Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah haji merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalankan
oleh setiap Muslim. Hal ini menjadi alasan setiap muslim berlomba-lomba
untuk menunaikan ibadah haji. Populasi muslim di Indonesia merupakan
yang terbesar di dunia sehingga wajar bila menjadi negara dengan jumlah
jamaah haji terbanyak di dunia setiap tahunnya. Setiap jamaah haji harus
melewati beberapa prosedur sebelum berangkat mulai dari tahap
pengumuman, pendaftaran, penyetoran biaya, pemeriksaan kesehatan,
pengasramaan, dan pemberangkatan serta kepulangan jamaah haji (Undang-
Undang No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraaan ibadah haji).
Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia merupakan tanggung jawab
pemerintah khususnya Kementerian Agama. Salah satu tanggung jawab
tersebut meliputi penyediaan asrama haji bagi para jamaah. Asrama Haji
merupakan tempat transit para jamaah Indonesia sebelum diberangkatkan
menuju Mekah/Madinah, Arab Saudi. Hampir tiap daerah di Indonesia
memiliki asrama haji sendiri, termasuk Banjarmasin. Asrama haji biasanya
berfungsi sebagai tempat penginapan atau istirahat bagi para jamaah sebelum
diberangkatkan menuju Arab Saudi. Fungsi lain dari asrama haji biasanya
digunakan sebagai tempat pelatihan atau pembinaan prosesi haji atau biasa
disebut dengan Manasik Haji. Asrama haji biasanya dilengkapi dengan
fasilitas kamar, ruang makan, aula, dan penunjang lainnya. Fungsi asrama haji
sebagai tempat penampungan sementara bagi para jamaah haji juga tentu
harus memberikan pelayanan yang terbaik (Tabroni, 2017).
Penataan ruang di dalam asrama haji tentu harus memperhatikan
faktor pelaku di dalamnya. Faktor pertama yang harus diperhatikan adalah
usia mengingat para jamaah haji terdiri dari berbagai kalangan usia.
Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, selama ini para jamaah haji
didominasi oleh para kalangan orang tua di atas usia 40 tahun sehingga perlu
perlakuan khusus. Penataan ruang tersebut juga harus memperhatikan pelaku

1
2

yang berkebutuhan khusus agar memberi kemudahan baginya dalam


melakukan aktivitas di dalam asrama haji. Faktor gender juga harus
diperhatikan, hal ini terkait hijab bagi para jamaah haji guna menghasilkan
pelaksanaan haji yang syar’i yang dimulai dari asrama haji (Tabroni, 2017).
Penyelenggaraan ibadah haji yang hanya terjadi sekali dalam setahun
praktis mengakibatkan operasional Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin
maksimal hanya terjadi saat musim haji saja. Sementara di luar musim haji
biasanya hanya berfungsi sebagai tempat resepsi pernikahan, pelatihan,
seminar, dan sebagainya (Tabroni, 2017).
Sanitasi menurut WHO adalah upaya pencegahan atau pengendalian
semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap
manusia terutama yang sifatnya merugikan atau berbahaya terhadap
perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Pada pelaksanaan ibadah haji, berdasar aspek penyehatan lingkungan,
mempunyai beberapa kegiatan. Salah satu diantaranya adalah sanitasi
makanan, yang merupakan kegiatan pemeriksaan, pemantauan, sampai
tindakan penanggulangan kejadian luar biasa keracunan, penyakit menular,
dan timbulnya gangguan kesehatan lainnya.
Prioritas penyehatan lingkungan pada pelaksanaan ibadah haji adalah
pengendalian vektor penular penyakit, penyediaan kamar tidur, air mandi dan
air minum di asrama embarkasi/debarkasi, pondokan di Arab Saudi, dan di
tempat-tempat pelayanan jemaah haji. Prioritas sanitasi makanan adalah
penyediaan makanan yang bersifat massal di asrama embarkasi/debarkasi,
pondokan di Arab Saudi, perawatan sakit, dan dalam perjalanan. Penyehatan
lingkungan dan sanitasi makanan dilaksanakan sebelum atau pada tahap
persiapan dan selama operasional haji, baik di Indonesia, di pesawat, maupun
selama di Arab Saudi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi sanitasi di Asrama Haji Embarkasi
Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
3

a. Untuk mengetahui kondisi lingkungan dan bangunan di Asrama Haji


Embarkasi Banjarmasin secara umum.
b. Untuk mengetahui kondisi konstruksi di Asrama Haji Embarkasi
Banjarmasin.
c. Untuk mengetahui kondisi ruang tidur di Asrama Haji Embarkasi
Banjarmasin.
d. Untuk mengetahui kondisi kesehatan fasilitas sanitasi di Asrama Haji
Embarkasi Banjarmasin.
e. Untuk mengetahui pengelolaan makanan dan minuman di Asrama Haji
Embarkasi Banjarmasin.

C. Manfaaat
Hasil dari penilaian kondisi sanitasi di Asrama Haji Embarkasi
Banjarmasin diharapkan agar dapat sebagai bahan petimbangan untuk
perbaikan apabila ada sarana atau fasilitas sanitasi yang belum memenuhi
persyaratan kepada pihak UPT Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai