Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PROYEK & METODE KONSTRUKSI

POAC ( ORGANISASI PADA MANAJEMEN PROYEK )

OLEH :

MUHAMMAD ASY’ARISSYAFRAN

E1A118059

PRODI S-1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perusahaan perlu melakukan suatu proses manajemen. Dimana proses
manajemen itu berperan penting dalam pengandalian sebuah usaha. Manajemen yang
baik aka membawa keuntungan yang besar terhadap sebuah perusahaan .Karena
system administrasi maupun system kinerja perusahaan akan tertata dengan baik.
Dalam manajemen, kita harus memahami suatu rangkaian prosedur kerja,
diantarnya adalah perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
penggerakan (Aktuating), dan pengawasan (Controling). Dimana satu sama lain
saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah
perusahaan.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
pentingnya sebuah manajemen, baik itu manajemen perusahaan maupun manajemen
diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

Manajemen memiliki kata dasar To Manage yang artinya mengurus,


mengelola, mengatur, memperlakukan dan melaksanakan. Manajemen meliputi
pimpinan, ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.
Manajemen akan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti pada
bidang konstruksi dan juga pada aspek bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan bahkan
didalam keluarga dibutuhkan sebuah manajemen. Dengan manajemen kita bisa
mendapat berbagai keuntungan, seperti pekerjaan kita akan terlaksana dengan baik,
hambatan-hambatan pekerjaan kita kita dapat minimalisir, dan tujuan kita akan
mudah tercapai dengan efektif dan efisien.
Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (Aktuating), dan pengawasan
(controling), untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
melalui pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lainnya.

2.1 Organisasi Manajemen Proyek Organisasi Manajemen Proyek


Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari
sekelompok individu yang memiliki suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab tertentu, dan dengan memanfaatkan sumber daya
materi maupun nonmateri dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama-sama, struktural dan sistematis.
Sehingga ada batasan-batasan yang dimiliki oleh suatu organisasi, yaitu:
 Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan
individu-individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas,
misalnya pimpinan, staf pimpinan dan karyawan.
 Ada pembagian kerja yang jelas, artinya setiap individu dalam organisasi
memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik.
 Adanya penggunaan sumber daya, baik materi maupun nonmateri, misalnya
sumber daya manusia, modal, mesin dan lainnya.
Kerangka Model Kerangka Model Organisasi Untuk dapat mencapai
tujuannya dengan efektif dan pemanfaatan sumber daya organisasi secara efisien,
organisasi harus dapat memahami dirinya sendiri, karena hal tersebut menentukan
bagaimana cara pencapaian tujuan organisasi serta bagaimana pemanfaatan sumber
daya yang ada diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ada 4 (empat) kerangka model organisasi, yaitu:
1. Kerangka Struktural
Organisasi yang mendasarkan dirinya pada kerangka struktural lebih berfokus
pada kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing individu, dimana hal
tersebut telah distate secara definitif dalam suatu struktur organisasi yang melingkupi
semua orang dalam organisasi. Pada kenyataannya dewasa ini hampir semua
organisasi menggunakan kerangka model ini, sebab memudahkan dalam
pengendalian dan adanya pembagian tugas yang jelas.
2. Kerangka Sumber Daya Manusia
Konsepnya adalah keselarasan antara kebutuhan organisasi dengan kebutuhan
tiap-tiap pekerja yang terlibat di dalamnya, yaitu bagaimana agar tujuan organisasi
bisa tercapai dan kebutuhan orang-orang di dalamnya juga bisa tercapai. Fokusnya
adalah sumber daya manusia, biasanya organisasi-organisasi sosial dan non-profit
banyak mengadopsi kerangka model ini.
3. Kerangka Politis
Kerangka ini menunjukan bahwa organisasi dipandang sebagai sebuah koalisi
dari berbagai individu dan kelompok yang ada di dalamnya. Muaranya adalah
kepentingan yang harus dan berusaha dipenuhi, baik kepentingan sendiri-sendiri
maupun kepentingan kelompok-kelompok. Organisasi dalam model ini, tingkat
loyalti anggotanya biasanya rendah, karena hanya berfokus pada kepentingannya
masing-masing. Umumnya kompetisi internal sangat terasa untuk memperjuangkan
kepentingan masing-masing, akan tetapi ketika berhadapan dengan pihak luar
organisasi, orang-orang ini menjadi sangat solid memperjuangkan organisasi secara
bersama-sama.
4. Kerangka Simbolis
Organisasi ini berfokus pada simbol-simbol tertentu dan terikat secara
bersama-sama karena adanya simbol ini. Dapat saja terkait dengan budaya tertentu,
atau peristiwa penting tertentu yang mampu menyatukan individu didalamnya.
Bentuk nyata dari organisasi yang mendasarkan dirinya pada kerangka simbolik ini
adalah organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, dan organisasi kepemudaan.
Misalnya (tanpa bermaksud SARA): Ikatan Keluarga Kabupaten Pati di Jakarta, atau
Ikatan Kristen Batak di Jakarta, dan lain sebagainya.

2.2 Struktur Dasar Organisasi Struktur Dasar Organisasi Dasar Organisasi


1. Struktur Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan
fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus. Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini
berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas
dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai
mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda. Didalam
lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur
organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat
memudahkan melakukan pengawasan.
Struktur organisasi fungsional terdiri dari bagian bagian tertentu misalnya
Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan
serta Bagian Umum. Pada struktur organisasi fungsional apabila ada seseorang yang
diserahi tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur
setia pada bagian mana dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing
tersebut tidak memanfaatkan dengan menarik seluruh orang-orang dari bagiannya
dahulu, tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu
sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dishare bersama-sama.
Direktur
Utama

Wakil
Direktur

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


Pemasaran Produksi Umum Personalia Keuangan

Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :


1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
6. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
7. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama
Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
 Adanya pembagian tugas antara kerja pikir (mental) dan fisik.
 Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi.
 Koordinasi antara orang-orang yang ada daiam satu fungsi mudah dijalankan
 Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
Kekurangan dari organisasi bentuk fungsional adalah:
 Insiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
 Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri
dalam satu bidang saja.
 Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang
bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.
 Pejabat fungsional sering kali mengalami kebingungan dalam mengikuti
prosedur administrasi
2. Struktur Organisasi Berbasis Proyek
Pada dasarnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi fungsional.
Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang–orang fungsional yang
bekerja pada proyek benar– benar pindah untuk bekerja sepenuhnya dibawah
kekuasaannya.
Manajer
Proyek Utama

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Proyek A Proyek B Proyek C Proyek D Proyek E

Bag Produksi Bag Personalia Bag Umum

Bag Bag Bag


Administrasi Administrasi Administrasi

Bag Personalia

Semakin banyak proyek maka semakin banyak pula duplikasi fungsi. Selain
itu para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan bila pelaksanaan proyek
sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin akan khawatir bila personelnya
ditarik ke proyek-proyek. Pemanfaatan personel-personel yang fungsional akan
menjadi tidak efektif dan efisien, oleh karena itu diciptakanlah apa yang disebut
struktur organisasi matriks.

3. Struktur Organisasi Matrik


Bentuk organisasi matriks merupakan bentuk campuran antara struktur
organisasi fungsional dengan proyek, akibatnya masing dua atau lebih pemimpin.
Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan dan organisasi
proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk
bagian masing bagian secara struktural tidak boleh mempunyai proyek. proyek masih
dapat dilakukan oleh perusahaa manajemen proyek.
Struktur matriks ini bisa jadi lemah (weak), berimbang (balanced), atau kuat
(strong) jika elemen-elemen dan peran fungsional dominan di dalam fungsi matrik
ini dan kuat jika organisasi matriks ini lebih dominan Kesulitan mengadopsi dan
melaksanakan funsi organisasi matriks ini matriks biasanya hanya dapat dapat
menimbulkan konflik

2.3 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Proyek


Setiap proyek dibentuk dengan fungsi dan tanggung jawab masing dalamnya.
Oleh karena itu, struktur pembagian tugas dan tanggung jawab, yang tercermin dari
struktur organisasi yang diadopsi sangat menentukan dan sangat berpenga
dijalankan.
Struktur Organisasi yang baik, hendaknya mendukung dan sesuai dengan
type proyek yang dilaksanakan. Memberikan kejelasan fungsi proyek, memudahkan
pencapaian tujuan proyek, tetapi juga dapat memaksimalkan peran-masing-masing
individu yang terlibat sesuai denngan fungsi, kapabilitas, dan kompetensi spesifiknya
masing-masing. Pertimbangan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, type proyek
dan rencana pencapaian tujuan proyek harus menjadi faktor dominan dalam
menentukan struktur organisasi yang dipilih sebagai kendaraan menuju proyek yang
sukses.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
POAC adalah proccess manajemen . Yang terdiri dari perencanaan ,
pengorganisasian , pelaksanaan dan pengendalian . POAC masih terhubung dengan
POSDCORBE ( fungsi manajemen ) . Keduanya berbeda, tetapi dalam setiap elemen
POAC selalu ada fungsi manajemen .
Pengorganisasian adalah proccess tentang bagaimana strategi dan taktik yang
telah dibuat dalam perencanaan proccess , dirancang dengan baik ke struktur
organisasi. Juga untuk memastikan bahwa semua orang dalam organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efisiensi yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk melakukan pengorganisasian yang baik, manajer tidak boleh melewatkan
prinsip pengorganisasian.
DAFTAR PUSTAKA

http://mdm2010.wordpress.com/2010/10/04/fungsi-manajemen-poac/

Anda mungkin juga menyukai