Anda di halaman 1dari 18

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN

PSIKOMOTOR IBU TENTANG PIJAT BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


SUKARAYA KABUPATEN OKU TAHUN 2019

EFFECTIVENESS OF HEALTH EDUCATION ON THE KNOWLEDGE AND PSYCHOMOTHER OF


MOM ABOUT BABY MASSAGE IN THE WORKING AREAS OF SUKARAYA
PUSKESMAS DISTRICT SUKARAYA

Siska Delvia
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Ma’arif Baturaja

Program Studi Diploma III Kebidanan


(email: siska.delvia26@gmail.com)

ABSTRAK

Latar Belakang: Pengalaman pijat pertama yang dialami oleh manusia ialah pada waktu dilahirkan,
yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu. Meskipun bayi belum bisa bicara, tetapi mereka bisa
merasakan rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya, seperti sentuhan atau pijatan yang
diberikan oleh orang tuanya. Manfaat pijat bayi ini diantaranya adalah dapat membantu pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Untuk dapat memberikan pijatan yang baik ibu harus memiliki pengetahuan
dan psikomotor tentang pijat bayi Oleh karena itu ibu perlu diberikan pendidikan kesehatan agar ibu
dapat memiliki pengetahuan dan psikomotor yang lebih baik dan dapat memanfaatkannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan
psikomotor ibu tentang pijat bayi di wilayah kerja puskesmas sukaraya. Penelitian dilakukan dengan
metode quasi eksperimen berupa rancangan pre-post eksperimental, dengan jumlah sampel 33 ibu.
Penelitian ini dimulai pada tahun 2019 dengan pengambilan sampel secara total sampling. Pengolahan
data mengunakan sistem komputerisasi dan dilakukan analisis secara univariat dan bivariat dengan uji
Wilcoxon. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna (signifikan) antara
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan (p value = 0,000), namun tidak ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap psikomotor (p value = 0.089). Diharapkan pelayanan kesehatan dapat
meningkatkan pendidikan, pembinaan kesehatan, dan program pelatihan tentang pijat bayi melalui
kader-kader kesehatan, sehingga masyarakat terutama ibu-ibu dapat menjaga dan meningkatkan
kualitas kesehatan bayi mereka.
Kata kunci : pengetahuan, psikomotor, pijit bayi

ABSTRACT

Background: The first massage experience experienced by humans is at the time of birth, which is
when through the birth of the mother. Even though babies cannot talk, they can feel the stimulation
provided by their environment, such as touch or massage given by their parents. The benefits of this
baby massage are that it can help the growth and development of the baby. To be able to give a good
massage mothers must have knowledge and psychomotor about baby massage. Therefore, mothers
need to be given health education so that mothers can have better knowledge and psychomotor and
can use it. This study aims to determine the effectiveness of health education on mothers' knowledge
and psychomotor about infant massage in the working area of the Sukaraya Community Health
Center. The study was conducted with a quasi-experimental method in the form of an experimental
pre-post design, with a sample of 33 mothers. This research began in 2019 with total sampling. Data
processing using a computerized system and carried out univariate and bivariate analysis with the
Wilcoxon test. Statistical test results showed a significant (significant) effect between health education
on knowledge (p value = 0,000), but there was no effect of health education on psychomotor (p value
= 0.089). It is expected that health services can improve education, health development, and training
programs on infant massage through health cadres, so that the community, especially mothers, can
maintain and improve the quality of their baby's health.
Keywords: knowledge, psychomotor, baby massage

PENDAHULUAN Sentuhan ini dapat membuatnya tenang


Perkembangan bayi untuk menjadi dan nyaman (Subakti & Anggraini, 2008).
bayi hebat, diawali dari bayi saat berada Ilmu pijat bayi tradisional di
dalam kandungan dan akan berlanjut kalangan masyarakat Indonesia sudah
setelah bayi itu lahir. Salah satu syarat lama dikenal, bahkan sampai saat ini
kunci keberhasilan adalah pada saat bayi masih dilakukan oleh dukun pijat bayi di
lahir dan pada awal kehidupannya. Untuk daerah (Sari, 2004). Berbeda dengan pijat
mencapai keberhasilan tersebut adalah bayi tradisional, ilmu pijat bayi yang
adanya stimulasi. Contoh stimulasi adalah terbaik adalah dilakukan oleh ibu, ayah
dengan memberikan pijat bayi (Luize, atau anggota keluarga bayi (Roesli, 2001).
2007). Pengalaman pijat pertama yang Pijatan yang dilakukan ibu, ayah,
dialami manusia ialah pada waktu dan anggota keluarga lainnya merupakan
dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan sapuan lembut yang ditujukan untuk
lahir. Proses kelahiran adalah suatu kesehatan dan pengikat jalinan kasih
pengalaman traumatik bagi bayi karena sayang. Pemijatan yang dilakukan oleh
bayi yang lahir harus meninggalkan rahim ayah menyebabkan perasaan positif
yang hangat, aman, nyaman dan dengan kepada bayi dan ibu. Bayi merasa semakin
keterbatasan ruang gerak menuju kesuatu banyak yang menyayanginya dan selalu
dunia dengan kebebasan gerak tanpa batas, dilindungi dengan sentuhan yang berbeda
yang menakutkan, tanpa sentuhan- dan hangat, bagi ibu melihat suami
sentuhan yang nyaman dan aman memijat bayi adalah pemandangan yang
disekelilingnya, seperti halnya ketika sangat membahagiakan sehingga ibu
berada di dalam rahim (Roesli, 2001). merasa bangga, nyaman, dan tenang yang
Sentuhan dan pijat pada bayi secara tidak langsung dapat merangsang
setelah kelahiran dapat memberikan hormon yang memproduksi ASI ibu dan
jaminan adanya kontak tubuh ini juga dapat membuat ibu semakin
berkelanjutan yang dapat mempertahankan bersemangat merawat bayinya sehingga
perasaan aman pada bayi. Kulit bayi masih ikatan batin menjadi kuat (Subakti &
sangat sensitif terhadap rangsangan Anggraini, 2008).
sehingga sentuhan akan menyebabkan Pijat bayi merupakan salah satu
berbagai perubahan positif pada bayi. alternatif sebagai upaya untuk mencapai
tumbuh kembang anak yang optimal,
karena pijat bayi bisa dilakukan sendiri merupakan upaya kesehatan yang
oleh orang tua kapan saja, di rumah, tidak mempunyai peranan penting dalam
butuh biaya. Berdasarkan studi memberikan pengetahuan dan menerapkan
pendahuluan di Poli KIA RSK St. perilaku sehat sehingga meningkatkan
Vincentius A. Paulo Surabaya yang kualitas kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
dilakukan pada 25 ibu yang mempunyai Hasil penelitiaan yang dilakukan
bayi didapatkan hasil bahwa 3 (12,00%) oleh Pinetri (2006), tentang pengaruh
ibu memijat bayinya sendiri dan 22 pendidikan kesehatan terhadap tingkat
(88,00%) ibu tidak pernah melakukan pijat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
bayi dan memijatkan bayinya di dukun RSAB Gajayana menunjukkan terjadi
bayi bila bayinya sedang sakit saja peningkatan pengetahuan, dimana sebelum
(Ayurai, 2009). diberikan pendidikan kesehatan 45%
Ibu-ibu akan dapat melakukan pijat responden memiliki tingkat pengetahuan
bayi secara baik dan benar, bila ibu cukup dan setelah diberikan pendidikan
memiliki pengetahuan. Peningkatan kesehatan menjadi 15%. Responden
pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dengan tingkat pengetahuan baik sebelum
dan menyebabkan perubahan perilaku, diberikan pendidikan kesehatan 20% dan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan
akan bersifat langgeng (Mubarok dkk, meningkat menjadi 80%. Responden yang
2007). Agar ibu atau masyarakat dapat memiliki tingkat pengetahuan kurang
merubah perilaku atau mengadopsi sebelum diberikan pendidikan kesehatan
perilaku kesehatan, perlu adanya 35% dan setelah diberikan pendidikan
peningkatan pengetahuan dengan cara kesehatan menjadi 5% saja.
pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, Berdasarkan laporan bulanan data
2003). kependudukan kelurahan 30 Ilir di
Pendidikan kesehatan adalah upaya dapatkan 16 RW dan 60 RT dengan jumlah
agar masyarakat berperilaku atau penduduk 26.644 orang dan jumlah kepala
mengadopsi perilaku kesehatan dengan keluarga sebanyak 5.620 KK. Berdasarkan
cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, hasil survey pendahuluan terhadap 10 ibu,
memberikan informasi,memberika rata-rata bayi diberikan terapi pemijatan
kesadaran (Notoatmodjo,2007). oleh dukun pijat tradisional, dan pemijatan
Dalam rangka pembinaan dan dilakukan ketika sakit saja.
peningkatan perilaku kesehatan BAHAN DAN METODE (Times New
masyarakat, pendidikan kesehatan Roman 12 point, Bold, spasi 1,5)
Penelitian ini menggunakan pendekatan laboratorium dll) yang memenuhi kriteria
quasi eksperimen dengan rancangan pra- yang telah ditentukan ( Nursalam, 2008).
pascatest (One-group pra-post test design). Dalam penelitian ini yang menjadi
Ciri tipe penelitian ini adalah populasi adalah seluruh ibu yang
mengungkapkan hubungan sebab akibat mempunyai anak usia 1-6 bulan di
dengan cara melibatkan satu kelompok puskesmas sukaraya yang berjumlah
subjek yaitu ibu yang mempunyai anak sebanyak 50 orang.
usia 1-6 bulan. Dalam desain ini observasi Sampel
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum Sampel adalah sebagian dari populasi yang
intervensi dan setelah intervensi (Arikunto, merupakan wakil dari populasi itu,
2006). (Machfoedz, 2008). Teknik sampling
Intervensi yang diberikan adalah dalam penelitian ini dilakukan secara Non
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi. probability sampling dengan
Sebelum dilakukan intervensi diberikan menggunakan metode total sampling yaitu
pra-test yaitu pengukuran tingkat seluruh populasi ibu yang mempunyai
pengetahuan ibu dengan menggunakan anak usia 1-6 bulan di puskesmas sukaraya
kuesioner dan psikomotor ibu dengan yang berjumlah 50 orang, tetapi yang
lembar observasi, pada post test dilakukan menjadi responden dalam penelitian yang
pengukuran kembali tingkat pengetahuan dilakukan pada tanggal 2 Mei sampai 2
ibu dan psikomotor dengan menggunakan Juni sebanyak 33 orang.
pengukuran yang sama yaitu kuesioner dan Tempat dan Waktu Penelitian
lembar observasi. Pengukuran post test Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas
dilakukan sebanyak 2 kali, pengukuran sukaraya. Hal ini dilakukan untuk
pertama dilakukan satu minggu setelah menggalakkan atau memberikan anjuran
intervensi, dan satu minggu kemudian kepada ibu-ibu untuk memijat bayinya.
dilakukan pengukuran kembali sebagai Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2
pengukuran kedua. Mei- 2 Juni tahun 2019.

METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Tehnik Pengumpulan Data
Populasi adalah setiap subjek (dapat Pengumpulan data adalah suatu
berupa manusia, binatang percobaan, data proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek
yang diperlukan dalam suatu penelitian responden pada tempat yang berbeda dari
(Nursalam, 2008). lokasi penelitian. Dari hasil uji validitas
Data Primer adalah data yang diperoleh didapatkan hanya 2 pertanyaan yang valid
sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, dan reliabilitas yaitu pertanyaan no 2 dan
pengamatan, survey dan lain-lain, (Setiadi, 25. Untuk pertanyaan yang tidak valid,
2007). Data primer pada penelitian ini peneliti melakukan revisi terhadap
diperoleh dengan cara mendatangi ibu-ibu pertanyaan tetapi uji validitas tidak
yang memiliki anak usia 1-6 bulan secara dilakukan lagi. Adapun petanyaan yang
door to door sebanyak 50 orang dan yang diajukan di dalam kuesioner adalah:
bersedia menjadi responden hanya 33 1. Data tentang pengetahuan yang terdiri
orang, data juga diperoleh dengan dari 25 pertanyaan tertutup dengan tiga
menggunakan kuesioner dengan option jawaban. Jika responden menjawab
pertanyaan terbuka untuk memperoleh benar maka diberi skor 1, dan jika
informasi deskripsi responden dan responden menjawab salah diberi skor 0.
pertanyaan tertutup untuk memperoleh Skor maksimum adalah 25 dan skor
informasi tentang pengetahuan ibu serta minimum 0.
menggunakan lembar observasi untuk 2. Data tentang psikomotor yang terdiri
memperoleh informasi tentang psikomotor dari 12 langkah dengan 17 tindakan. Jika
ibu. responden melakukan maka diberi tanda
Data Sekunder (√) pada kolom ya dan jika responden
Dalam penelitian ini data sekunder berupa tidak melakukan diberi tanda (√) pada
data jumlah ibu di kelurahan 30 Ilir kolom tidak. Untuk tindakan yang
Palembang, laporan bulanan dilakukan diberi skor 1 dan yang tidak
kependudukan kelurahan 30 Ilir dilakukan diberi skor 0 pada tindakan no
Palembang, laporan bulanan posyandu 2-12. Tindakan no 1 dari alat yang harus
kelurahan 30 Ilir Palembang. dipersiapkan dihitung dengan cara jumlah
Alat Pengumpulan Data alat yang dipersiapkan dibagi dengan 6,
Pengumpulan data pada penelitian ini kemudian dikalikan 1. Jika alat yang
menggunakan kuesioner yang dibuat disiapkan < 3 diberi skor 0 dan alat yang
sendiri oleh penulis. Sebelum penelitian disiapkan ≥ 3 diberi skor 1. Pada tindakan
dilakukan peneliti melakukan uji validitas no 7 setiap urutan yang dilakukan diberi
terlebih dahulu untuk mengukur skor 1 dan yang tidak dilakukan diberi
sejauhmana ketepatan dan kecermatan skor 0. Pada tindakan no 11 penilaian
suatu data. Kuesioner diuji dengan 10
dihitung berdasarkan salah satu item yang jelas serta mengobservasi kemampuan
dilakukan dinilai dengan skor 1. dalam memijat bayi.
Prosedur Pengumpulan Data Setelah responden selesai, kuesioner
Prosedur pengumpulan data dalam dikumpulkan dan peneliti melakukan
penelitian berguna untuk mempermudah pengecekan terhadap kelengkapan dan
peneliti dalam menyelesaikan penelitian, kejelasan isian kuesioner.
penelitian ini melalui tahap persiapan dan Peneliti mengumpulkan kuesioner-
pelaksanaan. Adapun langkah-langkah kuesioner yang telah diisi responden dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: satu berkas.
Tahap Persiapan Peneliti dan responden berkumpul sesuai
Peneliti menyampaikan surat permohonan dengan waktu yang telah disepakati.
izin penelitian kepada kepala Kelurahan 30 Peneliti memberikan pendidikan kesehatan
Ilir Palembang. Setelah memperoleh izin, kepada responden, pendidikan kesehatan
peneliti membuat daftar reponden dan yang diberikan adalah pendidikan
mendatangi ibu yang mempunyai anak kesehatan tentang pijat bayi. Pada saat
usia 1-6 bulan secara door to door. pemberian pendidikan kesehatan
Tahap Pelaksanaan responden belum sepenuhnya terkumpul
Setelah mendapatkan izin dari institusi sehingga penyerapan pengetahuan dan
pendidikan dan kepala kelurahan, peneliti psikomotor agak sulit. Selain itu banyak
menetapkan responden. responden yang tidak datang meskipun
Tahap pelaksaan yang dilakukan adalah: mereka sudah menandatangani lembar
Peneliti melakukan pendekatan kepada persetujuan. Sebanyak 7 orang datang
responden dengan menjelaskan tujuan, pada saat penyuluhan sudah dimulai pada
manfaat dan proses penelitian yang akan sesi atau fase kerja pengetahuan, 6 orang
dilakukan datang pada saat pemutaran video pijat
Setelah responden menyetujui untuk bayi.
menjadi responden maka peneliti meminta Setelah 1 minggu, peneliti kembali
responden untuk menandatangani lembar melakukan pengukuran pengetahuan dan
persetujuan (informed concern). psikomotor ibu dengan memberikan
Peneliti menyerahkan kuesioner kepada kuesioner dan lembar observasi yang sama
responden dan memberikan responden dengan kuesioner dan lembar observasi
waktu untuk mengisi koesioner dan pada pengukuran pertama, begitu juga
diperkenankan kepada responden untuk untuk 1 minggu kemudian dilakukan
mengklarifikasi pernyataan yang kurang pengukuran kembali.
Setelah responden selesai, kuesioner Merupakan kegiatan pengecekan kembali
dikumpulkan dan peneliti melakukan data yang sudah di-entry apakah ada
pengecekan terhadap kelengkapan dan kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
kejelasan isian kuesioner. Kemudian dimungkinkan terjadi pada saat kita
mengumpulkan kuesioner-kuesioner dalam mengentry ke komputer.
satu berkas. Analisa Data
Rencana Analisa Data Analisis Univariat
Pengolahan Data Adalah metode statitik yang digunakan
Menurut Hastono (2001), agar analisis oleh peneliti untuk memperoleh gambaran
penelitian menghasilkan informasi yang distribusi dan frekuensi dari variabel yang
benar, ada empat tahapan dalam diteliti yaitu pengetahuan dan psikomotor.
pengolahan data yang harus dilalui, yaitu: Analisis ini dimulai dengan perhitungan
Editing frekuensi dan mempresentasikan nilai
Merupakan kegiatan untuk masing-masing variabel. Untuk data
melakukan pengecekan isian formulir atau numerik menggunakan nilai mean, median
kuesioner apakah jawaban yang ada di dan standar deviasi. Hasil analisis
kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan univariat ini disajikan dalam bentuk tabel
dan konsisten. distribusi frekuensi dan narasi (Hastono,
Koding 2001).
Merupakan kegiatan merubah data Analisis Bivariat
berbentuk huruf menjadi data berbentuk Analisis bivariat dilaksanakan untuk
angka/bilangan. Kegunaan koding adalah mendapatkan nilai kemaknaan hubungan
untuk mempermudah pada saat analisis (korelasi) antara variabel independen
data dan juga mempercepat pada saat entry dengan variabel dependen. Dalam
data. penelitian ini, analisis ini digunakan untuk
Proccessing mengetahui efektifitas pendidikan
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh kesehatan terhadap pengetahuan dan
dan benar, dan juga sudah melewati psikomotor ibu tentang pijat bayi dengan
pengkodingan, maka langkah selanjutnya melihat perbedaan mean (rata-rata)
adalah memproses data agar dapat kelompok data dependen (Hastono, 2001).
dianalisis. Pemrosesan data dilakukan Analisa data dihitung dengan memakai uji
dengan cara meng-Entry data dari T dependen dua sampel berpasangan
kuesioner ke paket program komputer. dengan derajat kepercayaan 95%. Sebelum
Cleaning
dilakukan uji T, dilakukan beberapa penelitian harus memperhatikan hak-hak
langkah sebagai berikut (Dahlan, 2004): azasi manusia. Peneliti harus melindungi
1. Memeriksa syarat uji T yang dan menghargai hak responden karena
berpasangan penelitian ini menggunakan manusia
a. Sebaran data harus normal sebagai sampel atau responden. Sebelum
b. Varians data tidak perlu di penelitian dilakukan peneliti menyerahkan
uji karena kelompok data surat persetujuan kepada ibu-ibu yang
berpasangan. bersedia menjadi responden. Setelah
2. Jika memenuhi syarat (sebaran data mendapatkan persetujuan, penelitian
normal), maka dipilih uji T dilakukan dengan menekankan masalah
berpasangan etika meliputi:
3. Jika tidak memenuhi syarat Informed Concent ( Lembar
(sebaran data tidak normal Persetujuan)
dilakukan lebih dahulu Subjek harus diperlakukan secara
transformasi data) manusiawi. Subjek mempunyai hak untuk
4. Jika variabel baru hasil memutuskan bersedia menjadi subjek atau
transformasi mempunyai sebaran tidak, tanpa adanya sangsi apapun
data yang normal maka dilakukan (Nursalam, 2008). Lembar persetujuan ini
uji T berpasangan diberikan dan dijelaskan kepada responden
5. Jika variabel baru hasil yang akan diteliti dengan tujuan responden
transformasi mempunyai sebaran dapat mengerti maksud dan tujuan
data yang tidak normal maka penelitian. Bila subjek menolak maka
dilakukan uji Wilcoxon. peneliti harus menghormati hak-hak
Etika Penelitian subjek (Self Determination).
Menurut Brockopp , 1995 dalam
Suyanto (2008) manusia sebagai objek

HASIL
Uji Wilcoxon Ranks
1. Pengetahuan
Tabel 5.8
Distribusi Rata-Rata Pengukuran Pengetahuan Sebelum dan
Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan UPTD Puskesmas Sukaraya

Perbandingan Sebelum dan


Setelah Diberikan Pendidikan Jumlah Persentase (%) PValue
Kesehatan
Pengetahuan Setelah intervensi <
Pengetahuan sebelum Intervensi 0 0
Pengetahuan Setelah intervensi >
Pengetahuan sebelum Intervensi 22 66,7 0,000
Pengetahuan Setelah intervensi =
Pengetahuan sebelum Intervensi 11 33,3
Total 33 100

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan perbedaan pengetahuan sebelum dan


setelah diberikan pendidikan kesehatan, terdapat 22 orang (66,7%) mengalami
peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan, 11 orang (33,3%)
yang setelah diberikan pendidikan kesehatan memiliki pengetahuan yang sama
dengan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan, dan tidak seorang
pun setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuannya lebih rendah dari
sebelum diberikan pendidikan kesehatan

2. Psikomotor

Tabel 5.9
Distribusi Rata-Rata Pengukuran Psikomotor Sebelum dan Setelah
Diberikan Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Sukaraya

Perbandingan Sebelum dan


Setelah Diberikan Pendidikan Jumlah Persentase (%) PValue
Kesehatan
Psikomotor Setelah intervensi < 7 21,2
Psikomotor sebelum Intervensi
Psikomotor Setelah intervensi > 12 36,4
Psikomotor sebelum Intervensi 0,089
Psikomotor Setelah intervensi = 14 42,4
Psikomotor sebelum Intervensi
Total 33 100

Out Ranks menunjukkan perbedaan tingkat pengetahuan dan psikomotor


sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Dari tabel diatas didapatkan
14 orang (42,4%) memiliki psikomotor yang sama sebelum maupun setelah
diberikan pendidikan kesehatan, 12 orang (36,4%) setelah diberikan pendidikan
kesehatan memiliki psikomotor yang lebih baik daripada sebelum diberikan
pendidikan kesehatan., dan 7 orang (21,2%) yang setelah diberikan pendidikan
kesehatan psikomotornya lebih rendah dari sebelum diberikan pendidikan kesehatan

Pengaruh Pendidikan dapat dihindari walaupun telah


Kesehatan Terhadap diupayakan untuk mengatasinya.
Pengetahuan dan Psikomotor
Penelitian ini untuk
Ibu Tentang Pijat Bayi
mengetahui apakah pendidikan
Berdasarkan hasil test kesehatan efektif dalam
statistik uji Wilcoxon dari meningkatkan pengetahuan dan
pengetahuan diperoleh pvalue= psikomotor ibu tentang pijat bayi
0,000 (p<0,005) maka dapat di Kelurahan 30 Ilir Palembang.
disimpulkan ada perbedaan Desain penelitian yang
signifikan antara pengetahuan ibu digunakan dalam penelitian ini
sebelum dan sesudah diberikan adalah Quasy Eksperimen dengan
pendidikan kesehatan. rancangan one-group pretest-
postest. Kelemahan rancangan ini
Hasil uji statistik dari
adalah tidak ada jaminan bahwa
psikomotor diperoleh
ada perubahan setelah intervensi,
pvalue=0,089 (p>0,005), ini
selain itu syarat-syarat sebagai
artinya Ho gagal ditolak. Maka
penelitian eksperimen tidak
dapat disimpulkan bahwa tidak
cukup memadai yaitu tidak
ada perbedaan antara psikomotor
adanya randomisasi
ibu sebelum dan setelah diberikan
(randoimization), yang berarti
pendidikan kesehatan
pengelompokkan anggota sampel
Pembahasan pada kelompok eksperimen dan
Keterbatasan Penelitian
kelompok kontrol tidak
Dalam pelaksanaan dilakukan dengan random atau
penelitian ini, tidak terlepas dari acak dan kontrol terhadap
keterbatasan yang terjadi serta variabel yang berpengaruh
kemungkinan bias yang tidak terhadap eksperimen tidak
dilakukan, karena eksperimen ini
dilakukan dimansyarakat. pengetahuan yang cukup tentang
Penelitian ini juga terbatas karena pijat bayi. Hasilnya menunjukkan
peneliti tidak membuat kisi-kisi bahwa terjadi peningkatan
dari tingkat pengetahuan dan pengetahuan, dimana sebelum
psikomotor, sehingga pertanyaan diberikan pendidikan kesehatan
kuesioner dan tindakan pada 45% responden memiliki tingkat
psikomotor tidak dibedakan pengetahuan cukup dan setelah
berdasarkan tahap pengetahuan diberikan pendidikan kesehatan
dan psikomotor. menjadi 15%. Responden dengan
tingkat pengetahuan baik
Pengetahuan Sebelum dan
sebelum diberikan pendidikan
Setelah Diberikan Pendidikan
kesehatan 20% dan setelah
Kesehatan
diberikan pendidikan kesehatan
Dari 33 responden yang meningkat menjadi 80%.
diteliti didapatkan lebih dari Responden yang memiliki tingkat
setengah (69,7%) responden pengetahuan kurang sebelum
memiliki tingkat pengetahuan diberikan pendidikan kesehatan
cukup dan setelah diberikan 35%, setelah diberikan
pendidikan kesehatan menjadi pendidikan kesehatan menjadi
42,4%. Responden dengan 5%.
tingkat pengetahuan baik
Pengetahuan yang
sebelum diberikan pendidikan
diperoleh responden berada pada
kesehatan 9,1% dan setelah
tingkat tahu bukan memahami.
diberikan pendidikan kesehatan
Responden menunjukkan
meningkat menjadi 48,5%.
keberhasilan mengumpulkan
Responden yang memiliki tingkat
keterangan apa adanya., termasuk
pengetahuan kurang 21,2% dan
kemampuan mengenali atau
setelah diberikan pendidikan
mengingat kembali hal-hal atau
kesehatan menjadi 9,1%.
keterangan yang pernah berhasil
Penelitian ini sejalan di himpun atau dikenali (recall of
dengan penelitian yang dilakukan facts).
oleh Pinetri (2006), dimana lebih
Hal ini dikarenakan
dari 50% ibu memiliki
sebagian besar responden
berpendidikan tinggi (61%) dan Seseorang dengan
berumur 20-35 tahun (79%) Pendidikan yang tinggi akan
sehingga cukup matang dalam cenderung untuk mendapatkan
berfikir. Selain itu juga informasi baik dari orang lain
dikarenakan sebagian besar maupun dari media massa.
responden bertempat tinggal di Sebaliknya tingkat pendidikan
perkotaan sehingga akan lebih yang kurang akan menghambat
mudah untuk mendapatkan perkembangan dan sikap
informasi baik dari media cetak seseorang terhadap nilai-nilai
maupun media elektronik. yang baru diperkenalkan.
Ditunjang pula banyaknya Semakin tinggi pendidikan
tersedia fasilitas pelayanan seseorang semakin mudah
kesehatan, sehingga informasi menerima informasi sehingga
dapat diperoleh dari petugas semakin banyak pengetahuan
kesehatan. yang dimiliki, (Koentjaraningrat
dalam Nuryati, 2006)
Menurut teori Hurlock
dalam Nursalam (2001), semakin Pengetahuan responden
cukup usia tingkat kematangan yang baik ditunjukkan dengan
dan kekuatan seseorang akan responden mengetahui tentang
lebih matang dalam berfikir dan pijat bayi meliputi pengertian,
bekerja. Hal ini sebagai akibat manfaat, waktu yang tepat untuk
dari pengalaman dan kematangan memijat, suasana dan ruangan
jiwanya. Kemampuan berfikir yang nyaman, alat yang harus
kreatif mencapai puncaknya disiapkan, posisi yang tepat, cara
dalam usia dua puluhan. dan langkah-langkah memijat
bayi (kemampuan memijat bayi).
Menurut Marta dalam
Nuryati (2006), semakin tinggi Psikomotor Sebelum dan
pendidikan seseorang semakin Setelah Diberikan Pendidikan
mudah orang tersebut menerima Kesehatan
informasi yang disampaikan
Berdasarkan hasil
sehingga dapat diasumsikan
penelitian yang dilakukan
pendidikan seseorang akan
diketahui bahwa sebelum
mempengaruhi pengetahuannya.
diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media elektronik
28 orang (84,8%) psikomotor berupa video yang diikuti dengan
responden kurang dan setelah simulasi sehingga menyebabkan
pendidikan kesehatan menjadi 24 perhatian yang tidak fokus.
orang (72,7%). Responden Media yang digunakan dalam
dengan psikomotor responden menyampaikan informasi juga
cukup sebanyak 5 orang (15,2%) mempengaruhi daya tangkap dan
dan setelah pendidikan kesehatan serap responden. Oleh sebab itu
menjadi 9 orang (27,3%) , dan penyampaian informasi akan
tidak ada responden yang berjalan efektif apabila
memiliki psikomotor yang baik. pemberian pendidikan kesehatan
direncanakan dengan baik,
Penelitian ini sejalan
menggunakan metode yang tepat
dengan penelitian Ayurai, 2009
dengan dukungan media atau alat
didapatkan hasil bahwa 88% dari
peraga yang sesuai.
25 ibu psikomotor responden
kurang. Ini terjadi karena Menurut Mubarok (2007),
responden tidak memiliki ibu-ibu akan dapat melakukan
pengetahuan yang baik tentang pijat bayi secara baik dan benar
pijat bayi sehingga tidak pernah bila ibu memiliki pengetahuan.
melakukan pijat bayi dan Peningkatan pengetahuan akan
memijatkan bayinya pada dukun menimbulkan kesadaran dan
bayi bila bayinya sedang sakit menyebabkan perubahan
saja. perilaku, karena perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan
Hal ini disebabkan karena
bersifat langgeng.
untuk merubah perilaku
seseorang atau membuat Pengaruh Pendidikan
seseorang berbeda dari keadaan Kesehatan Terhadap
sebelumnya terutama perubahan Pengetahuan dan Psikomotor
yang terjadi karena terpaksa Ibu Tentang Pijat Bayi
sedikit sulit dan memerlukan
Berdasarkan hasil uji
waktu yang lama, selain itu
statistik diperoleh hasil rata-rata
media untuk penyampaian
(Mean) pre test pengetahuan
informasi cara pemijatan
15,61 dengan Standar Error of pendidikan kesehatan telah
Mean 0,439 dan Standar Deviasi mampu memperluas wawasan,
2,524. Pada post test pengetahuan pengetahuan ibu-ibu dalam hal
nilai rata-rata 17,80 dengan pijat bayi. Melalui pendidikan
Standar Error of Mean 0,450 dan kesehatan akan terjadi proses
Standar Deviasi 2,583. Korelasi komunikasi dan pertukaran
antara pre test dan post test informasi antara petugas
diperoleh angka 0,613 dengan kesehatan dengan kelompok
nilai probabilitas jauh di bawah sasaran (Kusumawati, 2008)
0,05 karena nilai signifikansi
Proses komunikasi dan
output hanya 0,000. Ini
pertukaran informasi ini akan
menyatakan bahwa korelasi nilai
berjalan efektif apabila
pre test dan post test adalah erat
pendidikan kesehatan
dan benar-benar berhubungan
direncanakan dengan baik,
secara nyata.
menggunakan metode yang tepat
Besarnya nilai t hitung dengan dukungan media atau alat
5,618 dengan probabilitas Sig.(2- peraga yang sesuai. Memang
tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05. sangat disadari bahwa tingkat
Mengingat nilai t hitung 5,618 pendidikan dan latar belakang
lebih besar dari nilai t table pada pekerjaan kelompok sasaran
taraf kepercayaan 5% maka dapat memiliki pengaruh terhadap daya
dikatakan nilai pre test dan post serap maupun daya tangkap
test memiliki perbedaan yang terhadap pesan-pesan atau
positif dan signifikan. Atau informasi yang disampaikan oleh
dengan kata lain, pendidikan penyuluh.
kesehatan memberi pengaruh
Pengaruh dari faktor-faktor
yang positif dan signifikan
secara umum tidak menjadi
terhadap pengetahuan ibu tentang
kendala atau faktor pengganggu
pijat bayi.
yang menjadikan pendidikan/
Adanya pengaruh yang penyuluhan kesehatan tidak
positif dan signifikan dari diperlukan di masyarakat.
pendidikan kesehatan terhadap Tingkat pendidikan dan latar
pengetahuan terjadi karena belakang pendidikan akan tidak
banyak berarti bila kelompok dan post test, diperoleh angka
sasaran penyuluhan memiliki 0,658 dengan pvalue 0,089 dan
minat baca yang tinggi, serta nilai t hitung 1,932. Ini
perhatian dan peran dalam tanya menunjukkan tidak ada
jawab/diskusi yang baik. Artinya perbedaan psikomotor responden
walaupun tingkat pendidikan baik sebelum maupun setelah
rendah dan berlatar belakang diberikan pendidikan kesehatan.
pekerjaan sebagai buruh cuci,
Hasil penelitian pada
tetap saja hasil post test nya
psikomotor menunjukkan tidak
tinggi, tidak jauh berbeda dengan
adanya perbedaan psikomotor ibu
yang berpendidikan lebih tinggi
antara sebelum dan setelah
dengan latar belakang pekerjaan
diberikan pendidikan kesehatan.
sebagai pegawai atau karyawan
Hal ini dikarenakan untuk
kantor.
merubah seseorang dalam
Dari hasil penelitian, bertindak atau mengadopsi
peneliti berpendapat bahwa tindakan yang direncanakan
pengetahuan dapat ditingkatkan memerlukan waktu yang cukup
dengan pendidikan kesehatan lama dan latihan yang berulang-
.Dengan pendidikan kesehatan ulang, sedangkan psikomotor
masyarakat akan lebih mudah responden berada pada tingkat
memperoleh informasi sehingga respons terpimpin (Guided
efektif dalam meningkatkan Response), dimana responden
pengetahuan. dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh bukan
Hasil rata-rata (Mean) pre pada tingkat mekanisme
test psikomotor 8,15 dengan (Mecanism), dimana seseorang
Standar Error of Mean 0,164 dan telah dapat melakukan sesuatu
Standar Deviasi 0,939. Pada post dengan benar secara otomatis
test psikomotor nilai rata-rata sesuatu itu sudah merupakan
8,45 dengan Standar Error of kebiasaan.
Mean 0,205 dan Standar Deviasi
1,175. Korelasi antara pre test
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan kader-kader kesehatan, sehingga
masyarakat terutama ibu-ibu dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang
menjaga dan meningkatkan kualitas
telah dilakukan dari bulan Mei sampai
kesehatan mereka.
Juni 2010 mengenai efektifitas
pendidikan kesehatan terhadap 2. Perlu diupayakan
pengetahuan dan psikomotor ibu tentang penyelenggarakan program
pijat bayi pada 33 responden di wilayah pelatihan tentang pijat bayi
kerja Puskesmas 30 Ilir Kelurahan 30 Ilir bagi ibu.
Palembang , maka dapat disimpulkan :
2. Bagi Peneliti Lain
1. Ada perbedaan signifikan antara
1. Penelitian ini mudah-mudahan
pengetahuan ibu sebelum dan
dapat dijadikan data dasar
sesudah diberikan pendidikan
untuk penelitian selanjutnya
kesehatan, dimana pvalue= 0,000
dengan menggunakan desain
(p<0,005)
yang berbeda dan sampel yang
2. Tidak ada perbedaan antara
lebih besar serta variabel
psikomotor ibu sebelum dan setelah
penelitian yang lebih banyak
diberikan pendidikan kesehatan,
lagi.
dimana pvalue=0,089 (p>0,005).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
3. Pendidikan Kesehatan efektif dalam
lanjut dengan kelompok kontrol
meningkatkan pengetahuan tetapi
dan waktu penelitian yang lebih
tidak efektif dalam meningkatkan
lama dan berulang-ulang.
psikomotor ibu dalam melakukan
3. Perlu dilakukan penelitian lebih
pijat bayi
lanjut dengan menggunakan
2 Saran
metode dan media yang
1 Bagi Puskesmas berbeda.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih
1. Diharapkan pelayanan kesehatan dapat
lanjut dengan mempersiapkan
meningkatkan pendidikan dan pembinaan
kisi-kisi dari pengetahuan dan
kesehatan tentang pijat bayi melalui
psikomotor.

UCAPAN TERIMA KASIH


1. Kepala LLDIKTI Wilayah II Prof. Dr. Slamet Widodo, MM,M.SI
2. Ketua STIKes Al-Ma’arif Baturaja Dra.Hj.Herawaty.,M.Kes
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu
4. Kepala UPTD Puskemas Sukaraya

DAFTAR PUSTAKA s/album/2/teknik_pijat_bayi. 19


Maret 2010
1. Arifiyanto, D. (2008). Konsep
12. Luize.(2007). Sentuhan Yang
Berubah.http:// Konsep Berubah.
Menyehatkan. AyahBunda.
html. 2 Juli 2010
13. Machfoedz, I.(2008). Metodologi
2. Arikunto, S.(2006). Prosedur
Penelitian Bidang Kesehatan,
Penelitian Suatu Pendekatan
Keperawatan, Kebidanan,
Praktik. Ed revisi VI, Jakarta:
Kedokteran. Yogyakarta :
Rineka Cipta
Fitramaya.
3. Ayurai.(2009). Pijat Bayi.
14. Mubarok, W.I,. Chayatin, N.,
http://Pijat Bayi « Bidanku…
Rozikin, K & Supradi. (2007).
Sahabatku.htm. 1 November 2009
Promosi Kesehatan Sebuah
4. Dahlan, M.S. (2004). Statistik
Pengantar Proses Belajar Mengajar
untuk Kedokteran dan Kesehatan.
dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Jakarta: PT Arkans
Graha Ilmu.
5. Dasuki, M.S.(2003). Pengaruh
15. Notoatmodjo, S. (1993).
Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Badan Bayi Umur 4 Bulan.
Jakarta: Rineka Cipta.
6. http://sharemyarchive.blogspot.co
16. ____________. (2003). Pengantar
m/2009/05/pijat-bayi.html. 7 Maret
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
2010
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
7. Data Profil Kelurahan. (2010).
Andi Offset Yogyakarta.
Laporan Bulanan Kelurahan 30 Ilir
17. ____________. (2007). Promosi
Palembang.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
8. Hastono, S.(2001). Analisa Data.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depok : Fakultas Kesehatan
18. Nursalam. (2007). Manajemen
Masyarakat Universitas Indonesia.
Keperawatan: Aplikasi dalam
9. Hendra.(2008).
Praktik Keperawatan Profesional.
Pengetahuan.http://Info Mas
Jakarta : Salemba Meddika.
Hendra’s Weblog.htm. 8 April 2008
19. ________. (2008). Konsep dan
10. Kusumawati, D. (2008). Pengaruh
Penerapan Metodelogi Penelitian
Pendidikan Kesehatan terhadap
Ilmu Keperawatan Pedoman
Kemampuan Ibu dalam Deteksi
Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Dini Gangguan Perkembangan
Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Anak Balita di Dusun Taruban
Salemba Medika.
Kulon, Tuksono, Sentolo Kulon
20. Nuryati, L (2006). Pengetahuan Ibu
Progo.http:// Laporan Penelitian«
Hamil Tentang Kehamilan Resiko
Mardiya.htm. 11 Maret 2010
Tinggi Di Polindes Kemuning Desa
11. Kutamitami.(2007).Teknik Pijat
Tasikmadu Kecamatan Palang
Bayi.
Tuban.http//www.kuliahbidan.word
mapetitelentera.multiply.com/photo
prss.com. 18 Februari 2010.
21. Pinetri, B.Y.(2006). Pengaruh Partum di RSAB Gajayana Tentang
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pijat Bayi.
Tingkat Pengetahuan Ibu Post
22. http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/ Ilmu Kesehatan (STIKES)
206/jiptummpp-gdl-s1-2007- Muhammadiyah Palembang.
baiqyuniaw-10254-Pendahul-n.pdf. 26. Setiadi. (2007). Konsep Penulisan
17 Februari 2010. Riset Keperawatan. Ed.1.
23. Roesli, U.(2001). Pedoman Pijat Yogyakarta : Graha Ilmu.
bayi Edisi Revisi. Jakarta: Trubus 27. Subakti, Y & Anggraini. (2008).
Agriwidya Keajaiban Pijat Bayi & Balita.
24. Sari, A.(2004). Pengaruh Jakarta: WahyuMedia.
Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap 28. Suyanto.(2008). Riset Kebidanan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Metodologi dan Aplikasi.
Tentang Pijat Bayi di Dusun Dukuh Jogyakarta: Mitra Cendikia.
Desa Sidokarto Godean Sleman, 29. Turner, R., Susie & Indira, S.
Skripsi Program Pendidikan D-IV (2005). Seni Memijat Bayi yang
Kebidanan. Yogyakarta: UGM. Menyejukkan. Jakarta: Ladang
25. http://Pijat Bayi « Kuliah Pustaka & Intimedia.
Bidan.htm. 17 Februari 30. Zaifbio. (2009). Ranah Penilaian
2010.Sekolah Tinggi Ilmu Kognitif, Afektif, dan Psikomotor.
Kesehatan Muhammadiyah. 31. http://Ranah Penilaian Kognitif,
(2010). Pedoman Penyusunan dan Afektif, dan Psikomotorik «
Penulisan Skripsi Program Studi Biologi Online.htm. 24 April 2010.
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Anda mungkin juga menyukai