PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi didalam kehidupan manusia, maka telah
menghasilkan banyak produk dalam kehidupan kita. Peralatan ini terus
dikembangkan sehingga didapatlah peralatan dari berbagai jenis untuk berbagai
kegunaan dan dengan tingkat kecanggihan yang semakin tinggi. Penelitian
mengenai terjadinya kesalahan dalam proses kerja yang memicu pada terjadinya
kecelakaan menunjukkan bahwa terjadinya kesalahan kerja lebih banyak
disebabkan oleh adanya kesalahan dalam perancangan karena sejumlah peralatan
kerja dirancang tidak sesuai dengan kondisi fisik operatornya. Menurut Abtokhi
2007, Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat
dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan
mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah,nyeri, pusing.
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh
manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran
persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk
dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya.
Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan
kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang
mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat
penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja
akibat adanya kesalahan disain (design-induced error).
Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia. Data
antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan
mencari keserasian produk dengan manusia yang menggunakannya. Dengan
demikian tidak hanya memberi kepuasan pada pengguna produk saja, tetapi juga
pada pembuat produk. Untuk mendisain produk secara ergonomis yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain produk yang ada pada lingkungan
haruslah disesuaikan dengan antropometri manusia yang ada di lingkungan itu
sebab bila tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai dampak negatip yang
akan terjadi baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
1.3 Tujuan
1
Tujuan dari diadakannya praktikum ergonomi ergonomi mengenai
anthropometri ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pengukuran dimensi tubuh manusia, tangan, kepala
dan kaki untuk kepentingan ergonomi.
2. Membuat table antropometri tubuh manusia, tangan, kepala dan
kaki.
3. Mengetahui rumusan korelasi dan kesetaraan diantara segmen
tubuh.
4. Mengetahui sumber variabilitas dimensi tubuh manusia.
1.4 Manfaat
Dari hasil praktikum ergonomic tentang Anthropometri, maka diharapkan:
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang antropometeri.
2. Memberikan pengalaman pada mahasiswa bagaimana langkah–langkah
mengukur bagian-bagian tubuh manusia.
3. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai fungsi
antropometri dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mahasiswa dapat meminimalisir resiko akibat kerja yang dipengaruhi
oleh antropometri seseorang.
5. Mahasiswa dapat menghindari kelelahan akibat kerja.
6. Mahasiswa dapat menciptakan suatu desain sesuai dengan antropometri
tubuh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Antoprometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah pengukuran dilakukan dengan
memperhatikan gerakan gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja/ individu
melakukan gerakannya. Sehingga lebih kompleks dan lebih sulit untuk diukur.
3
1. Pengukuran tingkat keterampilan. Sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh : dalam
mempelajari performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh :
jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh : analisis kinematika dan
kemampuan jari jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
computer.
- Tinggi Duduk Tegak (TDT), cara pengukuran yaitu dengan mengukur jarak
vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung atas kepala. Subjek duduk
tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-
siku.
- Tinggi Bahu Duduk (TDT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang menonjol pada saat
subjek duduk tegak.
- Tinggi Mata Duduk (TMD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal
dari permukaan alas duduk samping ujung mata bagian dalam. Subjek duduk
tegak dan memandang lurus ke depan.
- Tinggi Siku Duduk (TSD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak
dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut
siku-siku dengan lengan bawah.
- Tebal Paha (TP), cara pengukuran yaitu mengukur sybjek duduk tegak, ukur
jarak dari permukaan alas duduk samping ke permukaan atas paha.
- Pantat Popliteal (PP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak
dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah
dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
- Pantat Ke Lutut (PKL), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk dan
ukur horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian
bawah membentuk sudut siku-siku
2. Posisi Berdiri.
4
- Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri
tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
- Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur subjek berdiri
tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
- Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal
dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek
berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.
- Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal
telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri
tegak dengan mata memandang lurus ke depan.
- Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal
dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
- Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan ukur
jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horisontal.
- Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari
punggung samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis,
pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horisontal
ke depan.
- Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan
ukur jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar
pinggul sisi kanan.
- Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal antara
kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan
dan lengan bawah direntangkan ke depan.
- Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari
ujung jari terpanjang tangan kiri samping ujung jari terpanjang tangan kanan.
Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping
sejauh mungkin.
5
- Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur pangkal
pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak
tangan subjek lurus.
- Lebar Jari 2345 (LJ-2345), cara pengukuran yaitu mengukur dari sisi luar jari
telunjuk sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu
sama lain.
- Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu jari sampai
sisi luar jari kelingking
6
7
Gambar 2.1 Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia
Sumber:
http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/sub/3/4/0/dimensi_antropometri
8
Penerapan data athropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean
(rata-rata) dan standar deviasinya (SD) dari suatu distribusi normal.Pengertian dari
Standar Deviasi adalah penyimpangan nilai dari nilai mean (rata-rata). Adapun
distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar
deviasi). Sedangkan Percentile adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa
presentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih
rendah nilai tersebut. Misalnya : 95 % populasi adalah sama dengan atau lebih
rendah dari 95 percentile. Besarnya nilai percentile dapat ditentukan dari tabel
percentile dan distribusi normal di bawah ini :
PERCENTILE CALCULATION
1 th X – 2.325 x
2,5 th X – 1.960 x
5 th X – 1.645 x
10 th X – 1.280 x
50 th X
90 th X + 1.280 x
95 th X + 1.645 x
97,5 th X + 1.960 x
99 th X + 2.325 x
9
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus)
yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga
perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-
orang cacat.
b. Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakan
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula
dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang
pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.
c. Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus
terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
2.5 Penggunaan Data Antropometri
Penerapan data antropometri ini akan dilakukan jika tersedia nilai
mean (rata-rata) dan standar deviasi dari distribusi normal. Berikut ini
adalah rumus perhitungan persentil.
1% x – 2,325 ðx
2,5 % x – 1,960 ðx
5% x – 1,6450 ðx
10 % x – 1,280 ðx
50 % X
90 % x + 1,280 ðx
95 % x + 1,645 ðx
97,5 % x + 1,960 ðx
10
99 % x + 2,325 ðx
Meja kerja
Meja kerja merupakan sarana kerja yang vital dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kriteria : Seharusnya meja kerja yang sehat dan nyaman adalah sesuai
dengan anthropometri tubuh tenaga kerja dan jenis pekerjaannya.
Namun ada hal-hal perlu ditekan dalam meja kerja, seperti :
11
3) Permukaan meja
Kriteria : rata dan tidak menyilaukan.
4) Lebar meja
Diukur dari tenaga kerja dari arah depan.
Kriteria : tidak melebihi dari jangkauan tangan.
Usulan : 60 - 80 cm.
5) Luas pandangan
Kriteria : Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan
diukur dari tinggi mata 0 - 30o vertikal ke bawah, 0 – 50o.
Tempat duduk
Kriteria : Seharusnya sikap duduk objek mendapatkan kedudukan yang
mantap dan memberikan relaksasi otot-otot yang tidak dipakai untuk
bekerja, dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh
yang mengganggu sirkulasi darah dan sensitifitas bagian tersebut.
1) Sandaran tangan
Diukur panjang lebar dan tinggi.
Kriteria :
a) Jarak tepi dalam kedua sandaran tangan lebih lebar dari lebar
pinggul dan tidak melebihi lebar bahu.
b) Tinggi sandaran tangan adalah setinggi siku.
c) Panjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah.
2) Sandaran pinggang
Diukur panjang dan lebar.
Kriteria : Seharusnya bagian atas sandaran tidak melebihi tepi bawah
ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi pinggul.
3) Panjang alas duduk.
Pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk sampai
dengan permukaan alas duduk.
Kriteria : Seharusnyalebih pendek dari lekuk lutut sampai dengan
garis punggung.
Usulan : 40 cm
4) Tinggi tempat duduk.
12
Dari lantai sampai dengan permukaan atas bagian depan alas duduk.
Kriteria : seharusnya lebih pendek dari panjang lekuk lutut sampai
dengan kaki.
Usulan : 40 - 48 cm.
5) Lebar tempat duduk.
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang.
Kriteria : Seharusnya desain tempat duduk lebih lebar dari lebar
pinggul.
Usulan : 40-45 cm.
13
9) Mata kebelakang kepala.
10) Antara dua pupil kepala.
11) Hidung kepuncak kepala.
12) Hidung kebelakang kepala.
13) Mulut kepuncak kepala.
14) Lebar mulut.
b. Data antropometri yang diperlukan (seluruh tubuh)
1) Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung
kepala).
2) Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3) Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4) Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5) Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukan).
6) Tinggi tubuh dalam posisi duduk (dukur dari atas tempat duduk atau
pantat sampai dengan kepala).
7) Tinggi mata dalam posisi duduk.
8) Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9) Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10) Tebal atau lebar paha.
11) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut.
12) Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian
belakang dari lutut atau betis.
13) Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun
duduk.
14) Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai
dengan paha.
15) Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16) Lebar pinggul atau pantat.
17) Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak
ditunjukan pada gambar).
18) Lebar perut
14
19) Panjang siku yang diukur dari siku smpai dengan ujung jari–jari
dalam posisi siku tegak lurus.
20) Lebar kepala.
21) Panjang tangan diukur dari pergelangan tangan sampai dengan
ujung jari.
22) Lebar telapak tangan.
23) Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar–lebar
kesamping kiri–kanan (tidak ditunjukan dalam gambar).
24) Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari
lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas
(vertikal).
15
Data yang dipakai untuk uji korelasi ini adalah data mentah hasil
pengukuran. Pengolahannya bisa menggunakan software Excel atau SPSS.
Langkah-langkah jika menggunakan Excel adalah sebagai berikut:
a. Tools ► data analyze ► correlation
b. (blok semua input data) ► ok ► keluar
Yang akan dilakukan uji Regresi Linear hanya antar dimensi tubuh
yang memiliki R2>0,5. Untuk melakukan regresi linear, masukkan data
mentah hasil pengukuran. Independent variable (X) adalah Dimensi tubuh
utama dan Dependent variable (Y) adalah dimensi tubuh.
16
dimana :
σ = standar deviasi
X = rata-rata
k = nilai indeks pada tabel distribusi normal yang besarnya
tergantung tingkat kepercayaan yang diambil.
BAB III
17
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada saat melaksanakan praktikum, yaitu:
1. Meteran
2. Mistar
3. Observation sheet
18
Mengukur dimensi kepala praktikan yang menjadi objek, dimana
dimensi kepala yang diukur sebanyak 14 buah.
19