Menyetujui,
Penguji 1, Penguji 2,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
laporan evaluasi program yang berjudul “Evaluasi Program Pengendalian
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 Ispa) Khususnya Pneumonia
Pada Balita Di Puskesmas Cimanggis Periode Januari-Desember Tahun
2014” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Salah satu kegiatan kepaniteraan mahasiswa di bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas FKUPN adalah menilai manajemen salah satu program di puskesmas
dengan pendekatan sistem dalam memahami, menilai dan memperbaiki
manajemen organisasi program, serta menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah satu program dari puskesmas.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, penulis banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan mencurahkan kasih
sayangnya tanpa henti, sehingga penulis dapat menjalankan pendidikan
dengan baik.
2. dr. Nunuk Nugrohowati, MS selaku pembimbing yang telah membimbing
penyusunan makalah ini.
3. dr. Lely Nurlaely selaku kepala puskesmas Cimanggis, dr. Eni Ernawati, dr.
Nurdin Wijaya, dr. Fitri Awallia, dr. Lina Herliana, dan seluruh staf
puskesmas yang telah membantu dan membimbing dalam proses penyelesaian
laporan ini.
4. Teman-teman kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat puskesmas
Cimanggis. Semoga Allah memberikan hasil yang terbaik pada stase ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK………………………………………………………………………. ix
ABSTRACT……………………………………………………………………... x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…...…………………………………………………………... 1
1.2 Masalah………...……………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan umum……………………………………………………...…... 3
1.3.2. Tujuan khusus……………………………………………………......... 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………….… 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pneumonia
2.1.1. Definisi…………………………………………………………………… 6
2.1.2. Etiologi…………………………………………………………………… 6
2.1.3 Epidemiologi……………………………………………………………… 6
2.1.4 Faktor Resiko……………………………………………………………... 7
2.1.5 Patofisiologi………………………………………………………………. 10
2.1.6 Gambaran Klinis………………………………………………………….. 10
2.1.7 Diagnosis…………………………………………………………………. 11
2.1.8 Pencegahan……………………………………………………………….. 12
2.2 Program P2 ISPA
2.2.1 Definisi……………………………………………………………………. 13
2.2.2 Tujuan…………………………………………………………………….. 13
2.2.3 Sasaran……………………………………………………………………. 14
2.2.4 Kebijakan…………………………………………………………………. 14
2.2.5 Kegiatan Pokok…………………….……………………………………... 15
iii
2.3 Program Puskesmas………………………………………………………… 21
2.4 Evaluasi Program…………………………………………………………… 22
2.4.1 Definisi……………………………………………………………………. 22
2.4.2 Tujuan…………………………………………………………………….. 23
2.4.3 Pemilihan Indikator……………………………………………………….. 24
2.5 Sistem……………………………………………………………………….. 25
2.5.1 Ciri-Ciri Sistem………...…………………………………………………. 25
2.5.2 Unsur Sistem…………………………………………………………...…. 26
2.5.3 Pendekatan Sistem………………………………………………...……… 27
iv
4.1.1. Keadaan Geografis…………………………………………………. 36
4.1.2. Kondisi Demografi………………………………………………….. 37
4.1.3 Gambaran Umum Puskesmas DTP Cimanggis……………………… 39
4.1.4 Organisasi dan Tata Kerja…...………………………………………. 41
4.1.5 Sumber Daya Kesehatan.…….……………………………………… 43
4.2 Data Khusus….…………………………………………………………….. 50
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
Table 5.6 Prioritas penyebab masalah
Table 5.7 Prioritas pemecahan masalah
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ABSTRAK
FEBRI QURROTA AINI. Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Cimanggis Periode Januari-Desember Tahun 2014. Dibimbing oleh
dr.Sri Wahyuningsih, MKes
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari
saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga
telinga tengah, pleura). Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat berupa: batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan
demam.. Pneumonia mengenai jaringan paru-paru (alveoli), yang ditandai dengan
napas cepat dan mungkin juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang terbesar
penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun (anak-balita), yang sebagian
besar terjadi di negara berkembang. Proporsi pneumonia balita di Indonesia tahun
2008 adalah 49,45%, tahun 2009 adalah 49,23%, dan tahun 2010 adalah 39,38%
dari jumlah balita di Indonesia. Survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI)
tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian balita (AKBAL) adalah 44/1000
kelahiran hidup. Hal tersebut masih belum mencukupi salah satu di antara delapan
target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 yaitu menurunkan angka
kematian anak. Dalam program tersebut target yang ingin dicapai pemerintah
Indonesia pada tahun 2015 adalah angka kematian balita (AKBAL) sebanyak
32/1000 kelahiran hidup (Millennium Development Goals Report, 2008). Cakupan
penemuan kasus pneumonia dan ditangani di Kota Depok dalam lima tahun
terakhir adalah tahun 2009 (27,99%), 2010 (28,44%), 2011 (8,19%), 2012
(11,12%), dan tahun 2013 (17,40%). Walaupun tahun 2013 mengalami
peningkatan jumlah kasus yang ditemukan dan ditangani namun hal ini masih
sangat jauh dari target yaitu 68% (Dinkes Depok, 2013). Hal ini menunjukkan
bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di
Indonesia. Pada Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia Pada Balita di Puskesmas
Cimanggis Periode Januari-Desember Tahun 2014 didapatkan hasil Cakupan
penemuan penderita pneumonia pada balita di puskesmas Kecamatan Cimanggis
belum mencapai target Dinas Kesehatan sebesar 68% sedangkan pencapaiannya
25,7%, Penemuan kasus pneumonia berat yang belum mencapai target Dinas
Kesehatan sebesar < 1% sedangkan pencapaiannya 4,2% dengan Prioritas
masalah adalah Penemuan kasus pneumonia berat yang belum mencapai target,
Terdapat beberapa penyebab masalah diatas, yaitu: kurangnya tenaga pelaksana
program P2 ISPA, kurangnya jumlah ARI soundtimer, tidak adanya tempat tidur
periksa, belum dilakukannya penyuluhan kelompok, belum dilakukannya
pelatihan kader khusus P2 ISPA dengan Prioritas penyebab masalah adalah belum
dilakukannya pelatihan kader khusus P2 ISPA. Alternatif pemecahan masalah
yang paling efektif dan efisien adalah dengan pelatihan dan penyuluhan kader
program P2 ISPA mengenai pneumonia pada balita.
Kata Kunci: ISPA, Pneumonia, Balita
ix
ABSTRACT
FEBRI QURROTA AINI. Evaluation Program of Control Acute Respiratory
Infections (ARI P2) Particularly Pneumonia In Toddlers In Puskesmas Cimanggis
period from January to December 2014. Advised by dr. Sri Wahyuningsih, MKes
ISPA is an acute infection that attacks one part / more of the nasal airways
start to the alveoli including adneksanya (sinuses, middle ear cavity, pleura).
Signs and symptoms of respiratory tract infection may include: cough, difficulty
breathing, sore throat, runny nose, earache and fever. Pneumonia is an acute
infection of the lower respiratory tract that usually causes the most deaths in
children under five ISPA. Pneumonia on lung tissue (alveoli), which is
characterized by rapid breathing and may also pull the lower part of the chest wall
into. Pneumonia is one of the largest contributors to health problems and causes
of death of children under five years of age (children under five), most of which
occur in developing countries. Proportion of pneumonia toddler in Indonesia in
2008 was 49.45%, in 2009 was 49.23%, and in 2010 was 39.38% of the number
of children in Indonesia. Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in
2007 states that the child mortality rate (Akbal) is 44/1000 live births. It is still not
sufficient one among the eight Millennium Development Goals (MDGs) 4th
namely reducing child mortality. In the program targets to be achieved in 2015 the
Indonesian government is under five mortality rate (Akbal) of 32/1000 live births
(Millennium Development Goals Report, 2008). Coverage of cases of pneumonia
and handled in Depok in the last five years was in 2009 (27.99%), 2010 (28.44%),
2011 (8.19%), 2012 (11.12%), and in 2013 (17.40%). Although the year 2013 has
increased the number of cases found and addressed, but it is still very far from the
target of 68% (DHO Depok, 2013). This suggests that the pneumonia is a disease
that is becoming a major public health problem that contributes to the high rate of
infant mortality in Indonesia. On Disease Control Program Evaluation Acute
Respiratory Infections (ARI P2) Particularly Pneumonia In Toddlers in
Puskesmas Cimanggis period from January to December 2014 showed Coverage
discovery pneumonia in children under five in sub-district health centers
Cimanggis Health Department has not yet reached the target of 68% while 25
achievements, 7%, the discovery of cases of severe pneumonia that has not
reached the target Health Agency of <1%, while the achievement of 4.2% with
priority problem is the discovery of cases of severe pneumonia that has not
reached the target, are some of the causes of the above problems, namely: lack of
executive power P2 ISPA program , the shortage of ISPA soundtimer, no bed
check, yet did group counseling, specialized cadre training has not done P2 ISPA
with Priority cause of the problem is not yet done special training of cadres P2
ISPA. Alternative solutions are the most effective and efficient is the training and
education of cadres P2 ISPA programs on pneumonia in infants.
Keyword: ISPA, Pneumonia, Toddler