Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN


Perdarahan dari traktus genitalia yang melebihi 500 ml
(pada persalinan pervaginam) atau melebihi 1000 ml
(seksio sesarea).
Dari batasan waktu, dibedakan menjadi
1. Pengertian (Definisi) - Primer apabila terjadi dalam 24 jam pertama
pasca persalinan
- Sekunder apabila terjadi setelah 24 jam pertama
persalinan sampai 12 minggu post partum
Tone
1. Overdistensi uterus : Polihidramnion, kehamilan
multipel, makrosomia
2. Kelelahan otot uterus: Partus precipitatus, partus
lama, multiparitas, penggunaan oksitosin
3. Infeksi intra-amniotic : demam, ketuban pecah
lama
4. Distorsi fungsi/anatomi: mioma, plasenta previa,
anomali kongenital
5. Penggunaan agen tokolisis
6. Distensi kandung kemih : Halogenated
anesthetics, Nitroglycerin
Tissue
1. Sisa konsepsi
2. Plasentasi abnormal : bekas operasi uterus,
2. Etiologi
multiparitas
3. Sisa kotiledon atau lobus suksenturiata
4. Sisa bekuan darah : pada atonia

Trauma
1. Laserasi pada jalan lahir : Precipitatus, persalinan
dengan alat
2. Laserasi pada SC : malposition, distosia
3. Ruptur Uteri : riwayat pembedahan uterus
4. Inversio : multiparitas, plasenta fundus, penarikan
tali pusat

Thrombin
1. Keadaan penyerta : Hemophilia A, Von
Willebrand’s, Riwayat PPH, History of hereditary
coagulopathies or liver disease
2. Didapat pada kehamilan : Idiopathic
thrombocytopenic purpura, Thrombocytopenia
with preeclampsia, Disseminated intravascular
coagulation
3. Preeklamsia/Eklamsia dengan IUFD, infeksi berat,
solusio, emboli air ketuban
4. Terapi antikoagulan
3. Anamnesis Perdarahan dari traktus genitalia
Derajat shock:
1. Terkompensasi : jumlah perdarahan 500-1000 ml
(10-15%), Tekanan Darah Sistolik tetap, Gejala
dan Tanda: palpitasi, pusing, takikardia
2. Ringan : jumlah perdarahan 1000-1500 ml (15-
25%), Tekanan Darah Sistolik menurun (80-100
mmHg), badan lemah, berkeringat, takikardia
3. Sedang : jumlah perdarahan 1500-2000 ml (25-
4. Pemeriksaan Fisik
35%), Tekanan Darah Sistolik menurun (70-80
mmHg), pucat, oligouria
4. Berat : jumlah perdarahan 2000-3000 ml (35-
45%), Tekanan Darah Sistolik menurun (50-70
mmHg), penurunan kesadaran, anuria
Secara simultan lakukan upaya penilaian faktor etiologi
seperti tonus uterus, robekan jalan lahir dan organ
genitalia, sisa konsepsi dan faktor pembekuan darah.
Perdarahan pervaginam pasca persalinan yang
5. Kriteria diagnosis
disebabkan salah satu etiologi diatas
6. Diagnosis Kerja Perdarahan Pasca Persalinan
7. Diagnosis Banding Tidak ada
Laboratorium: darah lengkap, golongan darah, profil
Pemeriksaan
8. hemostasis(PT,aPTT/ waktu pembekuan, waktu
Penunjang
perdarahan)
Secara simultan, lakukan:
1. Survei primer dan resusitasi awal
 Jalan napas
 Pernapasan: suplemen oksigen per nasal kanul
9. Tata Laksana
 Sirkulasi: pasang iv line kanul besar no 16
gauge
2. Panggil bantuan
3. Evaluasi penyebab: 4T
 Singkirkan adanya inversio uteri
 Perhatikan kemungkinan robekan porsio
 Evakuasi sisa plasenta atau bekuan darah dari
uterus
4. Singkirkan adanya ruptura uteri atau dehisensi
miometrium
5. Ambil sampel darah (DPL dan golongan darah) dan
cross matched
6. Pastikan kandung kemih kosong, pasang foley
catheter
7. Kompresi uterus bimanual
8. Pemberian uterotonika
 Oksitosin 5 units IV bolus
 Oksitosin 20 units per L N/S IV tetesan cepat
 Ergometrin 0,25 mg IM atau 0,125 mg IV; dosis
maksimum 1,25 mg
 Misoprostol 400 mcg po atau per rektal dan
800-1000 mg per rektal

Pada situasi pasca persalinan pervaginam


1. Jika 5 menit kontraksi tidak membaik, lakukan
tamponade uterus dengan kateter kondom
2. Jika perdarahan berhenti segera setelah
pemasangan, kateter kondom dipertahankan
selama 6 jam
3. Jika perdarahan pervaginam positif, siapkan
operasi untuk hemostasis
4. Persiapkan tim operasi dan transportasi

Pada situasi seksio sesarea


1. Jika pada kompresi bimanual, perdarahan negatif,
B-Lynch dapat dipertimbangkan
2. Jika pada kompresi bimanual, perdarahan positif,
lakukan histerektomi
3. Pertimbangan dilakukan ligasi arteri uterina dan
hipogastrika
1.Manajemen aktif kala tiga
2.Uterotonika:
10. Pencegahan
 Pervaginam
a. Oksitosin profilaksis 10 IU intramuskuler
b. Oksitosin 20 U/L NS IV tetesan cepat
c. Penjepitan dan Pemotongan tali pusat dini
d. Penegangan tali pusat terkendali dengan
penekanan suprapubik arah berlawanan
 Perabdominam
a. Pasien yang melahirkan dengan seksio sesarea,
profilaksis HPP dilakukan dengan pemberian
oksitosin 20 IU intravena tetesan cepat
Edukasi terkait dengan fungsi reproduksi pasca
11. Edukasi
histerektomi
12. Prognosis Dubia
Histerektomi peripartum dapat menjadi krusial dalam
perdarahan pasca persalinan. Teknik – teknik menjepit,
13. Tingkat Evidens
memotong, dan menjahit harus digunakan mengontrol
perdarahan dengan cepat. (II)
Pada kasus perdarahan pasca persalinan, terutama pada
kasus-kasus dengan plasenta akreta atau ruptur uteri,
14. Tingkat Rekomendasi
Histerektomi direkomendasikan untuk dilakukan
secepatnya (C)

15. Penelaah Kritis

Hemodinamik, jumlah perdarahan, kontraksi uterus,


16. Indikator (Outcome)
robekan jalan lahir,
1. Active management of the third stage of labour:
prevention and treatment of postpartum
hemorrhage: No. 235 October 2009 (Replaces No.
88, April 2000). Int J Gynaecol Obstet.
2010;108(3):258-67
2. RCOG Green–top Guideline. Prevention and
17. Kepustakaan Management of Postpartum Haemorrhage.Green-
top Guideline No. 52. Royal College Obstetricians
and Gynecology, May 2009
3. Manajemen Perdarahan Pasca Partum ALARM
4. SOGC Clinical Practice Guidelines Prevention and
Management of Postpartum Haemorrhage: No. 88
April 2000.

Anda mungkin juga menyukai