Anda di halaman 1dari 4

OECD PRINCIPLE 4 PENERAPAN PRINSIP PERAN PEMANGKU

KEPENTINGAN PADA PERUSAHAAN ASTRA INTERNASIONAL TAHUN 2015

A. Hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan berdasarkan peraturan


perundang-undangan atau melalui kesepakatan bersama harus dihormati.
Astra memiliki komitmen tinggi untuk menerapkan GCG di seluruh jajaran dan lini
usaha Perusahaan dengan integritas secara konsisten. Perusahaan meyakini bahwa
implementasi GCG yang konsisten dan berintegritas oleh manajemen dan karyawan
Astra akan menciptakan proses dan struktur yang baik dalam mengambil keputusan guna
meningkatkan kinerja Perusahaan dan nilai perusahaan, meningkatkan kepercayaan
investor dan menciptakan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dan para
pemangku kepentingan. (AR Astra hal.252)
Astra Friendly Company (AFC) merupakan pedoman bagi perusahaan Grup Astra
dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR). Melalui
implementasi AFC, perusahaan mengintegrasikan aspek sosial ke dalam setiap keputusan
bisnisnya yang berlandaskan Catur Dharma serta melaksanakan program kerja yang
sistematis dalam upaya pemenuhan hak-hak pemangku kepentingan. AFC disusun pada
tahun 2005 dengan referensi dari berbagai standar baik dari referensi nasional maupun
internasional. Kriteria AFC terdiri dari sistem manajemen yaitu value, mindset, dan
behavior serta implementasi program empat pilar CSR Astra, persepsi masyarakat dan
donasi. (AR Astra hal.314)

B. Pengakuan dan penghormatan atas hak-hak pemangku kepentingan tersebut harus


disertai dengan kepastian hukum bagi pemangku kepentingan jika hak-haknya
tersebut dilanggar.
Dalam rangka membangun Astra sebagai Good Corporate Citizen, maka disusun
suatu pedoman perilaku untuk menjadi panduan bagi segenap insan Astra dalam bersikap
dan berperilaku secara pantas, yaitu Astra Good Corporate Governance, yang mencakup
antara lain Astra Code of Conduct(“Astra Code of Conduct”). Astra Code of
Conductdisusun berlandaskan pada filosofi Perseroan, yaitu Catur Dharma, khususnya,
nilai Catur Dharma yang pertama dan utama, yakni Menjadi Milik Yang Bermanfaat
Bagi Bangsa dan Negara, dengan memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik.
Secara keseluruhan pedoman perilaku ini telah dilaksanakan dengan baik oleh
Perseroan. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan Kode Etik, kelemahan tersebut
tidak signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal. Setiap penyimpangan
yang dilakukan akan dikenakan sanksi sesuai dengan kebijakan Perseroan yang telah
ditetapkan (AR Astra hal.300)

C. Wujud penghormatan dan pengakuan peran karyawan sebagai salah satu


pemangku kepentingan perusahaan melalui pengembangan mekanisme
peningkatan kerja melalui partisipasi karyawan.
Divisi Humas telah mengembangkan suatu sistem komunikasi internal yang solid,
handal dan terintegrasi guna menjangkau 221.046 Insan Astra yang tersebar luas di
seluruh wilayah operasional di tanah air. Tuntutan ini sangatlah penting untuk dapat
mendukung kegiatan operasional Grup Astra yang ekstensif secara baik tanpa terkendala
hambatan komunikasi dan keterbatasan sistem informasi.
Karenanya, Divisi Humas Astra mengelola berbagai jenis media informasi, antara
lain publikasi internal berupa Majalah Astra yang terbit setiap bulan, Majalah Dinding
Astra yang terbit dua bulan sekali, dan Astranet yang dikelola melalui kerja sama dengan
Corporate Human Capital Development (CHCD) serta IT, sebagai sarana penting yang
mengkomunikasikan informasi terkait perkembangan Perusahaan dan melibatkan
partisipasi aktif karyawan dalam menyumbang informasi dan saran kepada manajemen
tentang kebutuhan dan kondisi di lingkungan Perusahaan. (AR Astra hal.286-288)

D. Pengakuan dan penghormatan hak pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam
tata kelola perusahaan melalui jaminan akses informasi yang relevan, memadai,
andal, tepat waktu, da reguler.
Astra menyadari pentingnya menjalin komunikasi yang efektif dengan seluruh
pemangku kepentingan Perusahaan dalam rangka menjaga efektivitas bisnis dan
organisasi, serta melindungi kepentingan seluruh pihak internal dan eksternal yang
terhubung dengan Astra. Untuk memastikan distribusi informasi dan komunikasi yang
luas dan komprehensif, Astra memanfaatkan berbagai sarana media yang sesuai dengan
sasaran pemangku kepentingan yang dituju. Selain menyebarluaskan informasi penting
mengenai bisnis, produk dan perkembangan terkini Astra, seluruh jalur komunikasi juga
dilengkapi dengan sarana yang memadai bagi para pemangku kepentingan dalam
menjalin komunikasi dua arah, termasuk untuk memberikan pendapat, saran, keluhan
dan masukan lainnya yang berguna bagi perkembangan Astra yang berkelanjutan. (AR
Astra hal.284).
Astra senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggan sebagai strategi kunci dalam menjaga hubungan yang langgeng dan
berkualitas dengan pelanggan. Komunikasi yang transparan tentunya menjadi bagian
yang penting dalam berhubungan dengan pelanggan. Karenanya, Astra membuka jalur
komunikasi seluas-luasnya bagi para pelanggan melalui layanan customer service di
gerai-gerai Grup Astra, telepon hotline service dan email di situs perusahaan. Astra juga
memantau berbagai keluhan pelanggan yang dimuat pada surat pembaca 59 media cetak
nasional, 31 media online nasional serta yang dikirimkan secara langsung melalui
mailing listPerusahaan.
Divisi Hubungan Masyarakat (Divisi Humas) memiliki tugas untuk mengelola
proses komunikasi antara Astra dan para pemangku kepentingan internal maupun
eksternal. Kalangan internal mencakup karyawan, anak perusahaan, yayasan dan kantor
cabang, sedangkan pihak eksternal merupakan masyarakat luas, pemerintah dan
mediamassa. Divisi Humas Astra juga menjalin hubungan dengan kalangan akademisi,
antara lain dengan menerima kunjungan dari berbagai universitas dan instansi, yang
sepanjang tahun 2015 telah diadakan sebanyak 16 kunjungan dibandingkan dengan 17
kunjungan serupa pada tahun 2014. (AR Astra hal.286)

E. Bentuk pengakuan dan penghormatan hak pemangku kepentingan juga


ditunjukkan oleh kebebasan pemangku kepentingan, khususnya orang dalam
perusahaan, untuk mengkomunikasikan dugaan tindakan pelanggaran
aturan/etika kepada pihak berwenang.
Sistem Pelaporan Pelanggaran Penyampaian dan Penanganan Laporan Pelanggaran
Perseroan memiliki unit-unit kerja yang aktif terlibat dalam pengawasan, khususnya
Grup Internal Audit, yang menjalankan mekanisme kerja untuk menerima laporan
pelanggaran kode etik Perseroan, termasuk diantaranya yang berindikasi penyimpangan
(fraud).
Laporan pelanggaran dapat juga disampaikan kepada Chief Corporate Human
Capital Development dan Chief Corporate Secretary. Perseroan akan melakukan
penelaahan atas laporan dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Selain itu,
Perseroan akan melakukan tindakan perbaikan yang dianggap perlu guna mencegah
terjadinya pelanggaran yang sama. (AR Astra hal.301-302)
F. Pengakuan dan penghormatan hak kreditur melalui keberadaan kerangka
penyelesaian kebangkrutan yang efektif dan efisien serta penegakan hukum yang
efektif atas hak-hak kreditur.
Grup Treasury melakukan koordinasi atas implementasi kebijakan pengelolaan
risiko keuangan secara keseluruhan di bawah arahan Direksi. Perseroan telah merancang
kebijakan Grup Treasury untuk mengelola dampak risiko keuangan. Berbagai instrumen
keuangan derivatif, terutama interest rate swap, kontrak berjangka valuta asing dan/atau
foreign currency option dapat digunakan sebagai transaksi lindung nilai yang tepat dalam
upaya pengelolaan aset dan kewajiban Perseroan sesuai dengan kebijakan manajemen
risiko keuangan yang berlaku. Pengelolaan risiko kredit dilakukan melalui rangkaian
kajian rutin atas portofolio kredit, penerapan sistem penilaian kredit yang baik, dan
pemantauan terhadap berbagai indikator sehingga dapat diambil tindakan awal/tepat
waktu dalam mengatasi potensi permasalahan kredit yang mungkin timbul (AR Astra
hal.292)

Anda mungkin juga menyukai