Anda di halaman 1dari 26

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Perawatan Bayi Baru Lahir

1. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan

yang di berikan pada bayi selama jam pertama setelah

kelahiran.Memberikan asuhan yang aman dan bersih segera

setelah bayi baru lahir merupakan bagian esensial dari asuhan

pada bayi baru lahir.Aspek penting dari asuhan segera setelah

lahir adalah:

a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara

kulit bayi dengan kulit ibu.

1.) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit

bayi dengan kulit ibu.

2.) Ganti handuk/kain yang basah,dan bungkus bayi tersebut

dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah

terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya

panas tubuh.

3.) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak

bayi setiap 15 menit.

4.) Apabila telapak bayi terasa dingin,periksa suhu aksila

bayi.

6
7

5.) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC,segera hangatkan

bayi.

b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit

ibunya sesegera mungkin.

1.) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin.Kontak dini

antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan

mempertahankan panas pada bayi baru lahir,ikatan batin

dan pemberian ASI.

2.) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap

siap dengan menunjukkan rooting refleks.Jangan

paksakan bayi untuk menyusu.

c. Menjaga pernafasan

1.) Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit.

2.) Jika tidak bernafas,lakukan hal-hal sebagai berikut :

keringkan bayi dengan selimut atau handuk

hangat,gosoklah punggung bayi dengan lembut.

3.) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.

4.) Bila bayi sianosis/kulit biru,atau sukar bernafas/frekuensi

pernafasan 30>60 kali/menit,berikan oksigen.

d. Merawat mata

1.) Berikan salep mata untuk pencegahan penyakit

mata,atau
8

2.) Berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera

setelah lahir ( Sudarti dan Endang Khoirunnisa,2017).

2. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir

Segera setelah lahir,letakkan bayi di atas kain yang bersih

dan kering yang sudah di siapkan diatas perut ibu.Setelah bayi

lahir,lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif?

c. Bagaimana warna kulit,apakah berwarna kemerahan

ataukah ada sianosis?

Penilaian Dengan APGAR Score

Apgar score merupakan suatu metode yang di gunakan

untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama

setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir,serta dapat di

ulang dari menit ke 10-15.

A : Apperence = Warna Kulit

P : Pulse = Denyut Jnatung

G : Grimace = Reaksi Terhadap Rangsangan

A : Activity = Keaktifan

R : Respiration = Pernafasan

Tanda 0 1 2

Apperence Pucat Badan merah Seluruh tubuh

ekstremitas biru kemerahan


9

Pulse Tidak ada <100x/menit >100x/menit

Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Gerakan

mimik kuat/melawan

Activity Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif

fleksi sedikit

Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis

teratur kuat

Keterangan Nilai APGAR :

1.)7-10 bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi

dalam keadaan normal.

2.)4-6 bayi mengalami asfiksia sedang.

3.)0-3 bayi mengalami asfiksia berat (Novvi Karlina,Dkk 2016).

3. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal

yang di lakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang

bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal

dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik,serta

ada atau tidaknya refleks primiti.Pemeriksaan fisik di lakukan

setelah kondisi bayi stabil.

Prosedur kerja pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir :

a. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan meminta

persetujuan keluarga.

b. Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan fisik BBL.


10

c. Atur lampu sorot,jarak lampu +60 cm dan jangan menyoroti

pada bagian mata bayi.

d. Cuci tangan di bawah air mengalir.

e. Gunakan sarung tangan (bila BBL belum di mandikan).

f. Periksa keadaan umum bayi.

g. Periksa tanda-tanda vital

1.) Laju nafas 40-60x/menit,periksa kesulitan bernafas.

2.) Laju jantung 120-160x/menit.

3.) Suhu normal 36,5ºC-37,5ºC.

h. Ukur panjang badan bayi.

Pengukur di letakkan merapat pada kepala dan

badan.Pengukuran di lakukan dari puncak kepala sampai

tumit (panjang badan normal 48-52 cm).

i. Timbang berat badan bayi (Normal 2500-4000 gram).

j. Melakukan pemeriksaan fisik:

1.) Periksa kepala.

Periksa kepala ubun-ubun (raba adanya cekungan atau

cairan dalam ubun-ubun),sutura,molase.Ukur Lingkar

Kepala di mulai dari lingkar oksipito-frontal (Normal 33-

35 cm).

2.) Periksa mata,apakah ada tanda-tanda infeksi atau pus.

3.) Periksa hidung,apakah ada pernafasan cupping hidung.

4.) Periksa mulut,periksa bibir dan langitan,sumbing.


11

5.) Periksa leher,periksa pembengkakan dan gumpalan.

6.) Periksa dada : periksa nafas dan detak jantung,

7.) Periksa abdomen bayi : palpasi perut,apakah ada

kelainan dan periksa keadaan tali pusat.

8.) Periksa alat genitalia

Untuk bayi laki-laki,periksa apakah testis sudah berada

dalam skrotum.Untuk bayi perempuan periksalah labia

mayora dan minora (Moudy Emma Unaria

Djammi,Dkk,2013).

4. Refleks Pada Bayi Baru Lahir

a. Refleks Tonic Neck

Letakkan dalam posisi terlentang,putar kepala ke satu

sisi dengan badan di tahan,ekstremitas terekstensi pada sisi

kepala yang di putar,tetapi ekstremitas pada sisi lain

fleksi.Pada keadaan normal,bayi akan berusaha untuk

mengembalikan kepala ketika di putar ke sisi pengujian saraf

assesori..

b. Refleks Moro

Refleks moro dengan perlakuan bila di beri rangsangan

yang mengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan

dan tangan terbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi

lengan.
12

c. Rooting Reflex (Refleks Mencari)

Merupakan refleks bayi yang membuka mulut atau

mencari putting susu.Apabila di beri rangsangan pada ujung

mulut,bibir di bawah dan lidah akan bergerak kea rah

rangsangan.

d. Succking Reflex (Refleks Menghisap)

Sucking refleks atau refleks menghisap dilihat pada saat

bayi menyusui..

e. Swallowing Reflex ( Refleks Menelan)

ASI yang keluar setelah di isap,selanjutnya akan ditelan

oleh si kecil.Refleks menelan di mulai dengan gerakkan

dorongan ASI kebagian belakang mulut oleh lidah untuk di

salurkan menuju kerongkongan kemudian pencernaan.

f. Grasping Reflex (Refleks Menggenggam)

Grasping refleks dengan perlakuan bila telapak tangan

dirangsang maka akan memberi reaksi seperti

menggenggam.

g. Refleks Babynski

Apabila diberi rangsangan atau di gores pada sisi lateral

telapak kaki kearah atas kemudian aka nada gerakan jari

kaki sepanjang telapak kaki (Walyani Siwi Elisabeth,2015).


13

5. Perawatan Bayi Dalam Incubator

Cara menggunakan incubator yaitu :

a. Bersihkan incubator dengan densifektan setiap

hari.Bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap

akan di pergunakan.

b. Tutup matras dengan kain bersih.

c. Kosongkan air reservoir,dapat tumbuh bakteri yang

berbahaya dalam air dan menyerang bayi.

d. Atur suhu dengan umur dan berat bayi.

e. Hangatkan incubator sebelim digunakan.

f. Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh bayi

atau terapi sinar.Lepas semua pakaian bayi dan segera

diberi pakaian kembali setelah selesai.Tutup incubator

secepat mungkin,jaga lubang selalu tertutup agar incubator

tetap hangat.

g. Gunakan satu incubator untuk satu bayi.

Suhu Incubator yang direkomendasi menurut berat dan

umur bayi.

Berat Bayi 35º 34º 33º 32º

<1500 gram 1-10 hari 11 hari-3 3-5 minggu >5minggu

minggu

1500-2000 g 1-10 hari 11 hari-4 >4 minggu

minggu
14

2100-2500 g 1-2 hari 3 hari-3 >3 minggu

minggu

> 2500 gram 1-2 hari > 2 hari

Bila jenis incubatornya berdinding tunggal,naikkan suhu

incubator 1ºC setiap perbedaan suhu 7ºC antara suhu ruang dan

incubator (Sudarti dan Endang Khoirunnisa,2017).

6. Pemenuhan Nutrisi Pada Bayi (Pemberian ASI)

Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan

ekslusif.Bayi baru lahir harus mendapatkan ASI dalam waktu

satu jam setelah lahir.Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan

mencoba segera menyusukkan bayi setelah tali pusat di

potong.Keluarga dapat membantu ibu memulai pemberian ASI

lebih awal.

a. Pemberian ASI Eksklusif

1.) Anjurkan pemberian ASI dini dan eksklusif.

2.) Bila perlu,jelaskan kepada ibu dan keluarga manfaat

pemberian ASI dini dan perkembangan bayi.

a.) ASI mengandung zat gizi yang di butuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

b.) ASI mudah di cernah dan di gunakan secara efisien

oleh tubuh bayi.

c.) ASI mencegah bayi terhadap berbagai penyakit

infeksi.
15

d.) Pemberian ASI dapat di gunakan sebagai cara

keluarga berencana (metode amenore laktasi).

e.) Menyusui dapat mendekatkan hubungan ibu dan bayi.

b. Petunjuk Pemberian ASI

1.) Anjurkan ibu untuk menyusi tanpa jadwal.

2.) Bila bayi melepaskan isapannya dari satu payudara

berikan payudara lainnya.

3.) Nasehati agar ibu tidak memaksakan bayi untuk

menyusu bila bayi tidak mau,tidak melepaskan isapan

bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak

memberikan minuman lain selain ASI.

4.) Posisi dan perlekatan menyusui yang benar.

5.) Tunjukkan kepada ibu cara memegang bayi yang benar

yaitu topang seliruh tubuh bayi,jangan hanya kepala dan

leher.Kepala dan tubuh bayi lurus sehingga bayi

menghadap payudara ibu dan hidung bayi dekat putting

susu ibu.

6.) Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi yaitu

menyentuhkan putting susu pada bibir bayi,tunggu

sampai mulut bayi terbuka lebar,mulut bayi di gerakkan

kearah putting ibu sehingga bibir bawah bayi terletak jauh

di belakang putting pada aerola.

7.) Nilai perlekatan bayi pada ibu dan reflek menghisap bayi.
16

8.) Bila bayi dapat menghisap dengan baik,anjurkan ibu

untuk melanjutkan menyusui secara eksklusif (Sudarti

dan Endang Khoirunnisa,2017).

7. Perawatan Bayi Dengan Metode Kanguru

Metode kanguru di definisikan sebagai kontak kulit antara

ibu dan bayi secara sering dan eksklusif.Keuntungan yang di

dapat dari metode kanguru yaitu :

a. Meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi.

b. Menstabilkan suhu tubuh,denyut jantung,dan pernafasan

bayi.

c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan

lebih baik.

d. Mengurangi lama menangis pada bayi.

e. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi.

f. Meningkatkan produksi ASI.

g. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit/puskesmas.

Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu :

a. Segera setelah lahir.

b. Sangat awal,setelah 10-15 menit.

c. Awal,setelah umur 24 jam.

d. Menengah,setelah 7 hari perawatan.

e. Lambat,setelah bayi bernafas sendiri tanpa oksigen.

f. Setelah keluar dari perawatan incubator.


17

Kriteria Bayi untuk Metode Kanguru :

a. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.

b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.

c. Refleks dan kordinasi isap yang baik.

d. Perkembangan selama di incubator baik.

e. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua,sangat mendukung

dalam keberhasilan.

Cara Perawatan Metode Kanguru :

a. Informasikan kepada keluarga pentingnya penghangatan

bayi.Jelaskan tujuan dan manfaat metode kanguru.

b. Siapkan alat dan bahan yang di gunakan;baju kanguru yang

bersih,topi bayi serta popok bayi.

c. Siapkan ibu,membersihkan daerah dada dan perut ibu

dengan cara mandi.

d. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

e. Siapkan bayi;bersihkan bayi dengan kain bersih dan

hangat,pakaikan popok dan topi.

f. Pemakaian baju kanguru tanpa BH dan baju

dalam.Masukkan tangan kiri kemudian tangan kanan

kemudian baju di silang.

g. Memakaikan kain gendongan dan mengancingkan kain

untuk menggendong bayi.


18

h. Meletakkan bayi dengan posisi vertical,ditengah payudara

atau sedikit ke samping di sesuaikan agar ibu dan bayi

merasa nyaman.

i. Mengkancingkan baju dan ikat selendang keliling

(mengelilingi ibu dan bayi).

j. Menentukan posisi bayi supaya bayi hangat ,aman,

nyaman,dan mudah bernafas.

k. Periksa ulang,kancing dan ikatan tali pinggang.

l. Pakai baju kanguru secara terus-menerus agar bayi selalu

dalam keadaan hangat.Saat ibu duduk/tidur bayi tetap tegak

mendekap ibu (Moudy Emma Djami,Dkk,2013).

B. Konsep Dasar Bayi Berat Lahir Rendah

1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah

a. Menurut Depkes RI Bayi Berat Lahir Rendah ialah yang lahir

dengan berat lahir kurang dari 2500 tanpa memperhatikan

lamanya kehamilan ibunya (Wilyani Siwi Elisabet,2015).

b. Bayi berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat

badannya kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Novvi

Karlina,Dkk,2016).

c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah merupakan bayi

dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa

memandang usia gestasi,yang di timbang satu jam setelah

lahir (Amelia Nur Wafda Sylvi 2019).


19

Berdasarkan pakar-pakar di atas,maka dapat di

simpulkan bahwa Bayi berat Lahir Rendah (BBLR) adalah

bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram

dan di timbang pada saat lahir tanpa memandang usia

kehamilan.

2. Klasifikasi BBLR

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) yaitu :

a. Menurut harapan hidupnya :

1.) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500

gram

2.) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 100-

1500 gram.

3.) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) lahir kurang

dari 100 gram.

b. Menurut masa gestasinya :

1.) Prematuri Murni : masa gestasinya kurang dari 37

minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan

untuk masa gestasi berat atau biasa di sebut neonatus

kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NBK-SMK).

2.) Dismaturis : Bayi lahir dengan berat badan kurang dari

berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.Berat

bayi mengalami reterdasi pertumbuhan intrauterine dan


20

merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya

(KMK) (Th.Endang Purwoastuti 2015).

3. Etiologi BBLR

a. Faktor Ibu

1.) Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan

kehamilan misalnya: perdarahan antepartum ,trauma fisik

dan psikologis, DM, toksemia gravidarum dan nefritis

akut.

2.) Usia Ibu

Angka kejadian prematuris tertinggi ialah pada usia

kurang dari 20 tahun,dan multi gravida yang jarak

kelahiran dekat.Kejadian terendah ialah pada usia antara

26-35 tahun.

3.) Keadaan social ekonomi

Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya

prematuris.Kejadian tinggi terdapat pada golongan social

ekonomi rendah.

Hal ini di sebabkan oleh keadaan gizi yang kurang

baik dan pengawasan antenatal yang kurang.Demikian

pula kejadian prematuris pada bayi yang lahir dari

perkawinan yang tidak sah,ternyata lebih tinggi bila di


21

bandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang

sah.

4.) Sebab lain

Ibu perokok,ibu peminum alcohol dan ibu pecandu

obat narkotika.

b. Faktor Janin : Kehamilan ganda dan kelainan kromosom.

c. Faktor Lingkungan

Tempat tinggal di daratan tinggi radiasi dan zat-zat racun

(Dwi Maryanti 2015).

4. Tanda dan Gejala Bayi Berat Lahir Rendah

a. Berat badan kurang dari 2.500 gram.

b. Panjang badan kurang dari 45 cm.

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

e. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

f. Kepala bayi lebih besar dari badan,rambut kepala tipis dan

halus,elastisitas daun telinga.

g. Dada : dinding thorax elastis,putting susu belum terbentuk.

h. Abdomen : kulit perut tipis,pembuluh darah kelihatan.

i. Jaringan lemak subkutan sedikit,lanugo banyak.

j. Genitalia : LK;skrotum kecil,testis tidak teraba.PR;labia

mayora hamper tidak teraba,klitoris menonjol.

k. Ekstremitas : paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi lurus.


22

l. Motoric : pergerakkan masih lemah. (Sudarti,2014,hal 04)

5. Diagnosis BBLR

Dalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang

harus di perhatikan adalah tersebut di bawah ini :

a. Penghitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

b. Penilaian secara klinis : BB,PB,Lingkar dada dan Lingkar

Kepala (Cahyo Ismawati Sulistyorini 2015).

Diagnosis dan gejala klinik di bagi dua,yaitu :

1.) Sebelum Bayi Lahir

Pada anamnesa sering di jumpai adanya riwayat

abortus,partus prematuritas dan lahir mati,pembesaran

uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan,pergerakkan

janin yang pertama terjadi lebih lambat,pertambahan berat

badan ibu sangat lambat tidak menurut seharusnya,sering di

jumpai kehamilan dengan oligohidramnion, hyperemesis

gravidarum dan perdarahan antepartum.

2.) Setelah Bayi Lahir

a.) Bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterine.

b.) Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan.

Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala

keras,gerakan bayi terbatas,verniks caseosa sedikit atau

tidak ada,kulit tipis,kering,berlipat-lipat dan mudah di

angkat.
23

c.) Bayi premature

d.) Vernik caseosa ada,jaringan lemak bawah kulit

sedikit,menangis lemah,tonus otot hipotoni,kulit tipis,kulit

merah transparan (Elisabeth Siwi Walyani, dan

Th.Endang Purwoastuti, 2015).

6. Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali

lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin

rendah.Angka kematian yang tinggi terutama di sebabkan oleh

seringnya di jumpai kelainan komplikasi neonatal seperti

asfiksia,aspirasi pneumonia,perdarahan intracranial dan

hipoglikemia.Bila bayi ini selamat kadang-kadang di jumpai

kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,IQ

yang rendah dan gangguan lainnya (Rustam Mochtar Sinopsis

Obstetri, 2015).

7. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah

Yang perlu di perhatikan adalah pengaturan suhu

lingkungan,pemberian makanan,dan siap sedia dengan tabung

oksigen.Pada bayi premature makin pendek masa

kehamilan,makin sulit dan banyak persoalan yang akan di

hadapi,dan makin tinggi angka kematian di sebabkan oleh


24

gangguan pernafasan,infeksi,cacat bawaan dan trauma pada

otak.

a. Pengaturan Suhu

Bayi di masukkan ke dalam incubator dengan suhu yang

di atur : Bayi berat badan di bawah 2 kg 35ºC,dan berat

badan 2 kg sampai 2,5 kg 34ºC.Suhu incubator di turunkan

1ºC setiap minggu sampai bayi dapat di tempatkan pada

suhu lingkungan sekitar 24-27ºC.

b. Makanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Umumnya bayi premature belum sempurna refleks

menghisap dan batuknya,kapasitas lambung masih kecil,dan

daya enzim pencernaan, terutama lipase,masih

kurang.Makan makanan di berikan dengan pipet sedikit-

sedikit namun lebih sering.Sedangkan pada bayi small for

date sebaliknya kelihatan seperti orang kelaparan,rakus

minum dan makan.Yang harus di perhatikan adalah

terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi

(Rustam Mochtar Sinopsis Obtetri, 2015).

8. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi

a. Konduksi

Konduksi adalah panas di hantarkan dari tubuh bayi ke

benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi

(pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui


25

kontak langsung).Misalnya menimbang bayi tanpa alas

timbangan, tangan penolong yang dingin memegang

BBL,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan

BBL.

b. Konveksi

Konveksi adalah panas hilang dari tubuh bayi ke udara

sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang

tergantung pada kecepatan dan suhu udara).Misalnya

membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela dan

membiarkan BBL di ruang yang terpasang kipas angin.

c. Radiasi

Radiasi adalah panas di pancarkan dari BBL,keluar

tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan

panas antara 2 objek yang mempunyai suhu

berbeda).Misalnya BBL di biarkan dalam ruangan AC tanpa

di berikan pemanas (radiant warner),BBL di biarkan dalam

keadaan telanjang,BBL di tidurkan berdekatan dengan ruang

yang dingin,misalnya dekat tembok.

d. Evaporasi

Panas yang hilang melalui proses penguapan tergantung

kepada kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan

panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap)


26

Evaporasi di pengaruhi oleh :

1.) Jumlah panas yang di pakai

2.) Tingkat kelembaban udara

3.) Aliran udara yang melewati

Mencegah kehilangan panas :

1.) Keringkan bayi secara seksama

2.) Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih,kering

dan hangat

3.) Tutup bagian kepala bayi

4.) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukkan bayinya

5.) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru

lahir

6.) Tempatkan bayi di lingkunan yang hangat

Dalam proses adaptasi kehilangan panas,bayi

mengalami :

1.) Stress pada BBL menyebabkan hipotermi

2.) BBL mudah kehilangan panas

3.) Bayi menggunakan timbunan lemak cokelat untuk

meningkatkan suhu tubuhnya

4.) Lemak cokelat terbatas,sehingga apabila habis akan

menyebabkan adanya stress dingin

(Ni Wayan Armini,dkk,Asuhan Kebidanan Neonatus,

Bayi,Balita dan Anak Prasekolah,2017).


27

C. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang di lakukan oleh bidan

sesuai dengan wewenang dan tindakan yang di lakukan oleh bidan

sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.Mulai dari pengkajian,

perumusan diagnose atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi,evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan

(Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VII/2007).

Standar I : Pengkajian

a. Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,relevan

dan lengkap dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria Pengkajian

1. Data tepat,akurat dan lengkap

2. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa:biodata,keluhan

utama,riwayat obstetric,riwayat kesehatan dan latar

belakang social budaya)

Standar II : Perumusan diagnose dan masalah kebidanan

a. Pernyataan Standar

Bidan menganalisa data yang di peroleh pada

pengkajian,menginterpretasikannya secara akurat dan logis


28

untuk menegakkan diagnose dan masalah kebidanan yang

tepat.

b. Kriteria perumusan diagnose dan atau masalah

1. Diagnose sesuai dengan momenklatur kebidanan

2. Masalah di rumuskan sesuai dengan kondisi klien

3. Dapat di selesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri,kolaborasi dan rujukan.

Standar III : Perencanaan

a. Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnose dan masalah di tegakkan.

b. Kriteria perencanaan

1. Rencana tindakan di susun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien,tindakan segera,tindakan antisipasi dan

asuhan secara komprehensif.

2. Melibatkan klien/pasien dan keluarga

3. Mempertimbangkan kondisi psikologi,social budaya klien

4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang di berikan bermanfaat untuk klien

5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang

berlaku,sumber daya serta fasilitas yang ada.


29

Standar IV : Implementasi

a. Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif,efektif,efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya

promotif,preventif,kuratif dan rehabilitative.Dilaksanakan secara

mandiri,kolaborasi dan rujukan.

b. Kriteria

1. Memperhatikan keunikan kliensebagai makhluk bio-psiko-

spiritual-kultural.

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien atau keluarganya.

3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence

based.

4. Melibatkan klien dalam setiap tindakan.

5. Menjaga privacy klien.

6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8. Menggunakan sumberdaya,sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai

9. Melakukan tindakan sesuai standar

10. Mencatat semua tindakan yang telah di lakukan.


30

Standar V. Evaluasi

a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dan asuhan yang

sudah di berikan sesuai dengan perubahan perkembangan

kondisi klien.

b. Kriteria Evaluasi

1. Penilaian di lakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien

2. Hasil evaluasi segera di catat dan di dokumentasikan pada

klien

3. Evaluasi di lakukan sesuai dengan standar

4. Hasil evaluasi di tindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien.

Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap,akurat,singkat

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang di temukan dan di

lakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

1. Pencatatan di lakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status

pasien/KIA)
31

2. Di tulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

3. S adalah data Subjektif,mencatat hasil anamnesa

4. O adalah data Objektif,mencatat hasil pemeriksaan

5. A adalah hasil analisa,mencatat diagnose dan masalah

kebidanan

6. P adalah penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti

tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/

follow up dan rujukan.

Anda mungkin juga menyukai