Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia kemunduran´ yaitu ada yang menetapkan 60 tahun,
65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang
telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi.

Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-
anak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir.
Perubahn ini juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan
perubahan intelektual. Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh
terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut
usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini
secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:
kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen.

Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori,
dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa
akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi
secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah
masuk dalam fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.

B. Tujuan
Mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi saat kita telah memasuki masa dewasa
akhir dan cara asuhan keperawatannya.
C. Rumusan Masalah
D. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa akhir


Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego
penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak
pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa
takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis
dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan
kesehatan fisik.

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller,
1985). Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan
tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan
orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia
adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,
lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada
umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-
ciri ketuaan.

Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan
tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-
sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan
status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya
memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden
penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa
berpikir positif terhadap kehidupan ini.

B. Ciri-ciri dewasa akhir


1. Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2. Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua
tidaklah menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan masyarakat menganggap orang
berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada
juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang
usia lanjut.
6. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.

C. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia


Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka
ada berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas
lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini
meliputi :
1. Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial,
mungkin kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi
(ketergantungan pada keluarga atau subsidi pemerintah).
2. Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa
pindah ke tatanan institusi.
3. Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
4. Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan
produktifitas.
5. Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan
bagi pasangan yang kurang sehat.

D. Perkembangan deawasa akhir


1. Perkembangan Fisik
Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik
pada lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit
keriput, dan gigi yang tunggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak
jelas.

2. Perkembangan Psikis dan Intelektual


Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar
sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti
memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai
usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang
signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti
dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa
dewasa akhir.

3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima
kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan,
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-
masa selanjutnya.

4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan
keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan
mental.

5. Sistem peredaran darah


Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah
darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa.
Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat
menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun
(Fozard, 1992).
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding
pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia
lanjut.

6. Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa
penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma
melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.

7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas
manusia, dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada
perempuan. Rubin (Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin
berhenti secara otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan
hubungan seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita
pasangannya.

E. Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir


Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas paling penting
dari keluarga-keluarga lansia (tabel 11). Orangtua biasanya pindah ke salah satu anak
mereka karena penurunan kesehatan dan status ekonomi, mereka tidak punya pilihan
lain, dan ini terbukti merupakan suatu pengaturan yang tidak memuaskan bagi lansia
(Lopata, 1973).
Tabel 11. Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa
pensiun dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dewasa akhir
Kehidupan
Keluarga
Keluarga dewasa 1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di
akhir/Lansia hari tua.
2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
4. Saling merawat sebagai suami-istri
5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap
yang positif (menjadi janda atau duda).
6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
dan Hurlock (1980)

F. Masalah-Masalah Kesehatan.
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial
yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang
dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley
et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel.
Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut
hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait
secara medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi
keperawatan (mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan
koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat
penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat
yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh
semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi
dan osteoporosis.

Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan mental,
berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.

Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa
sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi
seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu,
dan kurang bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang
dicirikan dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas
(pusing, jantung berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan.
Penelitian membuktikan bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih
tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)

Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah
masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah
masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik.
Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus
menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.

Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya pasangan


menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari pada
pria, dan biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak
berdaya. Dalam kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi
tak berdaya, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir.
Suami menemukan tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena
peran merawat, memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai
peran wanita.

Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak masalah
yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa
lagi).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA AKHIR

Tanggal Pengkajian :

A. Identitas umum keluarga


1. Indentitas kepala keluarga
Nama :
Umur :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Perkerjaan :
Alamat :
No. Telpon :

2. Komposisi keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan


1
2

3. Genogram
4. Type keluarga
a. Jenis Type Keluarga :
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering
merasa sakit –sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.

5. Suku bangsa
a. Asal Suku Bangsa :
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:

6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Mengatakan selalu berusaha untuk mengikuti kebaktian setiap hari minggu dan
mereka selalu berdoa bersama di rumah

7. Status sosial ekonomi keluarga


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah :
b. Penghasilan :
c. Upaya lain :
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll )
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap
bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari –hari saja,
kurang lebih Rp……. perbulan.

8. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan
cucunya berkunjung kerumahnya.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap
perkembangan usia dewasa akhir, dan anak – anak mereka sudah pada
meninggalkan mereka dari rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
mengatakan bahwa dia pernah mengalami usus buntu dan sudah
dioperasi. mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan kadang –kadang
sering kambuh.
b. Riwayat penyakit keturunan Menurut keluarga tidak ada keluarga yang
memilki riwayat sakit yang sama dengan mereka. Riwayat kesehatan masing –
masing anggota keluarga
No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi Masalah Tindakan yang
( Bcg/polio kesehatan telah dilakukan
/DPT/HB/ca
mpak
1 - Biasanya kalau cuaca - Gangguan Menembus
dingin asmanya kambuh pola nafas obat yang telah
dan hanya minum obat direspkan
yang telah diresepkan dokter karena
dokter. mengatakan
sudah
- Jika tidak minum obat ketergantungan
juga klien mengatakan obat.
asmanya akan kambuh.

- mengatakan bahwa
matanya sudah mulai
kabur, tidak bisa melihat
barang dengan jarak yang
jauh.
2 - mengatakan bahwa dia -Nyeri Melakukan
pernah mengalami usus perut dan operasi
buntu dan sudah dioperasi. minum dirumah sakit
obat yang negeri.
di beli
-Klien mengatakan bahwa diapotik
tekanan darahnya turun -Pusing
naik.

c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah :
b. Type rumah :
c. Kepemilikan :
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
e. ventilasi yang terdapat di dalam rumah
f. Pemanfaatan ruangan :
g. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
h. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air gallon
i. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
j. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter
k. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga
mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah.
.
2. Keadaan diluar rumah : Halaman rumah juga bersih dan rapi terbukti tidak ada
sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang kecil dan
sudah disemen rapi.

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan : setiap minggu Ny.Martinova dan Tn.Nivos, mengikuti/melakukan
PA dengan tetanga.
b. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib
lapor RT / RW
c. Budaya : didalam satu lingkungan klien semua suku ada dan kebanyakan orang
Nias

4. Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja karena
biasanya anak dan cucunya yang berkunjung keruma.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap
bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan PA dengan tetanga.
6. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah
dalam kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik
dan sudah terbiasa saling pengertian.

D. Struktur keluarga
1. Pola/cara komunikasi keluarga :
2. Struktur kekuatan keluarga :
3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) :
4. Nilai dan norma keluarga :

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong
menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak –anak mereka.
2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan
keluarga besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan keluarga dengan orang
lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan
pusing dan persiapan berpisah dengan pasanganya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang
sedang dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan
anak dan antar suami isteri dan minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan
olahraga yaitu jalan pagi di sekitar rumah setiap hari minggu.

4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. kseptor : tidak
5. Keterangan lain :
6. Fungsi ekonomi

F. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya
terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.
2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami karena
tidak bisa putus obat.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan
dengan anak –anak juga.
4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak
sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.

G. Keadaaan gizi keluarga


1. Pemenuhan gizi :
2. Upaya lain : kadang –kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan makan
seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.

H. Harapan keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang
didapatkan dimasa lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang
dating bisa berbagi pengetahuan.

I. Pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Fisik
1 Keadaan
Umum 70 kg 55 kg
BB 165 cm 150 cm
TB
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak uban disela – Hitam sedikit uban, panjang dan
sela rambut dan agak keriting. keriting.
Konjungtiva merah jambu,

Mata sclera pucat, penglihatan agak Konjungtiva merah jambu,


mulai menurun. sclera pucat, dan penglihatan
mulai menurun.

Hidung sinusitis (-), sinusitis (-),


polip (-), penciuman baik. polip (-), penciuman baik.

Mulut Mulut bersih, mukosa Mulut bersih, mukosa lembab,


lembab, lidah bersih, gigi lidah bersih, gigi sudah rapuh
sudah rapuh. .

Telinga Pendengaran mulai menurun. Pendengaran mulai menurun.


3 Leher Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena
JVP jugularis. jugularis.

Kelenjar Tiroid Tidak ada pembengkakan. Tidak ada pembengkakan


4 Dada
Mamae
Inspeksi Tidak ada pembengkakan, Tidak ada pembengkakan,
simetris antara kiri dan kanan. simetris antara kiri dan kanan.

Palpasi Tidak ada pembengkakan. Tidak ada pembengkakan.


Saat bernafas menggunakan
otot bantuan pernafasan.
Paru
Inspeksi Tidak simetris penurunan Saat bernafas tidak
antara kiri dan kanan menggunakan otot bantuan
pernafasan.

Palpasi Terdengar bunyi dalnes. Tidak ada kelainan.

Perkusi Bunyi nafas ronchi, Tidak ada penimbunan cairan.


RR normal
Bunyi nafas vesikuler, RR
Auskultasi Letak normal. Dan ukuran normal
normal.
Jantung Ictus cordis normal yaitu ics 5 Letak normal dan ukuran
Palpasi dan 6. normal.
Ictus cordis normal yaitu ics 5
Perkusi Irama teratur, suara tambahan dan 6
tidak ada
Auskultasi TD : 140/90 mmHg Irama teratur, sura tambahan
tidak ada
TD : 130/80 mmHg
5 Abdomen
Inspeksi Simetris, warna normal, asites Simetris, warna normal, asites (-
(-) )
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Ada nyeri tekan, tidak ada
ada benjolan benjolan
Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+)
Perkusi Organ pada abdomen normal Organ pada abdomen normal
6 Genetalia - -
7 Eksremitas atas
dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
Perkusi Reflek patella lemah. Klien mengatakan kadanga
Klien mengatakan kadang – terasa lemah.
kadang klien mengatakan
terasa lemah jika akan
berjalan.

J. Tipologi masalah kesehatan


NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN
1 ANCAMAN :
Resiko KESEPIAN
Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.
2 KURANG/TIDAK SEHAT :
Ganggauan pola nafas
3 DIFISIT
-

K. Daftar masalah pengkajiaan khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnosa


kefektifan manajemen kesehatan diri.
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah.
Kesehatan “klien mengatakan bahwa klien ingin mengatasi
penyakit agar suami tidak tergantung dengan obat.
2 Mengambil Keputusan Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi jika
klien sakit anak datang dengan membawa obat.
3 Merawat anggota Jika suami sakit istri klien meminta bantuan atau
keluarga yang sakit pertolongan dengan anak dan tetangga.
4 Memodifikasi Klien masih belum bisa mengubah atau
lingkungan memodifikasi lingkungan.
5 Memanfaatkan sarana Klien mengatakan belum mengetahui pemanfaatan
kesehatan sarana kesehatan yang ada.

L. Daftar masalah pengkajian khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnosa


gangguan pola nafas
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah sudah mengenal masalah.
Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa kalau
tidak minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini dirasakan
sejak 10 tahun yang lalu, waktu masuk rumah sakit,
rontgen tidak ada masalah, cuma ada penyempitan
saluran nafas.
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti
merokok.
2 Mengambil Keputusan mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus minum
yang tepat obat.
Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.
3 Merawat anggota selalu menemani jika sakit dan mengurut –urut
keluarga yang sakit dada
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi Menciptakan lingkungan yang bersih karena alergi
lingkungan terhadap debu.
5 Memanfaatkan sarana Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan
kesehatan menggunakan JAMKESMAS.

M. Daftar masalah pengkajiaan khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnosa


resiko kesepian
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah keluarga sudah bisa mengenal masalah
Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian,
keluarga meengatakan menelpon atau melihat foto –foto
anaknya.,
2 Mengambil Keputusan keluarga bermusyawarah untuk menelepon anaknya
yang tepat terdekat agar berkunjung kerumah.
3 Merawat anggota Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling
keluarga yang sakit bercerita.
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan karena
lingkungan hanya berdua saja dirumah.
Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya
diruangan tamu dan kamarnya.
5 Memanfaatkan sarana -
kesehatan

N. Analisa data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds : Kurang Keefektifan
Keluaraga mengatakan pengetahuan/informasi. Manajemen
bahwa dirinya kurang bisa Kesehatan Diri.
dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
Do:
Keluarga tampak binggung
ketika ditanya.

2. Ds: Kurang mengenal Gangguan pola


Klien mengatakan bahwa masalah nafas
biasanya kalau kehabisan obat
klien merasakan sesak dan
ketika terkena debu juga.
Do :
Klien tampak terenggah –
terenggah
.
3. Ds : Kurang mengetahui Resiko
Klien mengatakan merasa tugas perkembangan kesepian
kesepian sejak ditinggalkan oleh keluarga dewasa
anak-anaknya. akhir/lansia
Do:
Klien tampak sedih ketika
dikaji.

O. SKORING
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan/Informasi
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk ancaman
o Tidak sehat 3 karena jika tidak diberi pengetahuan
o Ancaman kesehatan 2 keluarga tidak tahu dan tetap minum
o Krisis atau keadaan obat tiap hari dan kita tahu efek yang
sejahtera 1 terjadi akibat terlalu banyak minum
obat streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin hanya
MASALAH DAPAT sebagian dapat diubah karena melihat
DIUBAH kondisi keluarga yang ketergantungan
o Dengan Mudah 2 dengan obat.
o Hanya Sebagian 1
o Tidak dapat 0
PONTISIAL 1 Potensial masalah dapat dicegah
MASALAH DAPAT cukup, karena keluarga mengatakan
DICEGAH bahwa keluarga ingin sembuh dari
o Tinggi 3 sakit.
o Cukup 2
o Rendah 1
MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan masalah berat,
MASALAH sehingga harus ditangi, sehingga
o Masalah berat, harus 2 keluarga tidak terlalu ketergantungan
segera ditangani dengan obat.
o Ada masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani
o Masalah tidak 1
dirasakan
0
2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3

2. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah


KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah ini sudah tidak
o Tidak sehat 3 sehat karena melihat kondisi
o Ancaman kesehatan 2 klien.
o Krisis atau keadaan sejahtera 1
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkinan masalah dapat
DAPAT DIUBAH diubah hanya sebagian karena
o Dengan Mudah 2 masalah ini sudah terlalu berat.
o Hanya Sebagian 1
o Tidak dapat 0
PONTISIAL MASALAH 1 Potensial masalah dapat
DAPAT DICEGAH dicegah cukup, karena
o Tinggi 3 kemungkinan hanya
o Cukup 2 tergantung kondisi klin
o Rendah 1
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini berat dan harus
o Masalah berat, harus segera 2 segera ditangani, karena agar
ditangani tidak menimbulkan komplikasi
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1 yang lebih berat.
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0
1+1+2/3+1 =3 2/3

3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewas Akhir
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah ini merupakan
o Tidak sehat 3 krisis karena kelurga masih
o Ancaman kesehatan 2 bisa mengatasi masalah
o Krisis atau keadaan sejahtera 1 tersebut.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena menurut pengkajian
DAPAT DIUBAH yang kami lakukan keluarga
o Dengan Mudah 2 mengatakan bahwa mungkin
o Hanya Sebagian 1 memang waktunya “kami
o Tidak dapat 0 hidup berdua lagi.”
PONTISIAL MASALAH 1 Karena tindakan masalah yang
DAPAT DICEGAH dihadapi keluarga wajar,
o Tinggi 3 mungkin beradaptasi dengan
o Cukup 2 keadaan.
o Rendah 1
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini tidak perlu
o Masalah berat, harus 2 ditangani karena klien baru
segera ditangani merasakan hal tersebut.
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0
2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah
2. Ketidak efektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan/informasi
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewasa akhir

C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx Intervensi Keperawatan
keperawatan Tujuan dan kriteria Tindakan keperawatan Rasional
hasil
1. Gangguan Gangguan yang 1.cek atau kaji keadaan 1. untuk mengetahui
Pola Nafas b.d terjadi berkurang umum klien. keadaan umum
kurang kurun waktunya klien.
mengenal setelah dilakukan
masalah tindakan selama 1 X 2. lakukan PENKES 2. untuk memberi
30 menit. berhubungan wawasan kepada
Dengan KH : dengan penyakit klien. klien dan kelurga
1. klien dapat tentang kondisi atau
melakukan apa keadaan klien.
yang telah
disarankan. 3. ajarkan klien hal –hal 3. agar klien dapat
2. klien mengerti yang tepat untuk klien. melakukan hal –hal
olaharaga yang yang tepat bagi
baik untuk dia. kesehatan dirinya.

4. minta klien untuk 4. untuk mengetahui


memeriksa diri kondisi
kerumah sakit. klien.
2. Keefektifan Klien mengerti 1. kaji 1. untuk mengetahui
Manejemen setelah dilakukan kemampuan kemampuan klien
Diri b.d tindakan selama 3 X klien.
kurang 45 menit. 2. lakukan 2. agar klien memahami
pengetahuan Dengan KH: penkes manejemen diri yang
/informasi 1. klien mengatakan kesehatan. tepat.
bahwa sudah
mengerti dengan hal 3. ajarkan klien 3. agar kjlien makin
– hal yang harus cara manejemen mengerti dengan hal hal
dilakukan diri. yang harus dilakukan
2. klien mengerti hal dan dihindari.
– hal yang harus
dihindari 4. evaluasi 4. agar untuk memahami
kemampuam kemampuan klien.
klien.
3. Resiko Kesepian tidak 1. kaji faktor penyebab 1. untuk memastikan
Kesepian terlalalu larut setelah Keluarga merasa faktor penyebab
b.d Kurang dilakukan tindakan kesepian. kesepian.
mengetahui selama 3 X 45 menit.
tugas 2. beri informasi Kepada 2. agar klien makin
perkembangan Dengan KH : keluarga tentang tugas memahami tentang
keluarga 1. Klien mengatakan perkembangan. tugas perkembangan.
dewasa tidak terlalu sepi
akhir lagi. 3. ajarkan klien cara – 3. agar klien mampu
2. keluarga cara mengatasi mengatasi kesepian
mengatakan bahwa kesepian. secara wajar.
dirinya sudah
mengerti tugas 4. ajak pasien untuk 4. untuk mengetahui
perkembangannya. mengevaluasi kembali. kemampuan keluarga
dalam mengatasi
masalah
kesepian.

EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari /
Evaluasi Paraf
Dx. tanggal
1. S:
 Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penannganan Ashma.
 Keluarga mengatakan sudah mampu untuk segera mengambil keputusan
membawa klien ke pusat yankes (puskesmas) jika sakitnya kambuh
O:
 Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta
pencegahan Ashma.
A:
 Masalah teratasi
P:
 Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh
keluarga
2. S:
 Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi hal–hal
yang dapat memicu terjadinya serangan berulang (Ashma)
 Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari
terjadinya serangan
 Keluarga mengatakan sudah membersihkan rumahnya setiap hari dan
membuka jendela rumahnya setiap pagi.
 Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi
klien
 Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan
perawat dalam merawat anggota keluarga yang sakit

O:
 Keluarga mampu menyebutkan hal–hal yang dapat memicu terjadinya
serangan berulang (Ashma)
 Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya serangan
 Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien
 Tampak halaman maupun dalam rumah keluarga Tn.Nivos bersih dan jendela
terbuka pada pagi hari.
 Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
 Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehat
sesuai diit
A:
 Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh
keluarga

No. Hari /
Evaluasi Paraf
Dx. tanggal
3. S:
Keluarga mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui penyebab
keluarga mereka merasa kesepian. Klien mengatakan sudah mampu
mengidentifikasi cara menghindari/mengatasi rasa kesepian dalam
keluarga.
O:
Keluarga mampu menyebutkan tugas-tugas keluarga pada tahap
keluarga dewasa akhir.
A:
Masalah teratasi.
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang
dilakukan oleh keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2012). Masa Perkembangan Manusia Dewasa Akhir. Online. Tersedia.


http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-
akhir.html. [03 Mei 2018].

Kurniawan. Edi. (2016). Askep Keluarga Pada Tahap Keluarga. Online. Tersedia.
http://edikurniawanhulu.blogspot.co.id/2014/06/askep-keluarga-pada-tahap-
keluarga.html. [03 Mei 2018].

Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.


Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai