Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BY NY T DENGAN BBLSR DISERTAI ASFIKSI SEDANG


DI RUANG PERINATOLOGI RSUD. DR SLAMET GARUT

Dianjukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Anak

Disusun oleh:
Raissa Fatimah
220112190007

PROGRAM PROFESI NERS XXXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. T
Usia : 2 Hari
Tanggal Lahir : 12 Desember 2019 pkl 05.05 wib
Usia Gestasi : 34 – 35 minggu
GPA : G4 P1 A2
APGAR score : 1’ = 3, 5’= 5
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Gembor Ds. Giri Makmur – Malangbong Rt/ Rw 01/03
Suku : Sunda
Dx : BBLSR + Asfiksi ringan-sedang
Tanggal Pengkajian 14 Desember 2019
2. Identitas Keluarga
Nama : Ny. T
Usia : 35 tahun
Alamat : Kp. Gembor Ds. Giri Makmur – Malangbong Rt/ Rw 01/03
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan : Ibu klien
3. Anamnesa
Keluhan Utama:
Saat dikaji klien tampak lemah
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien tampak lemah, pucat, tenang, dan tidak menangis sama sekali.
pengembangan dada simetris namun tidak maksimal (napas pendek), sesekali bayi seperti
“cegukan”. Saat ini bayi terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm, OGT, infus, dan monitor
untuk memantau saturasi oksigen. Bayi lahir tidak menangis dan sempat dilakukan
resusitasi. Setelah diresusitasi, bayi ditempatkan didalam inkubator dengan suhu ,BB lahir
PB Lingkar Kepala Lingkar Dada dan Lingkar Perut.
Riwayat Kelahiran
Intranatal : Bayi lahir kepala terlebih dahulu, tidak menangis hanya merintih, klien
dilakukan suction, kondisi anus (+), Oksigen (+), dan ketuban keruh, jumlah pembuluh
darah pada umbilikal 2 arteri dan 1 vena
Riwayat Kesehatan Ibu atau Keluarga
Ibu klien sebelumnya pernah mengalami abortus dua kali pada anak pertama dan anak
ketiga. Selama masa kehamilan, ibu sering periksa kandungan ke bidan sebanyak 8 kali.
Riwayat Imunisasi
Ibu klien sudah diberikan imunisasi
4. Genogram
Keterangan:

Laki-laki Pasien

Perempuan

5. Activity Daily Living


Pola Aktivitas Keterangan
Pola Menyusu Bayi saat ini dipuasakan karena mengalami muntah –
muntah. Bayi terpasang OGT dan dilakukan dekompresi
lambung. Cairan lambung yang keluar bewarna hijau tua
(pekat)
BAK Warna urine kuning, frekuensi dan jumlah tidak terkaji
BAB Warna mekonium gelap, lembek, frekuensi dan jumlah
tidak terkaji
Personal hygiene Bayi tidak dimandikan, hanya dibersihkan didalam
inkubator
Pola Tidur Bayi tampak lemah dan tertidur dan sesekali membuka
matanya
Mobilisasi Klien saat ini tirah baring didalam inkubator

6. Pengkajian Fisik
1) Tanda tanda vital
HR :139x/mnt, RR : 82x/mnt (dengan oksigen nasal kanul 3lpm), T : kulit teraba hangat
(di dalam inkubator) SaO2 98%
2) Antopometri
BB lahir : 1260 gram
PB : 41 cm
Lingkar Kepala : 26,5 cm
Lingkar Dada : 25 cm
Lingkar Perut : 24 cm
Lingkar Lengan Kanan : 7 cm
Lingkar Lengan Kiri : 7 cm
Status Gizi :
Kebutuhan Gizi :
3) Head to Toe
KEPALA
Inspeksi :
Bayi berambut lurus, hitam, tersebar merata, halus, dan bersih, pada kepala tidak ada
lesi, Lingkar kepala bayi 26,5 cm
Palpasi :
Tidak ada massa, tulang tengkorak masih teraba empuk, garis sutura teraba, jarak garis
sutura antara tulang tengkorak kanan dan kiri tidak terpisah jauh, fontanel anterior dan
posterior teraba kurang lebih sebesar setengah ruas jari

MATA
Inspeksi :
Mata kanan dan kiri simetris, mata (palpebra) dapat terbuka, sklera berwarna putih,
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, refleks blink (+), refleks glabela (+), reaksi
pupil dan pergerakan bola mata tidak terkaji karena sebagian besar klien menutup
matanya.

TELINGA
Inspeksi :
Posisi telinga sejajar dengan ujung mata (outer cantus eye), saat telinga ditekuk
kembali ke posisi semula dengan lambat, pinna sedikit bergelombang, tidak ada
kemerahan, pembengkakan ataupun laserasi.
Palpasi :
Tidak ada massa disekitar telinga

HIDUNG
Inspeksi :
Bentuk hidung tampak normal, tidak ada deviasi pada midline hidung. Tidak terlihat
pernapasan cuping hidung, tidak tampak mukus yang keluar, terpasang oksigen Nasal
kanul 1lpm,

MULUT
Inspeksi :
Mulut tampak kering mengelupas, sesekali keluar busa / buih pada mulutnya, dan pucat.
Lidah sulit dikaji secara pasti karena bayi tidak menangis atau terbuka lebar mulutnya.
Reflek rooting (-), reflek sucking (-), refleks swallowing dan refleks extrusion tidak
terkaji karena bayi dalam keadaan lemah

LEHER
Inspeksi :
Trakea sulit dikaji, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi
Palpasi :
Tidak teraba massa atau pembengkakan, saat digerakan kepala sedikit kaku.

THORAKS
Inspeksi :
Bentuk dada silinder, pengembangan dada simetris, napas pendek dan dangkal, cepat,
dan ireguler, RR 82x/menit, terdapat retraksi atau otot bantu pernapasan, sianosis,
lingkar dada 25 cm, SaO2 98%, pada nipple tidak ada sekresi cairan
Palpasi :
Tidak terdengar krepitasi
Perkusi :
Tidak terkaji
Auskultasi :
Suara napas terdengan wheezing saat ekspirasi, suara dilapang paru tidak terlalu jelas

KARDIOVASKULAR
Inspeksi :
Warna kulit tampak pucat (kelabu), sianosis
Auskultasi :
HR 139x/menit, irama reguler, frekuensi cepat, terdengar suara s1 dan s2

ABDOMEN
Inspeksi :
Perut tampak datar, protuberant __, pembuluh darah subcutaneous tidak terlihat,
umbilical cord warna hitam dan sudah puput
Auskultasi : bising usus 3x/menit
Palpasi : tidak teraba hepar atau limfa

GENITOURINARI
Inspeksi : labia mayora besar dan labia minora kecil, anus +, BAB dan BAK + 24
dan 48 jam pertama setelah lahir, warna bab hitam dan bak Kuning

MUSKULOSKELETAL
Inspeksi :
Jumlah jari ditangan dan dikaki lengkap, tangan dan kaki dapat bergerak, jari tangan
dapat meregang. Refleks moro +, tonic neck reflek (-), refleks grasping palmar (-),
babinski (+), reflek merangkak/crawling dan reflek stepping (-) karena bayi lemah
Palpasi :
Developmental displasia of the hip

7. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan Ballard Skor
Hasil pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 14/12/2019
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 16,0 g/dL 10 - 18
Hematokrit 49% 31 - 35
Lekosit 6.900 / mm3 3.000 – 19.500
Trombosit 90.000 / mm3 150.000 – 440.000
Eritrosit 4,43 jt / mm3 4,70 – 6,55
Kimia Klinik
GDS 349 mg/dL <140
GDS stick (jam 19.30) 266
Kesan : Trombositopenia
8. Terapi
B. ANALISA DATA
Etiologi Masalah
Hasil Data
keperawatan
DS: Prematur Ketidakseimbangan
Klien tampak lemah dan tidak nutrisi kurang dari
menangis BBLSR kebutuhan bayi
DO:
Klien muntah, dipuasakan, Fungsi organ belum baik
terpasang OGT, dan
didekompresi lambung, Imaturitas organ vital (otak, usus)
mukosa bibir kering, sering
keluar busa atau buih dari Refleks menelan dan menghisap
mulut, klien bblsr dengan BB belum sempurna + peristaltik belum
1260 gram, refleks sucking (-) sempurna

Pengosongan lambung belum baik

Nutrisi yang masuk kurang

Ketidakseimbangan nutrisi
DS: Bayi prematur + BBLSR Gangguan pola
Klien tampak pucat (kelabu) napas
DO: Bayi tidak napas spontan
Napas pendek, cepat, dan
ireguler, RR 82x/menit Asfiksia
(terpasang oksigen) oksigen
Nasal kanul 1lpm, penggunaan Kadar O2 menurun dan kadar CO2
otot bantu napas, terdengar meningkat
wheezing. SaO2 terpasang
oksigen 98% Peningkatan frekuensi napas
Pengembangan dada tidak maksimal

Dispnea

Ketidakefektifan pola napas


DS: Asfiksia dan BBLR Risiko
Klien di diagnosa asfiksia ketidakseimbangan
ringan - sedang Kada O2 mecnurun, dan kadar CO2 termogulasi
DO: meningkat
Napas klien cepat, kebutuhan
oksigen meningkat, proses Frekuensi napas meningkat
metabolisme terganggu, berat
badan sangat rendah (BB 1260 Suplai oksigen dalam darah
gr), kulit bayi tipis dan suhu berkurang + lemak subkutan tipis dan
lingkungan tidak sesuai permukaan kulit lebih luas

Gangguan metabolisme dalam tubuh


+ kehilangan panas melalui kulit dan
terpapar dengan suhu luar

Panas tidak terbentuk + panas dalam


tubuh hilang

Hipotermia

Perubahan suhu lingkungan

Risiko ketidakseimbangan
termogulasi
DS : Bayi prematur Risiko Infeksi
Klien tampak lemah
DO : BBLSR
BB 1260 gr, lekosit 6900,
terpajan lingkungan rumah Penurunan imunitas
sakit, dilakukan tindakan
invasif Prosedur invasif (pengambilan
spesimen darah, infus) + lingkungan
rumah sakit

Risiko infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan Klien tampak
pucat (kelabu), Napas pendek, cepat, dan ireguler, RR 82x/menit (terpasang oksigen)
oksigen Nasal kanul 1lpm, penggunaan otot bantu napas, terdengar wheezing. SaO2
terpasang oksigen 98%
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan ditandai dengan Klien tampak lemah dan tidak menangis, Klien
muntah, dipuasakan, terpasang OGT, dan didekompresi lambung, mukosa bibir kering,
sering keluar busa atau buih dari mulut, klien bblsr dengan BB 1260 gram, refleks sucking
(-)
3. Risiko ketidakseimbangan termogulasi berhubungan dengan kurang suplai lemak subkutan
ditandai dengan Klien di diagnosa asfiksia ringan – sedang, Napas klien cepat, kebutuhan
oksigen meningkat, proses metabolisme terganggu, berat badan sangat rendah (BB 1260
gr), kulit bayi tipis dan suhu lingkungan tidak sesuai
4. Risiko infeksi ditandai dengan Klien tampak lemah, BB 1260 gr, lekosit 6900, terpajan
lingkungan rumah sakit, dilakukan tindakan invasive
D. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan pola napas Setelah mendapatkan asuhan Manajemen Jalan Napas
berhubungan dengan keperawatan dalam 2 x 24 jam, 1. Posisikan pasien pronasi 1. Posisi pronasi akan
hiperventilasi ditandai dengan status pernapasan: ventilasi untuk memaksimalkan memberikan bagian dinding
Klien tampak pucat (kelabu),
pasien lebih efektif dengan ventilasi dan meringankan dada lebih bebas dan tidak
Napas pendek, cepat, dan
ireguler, RR 82x/menit kriteria: sesak napas terjadi peningkatan sehingga
(terpasang oksigen) oksigen 1. Suara napas normal 2. Auskultasi jalan napas, akan meningkatan
Nasal kanul 1lpm, penggunaan 2. Pola napas regular catat area yang komplians dengan demikian
otot bantu napas, terdengar 3. RR dalam batas normal ventilasinya menurun atau ventilasi lebih banyak pada
wheezing. SaO2 terpasang (80-100 x/menit) tidak ada area non dependent paru dan
oksigen 98% 3. Monitor status pernapasan terjadi peningkatan status
(RR, retraksi dada, oksigenasi (Baron, et al,
penggunaan otot bantu 2007 dalam (Apriliawati,
napas, pernapasan cuping 2016) dan (Lestari, Puji,
hidung dan Dian Susmarini, 2018).
pengembangan dada) serta 2. Antisipasi terjadinya
oksigenasi (sianosis, perburukan atau komplikasi
kepatenan pemberian yang lain
oksigen) 3. Antisipasi terjadinya
perburukan atau komplikasi
Monitor Pernapasan yang lain serta untuk
1. Monitor kecepatan, irama, menentukan intervensi yang
kedalaman dan kesulitan akan dilaksanakan
bernapas selanjutnya
2. Berikan bantuan resusitasi
napas bila nilai SpO2 1. Untuk mencegah perburukan
menurun secara drastic atau komplikasi napas, serta
3. Berikan bantuan terapi menentukan intervensi
napas (oksigen) bila selanjutnya
pasien terlihat sesak dan 2. Resusitasi napas membantu
sianosis menjaga darah dan oksigen
tetap beredar di seluruh
tubuh, serta
mempertahankan kehidupan
3. Pada pasien dengan Asfiksi
dan BBLSR, alveolus tidak
berkembang dengan
sempurna sehingga pasokan
oksigen bagi tubuh
berkurang. Maka dari itu,
diperlukan tambahan
oksigen untuk memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah mendapatkan asuhan 1. Berikan makan secara 1. Pemberian makan secara
kurang dari kebutuhan keperawatan 2 x 24 jam, status enteral sesuai dengan jadwal teratur dan sesuai dosis
berhubungan dengan nutrisi bayi meningkat dengan yang telah ditentukan, yaitu dapat meningkatkan status
ketidakmampuan mencerna
kriteria : 8 x 7,5 cc/ hari, jika tidak ada nutrisi pasien
makanan ditandai dengan
Klien tampak lemah dan tidak 1. Bayi tidak mengalami muntah dan kondisi lambung 2. Untuk meningkatkan
menangis, Klien muntah, penurunan berat badan membaik asupan asam amino Commented [L1]: Kenaikan BB?
dipuasakan, terpasang OGT, 2. Muntah berkurang 2. Kolaborasi pemberian (protein) bagi pasien,
dan didekompresi lambung, 3. Pemberian nutrisi sesuai makan melalui parenteral karena pasien kekurangan
mukosa bibir kering, sering dengan kebutuhan bayi yaitu aminosteril 50 cc/hari nutrisi
keluar busa atau buih dari dengan OGT 3. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Agar sesuai dengan
mulut, klien bblsr dengan BB
untuk peningkatan asupan kebutuhan nutrisi pasien
1260 gram, refleks sucking (-)
nutrisi pada pasien sesuai dengan berat
badannya
4. Timbang berat badan setiap 4. Untuk melakukan evaluasi
hari terhadap diet yang sedang
dijalani oleh pasien
1. 1.
Risiko infeksi ditandai dengan Setelah mendapatkan asuhan 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Mencegah terjadinya invasi
Klien tampak lemah, BB 1260 keperawatan 2 x 24 jam, bayi antiseptik dalam bakteri/ virus infeksius pada
gr, lekosit 6900, terpajan tidak mengalami infeksi memberikan asuhan bayi
lingkungan rumah sakit,
dengan kriteria: keperawatan (mencuci 2. Tali pusar merupakan luka
dilakukan tindakan invasive
1. Tidak terjadi peningkatan tangan, menggunaka APD terbuka yang dapat menjadi
suhu tubuh setiap kali melakukan pusat penyebaran infeksi Commented [L2]: Jelaskan rentang normal suhu
2. Tidak terjadi peningkatan tindakan) 3. Keadaan tubuh yang lembab
leukosit 2. Lakukan perawatan tali pada bayi dapat menjadi
3. Kebersihan OGT terjaga pusat dengan triple dry 2 sarang bakteri/ virus Commented [L3]: Kebersihan ogt saja ? bgm yg lain ?
kali sehari. 4. Mengantisipasi terjadinya
3. Jaga kebersihan (badan, penyebaran infeksi
pakaian) dan lingkungan 5. Mencegah bayi tertular
bayi penyakit
4. Observasi tanda-tanda 6. Mencegah terjadinya retensi
infeksi (tumor, calor, dolor, antibiotik pada bayi
rubor) 7. Selang OGT dan kanula
5. Hindarkan bayi kontak nasal merupakan alat-alat
dengan orang yang sakit yang membantu memberikan
6. Kolaborasi pemberian asupan nutrisi atau oksigen
antibiotik aminophilin 3x2,4 pada bayi namun juga paling
g dengan teknik 5 benar berisiko untuk menjadi
7. Jaga kebersihan alat-alat sarang bakteri dan jalur
medis invasif pada bayi pemasukan bakteri paling
cepat ke dalam tubuh bayi

Anda mungkin juga menyukai