SAB KLP 4
SAB KLP 4
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di
rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia
toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah
satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
2
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif
sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya
kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kecemasan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
3
BAB III
LAMPIRAN TEORI
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami
bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan
didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi
efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
4
B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.
5
E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen.
F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensorik motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kogniti
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
6
5. Kesadaran diri (self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
7
I. Bermain Di Rumah Sakit
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan Bermain Di Rs Dipengaruhi Oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
8
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
9
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 4 - 6 TAHUN
DI RUANG RAWAMERTA RSUD KARAWANG
1. Judul :
Terapi bermain “mengenal warna”
2. Alasan :
Terapi bermain “mengenal warna” judul ini dipilih kelompok untuk menambah
pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada anak.
3. Karakteristik Permainan :
Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan dengan warna
pilihannya sendiri.
4. Sasaran :
a. Anak usia (4- 6 tahun)
b. Anak yang dirawat di ruang Rawamerta
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
e. Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna
f. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
5. Tujuan :
a. Tujuan Umum
1) Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengurangi kecemasan anak pada saat menjalani perawatan.
2) Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
3) Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak
10
4) Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
5) Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
6) Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
6. Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Jum’at / 20 Desember 2019
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rawamerta
Setting tempat
Meja
Leader Moderator
7. Media
a. Pensil warna
b. Kertas origami
c. Tissue
d. Karpet
e. Kertas bergambar
f. Lembar penilaian
g. Meja
8. Strategi bermain
11
2 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
3 10 menit Kegiatan bermain :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada
anak
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum
jelas
3. Membagikan kertas bergambar dan Antusias saat menerima
pensil warna. peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak dan Memulai untuk mewarnai
memberikan motivasi kepada anak gambar
5. Menanyakan kepada anak apakah Menjawab pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu Mendengarkan
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
4 5 menit Kegiatan penutup:
1. Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan apa yang diwarna
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan baik.
3. Membagikan reward kepada Gembira
seluruh peserta
12
5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada Mendengarkan
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
8. Analisa Tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan
kemampuan anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
9. Kriteria Penilaian
a. Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
b. Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75)
c. Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
d. Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
13
12. Hasilnya Dapat Diukur Melalui
a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
b. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
13. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
14. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
15. Perkiraan hambatan :
a. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
b. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
16. Antisipasi hambatan/masalah
a. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
b. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
17. Pengorganisasian
a. Pembimbing Institusi : Ratih Bayuningsih, M.Kep
b. Pembimbing Lahan : Ns. Esti, S.Kep
c. Leader : Juhaini.
d. Moderator : Arif Maulana & Asep Seful Bahri
e. Observer : Abdul Wamaulana, Mulyanah, Epi Santi, Hendi
f. Fasilitator : Risda Fatma, Selvi Nuryani, Ardi Rinaldi, Sulton
g. Anak : Anak berusia 4 - 6 tahun dirawat di ruang Rawamerta
14
18. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Rawamerta
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
15
DAFTAR PUSTAKA
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
L. Wong, Donna. 2010. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta
Nursalam. (2009). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children.Fourth Edition.M osb
16