Anda di halaman 1dari 4

SURAT GUGATAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

Perihal: Gugatan

Kepada
Yth. Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh
di Banda Aceh

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
Nama : Hendri
Kewarganegaraan : Warga Negara Republik Indonesia
Pekerjaan/jabatan : Wakil Direktur CV. Jangkar Jati
Tempat, Tanggal Lahir : Bireun, 8 Agustus 1976
Alamat : Gampong Jelingke, Dusun Jeulingke Indah, Kecamatan
Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Untuk selanjutnya disebut sebagai “PENGGUGAT”

Nama : Randi Bahar


Kewarganegaraan : Warga Negara Republik Indonesia
Pekerjaan/jabatan : Wakil Kelompok Kerja Pekerjaan Konstruksi Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Aceh Besar Tahun
Anggaran 2014
Tempat, Tanggal Lahir : Leungbata, 7 Agustus 1971
Alamat : Jalan T. Bachtiar Panglima Polem, Kota Jantho,
Untuk selanjutnya disebut sebagai “TERGUGAT”

OBJEK GUGATAN
1. Dokumen Pengadaan Nomor 01/PK-01/DINKES/APBK, Suatu Penetapan Tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DASAR DAN ALASAN GUGATAN


1. Pada tanggal 24 Maret 2019 TERGUGAT menerbitkan pengumuman pelelangan
Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Darul Imarah 1 Unit. PENGGUGAT selaku
penyedia barang/jasa sangat berminat untuk mengikuti pelelangan tersebut dan
PENGGUGAT telah mendaftar melalui portal http://lpse. acehbesarkab.go.id.
2. Dalam Dokumen Pengadaan Nomor 01/PK-01/DINKES/APBK, TERGUGAT telah
mensyaratkan personil inti dan peralatan utama yang bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2010 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
3. Bahwa Persyaratan personil inti sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan
Nomor 01/PK-01/DINKES/APBK yakni Manager Lapangan/Manager Proyek yang
berpendidikan S – 1 (Tehnik Sipil) dengan pengalaman 7 Tahun, Pengawas Lapangan
yang berpendidikan S – 1 (Tehnik Sipil) dengan pengalaman 5 Tahun, Quantity
Engineer yang berpendidikan S – 1 (Tehnik Sipil) dengan pengalaman 5 Tahun, Juru
Gambar yang berpendidikan S – 1 (Tehnik Arsitektur) dengan pengalaman 5 Tahun,
Juru Ukur yang berpendidikan S – 1 (Tehnik Sipil) dengan pengalaman 5 Tahun dan
Tenaga Administrasi yang berpendidikan S-1 Ekonomi Akuntansi dengan pengalaman 5
Tahun, nyata-nyata telah bertentangan dengan Pasal 10 Ayat (2) Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2010.
4. Bahwa selanjutnya persyaratan peralatan utama seperti Dump Truck/Ligh Truck, Pick
Up, Stamper, Concrete Mixer /Mollen, Concrete Vibrator, Generator Set dan Pompa Air,
juga bertentangan dengan Pasal 10 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 92 Tahun 2010.
5. Bahwa Menurut Pasal 10 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 92
Tahun 2010, kriteria penggunaan teknologi pada pekerjaan konstruksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:
a. kriteria teknologi sederhana mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan
alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli;
b. kriteria teknologi madya mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan
sedikit peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli;
c. kriteria teknologi tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan
banyak peralatan berat dan banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil.
6. Bahwa sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/Prt/M/2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Pembangunan Rumah Dinas
Puskesmas Darul Imarah 1 Unit dengan nilai HPS sebesar Rp 291.490.000,- masuk
dalam klasifikasi Bangunan Sederhana. Dengan demikian, harusnya TERGUGAT tidak
mensyaratkan personil inti dan peralatan utama sebagaimana tersebut diatas.
7. Bahwa PENGGUGAT dengan alasan-alasan sebagaimana telah diuraikan diatas, dengan
tegas menolak Keputusan TERGUGAT a-quo karena menurut PENGGUGAT keputusan
tersebut memenuhi ketententuan-ketentuan yang menjadi alasan dibatalkannya keputusan
dimaksud, hal itu sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-
Undang RI Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
8. Dengan adanya penolakan PENGGUGAT ini, maka sebagaimana didefinisikan dalam
Pasal 1 angka 10 Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
penolakan tersebut telah dapat digolongkan sebagai “sengketa tata usaha negara”.
9. Bahwa Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
menyebutkan “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.
10. Bahwa berdasarkan ketentuan diatas, keputusan TERGUGAT a quo nyata-nyata telah
menimbulkan kerugian kepada PENGGUGAT, karena PENGGUGAT sebagai Penyedia
Barang/Jasa kualifikasi usaha kecil, tidak bisa melakukan penawaran karena tidak
mungkin memumenuhi persyaratan sebagaimana yang disyaratkan oleh TERGUGAT.
11. Bahwa keputusan TERGUGAT a-quo telah merugikan penggugat sebesar Rp.
29.251.200,-. Kerugian tersebut merupakan potensi keuntungan yang
akan PENGGUGAT dapatkan jika menjadi pelaksana pekerjaan Pembangunan Rumah
Dinas Puskesmas Darul Imarah 1 Unit.
12. Bahwa PENGGUGAT mohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Banda Aceh supaya memerintahkan TERGUGAT menunda pelaksanaan obyek
sengketa, selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap, karena obyek sengketa
tidak ditunda pelaksanaannya, kerugian PENGGUGAT yang tidak mungkin dipulihkan
lagi. Jika pelaksanaan obyek sengketa ditunda, sudah pasti akan menunda seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan obyek sengketa. Dengan demikian, apabila pengadilan
memutuskan mengabulkan gugatan PENGGUGAT maka masih terbuka keadaan bagi
PENGGUGAT untuk memulihkan kerugian.
13. Bahwa Pasal 98 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyebutkan, apabila terdapat kepentingan penggugat yang cukup
mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonannya, penggugat
dalam gugatannya dapat memohon kepada Pengadilan supaya pemeriksaan sengketa
dipercepat. Menurut hemat PENGGUGAT, petitum yang PENGGUGAT mohonkan,
secara jelas dapat disimpulkan berdasarkan alasan-alasan yang telah PENGGUGAT
sampaikan. Dengan demikian, PENGGUGAT mohon kepada Yang Mulia Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh, supaya pemeriksaan sengketa ini dilakukan
dengan acara cepat.

DALAM POKOK PERKARA


1. Mengabulkan Permohonan Penundaan Pelaksanaan Dokumen Pengadaan Nomor 01/PK-
01/DINKES/APBK.
2. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
3. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan TERGUGAT Nomor 01/PK-
01/DINKES/APBK;
4. Mewajibkan TERGUGAT untuk mencabut Dokumen Pengadaan Nomor 01/PK-
01/DINKES/APBK;
5. Menghukum TERGUGUGAT untuk membayar biaya perkara.

Demikianlah gugatan ini, atas kesediaan Yang Mulia Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Banda Aceh dalam menindaklanjuti gugatan ini, PENGGUGAT ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 5 April 2019

Penggugat
(Hendri, S.H)

Anda mungkin juga menyukai