Jantung memiliki empat ruang yang memiliki tugas masing-masing, yaitu serambi kanan dan kiri
yang berada di bagian atas, serta bilik kanan dan kiri yang ada di bagian bawah. Berdasarkan
letak ruang jantung tersebut, gagal jantung kongestif bisa dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu
sebelah kiri, kanan, dan campuran.
Pada penderita gagal jantung kongestif sebelah kiri, ruang ventrikel atau bilik kiri dari jantung
tidak berfungsi dengan baik. Bagian ini seharusnya mengalirkan darah yang ke seluruh tubuh
melalui aorta, kemudian diteruskan ke pembuluh darah arteri.
Karena fungsi bilik kiri tidak berjalan secara optimal, maka terjadilah peningkatan tekanan pada
serambi kiri dan pembuluh darah di sekitarnya. Kondisi ini menciptakan penumpukan cairan di
paru-paru (edema paru). Selanjutnya, penumpukan cairan juga dapat terbentuk di rongga perut
dan kaki. Kurangnya aliran darah ini kemudian mengganggu fungsi ginjal, sehingga tubuh
menimbun air dan garam lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa juga bukan dikarenakan kegagalan bilik kiri jantung
dalam memompa darah. Ketidakmampuan bilik kiri jantung dalam melakukan relaksasi juga
kadang menjadi penyebabnya. Karena tidak mampu melakukan relaksasi, maka terjadilah
penumpukan darah saat jantung melakukan tekanan balik untuk mengisi ruang jantung.
Terjadi ketika bilik kanan jantung kesulitan memompa darah ke paru-paru. Akibatnya, darah
kembali ke pembuluh darah balik (vena), hingga menyebabkan penumpukan cairan di perut dan
bagian tubuh lain, misalnya kaki.
Gagal jantung kongestif kanan seringkali diawali dari gagal jantung kongestif kiri, di mana
terjadi tekanan berlebih pada paru-paru, sehingga kemampuan sisi kanan jantung untuk
memompa darah ke paru-paru pun jadi ikut terganggu.