Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA SAMA TENTANG

PEKERJAAN RENOVASI LINEN

Pada hari ini................ tanggal...... bulan........................ tahun............ yang bertanda tangan di


bawah ini;

1. Facilities Management Manager PT [……………………..] berkedudukan di


[………………………………….]

kelurahan […………………] selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Direktur PT […………………] yang berkedudukan di [……………] selanjutnya disebut


sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk mengadakan perjanjian
pekerjaan yang mengikat kedua belah pihak seperti yang tercantum dalam pasal-pasal
berikut.

PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA dalam kedudukan seperti tersebut di atas memberi tugas kepada PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima tugas tersebut untuk menyelenggarakan
pekerjaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan tersebut ini:
1.
2.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan-pekerjaan tersebut dalam PASAL 1 harus dilaksanakan menurut :
1. Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail) dan rencana kerja dan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan (RKS) dengan semua perubahan sesuai dengan berita acara penjelasan
pekerjaan sebagaimana yang menjadi lampiran dan tidak dapat dipisahkan dari surat
perjanjian pemborongan ini.
2. PIHAK KEDUA menyediakan tenaga kerja, dan pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 3

TANGGUNG JAWAB

1. Pekerjaan yang diterima PIHAK KEDUA, baik sebagian maupun seluruhnya dikerjakan
berdasarkan petunjuk PIHAK PERTAMA.
2. Penggunaan sub-kontraktor hanya diperkenankan, bila mana dalam pelaksanaan pekerjaan
menghendaki keahlian khusus yang mana keahlian tersebut tidak dimiliki kontraktor induk.
Penggunaan sub-kontraktor harus diketahui dan atas persetujuan PIHAK PERTAMA

PASAL 4

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Pekerjaan yang dimaksud dalam PASAL 1 harus selesai dan diserahkan untuk pertama
kalinya kepada PIHAK PERTAMA dengan memuaskan, selambat-lambatnya dalam waktu
[…] (……) hari kalender, terhitung semenjak surat perintah mulai pekerjaan disampaikan
kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 5

JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

1. Dalam jangka waktu […] (……) hari kalender, terhitung setelah perjanjian ini diserahkan
untuk pertama kali pemeliharaan tetap menjadi tanggungan PIHAK KEDUA, karena itu
PIHAK KEDUA diwajibkan atas perintah-perintah PIHAK PERTAMA dengan mengadakan
pernaikan/pembetulan seperlunya sehingga memuaskan PIHAK PERTAMA.
2. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan perintah ini, maka pekerjaan itu akan
dilaksanakan oleh pihak ketiga atas perintah PIHAK PERTAMA dengan biaya dibebankan
kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 6

HARGA BORONGAN

1. Jumlah harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang tersebut dalam


PASAL 1 adalah sebesar Rp [……………] merupakan harga yang pasti (fixed lump sum
price) termasuk:
‹ Biaya insurance all risk.

‹ Pajak Pertambahan Nilai (PPn 10%).

‹ Perizinan tidak termasuk dalam pekerjaan ini.

PASAL 7

PERATURAN PEMBAYARAN

Pembayaran biaya pelaksanaan yang diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA tersebut


dalam

PASAL 6 akan dilakukan sebagai berikut.


‹ Uang muka /DP sebesar 10%

‹ Monthly certificate (progres bulanan)

‹ Retensi […]%, yang akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan selesai

‹ Semua pembayaran harus sudah diterima PIHAK KEDUA selambat-lambatnya […] (…..)
hari setelah PIHAK KEDUA menyerahkan kuitansi/invoice kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 8

DENDA KETERLAMBATAN
Apabila penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya tidak dilakukan tepat pada waktunya
seperti yang disebutkan dalam PASAL 4 di atas maka PIHAK KEDUA dikenakan denda
sebesar […] permil (satu perseribu) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan
dengan jumlah denda setinggi tingginya […] % (lima perseratus) dari harga borongan.

PASAL 9

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan


penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah
tertulis dari PIHAK PERTAMA, dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara
jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam uraian pekerjaan
3. Adanya pekerjaan tambah-kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
pelaksanaan pekerjaan, kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
4. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dapat dibuat perjanjian tambahan.

PASAL 10

KEADAAN MEMAKSA FORCE MAJEURE

1. Hal yang termasuk dalam ‘‘keadaan memaksa’’ adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut.

‹ Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor dan banjir).

‹ Kebakaran.

‹ Perang huru-hara, pemberontakan dan epidemi yang secara keseluruhan ada hubungan
langsung dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan.
2. Apabila terjadi ‘‘keadaan memaksa’’, pemborong harus memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu […] hari sejak terjadinya
‘‘keadaan memaksa’’ disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan
memaksa berakhir.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak
secara tertulis ‘‘keadaan memaksa” dalam jangka waktu […] jam sejak adanya
pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam waktu [….] jam sejak pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA tentang ’’keadaan memaksa’’ tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan
jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya ‘‘keadaan memaksa’’
tersebut.
5. Bilamana ‘‘keadaan memaksa’’ itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku
ketentuan- ketentuan PASAL mengenai sanksi, denda, risiko, dan pemutusan perjanjian.

PASAL 11

PELAKSANAAN PIHAK KEDUA DAN PERLANGKAPAN LAPANGAN


1. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pelaksana dan

mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA yang dapat menerima
dan menyelesaikan segala perintah dan petunjuk dari PIHAK PERTAMA dan penunjukan
petugas ini sebelumnya harus ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
2. Izin dari instansi pemerintah yang diwajibkan ada untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu harus
diajukan dan diurus oleh PIHAK PERTAMA dengan sebaik-baiknya agar tidak mengganggu
jadwal pekerjaan lainnya.
3. Apabila masih ada ketidakjelasan mengenai hal-hal tertentu dari pekerjaan yang harus
dilaksanakan

maka PIHAK KEDUA wajib mengonsultasikan hal tersebut kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 12

PENGAMANA PELAKSANAAN & TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja, tenaga kerja, kebersihan
lokasi selama pekerjaan berlangsung
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindarkan bahwa yang mungkin terjadi pada
saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberi pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya menjadi beban/tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Hubungan antara para tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara
khusus, tunduk kepada peraturan perburuhan yang berlaku.

PASAL 13

PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Pemberi tugas berhak memutuskan perjanjian secara sepihak, dengan pemberitahuan


tertulis […] (……) hari sebelumnya setelah melakukan teguran tertulis [….] (…..) kali
berturut-turut dalam PIHAK KEDUA.
‹ Dalam […] bulan terhitung tanggal surat perintah kerja tidak atau belum mulai
melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam surat perjanjian.
‹ Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang
telah dimulainya.
‹ Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat pekerjaan
pemborongan ini

‹ Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan hak pertama
sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.
‹ Jika pekerjaan pemborongan ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
jadwal waktu (time schedule) yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh
PIHAK PERTAMA.
‹ Jika dalam satu bulan tidak melaksanakan peringatan tertulis yang diperintahkan oleh
PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS/gambar dan atau
berita acara penjelasan pekerjaan dan atau berita acara rapat klarifikasi.
2. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksudkan, PIHAK PERTAMA menunjuk pemborong lain atas kehendak
dan berdasarkan
pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan pemborongan tersebut, PIHAK KEDUA
harus

menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, dan keterangan-


keterangan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

PASAL 14

PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan, pada dasarnya diselesaikan secara musyawarah antara kedua belah
pihak.

2. Jika tidak diperoleh penyelesaian, perselisihan akan diselesaikan oleh suatu badan yang
anggota- anggotanya terdiri atas
‹ 1 orang wakil PIHAK PERTAMA,

‹ 1 orang wakil PIHAK KEDUA, dan

‹ 1 orang pihak ketiga yang ditunjuk dan disetujui oleh wakil kedua belah pihak.

3. Jika kedua dari tersebut di atas tidak dapat menyelaikan perselisihan, maka penyelesaian,
akan diajukan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
4. Apabila sampai terjadi harus diselesaikan melalui pengadilan, maka akan diselesaikan
melalui pengadilan negeri [……………].

PASAL 15

LAPORAN
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan maupun pelaksanaan oleh sub kontraktor setempat dan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang
telah dilaksanakan, dan yang jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan
pemeriksaan
sewaktu-waktu dapat diserahkan.

PASAL 16

LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini akan ditentukan bersama antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam bentuk perjanjian tertulis dan mengikat.
Setiap perubahan yang timbul dalam surat perjanjian pemborongan ini jika tidak diatur secara
khusus

dalam surat perjanjian ini, diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

PASAL 17

PENUTUP

Surat perjanjian ini mulai berlaku serta mengikat kedua belah pihak saat ditandatangani oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, perjanjian pelaksanaan pekerjaan ini dibuat dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak, pada hari [………………..] tanggal [……………..]
bulan […………………..]tahun […………………….] yang aslinya dalam rangkap 2 (dua),
masing-masing dibubuhi materai secukupnya.
Untuk keperluan administrasi, dibuat tembusan dalam rangkap 4 (empat).

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

[…………………………….] [……………………………..] SAKSI-SAKSI:


1. [……………………………….]

2. [……………………………….]

Anda mungkin juga menyukai