/gram.
Salah satu pertambangan batubara yang berada di Indonesia adalah
pertambangan yang ada di Kalimantan Selatan yaitu di daerah Kabpaten Tapin.
Salah satu pertambangan yang beroperasi yaitu KUD Makmur, KUD Makmur
ini berdasarkan Keputusan Bupati Tapin Nomor 188.45/009/KUM/2014 tentang
Pemberian Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara
Kepada KUD Makmur (KW. TPN.04.JAN.PL.004) Tanggal 23 Januari 2014.
Kegiatan eksplorasi, studi kelayakan teknis, kajian ekonomis, laporan neraca
sumberdaya dan cadangan batubara telah dilakukan sebelumnya serta akan
dilaporkan secara berkala ke instansi terkait, digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan batubara yang akan
dilaksanakan terhadap komponen lingkungan hidup. Lokasi dan kegiatan
pertambangan batubara KUD Makmur terletak di Kecamatan Salam Babaris dan

1
2

Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas


76,70 ha. . Sistem kerja KUD Makmur menggunakan 2 shift kerja yaitu 11 jam
kerja per shift kerja sehingga 22 jam per harinya,baik untuk tenaga kerja tetap
maupun tenaga kerja kontrak. Pertambangan batubara dapat menimbulkan suatu
dampak terhadap pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Maka dari itu perlu
dilakukan pengukuran suhu, kelembaban, debu, kebisingan, getaran, dan
pengukuran kadar oksigen yang larut dalam limbah buangan yang berada
dipertambangan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui suhu, kelembaban, debu, kebisingan, getaran, dan
pengukuran kadar oksigen yang larut dalam limbah buangan yang berada
dipertambangan KUD Makmur.

C. Manfaat
Agar dapat mengetahui suhu, kelembaban, debu, kebisingan, getaran, dan
pengukuran kadar oksigen yang larut dalam limbah buangan yang berada
dipertambangan KUD Makmur

Anda mungkin juga menyukai