Anda di halaman 1dari 2

ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA SOSIOLOGI HUKUM

1. .Mazhab Formalistis (Jhon Austin dan Hans Kelsen)

Menurut Austin, hukum merupakan perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi, atau dari yang
memegang kedaulatan. Hukum adalahperintah yang dibebankan untuk mengatur makhluk berfikir, perintah
manadilakukan oleh makhluk berfikir yang memegang dan mempunyai kekuasaan.Austin juga beranggapan
bahwa hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetapdan bersifat tertutup.Hukum dibagi dalam dua bagian,
yaitu hukum yang dibuat oleh Tuhan danhukum yang dibuat oleh manusia. Hukum yang dibuat oleh manusia
dapatdibedakan dalam:

a.Hukum yang sebenarnya :Yaitu hukum yang dibuat oleh penguasa bagi pengikut-pengikutnya, danhukum
yang disusun oleh individu-individu guna melaksanakan hak-hakyangdiberikan kepadanya.

b.Hukum yang tidak sebenarnya.Hukum yang tidak sebenarnya bukanlah merupakan hukum yang
secaralangsung berasal dari penguasa, akan tetapi merupakan peratura-peraturanyang disusun oleh
perkumpulan-perkumpulan atau badan-badan tertentu.

Sementara Hans Kelsen beranggapan bahwa, suatu sistem hukum sebagaisuatu sistem pertanggapan dari
kaidah-kaidah, dimana suatu kaidah hukum tertentu akan dapat dicari sumbernya pada kaidah hukum yang
lebih tinggi derajatnya. Kaidah yang merupakan puncak dari sistem pertanggapan itudinamakan kaidah dasar
atau Grundnorm.Kaidah dasar tersebut merupakan dasar dari segenap penilaian yang bersifatyuridis yang
dimungkinkan didalam suatu tertib hukum dari suatu negara-negara berbeda dengan negara lainnya.Kelsen
juga menyatakan bahwa hukum berdiri sendiri terlepas dari aspek-aspek kemasyarakatan yang lain. Teorinya
bertujuan untuk menunjukkanapakah hukum positif dan bukan apa yang merupakan hukum yang benar.

2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan (Friedrich Karl Von Savigny dan SirHenry).

Von Savigny beranggapan bahwa hukum merupakan perwujudan darikesadaran hukum masyarakat
(Volksgeist). Hukum berasal dari adat-istiadatdan kepercayaan dan bukan berasal dari pembentuk undang-
undang. Iamengemukakan pentingnya meneliti hubungan antara hukum dengan strukturmasyarakat beserta
sistem nilai-nilainya.Hal lain yang menjadi pokok ajaran Von Savigny adalah penekanannya padaaspek
dinamis dari hukum yang diadakan pada sejarah hukum tersebut.Sementara menurut Sir Henry Main,
hubungan-hubungan hukum yangdidasarkan pada status warga-warga masyarakat yang masih
sederhana,berangsur-angsur hilang apabila masyarakat itu berkembang menjadimasyarakat yang modern dan
kompleks.

3. Aliran Utilitarianisme (Jeremy Betham dan Rudolph von Ihering)

Betham menekankan pada apa yang harus dilakukan oleh suatu sistem hukum dengan prinsip yang ia gunakan
yaitu “bahwa manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagian dan mengurangi penderitaan. Ukuran baik
buruknya suatu perbuatan manusia tergantung pada apakah perbuatan tersebut mendatangkan kebahagiaan atau
tidak. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa pembentuk hukum harus membentuk hukum yang adilbagi
segenap warga-warga masyarakat secara individual.Disisi lain, Ihering didalam bukunya yang berjudul
“Der Zweck in Recht”,menganggap bahwa hukum merupakan suatu alat bagi masyarakat untukmencapai
tujuannnya, hukum sebagai sarana untuk mengendalikan individu-individu, agar tujuannya sesuai dengan
tujuan masyarakat dimana merekamenjadi warganya.

4. Aliran Sociological Jurisprudence (Eugen Ehrlich dan Roscoe Pound).


Aliran ini berpokok pada pembedaan antara hukum positif (ius constitutum)dengan hukum yang hidup (living
law). Dikatakan bahwa hukum positif hanyaakan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat(culture patterns). Menurutnya, pusat perkembangan dari hukum bukanlahterletak pada badan-
badan legislatif, keputusan-keputusan badan judikatif ataupun ilmu hukum. Tata tertib dalam masyarakat
didasarkan padaperaturan-peraturan yang dipaksakan oleh negara. Sementara itu menurut Pound, hukum harus
dilihat atau dipandang sebagaisuatu lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial, dan tugas dari ilmu hukum untuk memperkembangkan suatukerangka dengan mana
kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi secaramaksimal.Selanjutnya Pound menganjurkan untuk
mempelajari hukum sebagai suatuproses (law in action) yang dibedakannya dengan hukum yang tertulis.
Pembedaan ini dapat diterapkan pada seluruh bidang hukum, baik hkumsubstantif maupun hukum
ajektif.Aliran sociological jurisprudence telah meninggalkan pengaruh yang mendalamterutama pada
pemikiran hukum di Amerika Serikat, walaupun belumsepenuhnya dapat dinamakan sosiologi hukum, akan
tetapi aliran tersebutmemperkenalkan teori-teori dan metode-metode sosiologi pada ilmu hukum.

5. Aliran Realisme Hukum (Karl Llewellyn, Jerome Frank dan J.O.W Holmes).

Ketiganya terkenal dengan konsep yang radikal tentang proses peradilandengan menyatakan bahwa hakim-
hakim tidak hanya menemukan hukum, akantetapi bahkan membentuk hukum. Keputusan-keputusan hakim
seringkalimendahului penggunaan prinsip-prinsip hukum yang formal.Keputusan-keputusan pengadilan dan
doktrin hukum selalu dapatdiperkembangkan untuk menunjang perkembangan atau hasil-hasil proseshukum.J.
Holmes dalam sebuah karyanya, ia menyatakan bahwa kewajiban hukumhanyalah merupakan suatu dugaan
apabila seseorang berbuat atau tidakberbuat, maka dia akan menderita sesuai dengan keputusan suatu
pengadilan.Sedangkan Karl Llewellyn lebih menekankan pada fungsi lembaga-lembagahukum. Tugas pokok
dari pengadilan adalah menetapkan fakta danrekonstruksi dari kejadian-kejadian yang telah lampau yang
menyebabkanterjadinya perselisihan

Anda mungkin juga menyukai