BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika kita membahas masalah evaluasi tidak terlepas dengan istilah lain
yang hampir sama tetapi sebenarnya berbeda dengan evaluasi. Istilah yang
dimaksud diantaranya seperti pengukuran, penilaian, tes dan juga ketika menyebut
istilah evaluasi pendidikan, dengan evaluasi pembelajaran yang dimana istilah-
istilah tersebut tentu berbeda dalam beberapa seginya, pada fokus, pada ruang
lingkup serta pada penerapannya dalam kegiatan praktis.
didalam kelas saja, tetapi kini istilah ini telah menjadi sebuah istilah umum yang
dipergunakan untuk menyebutkan suatu tindakan yang mengandung maksud
melakukan penilaian dalam semua aspek bidang kehidupan. Karena dengan
melakukan evaluasi maka kita akan mengetahui keberhasilan suatu kegiatan,
dimana dan bagian mana letak kelemahan, kekurangan dan kegagalannya serta
bagaimana cara atau strategi untuk mengatasinya, kemudian seberapa besar ruang
dan gerak yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan tersebut, semua persoalan
tersebut bisa diperjelas dengan melakukan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Program
Ada dua pengertian untuk istilah “program” yaitu pengertian secara khusus
dan umum. Secara umum, “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Apabila
program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program
didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi
atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang.1
2. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan istilah serapan yang berasal dari istilah dalam bahasa
inggris yaitu “evaluation”. Evaluation sendiri berasal dari akar kata “value” yang
berarti nilai. Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah kata “Penilaian” yang dalam
1
Djuju Sujana. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2006), h.18
4
dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu, (2) Dalam kegiatan penelitian,
peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari
penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui
tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila tujuan belum tercapai
sebagaimana ditentukan, pelaksana ingin mengetahui letak kekurangan itu dan apa
sebabnya.4
4
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, (Jakarta: Grasindo.
2003), H. 48
5
Wibowo, Mungin Eddy, Standardisasi, Sertifikasi, dan Lisensi Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Surabaya. 2003.
6
h. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci
dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.6
Istilah indikator berasal dari kata bahasa Inggris to indicate yang dalam
bahasa Indonesia berarti menujukkan. Jadi indikator merupakan sesuatu yang
dapat menunjukkan kriteria subkomponen, dan selanjutnya menunjukkan kinerja
komponen. Seperti halnya ketika menentukan komponen, cara identifikasi
subkomponen juga dilakukan dengan menentukan faktore-faktor penting karena
berperan sebagai penentu keberhasilan kinerja komponen.8
6
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), h.108
7
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005),
h. 80
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 88
8
9
Widoyoko, Eko Putro.. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 66
9
keseluruhan. Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama
dengan evaluasi program, tetapi sarananya ditekankan pada kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian.
Oleh karena tujuan utamanya memperhatikan prestasi belajar bidang studi atau
mata pelajaran maka supervisor (yang di dalam praktik disebut pengawas),
disaratkan memiliki latar belakang studi tertentu dan harus memiliki pengalaman
menjadi guru. Dilihat dari ruang lingkupnya, supervisi dibedakan menjadi 3, yaitu
(1) supervisi kegiatan pembelajaran, (2) supervisi kelas, dan (3) supervisi
sekolah.10
10
Sukardi, MS. Evaluasi Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: :
PT. Remaja rosda Karya, 2008), h. 90
11
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, h.120
10
D. Evaluator Pendidikan
12
Arikunto, Suharsimi , Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Praktisi Pendidikan, h. 30
11
Kelebihan :
Kekurangan :
13
Ibrahim, R., Ali, M., & Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan, (Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007), h. 48
12
Yang di maksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait
dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada diluar dan diminta
oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau
keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka
berada di luar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka
sendiri maka tim evaluator luar ini biasa dikenal dengan nama tim bebas atau
independent team.14
Kelebihan :
Kekurangan :
14
Ibrahim, R., Ali, M., & Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan, (Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007), h. 48
13
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, R., Ali, M., & Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007), h. 48