Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi nya, SMK Negeri 1 Sidrap

melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi yang siap

memasuki dunia kerja dan dunia industri. tentunya hal itu tidak dapat diraih

dengan mudah, tidak hanya dengan belajar berbagai teori yang ada di sekolah,

namun seorang siswa atau siswi harus belajar mengenai bagaimana

lingkungan yang berada di dunia kerja dan tentunya bagaimana pekerjaan

yang akan dihadapinya nanti selepas lulus dari sekolah.

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebuah kegiatan Ekstra

Kurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah, yakni mempraktekkan

kemampuan dan keterampilan sesuai dengan jurusan para siswa di kantor

tempat diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa kelas

XII.

Dalam hal ini, penulis memaparkan kinerja yang telah dilakukan selama

kegiatan PRAKERIN berlangsung di kantor yang ditentukan sesuai tugas

yang diberikan.Sehubungan dengan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

maka penulis membuat laporan akhir sebagai tugas akhir dari Praktek Kerja

Industri (PRAKERIN).

Dalam laporan ini, penulis mencoba memaparkan bagaimana

pengelolaan dokumen perkara di kantor Kejaksaan Negeri Sidenreng

Rappang di Kabupaten Sidenreng Rappang.

1
Pada dasarnya pengelolaan dokumen perkara ini adalah bagian dari

kantor pengadilan yang mempunyai peran penting dalam mengambil

keputusan untuk menyelesaikan sebuah perkara.

B. TUJUAN PRAKERIN

1. Tujuan Umum

Ada beberapa Tujuan Umum dalam melaksanakan PRAKERIN, antara

lain :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan di dunia kerja pada

bidangnya masing-masing

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya, yaitu :

a. Untuk mengetahui pekerjaan pekerjaan apasaja yang di lapanagn

khususnya pada kantor tempat PRAKERIN

b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah kami dapat di bangku

sekolah

c. Untuk mengetahui kesesuaian antara teori di sekolah dengan

praktek di lapangan khususnya pada tempat PRAKERIN

C. MANFAAT PRAKERIN

1. Manfaat Kepada Siswa

a. Manfaat Kepada siswa/siswi Menghasilkan sumber daya manusia

yang memiliki keahlian profesional, dengan keterampilan,

pengetahuan, serta etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman,

2
b. Mengasah keterampilan yang diberikan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK)

c. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan didunia industri

dan usaha sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan

pekerjaan yang sesungguhnya dapat berdaptasi dengan cepat,

d. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai

dengan kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi

terkini,

e. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu

sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan disekolah didapat di

dunia usaha/instansi.

2. Manfaat Kepada Sekolah

a. Dapat menjalin kerja sama antara sekolah dengan dunia

usaha/instansi

b. Dapat mempromosikan eksistensi sekolah

c. Meningkatkan citra sekolah

d. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat

e. Meningkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat

3. Manfaat Kepada Instansi

a. Mendapatkan tenaga kerja sementara

b. Mendukung program pendidikan pemerintah

c. Meningkatkan citra perusahaan / Instansi.

3
BAB II

TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIN

A. NAMA KANTOR

Nama Kantor : Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang

Tahun Berdiri : 1957

Alamat : Jl. Jend. Sudirman, No. 204, Pangkajene Sidrap

Telp. : (0421) 91069

Nama Pimpinan : DJASMANIAR, SH, MH

4
B. VISI DAN MISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

1. Visi

Dalam rangka penyelenggaraan fungsi serta pelaksanaan dan

wewenang Kejaksaaan Republik Indonesia sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, maka Kejaksaan Agung Republik Indonesia

menetapkan visi sebagai berikut :

“Menjadi lembaga penegak hukum yang modern, berintegritas,

profesional dan akuntabel dalam mewujudkan supremasi hukum di

Indonesia“.

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, Kejaksaan Negeri Sidenreng

Rappang sebagai lembaga penegak hukum dalam rangka

penyelenggaraan fungsi serta pelaksana tugas dan wewenang sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas Kejaksaan Negeri Sidenreng

Rappang dimana misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan

instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan ini,

diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat

mengenal lembaga Kejaksaan dan mengetahui peran dan program -

programnya serta hasil yang telah dan akan diperoleh di masa yang akan

datang.

Adapun misi yang ditetapkan oleh Kejaksaan Republik Indonesia

adalah sebagai berikut:

5
1) Meningkatkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan RI dalam pelaksanaan

tugas dan wewenang, baik dalam segi kualitas dan kuantitas

penanganan perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara

Perdatadan Tata Usaha Negara serta meningkatkan kegiatan Intelijen

penegakan hukum secara modern, berintegritas, profesional dan

akuntabel yang berlandaskan keadilan, kebenaran serta nilai-nilai

kepatutan dalam rangka penegakan hokum

2) Mewujudkan peran Kejaksaan RI dalam hubungan Internasional,

kerjasama hukum, dan penyelesaian perkara lintas Negara

3) Mewujudkan aparatur Kejaksaan RI yang modern, berintegritas,

profesional dan akuntabel guna menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan

hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya

4) Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi

Kejaksaan RI, pembenahan informasi manajemen terutama

mengimplementasikan program quickwins agar dapat segera diakses

masyarakat, penyusunan cetak biru (blue-print) pembangunan aparatur

Kejaksaan RI jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025,

menertibkan dan menata kembali manajemen keuangan, dan

peningkatan sarana dan prasarana serta optimalisasi penerapan

Teknologi Informasi (TI)

6
5) Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola KejaksaanRI

yang bersih dan bebas KKN melalui reformasi mental dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang.

C. SEJARAH SINGKAT INSTANSI

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada

zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan

Majapahit, istilah dhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi

dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno,

yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.

Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi

difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman

pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu

Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan No.49/1944.Eksistensi kejaksaan itu

berada pada semua jenjang pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin

(pengadilan agung), Koootooo Hooin (pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin

(pengadilan negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa

Kejaksaan memiliki kekuasaan untuk:

1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran.

2. Menuntut Perkara

3. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara Pidana/ Kejahatan.

4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut Undang-

undang

7
Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam

Negara Republik Indonesia.Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan

Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

2 Tahun 1945.Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I.

membentuk badan-badan dan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Dasar, Maka segala badan dan peraturan yang ada

masih langsung berlaku.

Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak

kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945.

Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan Kejaksaan

dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam lingkungan

Departemen Kehakiman.

Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan dinamika

secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan

perubahanpemerintahan.Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan

Republik Indonesia telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung.

Seiring dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan

pimpinan, organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga mengalami

berbagai perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat,

serta bentuk pemerintahan.

8
Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar

pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan

Undang-Undang Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kejaksaan RI. Undang-Undang ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat

Negara penegak Hukum yang bertugas sebagai penuntut umum (pasal 1),

penyelenggaraan tugas departemen Kejaksaan dilakukan Menteri / Jaksa

Agung (Pasal 5) dan susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan Presiden.

Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai

alat revolusi dan penempatan kejaksaan dalam struktur organisasi

departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1961 tentang

Pembentukan Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.

 Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut

Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15

Tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang

Kejaksaan Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup

perubahan mendasar pada susunan organisasi serta tata kerja institusi

Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55

tahun 1991 tanggal 20 November 1991.

 Masa Reformasi

Masa Reformasi hadirditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap

pemerintah Indonesia serta lembaga penegak Hukum yang ada,

khususnya dalam penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah,

9
memasuki masa reformasi Undang-undang tentang Kejaksaan juga

mengalami perubahan, yakni dengan diundangkannya Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1991. Kehadiran undang-undang ini disambut gembira banyak

pihak lantaran dianggap sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan yang

merdeka dan bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, maupun pihak

lainnya.

Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2

ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah

yang melaksanakan kekuasaan Kehakiman dalam bidang penuntutan

serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai

pengendali proses perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan

sentral dalam penegakan Hukum, karena hanya institusi Kejaksaan yang

dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau

tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga

merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana. Karena

itulah, Undang-Undang Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat

dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga

pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Kehakiman di bidang

penuntutan.

10
D. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KEJAKSAAN NEGERI SIDENRENG RAPPANG

Kepala Kejaksaan Negeri


Sidenreng Rappang

Kepala Sub Kepala Seksi Kepala Seksi Tindak Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Bagian Intelijen Pidana Umum Tindak Pidana Perdata dan Tata Pengelola
Pembinaan Khusus Usaha Negara Barang Bukti
dan Barang
Subseksi Rampasan
Ideologi,Politik,Pertahan
an,Keamanan,Sosial,Bud Subseksi
Urusan Tata
aya dan Kemasyarakatan
Usaha dan Prapenuntutan Subseksi
Kepegawaian Barang
Subseksi Bukti
Urusan Subseksi Penuntutan
Keuangan dan Ekonomi,Keuangan,da
Subseksi
PNBP n Pengamanan
Pembangunan Subseksi Eksekusi Barang
Strategis dan Eksaminasi Rampasan
Urusan
Perlengkapan

Subseksi Teknologi
Urusan Data Informasi,Produk
Statistik& Intelijen dan
Teknologi Penerangan Hukum
Perpustakaan

11
E. BIDANG-BIDANG KANTOR KEJAKSAAN NEGERI SIDENRENG

RAPPANG

Bidang-bidang kantor kejaksaan negeri sidenreng rappang terdiri dari :

1. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI SIDENRENG RAPPANG

 DJASMANIAR, SH, MH

Kepala Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang, yang bertugas sebagai

penanggung jawab kejaksaan yang dipimpin, mengendalikan pelaksanaan

tugas dan wewenang kejaksaan di daerah hukumnya

2. SUB BAGIAN PEMBINAAN,

 Kepala Sub Bagian Pembinaan

ABDULLAH BM, SH

 Kaur Kepegawaian

ANDI IRMA SUNDARI, SH

 Kaur Perlengkapan

RUHANI

 Bendahara Pengeluaran

SULMAN

 Bendahara PNBP

TEGUH HERMANTO

 Staf Pembinaan (Bendahara)

MUH.SYAFRI SULTANG

Sub Bagian Pembinaan bertugas untuk melakukan pembinaan atas

manajemen dan pembangunan prasarana dan pengelolaan ketatausahaan

12
kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan organisasi pada kantor

tersebut.

3. INTELIJEN

 Kepala Seksi Intelijen

MUH. HARMAWAN, SH

 Subseksi Ideologi,Politik,Pertahanan,Keamanan,Sosial,Budaya dan

Kemasyarakatan

WIRYAWAN BATARA KENCANA, SH

 Jaksa Fungsional

ADRY RINALDY, SH

Intelijen mempunyai tugas melakukan kegiatan intelijen yustisial di bidang

ideology, politik, ekonomi, keuangan, social budaya dan pertahanan

keamanan untuk mendukung kebijaksanaan penegakan hukum dan

Keadilan baik preventif maupun represif.

4. SEKSI TINDAK PIDANA UMUM (PIDUM)

 Kepala Seksi Tindak Pdana Umum

IRWAN ASHADI, SH

 Subseksi Prapenuntutan

JHADI WIJAYA, SH

 Jaksa Fungsional

RESKI ANISARI, SH

 Calon Jaksa

YONA PRILLIA KARLINASARI, SH

13
FARID NURDIN, SH

 Calon Jaksa (Pengawal Tahanan)

MEIMAN, SH

Tindak Pidana Umum mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan

atau melaksanakan penuntutan, pemeriksaan tambahan, dan pengawasan

terhadap keputusan lepas bersyarat dan tindakan lainnya dalam perkara

tindak pidana umum

5. SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS (PIDSUS)

 Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus

ANDI TAUFIQ ISMAIL, SH, MH.

 Jaksa Fungsional

ALIM BAHRI, SH

ACHMAD IMAM LAHAYA, SH

 CPNS Pada Bidang Pidsus

MUH. ABIBAKRIN NUR

Tindak Pidana Khusus mempunyai tugas melakukan pengendalian

kegiatan penyelidikan dan pemeriksaan tambahan,

6. PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA (DATUN)

 Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara

VICTOR MEGAWATER SITUMORANG, SH, MH.

 Jaksa Fungsional

ANDI HERLINA PEBRIYANTI, SH

14
Perdata Dan Tata Usaha Negara (Datun) mempunyai tugas melakukan

dan atau pengendalian kegiatan penegakan, pertimbangan, bantuan, dan

pelayanan hukum lain kepada Negara, pemerintah dan masyarakat di

Sidang perdata dan tata usaha negara

F. TRI KRAMA ADHYAKSA

Satya :Kesetiaan yang bersumber pada rasa kejujuran baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap diri

pribadi dan keluarga maupun kepada sesama

manusia

Adhi :Kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama

rasa tanggung jawab baik terhadap tuhan yang

Maha Esa, terhadap keluarga dan terhadap

sesama manusia.

Wicaksana :Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya

dalam pengetrapan kekuasaan dan kewenangannya.

G. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Praktek Kerja Industri pada kantor Kejaksaan negeri sidenreng rappang

dilaksanakan pada tanggal 23 Juli sampai dengan 26 Nopember 2018 selama

kurang lebih 4 Bulan.

15
Adapun Jadwal kegiatan jam kerja adalah sebagai berikut:

Hari Jam Masuk Jam Istirahat Jam Pulang

Minggu Libur Libur Libur

Senin 12.00–13.00 WITA 16.00 WITA


08.00 WITA

Selasa 08.00 WITA 12.00–13.00 WITA 16.00 WiTA

Rabu 08.00 WITA 12.00–13.00 WITA 16.00 WITA

Kamis 08.00 WITA 12.00–13.00 WITA 16.00 WITA

Jum’at 08.00 WITA 12.00–13.00 WITA 16.30 WITA

Sabtu Libur Libur Libur

16
BAB III

TUGAS/PEKERJAAN YANG DILAKUKAN SELAMA PRAKERIN

A. Juru Tata Usaha

 Menulis buku register surat masuk dan keluar

Setiap ada surat masuk ataupun surat keluar terlebih dahulu surat

tersebut di tulis dalam buku register. Hal ini dilakukan agar kita dapat

mengetahui jumlah surat yang masuk ataupun keluar

 Menulis buku ekspedisi surat keluar

Buku ekspedisi keluar digunakan apabila kita menyetor berkas perkara

kepada staf pidum.Buku ekspedisi keluar juga digunakan sebagai alat

bukti.

 Menggandakan dokumen misalnya KTP dan berkas perkara

Setiap tamu yang datang untuk berkonsultasi tentang pelayanan hukum

maka tanda pengenalnya di gandakan terlebih dahulu sebagai bukti

bahwa telah orang tersebut telah datang untuk berkonsultasi

B. Juru Tik

 Mengetik berkas perkara dengan kode P-28, P-53, P-24, dll.

Mengetik berkas dengan kode tertentu misalnya kode p-24 (berita acara

pendapat), P-28 (riwayat perkara),P-53 (Kartu Perkara Tindak Pidana).

 Mengetik dokumen kantor

17
Mengetik dokumen kantor misalnya buku pelayanan hukum, keterangan

saksi

C. Operator Komputer

 Membuat lembar register pelayanan hukum menggunakan komputer

Lembar Register Pelayanan Hukum adalah lembar yang digunakan

untuk mencatat data data pelayanan hukum pada masyarakat

 Membuat format P-49

P-49 adalah surat ketetapan gugurnya / hapusnya wewenang

mengeksekusi

D. Arsiparis

 Mengklasifikasikan/mensortir arsip

Surat- surat yang sudah diproses kemudian disortir sesuia dengan kode

suratnya

 Menyusun arsip

Arsip- arsip kantor dimasukkan ke dalam dosir arsip kemudian disusun

di lemari arsip sesuai dengan urutannya

 Mengarsipkan dokumen

Setiap dokumen atau surat yang keluar akan dibuatkan arsipnya,

kemudian arsip tersebut dimasukkan ke dalam dosir arsip

E. Sekretaris

 Membuat surat undangan

18
Membuat surat undangan yang ditujukan kepada orang yang

mempunyai pinjaman seperti pada dinas pendidikan dan kesbangpol.

 Membuat surat keluar/balasan ke kejati

F. Melubangi Berkas Pemeriksaan

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah di print kemudian dilubangi

dan disimpan ke map arsip. Berkas tersebut yang telah dilubangi yang

disimpan di map arsip selanjutnya ‘disimpan di lemari arsip.

G. Menstempel Surat

Surat yang telah ditanda tangani oleh pimpinan kemudian diberikan

stempel pada tempat pimpinan tanda tangan.

H. Mendistribusikan Surat

Surat yang telah ditanda tangani oleh pimpinan kemudian di berikan

stempel lalu dimasukkan kedalam amplop khusus dan didistribusikan ke

suatu tempat misalnya Kantor Polres Sidenreng Rappang

I. Mengerjakan Kode Etik Kepegawaian

Mengikuti berbagai kegiatan kantor, seperti mengikuti Kultum Pagi,

Upacara, dan Senam

19
BAB IV

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

A. Faktor Pendukung

1. Manusia

Pegawai dan honorer di Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang

sangatlah ramah, baik, dan mau membantu dalam pengerjaan tugas

tugas kantor, sehingga tugas tugas kantor dapat selesai dengan cepat

dan benar.

2. Peralatan

Peralatan pada kantor Kejaksaan Negeri Sidenreg Rappangcukup

lengkap, mulai dari stapler sampai dengan mesin komputer. Pekerjaan

disana dapat diselesaikan dengan cukup cepat karena peralatan yang

memadai. Kecuali jika kita ingin menggandakan dokumen dengan

jumlah yang banyak kita harus ke toko lain karena di kantor tersebut

tidak terdapat mesin fotocopy

3. Situasi/Kondisi

Situasi pada Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang cukup tenang dan

jauh dari gangguan suara suara yang mengganggu, sehingga kita dapat

fokus terhadap pekerjaan yang dikerjakan. Kebersihan juga sangatlah

baik di kantor tersebut, sehingga saat bekerja akan terasa nyaman.

20
B. Faktor Penghambat

1. Manusia

Honor yang ada di Kantor Kejaksaan Negeri Sidrap sering datang

terlambat sehingga para honor tersebut tidak memiliki waktu yang

cukup untuk membersihkan ruangannya

2. Peralatan

Pada kantor Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang tidak ada mesin

fotocopy sehingga jika ingin menggandakan dokumen dalam jumlah

yang banyak terlebih dahulu harus ke tempat fotocopy untuk

menggandakan surat, jika dokumen yang mau digandakan dalam

jumlah yang sedikit maka harus menggunakan mesin printer.

3. Situasi/kondisi

Situasi di dalam ruangan saya yaitu banyaknya lemari-lemari dan rak

yang bersempetan sehingga suasana ruangan terlihat begitu sempit.

Sebaiknya rak-rak berkas dibawa ke ruang gudang agar ruangan tidek

terlalu sempit.

21
BABV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pekerjaan yang saya kerjakan pada kantor Kejaksaan Negeri

Sidenreng Rappang yaitu pekerjaan pekerjaan kantoran, seperti

mengarsip surat, mendistribusikan surat, mengetik dokumen dokumen

penting dll.

2. Teori yang saya dapatkan dari kantor tidak ada perbedaan yang

signifikan dari teori yang saya dapatkan di sekolah, mulai dari

mengetik berkas sampai mengarsip surat.

3. Pengetahuan yang saya sumbangkan ke kantor yang pernah

didapatkan di sekolah yaitu cara melipat surat karena cara melipat

surat di kantor Kejaksaan Negeri Sidenreng Rappang tidak teratur.

B. SARAN

Terkait dengan faktor penghambat

1. Manusia

Sebaiknya, honorer di kantor tersebut lebih awal masuk sehingga

dalam membersihkan kantor akan lebih maksimal, beberapa honorer

datang 10 menit sebelum bel masuk berbunyi, sehingga honorer

tersebut tidak memiliki kesempatan yang banyak untuk

membersihkan kantor.

22
2. Peralatan

Sebaiknya, kantor tersebut menyediakan mesin fotocopy sehinggga

para karyawan tidak kesulitan dalam menggandakan dokumen.

3. Situasi/kondisi

Sebaiknya, semua ruangan yang berfungsi secara aktif dipasangkan

AC, sehingga pegawai atau honorer akan merasa lebih nyaman dalam

mengerjakan pekerjaannya.

23
FOTO-FOTO KEGIATAN

 Mengarsipkan Surat

 Melipat Surat

24
 Menulis Buku Register

 Mengetik Dokumen Dengan Menggunakan Mesin Computer

25
 Menyusun Dosir/Ordner Arsip

 Menulis Buku Register Surat Keluar

26
 Menstempel Surat

 Menggandakan Dokumen Dengan Mesin Fotocopy

27
 Mengetik Dokumen/Berkas Perkara

 Melubangi Arsip

28
 Mengikuti Upacara

 Senam

 Kultum Pagi

29

Anda mungkin juga menyukai