Ca Cervix Bab I
Ca Cervix Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ca serviks adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini
biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur yang dikarenakan perjalanan
kanker ini dari pertama kali terinfeksi memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun
untuk berubah menjadi sebuah kasus kanker serviks, tetapi bukti statistic
menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang
berumur 20 sampai 30 tahun. Layaknya semua kanker, kanker leher rahim
terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang
tidak lazim (abnormal).
B. Tujuan Umum
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker serviks tumbuh dari sel-sel serviks, kanker ini dapat berasal
dari leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau
keduanya. Serviks terdiri atas ectocervix (bagian luar) dan endocervix (bagian
dalam). Bagian dari leher rahim yang paling dekat dengan tubuh rahim
disebut endocervix. Bagian ectocerviks dilapisi oleh sel skuamosa (epitel
pipih). Bagian endocerviks dilapisi oleh sel silindris (epitel tabung). Tempat
pertemuan antara dua jenis sel ini disebut zona transformasi. Sebagian besar
kanker serviks dimulai pada zona ini.
2
B. Etiologi
C. Patofisiologi
3
pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain seperti faktor
perilaku: merokok dan alat kontrasepsi dalam rahim, umur pertama kali
melakukan hubungan seksual, jumlah kehamilan dan partus, jumlah
perkawinan, higiene dan sirkumsisi; faktor biologis: infeksi virus, genetik;
faktor lain: lingkungan, sosial ekonomi, idiopatik, mengakibatkan perubahan
gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan
sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan sel.
4
Sebagian besar pendereita kanker serviks adalah wanita yang sudah
menikah. Kehidupan seksual pertama yang terlalu dini dan mitra seksual
yang terlalu banyak berkaitan dengan kanker uteri. Hal ini terjadi karena
sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa.
Selain itu partner seks yang memiliki riwayat kanker penis atau punya
riwayat istrinya meninggal karena ca serviks akan meningkatkan resiko ca
serviks.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang biasanya muncul pada klien dengan kanker serviks
antara lain yaitu:
a. Perdarahan bercak pasca koitus atau leukorea yang bercampur darah
sering merupakan tanda awal kanker serviks ulseratif.
b. Metroragi merupakan tanda keganasan serviks invasive yang paling
sering.
c. Ketidaknyamanan atau disfungsi kandung kemih atau rectum dan
fistula merupakan manifestasi klinis lanjut kanker serviks.
d. Rasa sakit sering kali pada satu sisi dan menjalar ke pinggul, dapat
terjadi pada kanker lanjut ketika ureter tersumbat sebagian atau nervus
sakralis terkena tumor.
e. Anemia, anoreksia, dan kehilangan berat badan merupakan tanda-
tanda penyakit keganasan lanjut (Ralph C. Benson, 2008).
f. Kanker serviks mungkin asimtomatik, atau menimbulkan perdahanan
setelah berhubungan intim atau bercak-bercak darah di antara masa
haid. Dapat timbul rabas vagina yang berbau (Corwin, 2009).
g. Perdarahan vagina bersifat abnormal.
h. Perdarahan dan sakit saat bersenggama, perdarahan setelah
menopause, perdarahan dan bercak darah antara periode menstruasi,
5
periode mentruasi lebih lama atau lebih berat dari biasanya,
perdarahan saat pemeriksaan panggul (douching).
i. Keputihan tidak normal: lendir kental, berwarna kuning atau
kecoklatan, berbau busuk dan gatal.
E. Penatalaksanaan
Pasien dengan kanker servis diterapi dengan pembedahan atau radiasi
bersama dengan kemoterapi, atau bisa disebut kemoradiasi. Pemilihan terapi
yang digunakan disesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien serta
kecocokan tubuh pasien dengan terapi yang digunakan.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan
merupakan calon exenterasi.
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun
secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok.
Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause
dini pada wanita premenopause. Tetapi, untuk klien yang masih muda, tidak
disarankan melakukan kemoterapi karena dapat mengakibatkan infertilitas.
Pembedahan untuk mempertahankan indung telur mungkin lebih baik untuk
wanita premenopouse radiasi dan kemoterapi dapat menyebabkan disfungsi
fagina dan dispareunia (nyeri ketika melakukan kopulasi)
Ada dua pilihan operasi : histerektomi untuk mengambil seluruh leher rahim
dan rahim, atau konisasi untuk hanya mengambil bagian leher rahim yang
terkena kanker. Histerektomi lebih sering dilakukan pada kasus dengan pasien
wanita menopouse sedangkan pada wanita yang masih dalam masa subur
lebih sering dilakukan konisasi agar masih memungkinkan untuk hamil lagi.
Penatalaksanaan khusus dilakukan apabila kasus kanker serviks terjadi
pada ibu hamil. Jika kehamilan masih muda, maka pengobatan kanker serviks
dilakukan dengan cara penyinaran. Biasanya dengan penyinaran ini akan
6
terjadi abortus , namun jika dalam empat minggu tidak terjadi abortus maka
bayi harus tetap dikeluarkan dengan histeroktomi. Karena anak akan cacat
akibat radiasi sinar. Bila kehamilan sudah besar hingga anak dapat hidup di
dunia luar, anak dilahirkan dengan seksio sesarea. Persalinan normal tidak
dibenarkan mengingat kesukaran dilatasi serviks dan kemungkina
pendarahan. penyinara dilakukan lagi 1-2 minggu setelah sesar.
Stadium IA1
Stadium IA2
Stadium IBI/IIA
7
c. Radioterapi:
Radiasi luar dan brakiterapi (dosis di titik A 80-85 Gy)
a. Kemoradiasi:
b. Operasi:
c. Neoadjuvan kemoterapi:
a. Kemoradiasi:
b. Eksenterasi:
8
F. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intra
servikal
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan nafsu makan
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan desakan pada
jaringan intra servikal
d. Kecemasan berhubungan dengan terdiagnosis Ca. Serviks sekunder akibat
kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan cara pengobatannya
e. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan penampilan terhadap pemberian sitostastika.
9
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesa
A. Data Dasar
a. Data pasien
Identitas pasien, usia, status, perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama,
alamat, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri intra servikal dan disertai
keputihan menyerupai air.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium 3 dan 4 klien merasakan keluhan seperti
perdarahan, keputihan, dan nyeri intra servikal.
d. Riwayat penyakit dahulu
Data yang perlu dikaji adalah riwayat abortus, infeksi paska abortus, infeksi
masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor, dan adanya
keluarga yang menderita kanker.
e. Riwayat obstetric
Apakah klien punya anak? Jika iya berapa anaknya? Apakah anaknya masih
hidup ? lahirnya pada kehamilan ke berapa?
f. Riwayat penyakit keluarga
Mungkin ada salah satu dari keluarga yang pernah menderita kanker.
g. Riwayat menstruasi
1. Banyak sedikitnya nya menstruasi, dan lama mentruasi
2. Siklus menstruasinya normal atau tidak ( normal 28 hari)
3. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
4. Keluhan saat mentruasi
10
h. Riwayat ginekologi
1. Bagaimana aktivitas seksualnya?
2. Apakah ada masalah selama berhubungan seksual?
3. Adakah nyeri saat berhubungan?
4. Bagaimana frekuensi urinnya? Apakah disuria, nokturia, urgensi,
inkontinensia?
5. Apakah klien pernah keputihan? Kapan mengalami keputihan? Bagaimana
warna, baud an banyaknya? Sejak kapan mengalami keputihan? Apakah
sampai sekarang?
i. Riwayat penggunaan obat-obatan
Apakah menggunakan obat-obatan kontrasepsi secara teratur?
j. Keadaan psiko-sosio-ekonomi dan budaya
Kanker serviks sering dijumpai pada masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah yang berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi
yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygine
terutama kebersihan daerah urogenital.
B. Data Khusus
a. Riwayat Kebidanan
Riwayat paritas, kelainan mentruasi, lama, jumlah dan warna darah, adakah
hubungan perdarahan dengan aktivitas, apakah darah keluar setelah koitus,
dan pekerjaan yang dilakukan sekarang.
b. Pemeriksaan Penunjang
Sitologi dengan pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikogram,
pemeriksaan visual langsung dan gineskopi.
11
Pemeriksaan Fisik Ginekologis
a. Tampilan umum
Apakah klien merasa sakit ringan atau lebih? Timbang BB, TB dan TD
b. Pemeriksaan payudara
c. Periksa abdomnen
d. Periksa Vagina
f. Speculum sim
Inspeksi dinding vagina jika diduga ada prolaps dengan posisi lateral kiri
dan kaki ditekuk.
12
g. Pemeriksaan rectal
Diagnosa Keperawatan
Intevensi
NOC :
1. Circulation status
2. Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
13
b. Tidak ada ortostatikhipertensi
c. Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
a. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
c. Memproses informasi
d. Membuat keputusan dengan benar
3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh yang ditandai
dengan:
a. Tingkat kesadaran mambaik
b. Tidak ada gerakan gerakan involunter
NIC :
14
B. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan
NOC
Kriteria Hasil
NIC
15
C. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan desakan pada jaringan
intra servikal.
NOC
a. Pain Level
b. pain control
c. comfort level
Kriteria Hasil:
NIC :
16
7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
NOC :
1. Kontrol kecemasan
2. Koping
Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam klien kecemasan teratasi dengan:
NIC :
17
h. Identifikasi tingkat kecemasan
i. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
j. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
k. Kelola pemberian obat anti cemas
NOC:
1. Body image
2. Self esteem
Kriteria hasil:
NIC
18
Evaluasi
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi masalah keperawatan yang dapat timbul akibat penyakit kanker serviks
antara lain gangguan perfusi jaringan (anemia), ketidakseimbangan nutrisi,
gangguan rasa nyaman (nyeri), kecemasan, dan resiko tinggi terhadap
gangguan citra tubuh.
Dan dari masalah keperawatan tersebut kita sebagai tenaga kesehatan dapat
memfokuskan penanganan terlebih dahulu pada masalah anemia.
B. Saran
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit keganasan yang diderita pada
klien dengan gangguan sistem reproduksi. Untuk itu, penting bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat untuk mengerti dan lebih banyak mendalami
asuhan keperawatan bagi klien dengan kanker serviks.
20