Anda di halaman 1dari 2

Pengembangan Atlas Keanekaragaman

Mangrove Pancer Cengkrong Watulimo


Trenggalek pada Materi Ekosistem sebagai
Buku Ajar Siswa Kelas X SMAN 1 Durenan
ATOK MASOFYAN HADI

Abstrak

Biologi merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada jenjang SMA di
jurusan IPA. Materi pembelajaran dalam biologi berkaitan erat dengan
lingkungan alam dan kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang
dipelajari siswa SMA dalam pembelajaran biologi adalah materi
keanekaragaman hayati yang tercakup dalam KD 3.7 dan 4.2. Berdasarkan
hasil observasi di kelas X SMAN 1 Durenan siswa dituntut untuk memahami
bahwa kenakeragaman hayati di Indonesia tinggi dan diminta untuk
melestarikannya. Faktanya, siswa masih kesulitan dalam memahami dan
menerapkan konsep dalam materi Keanekaragaman Hayati. Selain itu
berdasarkan observasi diperoleh pembelajaran masih didominasi
guru, pembelajaran menggunakan buku fulltexts, dan kecenderungan siswa
mengerjakan LKS, akibatnya hasil belajar siswa juga masih rendah. Bahkan,
hingga saat ini belum ada sumber belajar yang memfasilitasi siswa dalam
mempelajari materi keanekaragaman hayati secara kontekstual. Oleh karena
itu, perlu dikembangakan sumber belajar yang mendukung pembelajaran
kontekstual. Salah satu potensi daerah yang dapat digunakan untuk
pembelajaran kontekstual adalah ekosistem mangrove di pancer cengkrong
Trenggalek. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dikembangkan suatu
buku yang memfasilitasi siswa untuk mengetahui potensi lokal daerah
dengan mengembangkan buku ajar berupa Atlas.

Tujuan penelitian adalah (1) menghasilkan produk berupa atlas


keanekaragaman mangrove Pancer Cengkrong Watulimo trenggalek (2)
mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kooperatif berbantuan atlas
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Durenan (3) Mengidentifikasi
Jenis tumbuhan mangrove berdasarkan ciri karakteristik morfologi dan
anatomi di kawasan Pancer Cengkrong Watulimo Trenggalek. Jenis penelitian
ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan
adalah 4D oleh Thiagarajan, namun dibatasi sampai tahap disseminate.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan deskriptif
eksploratif. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif

Hasil penelitian deskriptif eksploratif yang dilakukan menemukan 17 jenis


tumbuhan mangrove dari 7 suku. Hasil validasi terkait dengan produk
menyatakan bahwa dari ahli media dan bahan ajar memperoleh persentase
sebesar 93,7%, validasi dari ahli materi memperoleh persentase 90,9%,
validasi dari praktisi lapangan memperoleh persentase 92%, dan hasil uji
kelompok kecil terhadap 21 siswa memperoleh persentase 91,3%. Pada uji
coba kelompok besar menyatakan bahwa hasil yang diperoleh pembelajaran
yang diterapkan konsisten. Hasil belajar kognitif siswa mengalami
peningkatan dilihat dari nilai pre test dan post test. Atlas tumbuhan
mangrove menjawab kesulitan siswa dalam membantu proses identifikasi
tumbuhan mangrove dengan perbaruan gambar secara kontekstual. Dengan
demikian, produk yang dikembangkan valid dan layak digunakan sebagai
buku ajar dalam materi Keanekaragaman Hayati.

Anda mungkin juga menyukai